Aku ingin bertanya, masih adakah restoran di Indonesia yang menyediakan air minum gratis? OK, boleh juga air teh tawar gratis deh. Mungkin di restoran padang masih ada, tapi sepertinya di Jakarta, di seluruh restoran kalau kita minta air minum pasti “dipaksa” untuk membeli Aq*a (entah yang memang mereknya itu, atau bukan) tapi pasti air mineral.
Kenyataan seperti ini kadang membuat aku merasa beruntung tinggal di Tokyo. Karena kita tidak perlu membayar jika minta air minum di restoran, sebanyak apapun kamu minum. Meskipun kadang aku juga sempat sih berpikir, air ini darimana? Kemungkinan besar memang dari ledeng, tapi sebetulnya no worries juga karena air ledeng di Tokyo semua bisa diminum. Bahkan di stasiun, taman tempat umum tersedia fountain untuk minum. Meskipun jarang sekali aku melihat ada gadis/ibu-ibu yang minum dari fountain itu. (Aku cari bahasa Jepangnya ternyata cuma tertulis Mizu nomiba 水のみ場= tempat minum air). Ya, sudah pasti kakko warui (jaim dong ya) mangap di tempat umum menampung air yang muncrat ke atas. Kalau tidak tepat target bisa kena wajah bermakeup, atau baju.
Dimana lagi ada air gratis ya? Oh ya, di apotik dan Rumah Sakit dekat rumahku itu menyediakan dispenser air minum dingin dan teh hijau. Di apotiknya malah lebih canggih, menyediakan dispenser untuk kopi, teh hijau, teh ceylon (teh jawa) dan air, semuanya ada panas atau dingin. Di ruang dosen tempat aku mengajar juga ada air minum gratis ini (aku rasa ini biasa ya di Indonesia juga).
Nah di rumah gratis tidak? Sebetulnya gratis karena air ledeng kan bisa diminum. Tapi dasar orang Indonesia, waktu pertama datang ke Jepang, tidak bisa minum langsung dari ledeng. Selalu dimasak dulu baru didinginkan. Tapi…. rasa air ledeng Tokyo tidak enak. Jadi dulu aku selalu beli air minum mineral dalam botol 2 liter seminggu 6 botol, dan minta diantar ke rumah karena berat (lewat koperasi).
Waktu Kai lahir dan harus minum susu formula, aku sibuk mencari perusahaan semacam AQ*A di Indonesia untuk menyewa dispenser dan minta diantar refilnya ke rumah. Tapi… itu mahal! Tidak sanggup deh melanjutkan membeli, apalagi waktu itu Riku masih usia 4 tahun dan seenaknya saja mengambil air kemudian minum sedikit dan ambil gelas baru. Boros! Sesudah Kai berusia 1 tahun aku hentikan berlangganan air minum yang diantar ini.
Jadi kembali lagi membeli botol mineral, hingga suatu hari aku melihat promo di supermarket dekat rumahku. Sebetulnya sudah lama melihat alat dispenser semacam itu di supermarket-supermarket dekat rumahku, tapi membayangkan harus membawa air seberat itu sambil menggendong/ membawa bayi, cukup membuatku berpikir. Tapi Kai semakin besar dan bisa berjalan, atau tidak begitu perlu diperhatikan terus, jadi kupikir inilah waktunya.
Untuk mendapatkan air gratis ini, kami harus mendaftar dulu, lalu menerima kartu magnetik, yang dipakai untuk membuka pintu dispenser. Membayar 504 yen (sudah termasuk pajak), kami mendapatkan satu botol kosong untuk 4 liter air. Harga 504 yen itu untuk awal saja, setelah itu sama sekali tidak dipungut bayaran. Jadi bagiku yah bisa dibilang gratis. (Mungkin dengan harapan bahwa kita akan belanja di toko itu terus maka disediakan gratis ya)
Jika mau mengisi botol, tinggal menggesek kartu magnetik. Buka pintu dispenser kemudian meletakkan botol di dalam ruang yang ada. Bisa pilih mau mengisi 2 liter atau 4 liter. Sesudah selesai kira-kira 20-30 detik tanda bisa dibuka pintunya menyala, dan kita ambil botol dan tutup sendiri.
Memang cukup berat membawa 4 liter air ini (karena itu ada pilihan 2 liter juga), tapi karena aku naik sepeda, cukup taruh di keranjang depan sepeda. Masalahnya aku mendaftar untuk 2 botol, nah kalau isi dua-duanya lumayan tuh jadi 8 kg, bisa berlatih otot jadi binaragawan.
Airnya enak rasanya. Memang ditulis sih bahwa air itu cocok untuk dipakai untuk apa saja, minum teh/kopi, masak, bahkan untuk membuat susu bayi. Berlainan dengan air mineral, air ini tidak diberi tambahan mineral lain sehingga menyerupai air alam. Perlu diketahui air mineral itu tidak cocok dipakai untuk membuat susu bayi, karena cenderung diberi tambahan mineral atau kandungan mineralnya terlalu kuat untuk perut bayi.
Padahal air yang kuambil di dispenser supermarket (Inageya) dekat rumahku ini adalah air RO (Reverse Osmosis ) yang juga bisa disebut dengan desalinasi yang sudah pernah dibahas oleh Alamendah di sini. Sebuah proses penyulingan air laut menjadi air minum dengan memisahkan garam dan substansi lain dari molekul air. Pertama kali memang aku ragu, tapi setelah minum…. benar-benar enak, tidak ada bau atau rasa yang menyolok. Bahkan meskipun aku tidak tahu kesadahan airnya berapa, aku bisa merasa bahwa kesadahannya rendah.
Kesadahan air? Ada yang bisa menerangkan? well, aku simpan keterangan tentang kesadahan air di tulisan tentang air berikutnya ya.