Ramah Tamah

19 Jun

Dalam bahasa Jepang ada beberapa kata yang merefer ke pertemuan ramah-tamah yang bertujuan untuk lebih mengakrabkan anggota suatu organisasi atau perkumpulan. Yang biasa dipakai adalah Konshinkai, こんしんかい  懇親会. Misal sesudah acara formal seminar atau diskusi, diberi alokasi waktu untuk minum kopi dan bercakap-cakap, atau lebih khusus lagi dengan membuat acara jamuan makan malam. Kata ini sering aku pakai dalam kegiatan menjadi MC di Kedutaan atau di Universitas.

Tapi sejak Riku masuk TK, aku baru bertemu dengan kata Shinbokukai しんぼくかい 親睦会. Rupanya meskipun artinya sama, kata konshinkai yang di atas masih berkesan “kaku” dan untuk suatu struktur organisasi yang sudah jelas. Sedangkan shinbokukai itu lebih “merakyat” dan bisa dipakai untuk pertemuan-pertemuan yang “lebih akrab” tidak formal  seperti keluarga besar misalnya. Dan hari Rabu tgl 17 Juni yang lalu, aku mengikuti Shinbokukai dari kelas 1-2, kelasnya Riku.

Rabu pagi, aku terlambat pergi ke sekolahnya Riku, untuk acara pertemuan murid shinbokukai. Sebetulnya mau dibilang terlambat juga tidak, karena acara mulai jam 9:30. Tapi karena aku pengurus, seharusnya datang 30 menit lebih cepat, yaitu jam 9. Dan aku terlambat 10 menit gara-gara tidak menemukan “Kartu pass masuk ke dalam sekolah”. Setiap orangtua murid yang masuk ke dalam lingkungan sekolah, harus memakai kartu pass masuk demi keamanan sekolah. Nah, selasanya  aku masih pakai kartu itu untuk rapat PTA dan melanjutkan membuat ebi (origami) dan magnet dari nendo sampai jam 2 siang. Tapi lupa setelah pulang taruh di mana. Karena begitu sampai rumah, aku terkapar di tempat tidur! Benar-benar capek.

Akhirnya daripada terlambat banyak aku sambar saja kartu pass milik Gen, dan … aku pakai terbalik  supaya tidak terbaca namanya, tapi dari jauh tetap terlihat pakai kartu pass…. hihihi (jangan ditiru). Dan dengan terpaksa aku mendorong sepeda masuk ke dalam lingkungan sekolah (sebetulnya dilarang datang dengan sepeda kalau tidak terpaksa banget). Abis, aku bawa banyak barang, yaitu kue konsumsi untuk 30 orang, dan peralatan lainnya.

Hari Rabu itu adalah hari pertemuan orangtua murid kelasnya Riku yang bertajuk shinbokukai, “ramah tamah”. Dan di dalam ramah-tamah itu, aku dan dua pengurus PTA yang menjadi pemimpin dalam kelas. Kami menyampaikan pesan-pesan dari sekolah, dan menampung keluhan atau pertanyaan dari teman-teman orang tua murid yang lain. Selain itu kami juga sebetulnya yang menjadi penentu untuk “keakraban antar orangtua”. Jika akrab, maka nanti-nantinya akan mudah untuk menggerakkan orang tua, minta tolong ini-itu, dan tentu saja mudah mendapatkan macam-macam informasi tentang pembelajaran anak-anak kita sendiri di sekolah. (Selain tentunya gosip ini-itu hehhehe, maklum lah wanita suka gosip kan?)

Nah, seperti biasa aku tidak pernah memakai “bahasa sopan” dalam pertemuan seperti ini. Boleh dibilang, aku menghindari “pembuatan jarak” dengan pemilihan pemakaian bahasa. Bukan karena aku tidak bisa bahasa sopan, tapi dengan menunjukkan “kebodohan berbahasa” (mumpung orang asing)  aku berharap mereka dapat menerima dan membiasakan untuk saling akrab. Toh ini bukan forum resmi. (Tentu saja untuk penyampaian informasi yang formal, aku masih memakai bahasa sopan. Karena seperti bahasa Jawa, bahasa Jepang mempunyai 3 tingkatan bahasa, sopan, biasa dan kasar)

Dan akhirnya semua mulai akrab dengan memperkenalkan diri dan menyebutkan hobi masing-masing, serta menggunakan waktu free time untuk saling beramah tamah. Dan karena kegiatan seperti ini hanya disetting satu kali saja (tidak ada kelanjutannya, kecuali kami bertiga yang membuat) , maka pada akhir acara, dengan tidak sengaja aku mengatakan,”Lunch…..” dan langsung disambut…”Mau, mau….” . Loh…. maksudku, nanti kita buat acara lunch bareng deh, tapi bukan hari ini. Eeee beberapa orang antusias sekali untuk makan siang bersama hari itu juga. Wow… kesempatan bagus untuk lebih mengakrabkan diri. Dan karena aku yang mengatakan “Lunch”, berarti aku harus ikut pergi bersama dong. Soliderrrrr. Sedangkan dua pengurus yang lain tidak bisa ikut karena mereka ada kerjaan lain.

Kami pergi ke restoran dekat rumah yang bernama Royal Host, sebuah family restaurant satu-satunya yang terdekat dengan SDnya Riku. Kira-kira  setengah dari yang hadir hari itu (12 orang dari 24 orang) memenuhi restoran yang selalu penuh pada jam makan siang. Tapi kami mendapat tempat khusus, karena rupanya ada salah satu ibu yang bekerja part time di restoran itu. Jadi dia langsung menghubungi temannya untuk membuatkan tempat bagi kami. Tapi sayangnya dia harus bekerja melayani kami, sehingga tidak bisa ikut duduk dan makan bersama.

(Kadang aku merasa aneh dengan keadaan ini, seorang teman melayani kita di suatu restoran/toko, tanpa rasa malu. Aku belum pernah menemukan kasus seperti ini di Indonesia, jadi agak risih pertamanya. Tapi di sini semua orang bekerja! apa saja! bahkan menyapu tokonya, dan tidak malu dilihat temannya. Bangga akan pekerjaannya. Aku rasa, semestinya banyak orang Indonesia harus melihat dan mencontoh “semangat” ini. Jangan malu bekerja apa saja, bahkan di depan teman dan keluarga)

Karena kami hanya punya waktu satu jam 15 menit sebelum anak-anak pulang sekolah, maka kami cepat-cepat memesan makanan dan mempergunakan waktu sebaik-baiknya dengan saling memberitahukan email Handphone (di Jepang bukan sistem SMS, sehingga harus menuliskan alamat email HP yang panjang itu, untuk kemudian di save). Dan rupanya semua ibu-ibu punya rasa ingin tahu yang besar “tentang Imelda”, kapan datang ke Jepang, kenapa bisa bahasa Jepang dsb dsb, sehingga aku jadi seperti diinterogasi deh hehehe. Tapi yang pasti aku merasa senang sekali karena dengan adanya acara shinbokukai dan dilanjutkan dengan lunch bersama ini, rasanya aku menambah teman sebanyak 12 orang lagi. Teman-teman dengan latar belakang yang sama, yaitu ibu dari seorang murid SD. Semoga saja keakraban ini bisa berlanjut dan sama-sama bisa melewati masa penting dalam mendidik anak.

6666 dan lain-lain

26 Mei

Pagi hari di Minggu yang agak mendung. Aku membuka dashboard WP ku setelah beberapa jam sebelumnya membuat tulisan baru mengenai “Singkat-menyingkat”. Selama ini aku selalu perhatikan jumlah pengunjung yang hadir sudah berapa tapi baru pagi itu aku sadar bahwa angka komentar sudah menunjukkan angka 6660. Wow, 6 komentar lagi akan menjadi 6666…. angka bagus kan tuh. Kalau tiga berderet memang “mengerikan” katanya (buat saya sih tetap saja angka heheheh). Tapi ini 6 nya ada empat kali. Kapan lagi nih bisa begini…. Dan bisa tidak ya tertangkap mataku siapa komentator ke 6666.

Aku jadi teringat Uda Vizon juga sempat menangkap angka 1000 untuk komentar di dashboardnya. Aku jadi membayangkan itu kebetulan sekali Uda pas menangkap saat-saat bersejarah itu, atau ditungguin ya? Soalnya terus terang, setelah pagi itu aku menemukan tinggal 6 komentar lagi ke angka cantik itu, aku tak bisa beringsut dari tempat dudukku. Datang Pak Oemar Bakrie, lalu Bu Enny…. yaaah saya pikir coba tunggu siangan lagi bu, pak hehehhe. Lalu Fanda dan Hastu…. sayang sekali Anda kurang beruntung! Yang lucunya di angka 6665, datanglah Mang Kumlod…. tapi dia sempat istirahat sebelum menuliskan komentar lagi (sampe 2 jam istirahatnya …coba langsung dapet deh Mang hihihi)

Akhirnya angka 6666 jadinya diisi Daniel Mahendra. What a coincidence, mungkin gara-gara aku pasang link ke blognya dalam posting terakhir, jadinya dia bertandang ke tempatku. Padahal kan dia lagi “hiatus”. So,…. selamat ya DM … tadinya aku pikir untuk sang komentator ke 6666 akan aku kirimi Picture Book bahasa Jepang aja. Karena biarpun bahasa Jepang kan Picture Book tetap bisa dimengerti (ya kalau perlu aku kasih terjemahannya di kertas lain). Tapi berhubung yang “juara” adalah DM, maka saya ganti aja ya…Picture Book nya dengan buku yang pasti dia suka, yaitu Bukunya Pramoedya Ananta Toer yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Jepang berjudul “Gerira no Kazoku” (Keluarga Gerilya) .

Mumpung lagi nulis tentang “blogthing” gini, sekalian deh aku mau meneruskan award yang aku terima selama ini. Minta maaf kalau sempat “terpendam” cukup lama di gudang. Sampai musti bongkar gudang, bersin-bersin karena alergi debunya yang sudah bertumpuk tuh. Maaf beribu maaf.  Bukannya saya tidak suka loh dapet award dari sahabat-sahabat blogger… tapi yang sulit itu kan meneruskannya hehehe (rakus banget deh si imelda maunya simpen sendiri).

Jadi saya deretkan saja ya awardnya di atas rak TE, silakan dipandangi dan ditimang-timang.

Award-award itu aku dapat dari sahabatku (berdasarkan tanggal penerimaan aja ya):

1. Ria , si pintar dalam postingan berjudul “Fabulous”, tanggal 5 April 2009.

2. Award yang sama: Fabulous dari si pencinta buku Fanda, dalam postingan berjudul Lingkaran Persahabatan, tanggl 17 April 2009.

3. Dari si penyiar  Lia Christie sekaligus dua,  i luv you blog sambil naik vespa. Bisa dibaca di postingannya “Award untuk blog favoritku“, tanggal 17 April 2009.

4. Si Seksi Eka, dalam postingan “Mungkinkah ini yang pertama?“. Beratnya ini judule “international award”. Lah blogku bahasa Indonesia jeh.

Kayaknya udah bongkar gudang sampai ke sudut-sudut, sudah habisin tissue kotak (bukan TISSUE WC) sampai 1 dus dan kayaknya udah ngga ada yang ketinggalan deh. BUT, kalau sampai ada yang merasa ngirim tapi belum ditaruh di atas Rak nya TE, mohon maaf, dan tulung ingatkan saya ya.

Nah katanya (menurut UU perblogeran), award-award ini harus diteruskan, dan masing-masing ada rule/ aturannya. Tapi karena udah capek ngeluarin ing*s (hiiii jorse deh) bikin sendiri deh rulenya. Ada yang musti diteruskan ke 7 orang, ada yang 10 orang. Bisa dibaca  rulenya di blognya pemberi hadiah ini, biar sekalian blogwalking ya….

Nah saya mau memberikan award ini kepada sahabat-sahabat saya, yang beberapa masih “niuwbee” dalam dunia perblogeran. Silakan ambil aja deh award yang kamu-kamu pada suka ya…. (dan dirinya merasa pantes ngga  pake …loh kok pake sih… majangin award itu di rak rumah mayanya masing-masing) . Saya juga tidak mau membebani sahabat-sahabat dengan kewajiban untuk meneruskan tradisi ini. Mau dikasihken yang lain juga boleh, mau masukkan gudang juga boleh…. asal please… jangan dijadiken gayung untuk c***k hihihi.

1. Hilda.  Waaah si Hilda ini hebring loh. Meskipun sedikit yang komentar di blognya dia, tapi semangatnya untuk nulis itu loh. Apa juga ditulis! Dan Hilda mengingatkanku waktu aku pertama-tama ngeblog… kalo bisa daftar belanjaan juga ditulis. Suer!!! Tapi aku rasa, yang penting semangat dan konsisten menulis yang sangat penting dalam ngeblog, atau menulis diary online. Karena menurut saya daftar belanjaan pun bisa jadi berguna untuk yang kebetulan sedang mencarinya. Baca deh postingan dia terakhir tentang “Blogwalking Pattern” atau sebelumnya tentang “Kosongkan Gelas“. Postingan dia kebanyakan pendek-pendek tapi mengena. Dan dia juga memperkenalkan tempat tinggalnya di Batam sana dengan detil. So, yang butuh informasi tentang Batam, bisa kunjungi blognya ya. Dear Hilda, keep blogging ya…. aku selalu intip blog kamu kok.

2. Krismariana. Hmmm kalau soal menyusun kalimat Kris ini sudah profesional deh. Di profilnya dia menulis begini, “seorang penerjemah dan editor lepas. suka menulis walaupun tulisan curhat biasa.”  Aku senang sekali membaca tulisannya yang sudah dibukukan berjudul  Knock… Knock… “Are you there, God?”, yang dikirimkan khusus ke alamat rumah saya di jakarta, waktu saya pulkam Maret lalu. Sayang belum sempat kopdar dengan Kris.  Tulisannya juga kerap dimuat di situs kristen Glorianet.org. Akhir-akhir ini bisa baca kerinduannya untuk pulang kampung dengan posting-posting yang menceritakan rumah dan masa lalunya.

3. Cindy. Ibu Dokter yang baru mulai blogging setelah disertasinya selesai. Istrinya Mas Nug ini meskipun “baru” tanggal 22 Maret menulis posting di “Sentuhan Jemari“, isinya daleeeemm bo. Postingan terakhirnya benar-benar menggambarkan betapa wonder-woman yang sibuk seabreg-abreg juga butuh waktu untuk diri sendiri. “Me and My Time“.  Gara-gara baca postingan ini, aku sampai berpikir, kapan terakhir I have my own me-time?…. Mungkin bu Dok akan sulit untuk menulis rutin, tapi tetap ditunggu postingannya ya. Dan please, jangan nulis di OK (Kamar Operasi) ya…. kasian pasiennya hihihi.

4. D Laraswati H, alias Diajeng, sahabatku waktu SMA (eh kita satu kelas ngga ya? sama-sama IPA kan?). Ketemunya lagi di FB. Dan gara-gara jadi “ghost reader” Twilight Express (awalnya), ingin mencoba buat blog juga…. ini pengakuannya loh. Posting pertamanya tentang Lebah Madu… cocok sekali untuk menjelaskan kenapa judul blognya Honey Bee. Tulisannya mungkin akan dianggap sebagian orang agak kaku, karena memang Ajeng ini kan peneliti yang bekerja di suatu badan pemerintah. Tapi dalam postingannya bisa juga dibaca perasaan seorang “ibu sebagai wanita karir”.  Sayangnya aku baru tahu tentang Kawah Putih sesudah aku kembali ke Tokyo. Coba waktu aku di Jakarta, pasti mau ke sana. So, my next destination deh. Tentu saja ditambah rencana kopdar di Eat & Eat Food Market (sekalian reuni SMA yuukkkk). Keep blogging ya jeng.

5. Afdhal. Om nya Riku (ngakunya). Aku ingat banget waktu Mas Trainer memperkenalkan trainee nya yang juga blogger di sini.  Kupikir dia baru juga ngeblognya eeeh ternyata dia sudah punya blog sejak awal Juli 2008. Tapi karena aku baru kenal sejak 24 Oktober itu, ya aku anggap baru aja ya Dhal.. (peace!). Eh tapi gini-gini udah pernah kopdar loh (makanya dia berani ngaku om nya Riku ihihi). Aku inget pertama nulis komentar di blognya dia tgl 11 November (boong kalo inget, yang bener setelah aku survey) menulis beberapa pertanyaan termasuk boleh ngga minta fotonya dia lagi makan duren hahaha. Dan lucunya lagi dia jawab pertanyaan aku di Who Am I…. yang terlewatkan aku baca/jawab. Sekarang sudah “sok” akrab, jadi kalo OM ADHAL ngga komentar di postingan aku, rasanya blogging tidak berarti lagi…. uhuuuyyyyyy. hihihi.

6.  Bro Neo. wah wah wah… ini bener-bener berantai. Aku kenal Afdhal dari Makelar Blog. Lalu aku kenal Bro Neo dari Afdhal yang menurut pengakuan Afdhal dia sudah menularkan virus ngeblog pada teman-temannya, dan salah satunya Bro Neo ini. Wah kalau baca tulisannya Bro Neo ini, bisa mengerti bahwa beliau (cihuy) pandai pula merangkai kata dan melek SASTRA. Bacaannya Anak Bajang Menggiring Angin jeh. Blognya banyak menceritakan tempat/kota di Sulawesi sono, tapi seperti juga Afdhal yang banyak bercerita ttg orangtuanya,  ada postingnya yang sweet tentang kasih ibu. Senangnya kalau membaca pemikiran pemuda-pemuda tentang kasih orang tua (kalo pemudi sudah pasti tidak diragukan deh, tapi kalo cowo kan lain tuh penyampaiannya … gimana gituh). So Bro Neo, aku akan selalu baca loh, ditunggu posting-posting berikutnya.

7. Muzda. well, seperti yang dia tuliskan di posting pertamanya awal January 2009. “Maksudku, kamu nggak perlu punya kemampuan seperti cenayang, Edward Cullen, Snape, atau temanku si pembaca tarot itu untuk tahu siapa aku .. apa yang aku pikirkan ..Just read this blog,, and i am exactly like open book ..”.Dan memang benar membaca blognya saya menemukan banyak kalimat yang berani. Lihat saja dalam tulisannya Profesi yang Aku tak Ingin Dilakukan oleh Anak Keturunanku. Pasti semua akan berkata, pekerjaan apapun asal halal. Tapi yang Muzda ingin sampaikan bukan soal halal ngga nya kok. Dan pasti pemikiran itu ada di dalam benak semua orang, masalahnya ngga diungkapkan saja kok. Sampai Muzda menulis begini di komentar saya,”Dan tentu saja, sepertinya aku menuliskannya dengan kekhawatiran yang menimbulkan kesan bahwa aku ini punya tingkat kesombongan akut.” Well aku tidak melihat begitu, so jujur saja Muzda. Kejujuran itu yang membuat kamu beda. Dan aku suka! Ditunggu terus postingannya.

Sebetulnya aku juga mau mengulas tentang pendatang baru si EKA (Ka, elo bukan penulis professional kan?), tapi berhubung aku dapet award dari dia, jadi ngga bisa deh dimasukkan dalam list “penilaian”ku. But really Eka, aku suka blog kamu… terutama kalo udah nyerempet-nyerempet hahahah (Eka mah bukan nyerempet lagi, dia udah tabrak lari hahaha).

Aku juga masih banyak ingin menuliskan nama-nama di sini, tapi karena aku batasi dengan blogger pemula, maka cukuplah 7 orang yang kupilih untuk mendapat so called hadiah award dariku. (nulis posting ini  merupakan rekor terlama untuk aku total  5 jam euy! soalnya pake mikir dan link sono sini sih)

So, sebelum jumlah komentar menjadi 7000, dan jarak posting yang terlalu lama, aku sudahi dulu tulisanku kali ini. Terima kasih atas pertemanan lewat blogsphere ini, and I love you all…. Keep blogging!