Terry Rice Set

6 Nov

Uhhh, aku seenaknya saja pakai nama orang. Waktu aku browsing ternyata ada orang bernama Terry Rice, yang fotografer ….dan karyanya keren-keren banget loh! Very fabulous! Untung bukan nama anaknya Rice, THE Secretary of State.

OK aku akan jelaskan postingan hari ini. Waktu baca di webnya Pak De Cholik yang ini, yaitu tentang resep makanan berbasis ikan dan sayur…. aku sempat berkomentar, Ikan di sini lain dengan di Indonesia. Dan mendapat jawaban “alasan aja”…. something like that deh.

Ya jelas aja, memang ikan di sini lain sih. Memang diimpor ke Indonesia, tapi kan muahal….. Lagian orang Jepang paling senang makan ikan itu mentah atau di bakar, tanpa bumbu-bumbu tambahan. Sushi dan sashimi tuh kan bukan masakan karena tidak dimasak hihihi.

Jadi saya puter otak, ikan apa yang sama dengan di Indonesia. Dengan syarat murah dan mudah didapat! Akhirnya saya bertemu si Terry Rice ini, si kecil yang banyak mengandung kalsium dan …relatif murah, serta bisa dibeli di mana saja. Saya tahu jenis ikan teri di Indonesia banyak. Sedikitnya dua yang saya tahu, Teri Medan dan Teri Nasi. Nah karena saya suka teri nasi, maka saya memikirkan resep teri nasi + sayuran sebagai syarat dari blognya Pak De itu.Dan tentu saja jumpalitan cari bumbu yang ada di Indonesia.

Ikan Teri di Jepang juga bermacam-macam. Yang paling kecil dan halus, bernama shirazu, biasa dimakan mentah dengan parutan daikon (lobak) dan diberi shoyu (kecap jepang). Nah kali ini saya akan menampilkan Terry Rice Set, yaitu nasi kepal (onigiri) dengan ikan teri + acar sawi hijau serta salad nya yang terdiri dari lettuce+tahu sutra+ ikan teri goreng.

Karena saya tidak tahu apakah shirasu / ikan teri nasi di Indonesia bisa dimakan mentah atau tidak, semua teri nasinya saya goreng.

shirazu

Cara Pembuatan

Nasi Kepal Teri :

bahan:

1 mangkuk nasi panas (paling bagus jika beras dicampur dengan beras ketan dengan perbandingan 3:1, supaya mudah dibentuk/dikepal)
ikan teri goreng secukupnya sesuai keinginan
acar sawi hijau ditiriskan airnya dan dikeringkan dengan tissue/lap potong kecil-kecil.

(Kalau tidak bisa membuat acar sawi hijau sendiri, boleh memakai caysim yang sudah dijual. Cara membuat acar sawi hijau : seduh sawi hijau dengan air panas, bubuhkan garam, masukkan plastik dan inapkan. Bisa juga masukkan satu cabe merah yang sudah dicuci. Jika keluar air dan sawi sudah layu maka acar sudah jadi)

Campur bahan ke dalam nasi panas. Lalu basahkan tangan Anda dengan air bersih (paling bagus dengan air mineral kalau di Indonesia) taburkan sedikit garam di tangan. Ambil sesendok campuran nasi dan bentuk segitiga/bundar seperti pembuatan onigiri. Besarnya bisa disesuaikan, tapi saya lebih suka berukuran mini, satu suap. Waktu mengepal nasi ini memang panas  …. tapi tahan. Cinta Anda kepada keluarga tertumpah dalam sebuah onigiri!
Baca di sini untuk mengetahui nasi kepal/onigiri Jepang!

Salad Tahu Teri:

bahan:

daun salada (lettuce) dipotong acak
tahu sutra (kalau di Jepang bisa dimakan mentah, kalau di Indonesia mungkin perlu digoreng dulu. Tahu goreng biasa juga boleh, dipotong kecil-kecil, kotak-kotak)
ketimun/ kyuri diiris halus
ikan teri goreng secukupnya

Hidangkan di piring dan bubuhkan salada dressing yang Anda punya. Tentu saja dressing ala japanese atau chinese yang berbumbu minyak wijen paling cocok, tapi mayonaise pun tidak apa-apa.
Jika tidak ada dressing bisa campurkan bahan berikut ini:

2 sendok makan kecap asing Jepang (kikkoman) atau apa saja yang ada
2 sendok makan minyak wijen
sedikit cuka (cuka Indonesia sangat kecut, sehingga hati-hati menggunakannya)  bisa diganti dengan lemon/jeruk
satu sendok teh gula pasir

Sebetulnya jika mau membuat dressing ala jepang perlu diberi sake untuk masak dan mirin, tapi saya sudah coba dengan bahan di atas sudah cukup. Campurkan semua bahan dan bubuhkan di atas salada yang siap disantap. (Ingin berbumbu yang lebih “maknyus” ala Indonesia? Pakai saja bumbu gado-gado/pecel yang diencerkan sehingga menjadi seperti goma dressing. Jadi deh Gado-gado Jepang hihihi.)

Perlu diketahui, orang Jepang memang sangat menghargai rasa alami dari setiap bahan yang ada. Karena ini menuntut kesegaran setiap bahan. Sedapat mungkin tidak memakai minyak untuk menggoreng untuk mengurangi kolesterol. Pokoknya makanan Jepang amat sangat healty.  Selamat mencoba!

NB: Saya tidak tahu apakah seperti ini memenuhi persyaratan atau tidak untuk disertakan dalam acaranya PakDe Cholik.

 

Nasi kepul yang dikepal

17 Jan

Ya memang kalau mau membuat nasi kepal, nasi harus dalam keadaan mengepul. Kenapa nasi harus dikepal sih? Saya masih ingat dulu ibu saya berkata bahwa dia sering membuat nasi kepal kecil waktu anak-anak masih balita,  dan mulai meninggalkan susu/bubur untuk makan nasi biasa (dalam bahasa Jepangnya makanan peralihan masa ini disebut Rinyushoku 離乳食) Nasi kepal itu dibubuhi garam dan dalam sekejap kami makan.

Setelah kita dewasa, saya rasa jarang yang masih makan nasi kepal bukan? Tapi di Jepang Nasi kepal boleh dibilang adalah bagian dari kebudayaan orang Jepang. Karena mutu beras Jepang memang memungkinkan membuat bentuk yang bagus dan mudah dikepal. Nasi kepal ini disebut ONIGIRI atau OMUSUBI. Saya sudah pernah membahas tentang onigiri ini pada posting saya yang ini pada tanggal 18 Juni 2008 karena memang tanggal tersebut merupakan peringatan onigiri.

Tapi waktu saya lihat display “kalender pinter” di komputer aku kok  ada tertera “Hari OMUSUBI” untuk tanggal 17 Januari ini. Loh kok bisa ada dua tanggal yang berbeda untuk memperingati hari nasi kepal itu? Kalau tanggal 18 Juni itu karena alasan historis, ternyata tanggal 17 Januari ini lebih kepada peringatan waktu pembagian nasi kepal kepada para korban gempa bumi, para korban berkata bahwa nasi kepal yang hangat itu yang paling berharga dan memberikan ketabahan bagi mereka.(Hari peringatan bukan hari libur loh)

Ada satu cerita anak-anak yang mengambil topik nasi kepal ini. Judulnya adalah Omusubi Kororin, kalau diterjemahkan bisa dengan “Nasi kepal menggelinding“. Karena memang menceritakan tentang seorang kakek yang membawa nasi kepal untuk bekal makan siangnya. Waktu dia mau makan, nasi kepal itu menggelinding ke bawah bukit. Si Kakek kejar terus dan nasi kepal itu  masuk ke dalam sebuah lubang. Kakek menyesal sekali, tapi kemudian dari dalam lubang terdengar lagu yang indah. Kakek yang mendengarnya menjadi gembira, dan mulai menari. Akhirnya Kakek melemparkan dua nasi kepal yang tersisa ke dalam lubang sambil berkata,” Nyanyi terus doooonng!”.

Si Kakek mau mendengar terus lagu tersebut, tapi sadar bahwa dia sudah tidak punya nasi kepal lagi. Jadi dia berteriak ke dalam lubang di tanah itu, “Nasi kepalnya sudah habis!”. Eeeeee, entah kenapa, kakek itu terjatuh dan masuk ke dalam lubang itu. Ternyata Kakek jatuh dalam sebuah ruangan yang dipenuhi tikus putih yang sedang membuat mochi. Pemimpin tikus mengucapakan terima kasih pada kakek untuk nasi kepal yang jatuh itu. Dan sambil menikmati lagu tikus-tikus yang sedang bekerja, kakek disuguhkan makanan.

Akhirnya tiba waktu si Kakek untuk pulang, dan dia berpamitan pada tikus-tikus putih itu. Sebagai hadiah, tikus membawa dua buah kotak, yang satu besar dan satunya lagi kecil. Kakek disuruh memilih mau yang mana. Katanya, “Karena saya sudah tua, saya pilih yang kecil saja” Ternyata setelah dibuka kotak itu di rumah, isinya penuh dengan uang (logam).

Rupanya tetangga si Kakek mendengar cerita bagaimana dia mendapatkan kotak berharga itu. Lalu si Tetangga ini pergi dnegan sebuah nasi kepal yang kecil. Dia melemparkan nasi kepal ke dalam lobang,  dan seperti pengalaman Kakek tadi, dia juga mendengar nyanyian para tikus itu. Tapi saking tidak sabarnya, Tetangga itu malah menjatuhkan dirinya dalam lubang. Dan dia mengalami penyambutan yang sama dengan kakek pertama.  Dasar tetangga yang rakus, dia langsung minta hadiah untuk dibawa pulang. Dan meniru kucing untuk menakut-nakuti tikus -tikus itu. Sehingga tikus menjadi berhamburan kabur. Dan akhirnya si Tetangga itu tidak mendapat apa-apa.

Alur cerita ini menekankan kesederhanaan, kerendahan hati, kesabaran (ya iya lah, kasihan si kakek udah lapar nasinya jatuh hehehe),  jangan rakus (Kakek memilih kotak yang kecil) dan kebaikan (di akhir cerita Kakek membagikan uang tersebut kepada warga desa). Rakus itu tidak bagus! Judul dan tokoh yang muncul dalam cerita otogibanashi (dongeng) ini berubah-ubah di setiap daerah.  Tapi yang pasti “tokoh” dalam cerita yang dilanjutkan turun temurun itu adalah Nasi Kepal atau Onigiri atau Omusubi.