Pernah dengar lagunya Vivaldi yang berjudul Four Seasons? Meskipun aku tidak hafal, aku kadang mendengar lagu-lagu dari Vivaldi ini, terutama Four Seasons -Spring-. Bagi orang Indonesia memang Four Seasons merupakan suatu konsep yang sulit dimengerti, karena Indonesia hanya mempunyai dua musim saja.
Bahasa Jepangnya Shunkashuutou 春夏秋冬, deretan kanji yang berarti musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Seorang nenek yang kutemui di taman pasca gempa mengatakan, “Meskipun ada macam-macam musibah di Jepang, aku merasa orang Jepang bisa tetap bersemangat karena ada 4 musim ini, shunkashuutou. ” Memang dengan adanya kugiri, atau periode yang dibuat oleh alam ini, manusia bisa sejenak berhenti, mengambil nafas untuk memasuki musim yang baru.
Kembali lagi ke huruf kanjinya Musim Semi adalah yang pertama disebut. Seperti lagu Vivaldi Four Season yang Spring, musim ini membawa keriangan, harapan baru dan semangat baru. Bunga-bunga dan daun baru bermunculan, hijau, kuning, putih, merah, merah muda menghiasi pandangan mata yang tadinya kusam ,putih, abu-abu di musim dingin.
Dan tentu saja yang dianggap mewakili musim semi adalah bunga Sakura. bunga yang dianggap sebagai bunga Jepang. Kabarnya di Jepang ada sekitar 200 jenis pohon/bunga sakura. Dan tentu saja warga Jepang menanti-nantikan kesempatan untuk melihat, menikmati bunga sakura yang disebut dengan HANAMI 花見 sampai memperhatikan ramalan cuaca di TV, karena biasanya akan diberitahukan kapan dan dimana bunga sakura mekar sepertiga, setengah atau sempurna (mankai 満開) .
Tapi karena Jepang baru kena musibah, memang diimbau agar tidak membuat pesta-pesta sambil hanami. Biasanya memang hanami selalu disertai dengan pesta makan dan minum alkohol di bawah pohon sakura. Konon jika kelopak sakura jatuh ke dalam gelas-gelas maka akan beruntung sepanjang tahun. Yah, apa saja dibuat “alasan” untuk bisa menikmati keindahan yang diberikan alam ini. Akibat imbauan ini, banyak tempat-tempat yang biasanya ramai oleh kedatangan warga Tokyo menjadi lebih sepi dari biasanya. Bukan lebih sepi, malah….sepi.
De Miyashita tidak punya kebiasaan untuk hanami dalam arti “piknik” di bawah pohon sakura. Biasanya kami hanya berjalan di bawah pohon, berfoto atau bahkan kadang hanya melihat dari mobil yang berjalan. Nah, hari Minggu lalu (tanggal 10 April 2011), kami menemani papa Gen ke kantornya di Saitama. Sebelumnya mengambil buku dulu di perpustakaan yang bersebelahan dengan Taman Shakujii. Waaah sepanjang jalan dipenuhi dengan orang-orang yang berjalan atau naik sepeda. Belum pernah kami melihat orang sebanyak ini tumpah ruah di Taman Shakujii.
Setelah mengambil buku perpustakaan pesanan Riku, kami menuju Saitama. Gen perlu ke kantor selama 2 jam-an, jadi aku pikir lebih baik dia yang membawa mobil, kami diturunkan di Saiboku Farm. Saiboku Farm ini cukup luas untuk ditelusuri dan bisa untuk menghabiskan waktu 2 jam.
Begitu sampai di Saiboku Farm ini jam sudah menunjukkan pukul 4. Hmmm aku, Riku dan Kai langsung lari ke lapangan golf di bagian belakang. Dulu waktu kami ke sini pernah membaca bahwa ada paket golf untuk anak-anak, wanpaku 400 yen per anak. Riku ingin sekali bermain golf (huh gaya deh ini anak), jadi aku tanya apa masih bisa bermain wanpaku itu. Sebetulnya sudah ditutup pukul 3:30, tapi untuk kami diperbolehkan bermain. Jadilah Riku dan Kai bermain “golf-golf-an” menyelesaikan 8 hole (4 par x 2 ).
Terus terang aku belum pernah main golf, tidak tahu juga istilah-istilah golf dan tidak minat 😀 Jadilah Riku dan Kai bermain seenak mereka. Sehingga boleh dikatakan mereka bermain “bola sodok, bola gelinding dan bola base (baseball)” hahaha. Tidak ada golf-golf an sama sekali deh. Yang penting bolanya masuk lubang 😀
Tapi lapangan golf wanpaku ini dikelilingi pemandangan yang bagus, dengan satu pohon sakura yang megah. Jadilah aku fotografer memotret anak-anak dan pemandangan.
Setelah puas bermain di lapangan golf, kami bermain sebentar di jungle gym di taman dekat parkiran. Di sini juga ada 3 babi gemuk yang di “pamerkan” untuk anak-anak. Wih ndut bener deh tuh babi-babi. Jadi ingat cerita 3 babi dan serigala deh 😀
Karena mulai lapar, kami mencari snack di kedai-kedai yang ada di sekitar Saiboku Farm dan Onsen (Pemandian air panas) Maki no yu. Sebetulnya Riku ingin sekali masuk berendam di hot spring, tapi karena aku sedang berhalangan terpaksa tidak bisa lagi deh. (Waktu pertama kali ke sini juga tidak bisa karena tidak janjian dengan Gen).
Acara “hanami” hari ini akhirnya ditutup dengan makan malam setelah Gen bergabung dengan kami. Barbekyu untuk merayakan Riku naik kelas 3 SD dan Kai masuk TK.