Pentas Seni

7 Des

Jaman masih menjadi pelajar tentu pernah merasakan ada program sekolah yang mewajibkan kita menampilkan suatu karya seni di panggung, dan biasanya itu dalam class meeting atau acara perpisahan atau acara kebudayaan. Jaman masih SMP, kelas saya sering menampilkan vokal grup. Waktu di SMA, kelas saya lebih banyak menampilkan modern dance (Nah kalau modern dance gini saya biasanya ngga ikutan…bagian di belakang panggung deh… abis ngga bisa goyang sih). Inget banget pernah memakai lagunya Hawaii Five O untuk modern dance itu. Jaman itu ternyata sudah jadul banget.

Nah, yang saya ingat dulu waktu saya TK, hanya pernah satu kali menari bersama, Hula Dance dengan iringan lagu “Pearly Shells”. Tapi tidak ada yang namanya “Pentas Seni”. SD juga ngga ada deh perasaan. Tapi, di TK Riku mereka selalu memrogramkan acara Pentas Seni minimal setahun sekali.  Dan diberi nama “Tanoshimikai (Pertemuan yang menggembirakan)”. Dalam kalender satu tahun biasanya diletakkan di minggu pertama bulan Desember. Dan untuk itu mulai bulan September-Oktober, mereka mulai berlatih.

Well, aku harus acungkan jempol, kalau bisa pakai jempol kaki juga…. 4 jempol buat guru-guru TK ini. HEBAT. Bayangkan! Mengatur anak-anak usia 3-4 tahun (Nensho-san), usia 4-5 tahun (Nenchuu-san) dan usia 5-6 tahun (Nenchou -san) tidaklah mudah!Tapi artis-artis bocah ini benar-benar memukau penonton, justru dengan kesalahan yang terjadi atau gaya yang cuek-beibeh, dan yang pasti mereka lebih berani berdansa dari pada saya.

look at their costume.... itu milik TK dan dipakai turun temurun bahkan diubah paduannya dipakai lagi untuk pertunjukan berikut. HEBAT!
look at their costume.... itu milik TK dan dipakai turun temurun bahkan diubah paduannya dipakai lagi untuk pertunjukan berikut. HEBAT!

:::::::::::::::::::::::::

Riku masuk TK itu waktu usia 4 tahun sehingga tahun lalu dia baru sempat mengikuti acara Pentas Seni satu kali. Kelasnya dulu Bara-gumi (Kelas Mawar) menampilkan operetta “Bremen the Town Musicians” berdasarkan cerita dari Jacob Grimm. Dalam satu bagian (pertunjukan dibagi dua Pagi dan Siang, dan entah kenapa Riku selalu dapat bagian Pagi) biasanya ada satu operetta. Tahun ini operettanya dari kelas lain, yaitu Tsukushi Gumi. Mereka menampilkan cerita Sarugani gassen (Pertikaian Kepiting dan Monyet, cerita asli Jepang). Wow, kostum mereka coba lihat…. yang merah memerankan kepiting, memakai capit juga. Monyetnya lengkap dengan ekor dan pantat merahnya. Lalu Hachi (kumbang) lengkap dengan sayap. Bener-bener deh…..

Cerita asli Jepang, Pertikaian Kepiting dan Monyet
Cerita asli Jepang, "Pertikaian Kepiting dan Monyet"

:::::::::::::::::::::::::

Dan tahun ini kelasnya Ume gumi (Kelas Plum) dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing menari dengan iringan lagu. Riku tampil dalam lagu yang pertama berjudul “We Are”… entah aslinya lagu dari penyanyi siapa …tapi terdiri dari 9 anak laki-laki, sehingga selain dansa mereka juga menunjukkan keboleh ber-akrobat dan koprol!

Lagu We Are, Riku paling kiri
Lagu We Are, Riku paling kiri

:::::::::::::::::::::::::

Saya sendiri bangga je sama anak saya, soalnya mamanya paling ngga bisa nari, jadi meskipun dia masih suka ngelirik temen2nya sambil nari, gerakannya ngga aneh-aneh banget. Masih sama lah dengan yang lain (kurang goyangnya aja dikit…abis ndut sih hehehe). Juga waktu koprol dia bisa melakukannya dengan baik.

Dan merupakan kebiasaan dari semua tarian yaitu menutup pertunjukan mereka dengan berkumpul di tengah sambil pose terakhir. Mungkin supaya yang mau ngambil foto dari dekat juga bisa ya.Tapi sayang saya tidak bisa mendekat ke panggung, saking banyaknya orang dan sambil menggendong Kai. Untung saja Kai tidak ngamuk dan menangis sementara kakaknya nari hehehhe.

Setelah tariannya Riku selesai, dilanjutkan dengan 3 tarian dari 3 kelompok yang lain. Kelasnya dibagi 2 kelompok anak laki dan 2 kelompok anak perempuan. Persis sesudahnya Riku kelompok cewe menarikan lagu dari Kirari Revolution, sebuah cerita anime tentang anak perempuan yang menjadi artis yang bersahaja. Saya suka nonton anime yang ini, karena lagu-lagunya juga enak, meskipun agak manja manja dikit. Dan sesudah itu menarikan lagu Jepang mengenai Nelayan, dan penutup kelompok cewe lagi menarikan Christmas Medley. Sayang sekali saya tidak ambil foto, hanya ambil video dari christmas medley ini. Kalau Anda bisa akses ke Youtube, Anda bisa melihat di bagian tengah menarilah si gambariya san teman perempuan Riku yang pernah saya ceritakan waktu di Hari Olahraga, yang menderita moyamoyabyou sehingga kakinya agak lumpuh? DIA IKUT MENARI….. uh pertamanya saya tidak sadar… tapi lama kelamaan saya lihat gerakannya yang kaku dan tidak banyak goyang, dan dia di formasi TENGAH. Dan saya menjadi yakin waktu selesai, bertemu dengan ibu lain yang mengatakan, ” …chan hebat ya!” OMG, really aku jadi terharu sekali. Tidak salah deh aku memilih TK ini. (entah kalau TK lain apakah juga sama) Riku akan lulus dari TK ini bulan Maret nanti. Tapi 2 tahun lagi, jika Kai sudah berumur 3 tahun, aku akan memasukkan dia juga ke TK ini (kalau kami tidak pindah rumah).

Kelas Riku dan gurunya
Kelas Riku dan gurunya

:::::::::::::::::::::::::

Setelah selesai acara kelasnya Riku sebetulnya kami harus menonton satu pertunjukan dari kelas lain, baru boleh bubar. Tapi karena Kai mulai rewel, kami menjemput Riku di kelasnya. Mereka sudah selesai berganti pakaian, dan Gurunya memberikan “Hadiah Lelah” yang dimasukkan dalam kantong Merry Christmas. Isinya? kue-kue kecil. Tentu saja anak-anak senang sekali. Mereka langsung lihat apa sih isinya.

Akhirnya Jam 12 murid-murid boleh pulang, dan masing-masing membawa tas ransel, tas tenteng isi hadiah, “sepatu dalam” mereka, juga hand towel mereka seperti biasanya setiap akhir minggu. Hand towel diganti 3 hari sekali. Sementara di luar kelas, Gen sibuk menenangkan Kai yang mulai nangis. See his face!

Waktu pulang kami melihat pengumuman bahwa ternyata bakal SDnya Riku juga sedang mengadakan Bazaar, jadi Gen dan Riku pergi ke SD, sedangkan aku pulang ke rumah. Capek bow, tangan kaku karena gendong Kai terus 2 jam euy. (ngga boleh bawa baby car ke dalam TK, sedangkan Kai maunya sama aku terus … susah deh)

Well program TK yang tertinggal di tahun ini adalah Mochitsuki, membuat kue mochi yang akan diadakan tgl 12 Desember, minggu depan. Karena aku ngajar ngga bisa ambil foto-foto deh…. sedih…

Hari Olahraga

12 Okt

Setiap tahun Jepang memperingati hari Olahraga 体育の日 pada bulan Oktober. Sampai beberapa tahun yang lalu selalu jatuh tanggal 10 Oktober, karena pada tanggal 10 Oktober tahun 1964, Olimpiade musim panas ke 18 dilaksanakan di Tokyo. Tokyo Olimpic 東京オリンピック 1964 ini selain menjadi yang pertama untuk Jepang juga yang pertama untuk Asia.  Kemudian sejak tahun 1966 pemerintah menetapkan tanggal 10 Oktober ini sebagai Hari Olahraga. Dan sejak tahun 1966 sampai 1999, 34 tahun pelaksanaan hari olahraga ini, curah hujan lebih dari 1 mili hanya 5 kali saja. Berarti, setiap tanggal 10 Oktober PASTI cerah.

Nah salahnya sepertinya sejak tahun 2000 deh…. Karena sejak tahun 2000 ini dipindah tanggalnya, supaya hari Senin bisa libur, jadi bisa libur berturut-turut dari Sabtu-Minggu-Senin. Tanggal 10 yang lalu hari cerah (meskipun saya sakit) dan tanggal 11 yang rencananya dilaksanakan acara olahraga di TK nya Riku hujan dna diundur … Hari ini tanggal 12 akhirnya cuaca bersahabat. AKIBARE 秋晴れ (hari cerah di musim gugur). Lapangan tempat pertandingan hangat, tapi kami yang duduk di sekitar track di bawah pohon, benar-benar menggigil. Karena tidur cuman 2 jam, kepalanya saya kurang tajam, untuk mempersiapkan diri bahwa hari ini akan dingin, jadi cuma pakai baju satu lembar…. Brrrr. Untung saya selalu siapkan baju ganti untuk Kai, sehingga bisa didobel jadi dia tidak kedinginan.

Acara undokai (pertandingan olahraga) di TK Riku ini dimulai pukul 9:15, sesuai rencana, diawali dengan “mini marching band” yang disusul dengan “defile” peserta, 3×3 kelas TK… kelas Nensho 年少 (3 tahun), kelas Nenchu 年中 (4 tahun) dan kelas Nencho 年長 (5 tahun). Wahhh …. anakku pegang pianica dan katanya sih “No problem ma!”. Padahal sebetulnya aku harus melatih dia selama liburan musim panas lalu. Tapi …. wong mamanya ngga bisa alat musik, gimana musti ngajarin. Niatnya sih di jakarta beli pianica tapi ngga jadi. Dan setelah pulang dari mudik itu, sekitar 10 hari menjelang hari H, baru aku latih dia 1 kali hihihi. gomennasai.


Setelah pembukaan, untuk kelasnya RIku, ada pertandingan lari dengan satu kaki diikat dengan kaki papanya. Bahasa jepangnya Ninin sankyaku 二人三脚 (dua orang 3 kaki…bahasa Indonesia nya apa ya?). Kemudian ada parabaloon, memakai kain terpal berbentuk lingkaran membuat bentuk-bentuk balon, mengikuti irama lagu Dreams Come True…gaya deh. Yang menjadi neck (kendala) bagi Riku selama ini adalah relay (estafet) karena larinya lambat (maklum ndut sih)… but akhirnya bisa diselesaikan no problem. Dan terakhir adalah senam seluruh kelas Nencho… membuat bermacam bentuk seperti “suberidai” 滑り台(perosotan), Gunung Fuji, Pyramid, dll. Riku berada di tingkatan ke dua, padahal anak yang berdiri di atasnya kurang bisa menjaga balance. Dia selalu mengeluh…mama…tangan kaki aku skait loh…tapi aku akan berusaha.

Well son, you’ve done your best, and I am proud of you.

Foto di kanan adalah foto seorang teman Riku yang kakinya memakai alat bantu, karena terkena penyakit “moya-moyabyou” (semacam serangan stroke pada anak-anak dan biasanya anak perempuan…. saya pernah bahas di multiply tapi nanti detilnya kalau sudah terkumpul akan saya posting di kesempatan lain). Kami sebetulnya heran dia tetap datang dalam acara ini (mungkin kalau orang Idnoensia sudah “tahu diri” tidak akan hadir) Tapi…. semangatnya dan semangat IBUnya…. Kelas Riku tidak akan bisa menjadi juara, karena anak ini sudah tentu tidak bisa lari. Namun dia didampingi gurunya “gambaru” berusaha, berjalan sepanjang track dengan pandangan mata semua pengunjung….dan mau tidak mau kita semua bertepuk tangan memberi semangat, di setiap langkahnya.… saya tidak bisa menahan air mata… dan semua orang tua kelas Riku juga menangis melihat dia. Satu yang saya senang menyekolahkan Riku di sini, karena tahun lalu pun ada beberapa anak yang memang tidak mampu, tapi tidak ada satupun orang yang menghalangi keikutsertaan anak-anak yang kurang mampu begini. Saya tidak tahu apakah di sekolah (TK) lainnya begini atau tidak, tapi saya suka sekolah ini. Dan saya suka masyarakat Jepang, yang masih mau sabar mengahadapi orang yang lemah dan mempunyai kendala-kendala demikian. Semoga anak-anak Indonesia yang kurang mampu dan mempunyai kendala-kendala seperti ini bisa tetap menikmati pendidikan.