Pertemuan-pertemuan

4 Agu

Setiap kali aku pulang kampung, pasti ditanya, “Sudah buat jadwal untuk kopdar?”, “Apakah akan membuat baksos lagi seperti waktu itu?”, atau “selain di Jakarta akan ke mana saja?”

Well, kali ini aku lebih egois. Karena aku mau menikmati waktu berhargaku dengan anak-anak dan keluarga, sehingga sampai dengan berangkat dari Tokyo, aku tidak memberitahukan kedatanganku kepada teman-teman blogger. Waktu liburan kali ini memang berharga, karena aku baru akan bisa pulang kampung lagi secepatnya pada liburan musim panas tahun depan. Karena Riku sudah mulai bersekolah, dan liburan panjangnya hanya pada akhir juli/agustus. Well, hanya satu tahun sekali !! Dan itu cukup membuatku panik. (dan sedih tentunya)

Meskipun aku tidak merencanakan kopdar, sampai dengan 2 minggu di Jakarta, aku sudah bertemu beberapa blogger. Yang terawal adalah pertemuan dengan Endayori minus DM. Aku bertemu dengan Ibu Enny dan Yoga secara mendadak di Tamani Cafe, jl. Melawai, Sabtu 25 Juli lalu. Mendadak, karena sebetulnya hari itu aku merencanakan kopdar dengan tamu dari jauh si Imoe, yang kebetulan berada di Jakarta eh Bogor deng untuk seminar Hari Anak. Eeee dianya membatalkan “janji”  karena harus kembali ke Padang begitu selesai seminarnya. Jadi, kosong deh Weekend pertama di Jakarta. (sejak kapan Imelda kosong weekend? jieeee)

Sabtu pagi Yoga dengan suaranya yang serak (tapi indah) meneleponku, dan langsung kami mengatur pertemuan makan siang bersama. Dan kebetulan ibu Enny juga bisa, jadi berkencanlah kami ditemani Kai yang masih belum mau lepas dariku (benar-benar seperti anak Koala yang nempeeeeel terus).

Makan… (hmmm makanannya berat ya di Tamani Cafe itu)…ngobrol ngalor ngidul, ditemani hujan deras yang membasahi kaca cafe.. Cukup lama hujan turun sehingga kami memutuskan untuk pindah ke Karaoke (Inul Vista) yang ada di atas Tamani Cafe itu (memang sebetulnya sudah direncanakan begitu sih hihihi).

Pertama masuk ke “kamar” ditanya, mau berapa jam? “Satu jam saja” (kok kayak judul lagu ya?) weleh…meskipun yang nyanyi cuma berdua, aku dan yoga… akhirnya nambah juga. Mana ada karaoke se jam ya hihihi. Dan pertama kali dengar suara Yoga nyanyi, amboi…deh (Yang mau dengar kudu ajak karaoke, bareng aku tapi! hehehe)

Kopdar dengan blogger yang kedua di liburan kali ini terjadi tanggal 28 Juli. Yaitu dengan Bro Neo, Nana Harmanto, Krismariana dan Oni Suryaman. Bertempat di sebuah Resto Jepang di FX. Tapi karena Kai rewel, dan Riku juga minta diantarkan ke playland yang terletak di lantai 6, jadi aku sibuk bolak balik yang menyebabkan waktu ngobrolnya berkurang deh.

Imelda, Kai, Kris, Oni, Bro Neo, Nana, Riku (conan)

Meskipun akhirnya bisa santai juga di lantai 2 FX, dengan minum kopi dan makan es krim lezat (waduh aku kok lupa rasanya ya? caramel + ferrero rochard?). Akhirnya jam 10 malam, pulang deh naik taxi ke rumah sambil menggendong Kai yang ketiduran. (aduh aku pas nulis ini, baca cerita kopdar ini yang ditulis nana di sini …jadi ngakak terus deh)

Nah, keesokan harinya, tgl 29 Juli jam 2-5  aku janjian bertemu dengan the famous (and NARSIS) bloggers….. bukan GIRLS lagi tapi LADIES! Yaitu Ibu Yessy Muchtar, Mbak Puak dan EKA Situmorang-Sir. Udah gitu ngumpulnya di tempat makan berkalori tinggi… ES KRIM, yaitu Gelato Bar!

Ada cerita lucu juga tentang penentuan tempat Gelato Bar. Cari-cari di website, Gelato Bar terletak di Arcadia. Dan karena jamnya jam 2, aku pikir tidak usah reserve tempat. Pada hari H, langsung naik taxi bersama Riku dan Kai ke Arcadia…. untung aku tanya dulu pada petugas Vallet Parkingnya, bener ngga Gelato Bar ada di situ atau tidak. Ternyata… SUDAH PINDAH!!. Waaah kejadian kedua yang menimpaku, karena sebetulnya kemarinnya waktu kopdar dengan Bro Neo, kita mau makan di Kuishimbou FX… dianya Renovasi tanpa pemberitahuan (gitu deh kalo tidak reserve tempat!). Jadi pelajarannya: Jangan percaya website tempat-tempat di Indonesia, karena mereka jarang sekali meng-update websitenya. Telpon!!!!

riku diapit tante-tante narsis

Karena aku yang sampai duluan, langsung kasih tahu yang lain, bahwa kita musti pindah ke Senayan City untuk ke Gelato Barnya. (di Arcadia ngga ada yang enak sih). Begitu aku sampai di Senayan City, Mbak Puak datang bergabung dengan anaknya FLO, yang bener manissss sekali (terutama kalau mau difoto, pasti nurun dari ibunya tuh). Sesudah itu Yessy dan Eka… maka lengkaplah kita. Sudah pasti ceprat-cepret sana sini duong… abis tante-tante ini narsis semua.

Sayang sekali aku harus pulang jam 5, karena sudah janji dan mau ada kumpul-kumpul di rumah, untuk ultahnya opanya Riku. Jadi jam 5:30 bubar deh semua. Dan malam itu aku tidak bisa makan malam lagi, kekenyangan makan es krim!

Kopdar memang selalu menyenangkan…

Hari ke 17 – Arisan dan Inisiasi Sashimi

10 Mar

Hari ke 17, tanggal 3 Maret 2009. Rupanya keluarga kami menjadi host untuk sebuah arisan yang diikuti papa-mama sejak puluhan tahun lalu. Jadi anggotanya juga saya kenal sekali. Sebagian merupakan orang tua dari teman sekelas atau teman sesekolah yang tinggal di kompleks yang sama. Dan karena papa ada urusan di Lemhanas sampai dengan pukul 10, maka papa minta aku untuk membantu mama menjadi host arisan tersebut.

Salahnya saya tidak membantu persiapan sejak awal. Karena saya pikir toh ada tante yang membantu memasak, jadi tidak perlu bantuan saya. Asisten rumah yang 3 orang itu dikerahkan untuk membantu urusan masak dan siap-siap, sehingga aku sendiri yang harus menjaga dan bermain dengan Kai. (Yang untung saja sejak kemarin tidak demam lagi) .Dan sebetulnya saya agak menyesal tidak membantu dari awal. Karena ternyata sampai dengan pukul 9:30 (acara mulai pukul 10 pagi), persiapannya masih jauh dari sempurna. Untung Kai mau saya biarkan bermain sendiri, jadi saya cepat-cepat ikut membantu menyiapkan piring, gelas, sendok, garpu dan lain-lain.  Untung saja selesai perfect sebelum waktu makan siang, dan para tamu saya lihat bisa menikmati sajian yang disuguhkan.

Acara arisan selesai pukul 1-2 an dengan menyisakan bertumpuk piring kotor, dan sisa makanan. Persiapannya berjam-jam, pelaksanaannya sebentar saja, penuntasan (beres-beres) nya jauh lebih singkat …. begitulah hidup. Bersiap menjadi pasangan hidup yang butuh proses lama, bersiap menjadi ayah-ibu, menjalani kehidupan sebagai pasutri, sebagai orang tua, dan akhirnya waktu kita meninggal, prosesnya pun tidak lebih dari 3 hari. Bukan pesimis atau apa, tapi memang dimensi “waktu” itu penuh misteri.

Karena terlalu asyik mengerjakan posting dan editing foto-foto, aku tidak sadar bahwa ternyata jam sudah menunjukkan pukul 6:30 malam. Padahal aku ada janji jam 7:30 di FX bersama beberapa kawan blogger. Kopdar lagi deh nih.

Cowo yang pertama hadir, si Japs…. adik mayaku ini orangnya keren sekeren blognya. (Ssssst masih available loh, yang berminat lewat saya yah hihihi). Kalau Yoga sih emang sudah datangnya (hampir) bersama saya.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Tujuan kopdar kali ini adalah….. “Berdamai dengan SA SHI MI “Bukan mie nya si Sashi” tapi irisan ikan mentah ala Jepang yang mungkin bagi sebagian orang menjadi momok yang menakutkan. Atau yang mengatakan bahwa tidak bisa makan sashimi/makanan Jepang lainnya berarti “Katrok”. Tidak, saya tidak mau mengatakan bahwa sashimi = borjuis = mewah = prestige. Tapi yang saya mau tekankan di sini adalah justru back to nature, ikan yang segar diiris tanpa digoreng (minyak = menambah kalori dan mengubah rasa) cukup dibubuhkan seoles kecap asin. Tidak bisa makan? Tidak apa-apa. Setiap orang punya seleranya masing-masing. Saya hanya mau memperkenalkan bahwa ada banyak macam makanan di dunia yang hampir tanpa batas ini.

Mulanya saya mengajak Mang Kumlod yang ingin mencoba sashimi, dan Yoga untuk ikut menemani kami. Kemudian saya juga  berhasil menghubungi Japs, yang ternyata sudah dipindahkan pekerjaannya dari Bandung ke Jakarta. Bagi saya, pertemuan dengan Japs adalah untuk yang pertama kalinya. Kemudian Mang Kumlod ternyata mengajak temannya seorang Penyiar, Lia Christie di radio Trijaya FM, yang hadir dengan temannya (Mas Tias yang ternyata adalah sepupu dari seorang dosen bahasa Indonesia di Tokyo, yang juga temanku, yaitu mbak Ajiek Stoneman) juga.

Jam 8 akhirnya lengkaplah anggota “Inisiasi sashimi”@ Kuishinbou FX, Jakarta. Saya pilihkan Maguro Yukke sebagai pembuka, juga wakame salada, dan Agedashi tofu, Ikan Kampachi dan salmon iris untuk sashiminya.   Ternyata Kampachi dan salmon bisa lewat dnegan sukses. Kemudian saya pilihkan ikura —telur ikan salmon— (sayang sekali ikuranya tidak fresh alias sudah shoyuzuke —sudah diinapkan dalam kecap asin dahulu.

Kemudian untuk makimononya tuna negi dan californian roll.

Sambil ngobrol-ngobrol dan tentu saja berfoto narsis- ria aku pilihkan  Zaru soba (mie soba dingin) dan Tanuki Udon (mie udon panas). Sebelumnya sempat juga coba makan Jigoku Ramen dengan tingkat kepedasan 3.

Selama kita nyoba-nyoba makanan ini, Riku berpisah dengan kami, dan bermain di PlayLand di Lantai 6. Baru setelah sekitar jam 9:15 malam dia bergabung, setelah dijemput Yoga. Dasar orang Jepang, tanpa ragu dia habiskan semua yang tersisa di atas meja, dan begitu Soba datang langsung melahapnya, tanpa menunggu ijin ibunya (pikirnya pesanan itu untuk dia hihihi)

Berhubung Riku juga sudah capek seharian waktu arisan, bangun terus (dia tidak pernah tidur siang) dan juga banyak bermain di PlayLand, juga bermain sumo di dalam kompleks makanan Kuishinbou ini bersama Japs, maka menjelang jam 10 dia tertidur kecapekan menyender ke saya. Wah gawat deh, musti ada yang mau berkorban untuk menggendong Riku sampai di Taksi. Aku terus terang ngga sanggup angkat dia yang berbobot 26 kg itu. Untuk ada Japs yang bersedia mengendong sampai bawah.

Akhirnya inisiasi malam ini harus diakhiri, 6 cowok +Riku berpisah di depan restoran sebelum semuanya bubar karena ada sebagian yang ke wc dan sebagian langsung menuju lantai dasar. Seperti tulisan Yoga di Celoteh Sebelum Tidur, makanan mungkin faktor yang bisa mencairkan suasana. Tapi kali ini saya rasa keinginan untuk lebih mengetahui kebudayaan asing lebih berperan dalam acara kopdar malam ini.

Hari ke 12 – Date with Riku @ FX

3 Mar

Hari ini Hari ke 12 : 26 Februari 2009 kami berdua kencan ke FX, sebuah mall baru yang terletak diujung pintu satu senayan, jalan sudirman. Jadi begitu Kai tidur, aku langsung ajak Riku untuk pergi. Sebetulnya ada happening sedikit sebelum kami pergi. Waktu aku mau pamit pada mama, aku menemukan pintu kamar mama terkunci. Dan kata Riku Sophie dan Kai ada di dalam kamar dengan Oma. Mereka bertengkar rupanya. Dan aku marah pada Riku… kenapa harus bertengkar? Aku marah pada kenyataan bahwa OMA yang boleh dibilang tidak sehat, mengunci pintu kamar, dengan 2 cucu. Kalau ada apa-apa siapa yang mau dan bisa buka pintu?

Rupanya dengan aku marah begitu, Riku merasa terkucil. Dia teriak dan lari bersembunyi di taman. Dia bilang, “Mama hanya perhatikan Oma saja”
“Jelas Riku Oma adalah mamanya mama…kalau ada apa-apa bagaimana?”
“Jadi Oma yang nomor satu buat mama? Riku sama sekali ngga dipikirkan?
Mama ngga ngerti Riku sedih…. mama tidak pikirkan Riku. Mama marah sama Riku.
Padahal bukan salah Riku….”
“Ya mama marah pada Riku, karena dengan Riku bertengkar sama sophie dan Kei, membuat Oma ambil tindakan mengunci pintu… dan seandainya ada apa-apa bagaimana? ….”
sambil bicara begitu aku sadar aku juga keterlaluan ….. well sebetulnya semua memang bukan kesalahan Riku. Awalnya mungkin begitu, dan kenapa aku harus marah pada Riku….
“Riku maaf… gomennnasai… kalau kamu sedih mama marah begini. Bukan salah Riku. Maaf ya…sekarang mama mau ajak kamu pergi main. Mau kan?

Setelah aku yakinkan berkali-kali baru dia mau terima permohonan maafku. Dan sambil kita keluar rumah, Oma keluar ke parkiran tanpa sesuatu apapun. Kekhawatiran aku menutup hati dan pikiran sehingga marah pada orang yang sebetulnya tidak bersalah, Phew…Betapa seringnya manusia begitu ya? Untung aku bisa sadar cepat, karena Riku melawan. Aku tahu dulu waktu kecil aku tidak seperti Riku, sehingga jika dimarahi, aku telan mentah-mentah. Dan itu tidak baik bagi perkembangan psikologisku. Menjadi orang yang introvert.

Andy mengantar dan menurunkan kami di FX. Begitu masuk Riku langsung membelalakkan mama, dan bilang, “Aduh mama aku suka tempat ini”. Apalagi waktu dia lihat peluncuran high slider bernama ATMOSTFEAR (setinggi 28,25 meter dan 72 meter panjang) yang meluncur dari dari lantai 7 dalam 12 detik itu…. sayangnya setelah aku tanyakan ada batas umurnya untuk bisa menggunakan fasilitas itu, yaitu berumur 15 tahun ke atas, tingginya 130 cm. Hmmm dia tidak bilang soal berat badan… kalau aku gimana ya? bisa-bisa rusak kali tuh…atau… bukan 12 seconds tapi 2 seconds hahahaha. (padahal masuk ke lubangnya aja belum tentu bisa loe Mel!!!)

Jadi kita langsung ke lantai 6, tempat bermain anak-anak yang bernama Playland. Aku pikir ini semacam Timezone, tapi ternyata lebih ke permainan bola, trampolin dan lain-lain yang lebih mengutamakan gerak badan. Nahhh kalo begini oleh banget untuk Riku. Lagipula masuk di sini satu anak Rp 50.000 bisa sepuasnya bermain dan boleh juga keluar masuk. Wahhh murah juga kalau dibanding aku harus cari penitipan di Jepang, 1 jam penitipan di Jepang jika bukan anggota harus membayar minimum 120.000 rupiah/jam (1000 yen/jam).

Dan karena aku lapar, ya aku tinggal aja si Riku bermain, sedangkan aku cari makan. Jadi deh aku makan kwetiau di salah satu gerai di lantai 7 dan…..tidak enak. Payah ah. Kembali lagi ke tempat Riku dan menunggu dia bermain sambil aku membaca buku yang barusan saja aku terima dari pak pos (terima kasih banyak ya Kris…), buku karangan Krismariana, termasuk kategori buku rohani, berjudul, “Knock..knock…knock are you there God”. Duh hebat ya temen-temen blogger aku, udah pada nerbitin buku.

Setelah Riku lumayan puas bermain, aku ajak dia makan. Ternyata di lantai 5 ada, sebuah corner penuh dengan masakan Jepang yang bernama Kuishinbou. Kuishinbou itu artinya anak laki-laki tukang makan. Di situ ada berbagai gerai khusus menjual Ramen, Soba, sushi, nasi kare dll…. wah serasa pulang kampuang deh masuk ke situ.

Dan Riku tentu saja memilih makan sushi. Karena toh Riku saja yang makan aku pilih tempat di counter Sushinya. Dan memilih sushi yang disukai Riku saja. Lucunya si Itamae (pembuat sushinya) tidak bisa bahasa Jepang. heheheh Jadi gimana dong kalau ada orang Jepang yang pesan sushi? Dia hapalin aja kali ya….

(kiri ke kanan : negitoromaki – tobiko -hamachi (sashimi) -appetizer)

Di dalam ruangan seperti Pujasera itu memang ada beberapa hiasan Japanese banget termasuk sebuah lapangan untuk Sumo. lucu juga sih. Satu hal yang sangat saya sayangkan adalah… soal pembayaran. Waktu aku mau membayar dengan Credit card jepang, ternyata mesin card readernya (kalo ngga salah dari Bank Permata) itu tidak bisa membaca CC Jepang. Memang aku tahu kadang membayar pakai CC Jepang sulit karena semua CC di Jepang sudah pakai sistem chips, jadi kadang bukan digesek lagi. Tapi sebelum berangkat aku sudah pastikan semua CC aku bisa dipakai baik utk gesek maupun chips reader. Eeee di Kuishinbou itu ngga bisa. Gimana kalau ada tamu dari Jepang langsung ya? (Tapi pikir-pikir iya juga sih, kalau tamu dari Jepang langsung pasti dibawa oleh expatriate yang sudah lama tinggal di Jakarta, jadi bukan dia yang bayar, staff lokal yang bayar) Well, pokoknya jika ada yang dari Jepang, hati-hati saja deh di situ. Malu juga kan kalo tidak punya uang tunai, dan hanya mengandalkan CC saja.

Sebelum kembali ke tempat bermainnya Riku, kami mampir ke WC. lucu juga di lantai 5 itu ada WC khusus anak-anak. Lalu di dalam WC perempuan aku menemukan hal yang tidak lazim lagi… (nyari-nyari tombol Flush ternyata….. )katro banget deh heheheh.

Sebetulnya di FX ada Wifi, dan aku memang menyesal tidak membawa laptopku. Setiap pembelian seharga akumulasi Rp 50.000 bisa memakai Wifi gratis. Tapi tadi aku pikir susah juga kalau aku mau menjaga Riku smabil nge-net, ternyata memungkinkan sekali. Lain kali kalau ke sini lagi aku mau bawa laptop ah…

Memang pernah ada teman di FB yang mengusulkan Wolrd Coffe sebagai tempat reunian… well kalau cuman untuk 6-10 orang sih gpp. Tapi kalau sampai 20 orang…tunggu dulu deh. Kurang bagus tempatnya.

Lalu di situ juga ada semacam ruang yang bisa disewa, bernama POD, yang dilengkapi dengan TV/display dan komputer. Hmmm setelah aku baca tariff nya lumayan juga mahal. Lagian kalo mau meeting di situ apa bisa konsentrasi ya? diliatin orang lalu lalang …hehehehe

Capek menunggu Riku aku sempat jalan sampai ke lantai bawah dan mampir di Century untuk beli suplemen calsium. Berhubung aku tidak minum susu segar di Indoensia, berasa juga kalau aku kurang kalsium.

Akhirnya sekitar jam 3 aku ajak Riku pulang, dan sebelum pulang makan es krim dulu di Cold Stone. Well, Riku …hadiah ulang tahunnya udah lunas ya….