Takut Kehilanganmu

10 Jul

Ada sebuah percakapan antara aku dan temanku:

Aku :  Kamu suka Naruto?
Dia  : Suka banget…..
Aku : Sasuke?
Dia  : Nggak, aku suka Naruto karena mirip dengan sifatku.
Aku : hahaha… dasar kucing…. eh, kamu suka kucing? atau anjing?
Dia  : Aku suka dua-duanya. Tapi tidak bisa pelihara di rumah karena jarang di rumah sih.
Aku : Ntah ya, aku tidak suka kucing. Jadi kadang-kadang aku bisa berubah tidak suka orang kalau dia suka kucing.
Dia :  Syukurlah. Aku suka tapi tidak punya. **ngeles takut kehilangan**

dan kami tertawa. Lah kok bisa tidak suka pada seseorang hanya karena dia suka binatang tertentu atau barang tertentu. Hmmm tapi ya buktinya aku cukup sering tidak suka mereka yang suka kucing loh. Mungkin aku tidak suka sifatnya yang lain, tapi karena kebetulan dia suka kucing, si kucing lalu menjadi scape goat kambing hitam… (Lah kucing kok menjadi kambing, dasar imelda aneh hihihi)

Sebetulnya yang ingin aku tuliskan di sini adalah sebuah berita yang membuatku teringat masa lalu. Yaitu bahwa Sony mengumumkan menghentikan produksi MD player (Mini Disc Player), menyusul penghentian produksi Cassette Walkman Player yang sudah distop tahun lalu. Sekali lagi aku harus mengucapkan sayonara seperti floppy disc yang aku tulis di sini. MD player ini mungkin tidak begitu populer di Indonesia, tapi sempat booming di Jepang.

Yang dihentikan produksinya dari SONY

MD walkman ini mulai dijual tahun 1992, dan sampai Maret tahun ini sudah terjual sebanyak 22juta unit. Dibandingkan dengan Cassette Walkman dan CD Walkman, bentuknya lebih kecil dan compact,  sehingga menjadikannya populer. Lagipula MD adalah audio digital sehingga kualitas suaranya lebih tinggi daripada kaset.

Seperti sudah aku tulis di about me atau di sini, dulu (tahun 1997) aku pernah bekerja sebagai DJ Radio yang mengisi program musik Indonesia selama satu jam seminggu. Dan untuk memutar lagu-lagu Indonesia, aku hanya bisa mengandalkan CD saja (digital), karena suara yang berasal dari kaset tidak layak diputar. Padahal untuk lagu-lagu lama Indonesia dan lagu dangdut waktu itu kebanyakan masih berupa kaset. Kalau penyanyinya populer seperti Nike Ardilla, ok deh masih banyak album compilasinya, tapi untuk penyanyi yang belum mempunyai pendengar sebanyak Nike, masih merilis album dalam bentuk kaset saja. Nah, untuk mengatasi masalah kurang lagu ini, aku membeli kaset, begitu dibuka plastiknya , langsung aku pindahkan ke dalam MD. Jadilah lagu dalam bentuk digital meskipun mono dan mutu suaranya rendah.

MD pindahan dari kaset lagu, dan copy program acara Gita Indonesia

Satu kaset menjadi satu MD, dan aku harus meluangkan waktu ekstra juga untuk memotong-motong lagu dari in awal lagu sampai out nya. Kalau ada waktu senggang aku juga mencatat intro musiknya berapa detik, dan panjang lagu berapa menit. Aku scan cover kasetnya, dan tempel di MD untuk memudahkan. Meskipun kebanyakan kaset yang aku punya sudah aku pindahkan ke MD, masih ada berkotak kaset yang belum sempat aku pindahkan (terutama yang penyanyinya kurang populer, atau belum pernah ada yang request untuk diputarkan sampai acara itu selesai tahun 2001).

Selain memindahkan isi kaset ke MD, kalau aku mau mendengarkan CD di dalam kereta, aku tinggal memindahkan lagu-lagu yang kusuka dan membuat MD kompilasinya. Yah, sistemnya seperti iPod sekarang ini deh. Memang alasan Sony menghentikan produksi MD walkman ini sedikit banyak juga disebabkan oleh tersedia sarana audio digital yang lebih ringan lagi seperti iPod.

MD yang kupunya aku masukkan dalam kantong MD yang bisa memuat sekitar 25 lembar MD, dan kantong ini ada lebih dari 10 buah 🙂 Bisa bayangkan penuhnya rumahku kan? Baru MD saja loh. Tapi mau cari Lagunya Mel Shandy juga ada 😉

Waktu rekaman juga aku bisa membuat kumpulan lagu-lagu yang akan kuputar dalam 1 MD dan bergantian dengan CD dan DAD (Digital Audio Disc – program dalam komputer) memproduksi program satu jam acara yang kunamakan Gita Indonesia. Harus pintar-pintar mengatur sumber musik, karena aku memutar musik sambil bicara juga (one man studio – tanpa produser dan operator). Nah, program ini dimasukkan ke dalam DAT (Digital Audio Tape – Kaset Digital dan waktu aku mau beli playernya duuh mahal banget, sayang keluarkan uang untuk membelinya) untuk kemudian diserahkan pada Main Operator yang akan memutarkan pada jadwal pemutaran. Satu lagi fungsi MD di sini yaitu membuat backup program yang akan diputar, sehingga aku punya siaran setiap minggu langsung dari DAT (maklum jam programku itu hari Jumat dini hari, jadi aku tidak bisa terus bangun mendengar programku sendiri).

DAT berisi program acara, MD berisi copy nya

Waktu mendengar SONY menghentikan produksi MD walkman player ini, aku jadi teringat bahwa dulu aku sangat bergantung pada MD. Meskipun memang masih ada MD player yang menjadi satu dengan compo  (bukan portable) , aku bisa merasa bahwa MD tidak akan selanggeng kaset yang masih bisa dijumpai sampai sekarang. Suatu waktu aku tak lagi bisa mendengar suaraku sendiri dari MD…. mungkin sudah waktunya untuk memindahkannya dalam bentuk lain. MP3 paling bagus, tapi kendalanya adalah waktu. Memutar lagu atau siaran dari MD satu persatu dan memasukkannya dalam program di komputer…duh repot rek.

Well, memang kita harus selalu siap untuk kehilangan sesuatu ya 🙂

waktu masih berprofesi sebagai DJ Radio, 1996 - 2006

Pertanyaan tentang Indonesia

1 Okt

Hari Jumat minggu lalu aku mulai mengajar kuliah bahasa Indonesia di awal semester genap 2010. Di kelas menengah, yang hanya diikuti sedikit orang (tidak sampai 10 orang), aku lewatkan dengan menceritakan liburan musim panasku sebagai contoh karena mereka harus menulis karangan tentang liburan musim panas mereka. Tugas ini sering aku berikan sebagai pe-er liburan musim panas.

Nah, aku juga membicarakan pada mereka bahwa aku ingin mengadakan kuliah bahasa Indonesia melalui internet. Jadi Jumat ini mereka langsung pergi ke lab komputer dan disitu aku akan berikan tugas untuk mereka jawab dan cari keterangannya memakai internet. Aku ingin mengetahui mereka, yang notabene tidak tahu apa-apa tentang Indonesia, mereka ingin tahu apa sih tentang Indonesia?

Ruang komputer di universitas kami

Dari keinginan mereka dan yang aku bisa cari sumber keterangannya dalam bahasa Jepang adalah:
1. Tentang olahraga di Indonesia, kemudian aku refer mereka untuk melihat pencak silat.

2. Tentang Penyanyi/idola di Indonesia. Di Jepang banyak grup penyanyi idola seperti Arashi dan SMAP, atau yang perempuan ABK48. Nah di Indonesia siapa ya? yang bukan band loh. Akhirnya aku suruh mereka mencari soal Indonesian Idol deh.

3. Tentang Universitas di Indonesia…. Nah aku cuma bisa memberikan keterangan universitas apa saja yang ada di Indonesia, dan menyuruh mereka membaca di wikipedia. Tapi hebatnya si mahasiswa yang menanyakan soal ini, malah mengatakan dalam “kesan pelajaran hari ini” bahwa dilihat dari jumlahnya bukannya sangat kurang untuk menampung pendidikan tinggi di Indonesia? Hmmm soal ini sih bisa jadi diskusi yang amata sangat panjang.

4. Tentang pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. Nah kalau ini gampang sekali, aku tinggal menyuruh mereka membaca website dari Japan Foundation yang banyak membahas soal pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. Rupanya si mahasiswa ingin mengajar bahasa Indonesia di luar negeri kelak kalau sudah lulus.

5. Tentang tempat rekreasi pemuda/pemudi Indonesia. Nah aku jawab: MALL. Karena jumlah mal di Jakarta sekarang sudah mencapai 170 buah! hehehe. Ada pula yang tanya soal fashion sih, tapi aku bilang, justru Indonesia mengikuti fashion Jepang dong. Kecuali kalau kamu menganggap baju muslim itu sebagai fashion Indonesia, karena ini tidak ada di Jepang.

6. Tentang gunung di Indonesia. (Rupanya dia pendaki gunung tuh hihihi) Lalu aku suruh mereka membaca soal Pegunungan Jaya Wijaya di Papua dan Semeru, sebagai gunung tertinggi di pulau Jawa.

Masih ada beberapa pertanyaan mereka, yang akhirnya aku sempatkan jelaskan langsung saja, karena tidak cukup waktu. Belajar bahasa memang harus mengetahui pula kebudayaan dan kebiasaannya. Dan aku senang sekali mereka cukup aktif bertanya dan mencari keterangan tentang Indonesia melalui internet.

Pelajaran memakai komputer ini juga sedikitnya dapat membantu aku dalam pelaksanaan kuliah hari ini. Karena sebetulnya hari ini adalah Hari Tokyo, Tomin no hi. Jadi SD Negeri, SD nya Riku libur. Jadi aku terpaksa membawa Riku ke kampus, karena dia masih belum bisa ditinggal selama 8 jam di rumah sendirian.

Karena ini kali kedua Riku datang ke kampus Senshu University, maka dia sudah biasa. Selama pelajaran, dia melewatkan waktu dengan main komputer atau main game DS nya. Karena aku menyambung dua mata kuliah tanpa waktu istirahat, kami baru bisa pulang jam 2 siang. Dan dalam keadaan lapar!

Aku tiba-tiba ingin makan ramen pedas, yang sudah lama sekali aku belum makan lagi. Adanya di satu stasiun sesudah stasiun kami, yaitu di Noborito. Toko Ramen ini memang toko chain yang jumlahnya terbatas, tapi merupakan satu-satunya toko yang menyediakan masakan mie dengan tingkat kepedasan yang bisa disesuaikan dengan permintaan. Namanya saja Kaminari Ramen (kaminari = guntur). Tapi maaf, memang ramen di Jepang pakai kaldu babi, jadi tidak bisa dikonsumsi umat muslim.

Aku dan dunia mayaku

23 Jun

Ada bermacam peristiwa di dunia maya yang membuatku ingin menoleh kembali pertama kali aku menggunakan sarana internet, serta memikirkan dampaknya.

Pertama kali berkenalan dengan yang namanya internet itu sekitar tahun 1996, jaman nulis email musti konek jaringan lalu buka eudora segala macem. Saat itu untuk chat adanya MIRC, dan aku tidak pernah coba pakai. Browsing pertama kali pakai Netscape dan paling-paling aku buka kompas.com untuk cari berita radio dan bahan ngajar. Saat itu aku belum tergantung benar pada internet.

Ketergantungan pada internet timbul sejak aku hamil Riku tahun 2002. Aku harus membatalkan tiket mudik bulan Agustus 2002 karena tidak diperbolehkan dokter naik pesawat. Dia hanya bilang begini, “Ya terserah karena tanpa naik pesawat saja, kita tidak tahu bayi ini bisa bertahan atau tidak”. Ya karena calon “Riku” hidup berdampingan dengan myom (semacam kista) yang membesar terus hampir 10 cm. Terpaksa aku cepat-cepat membatalkan tiket pesawat sambil membayar denda pembatalan 20.000 yen. Dan saat itu aku kenal chatting di Yahoo Messenger.

Aku cukup addict dengan chatting untuk mengusir kesepian dengan ngobrol di room, membuat kelas bahasa Jepang, atau menjadi DJ dengan memutar lagu-lagu. Aku juga banyak belajar mengenai komputer dari chatting…dari cara menghubungkan beberapa komputer dengan LAN, sampai pengetahuan dasar menjadi webmaster.  Lumayan tidak usah membayar kursus komputer. Dari chatting, aku tahu dunia blog dan membuat akun di blogger Juni 2003 untuk memberikan komentar di blog teman. Aku sendiri mulai menulis blog Mei 2005 karena saat itu aku banyak memangkas jam mengajar dan merasa perlu mencatat perkembangan Riku saat itu… dan aku bersyukur memulai kebiasaan menulis itu dan melanjutkkannya sampai sekarang.

Sekarang semakin mudah untuk membangun hubungan di dunia maya. Koneksi internet yang jauuuh lebih cepat dibandingkan dahulu. Dulu masih pakai dial phone 28 Kbps, sekarang sudah FTTH dengan kecepatan koneksi 100MBps. Biaya nginternet juga jauuuuh lebih murah, dulu sampai 7000 yen, sekarang cukup 3800 yen. Hampir separuh! Selain chatting, blogging juga ada banyak jaringan pertemanan SNS (Social Networking Service) yang diciptakan oleh orang-orang pinter dengan tujuan dan fungsi yang berbeda. Sudah pernah mencoba semua service yang ada di dunianya si Maya ini. Friendster… yuhuu apa kabarnya FS aku ya? Dari dulu aku tidak begitu suka FS, jadi jarang log in. Lalu kemudian ada Multiply, Plurk, Facebook dan Twitter. Sebelumnya aku pernah coba MySpace, dan malas melanjutkan karena isinya pemusik semua hihihi.

Pernah coba imeem, tempat upload musik dan bisa embed ke blog juga. Untuk foto sampai sekarang aku masih pakai Photobucket, setelah mencoba Webphoto dan kurang asyik karena susah memasang embeb ke blog. Sampai dengan tahun 2007 aku masih pakai Multiply untuk mengupload foto-foto. Sekarang? Multiply ku sudah jarang sekali dibuka.

Pasti semua sudah pernah mendengar  bahwa katanya FB dan BB “Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat“. Banyak yang mengeluhkan betapa orang masing-masing kutak-kutik HPnya sendiri padahal sedang berkumpul rame-rame. Kalau menurut aku sih, itu memang terjadi karena kita sendiri tidak membatasinya, tidak kontrol diri. Jaman HP pertama kali diperkenalkan di Jepang pun, terjadi euphoriasemacam itu. Di mana-mana terlihat orang berbicara memakai HP nya, tanpa mengenal tempat dan waktu. Baru kemudian dibuat peraturan, “dilarang memakai HP di tempat umum dan set dering telepon menjadi vibrate”. Bahkan jika berada di tempat duduk “silver seat” (tempat duduk khusus untuk lansia, ibu hamil dan penyandang cacat) kami WAJIB mematikan HP. Alasannya, mengganggu frekuensi pengguna alat pacu jantung. Dan memang aku merasa gatal kalau mudik ke Indonesia dan melihat orang berbicara seenaknya di sembarang tempat. Persis seperti dulu di Jepang, nenek-nenek berteriak di HP karena tidak terdengar, atau pemuda pemudi berpacaran di HP dan kita sekelilingnya bisa mendengar percakapan mereka. TAPI, orang Jepang(cukup) taat peraturan, sehingga sejak ada larangan menggunakan HP di tempat umum seperti di kereta dan bus, tidak terdengar lagi suara-suara yang mengganggu itu. Sekarang yang menjadi masalah masyarakat justru semua DIAM sambil mengetik email/browsing dengan HP nya. Ironis…

Tapi, ada satu kejadian di Facebook yang membuat aku berpikir…cukup dalam. Facebook memang dipakai untuk mengumpulkan teman-teman lama. Tetap saja untuk bertemu teman lama itu, kita akan dan harus pergi ke luar untuk bertemu muka. FB hanya sebagai media yang mempertemukan kita. Tapi? pernahkah kamu berpikir bahwa FB itu membuat kita lebih “emosional”? Lebih memakai perasaan kita dibanding jika tidak ada FB. OK, memang maksud aku untuk sedikit membela FB. Aku tinggal di negara lain, dan bisa berhubungan kembali dengan teman-teman lama melalui FB. Semua info tentang teman itu bisa disampaikan lewat FB (kalau mau). Aku tahu jika ada yang ulang tahun, dan mengirimkan ucapan selamat ulang tahun. Tanpa FB? aku lupa dia ulang tahun kapan. Aku tahu dari statusnya kalau anaknya kecelakaan, dan ikut bingung sambil berdoa semoga anaknya tidak apa-apa. Aku bisa lihat aktifitas teman-teman yang kaya-kaya yang merayakan ulang tahun dengan piknik bersama ke singapore. Tidak, aku tidak iri, tapi justru bersyukur aku jauh, karena jika aku di jkt mungkin aku akan “maksa diri” mengumpulkan duit dan pergi bersama mereka. Karena jauh, aku bisa basi-basi, “Aduuuh enaknya yang jalan-jalan terus. Iri deh…” Padahal belum tentu aku mau ikut. basa-basi….

Dan satu lagi aku mulai berpikir, ketika salah satu friend di FB ku, yang sudah lumayan sepuh menulis begini, ” Wah ini temanku yang sudah mati, apa kuhapus saja ya idnya….” Lalu banyak yang memberikan komentar, sampai dia menjawab begini,”Ya aku cuma takut saja tiba-tiba dia menulis di tempatku”. OK…. Bercanda tentu saja. Tapi tak lama dari kejadian itu, seorang kontakku, kakak kelas di UI meninggal dunia karena kanker 🙁

Sedih… itu pasti meskipun aku tidak akrab dengannya dan tahukah kamu kalau membuka home di FB ada saran dari FB untuk “mencolek” teman-teman yang sudah lama tidak berhubungan. Dan kamu bisa bayangkan kalau foto teman yang sudah tiada itu terpampang di sana. Ingin rasanya bilang pada FB, ” oooi ini orang sudah meninggal, jangan sarankan saya menghubungi dia dong”.Akhirnya memang terpikir seperti joke temanku tadi bahwa dia mau menghapus nama orang yang meninggal (karena takut jika si almarhum menulis di tempatnya). Hapus? tidak hapus?

Aku justru tidak akan menghapus namanya. Karena justru dengan timbulnya foto di halaman “Home” ku, aku diingatkan …setiap kali diingatkan akan arti hidup ini, dan arti komunikasi. Dan memang menurutku FB membuatku (entah bagi yang lain) lebih emosional, lebih memakai perasaan dan memperhatikan keadaan teman-teman. Sekarang tinggal kita saja yang menggunakan sebaik-baiknya.

Dan satu lagi yang ingin kutulis di sini, yaitu bahwa sebagus-bagusnya Twitter dan FB, mereka hanya menyediakan sesuatu tulisan yang “timely”, begitu lewat akan hilang. Kamu tidak bisa search lagi percakapan status/komentar di FB dan twitter (kecuali di link/notes di FB). Semua akan tertelan oleh waktu dan karena aku tahu tentang hal ini, maka aku tidak pernah menghapus notifikasi lewat email yang penting dan berharga buatku. Tapi kamu masih bisa mencari kata/komentar yang pernah kamu tuliskan di blog! Karenanya aku lebih menyukai blog dibandingkan SNS lain. Benar, kan?

Beberapa waktu yang lalu aku pindah hosting. Mungkin karena aku terlalu banyak memakai plugin macam-macam, jadi setiap mempublish posting baru, pengunjung tiba-tiba dalam waktu yang bersamaan berkunjung kemari. Karena itu mungkin teman-teman pernah menemukan halaman TE bahwa “This Account has been suspended” , well perkataannya itu loh suspended, seakan aku penjahat belum bayar, padahal maksudnya busy hehehe. Lalu beberapa tindakan dilakukan dengan bantuan sahabatku, Ria (you are really an angel Ri…couldn’t thank you enough) yang memang ahlinya IT sehingga TE bisa tetap “hidup”. Jadi saranku, hati-hati menambah plugin di blog kamu-kamu yang memakai domain pribadi. Dan mungkin sebagai imbas dari pengurangan plugin dll ada selang waktu yang cukup lama bagi komentar yang sudah tertulis untuk tampil di kolom komentar. Ada beberapa teman yang menuliskan nada putus asa karena berkali-kali menulis tapi tidak muncul. Coba tinggalkan TE dulu beberapa waktu dan kembali, pasti komentar kamu ada dan tidak hilang kok. Karena aku pun mengalami waktu menjawab komentar, terjadi lag time yang cukup lama. Aku mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.

Yang pasti aku memang hidup di dua dunia, dunia nyata dan di dunia maya. Tapi bagiku, teman-teman di dunia maya, bukan hanya sepotong gambar/foto/avatar saja. Semua mempunyai jiwa yang sangat aku hargai. Terima kasih jika pertemanan lewat blog ini dapat menjadi pertemanan yang baik, meskipun kita belum pernah bertemu.

Hebatnya Internet

3 Mei

Mungkin sudah tidak bisa dihitung lagi kehebatan internet. Kalau beberapa waktu lalu aku tulis kehebatan internet tentang Jaringan Doa. Sekarang aku mau menekankan kehebatan internet dalam menghubungkan kita dengan masa lalu.

Sekitar 10 hari-seminggu yang lalu aku membuka yahoo mailing list untuk dua keluargaku dari pihak ibu (Mutter) dan ayah (Coutrier). Asalkan ada koneksi internet, kita bisa berhubungan kembali dengan saudara-saudara yang jauh di negeri seberang ataupun dengan sanak saudara yang sebenarnya belum pernah kita temui di real. Di situ kita bisa bercerita kembali tentang masa lalu, atau mengejar ketinggalan waktu untuk mengetahui situasi dan kondisi up-to-date tentang saudara-saudara kita.

Saya juga mempunyai account di beberapa SNS (Social Networking Service) seperti di Multiply, Friendster, MySpace dan Facebook. Kira-kira seminggu yang lalu dimulai sebuah mailing list dari komunitas orang Indonesia di Jepang. Dari situ kita bisa mendapatkan informasi tentang kegiatan sesama orang Indonesia yang berada di Jepang (IC-JP), atau malah membuat suatu proyek/kegiatan baru. Dari informasi yang didapat di milis ini, dan juga yang suami saya dapat di milis berbahasa Jepang, hari Sabtu yang lalu, dia dan Riku pergi ke sebuah pameran foto di Chiyoda-ku bersebelahan dengan Museum Camera Jepang yang diadakan oleh JCII Club 25 dengan tajuk “Indonesia-Japan Photo Exhibition 2008”. Dari sekian banyak foto yang masuk dipamerkan foto-foto Indonesia selama 10 tahun terakhir. Suami saya bilang, kangen juga melihat foto-foto dari mantan presiden Soeharto almarhum.
Sayang sekali saya tidak bisa ikut ke sana, karena perjalanan cukup jauh dari rumah dengan kereta. Karena pameran foto ini berlangsung sampai dengan 11 Mei, mungkin masih ada kesempatan untuk pergi ke sana.
Photobucket Photobucket

日本インドネシア友好50周年の外務省認定事業の1つである同展は、「INDONESIA LATEST 10 YEARS」をテーマにスマトラ島、ジャワ島、パプワ島などを含むインドネシア全土のプロ、アマチュアカメラマンから集めた写真を展示。現地新聞社協力により審査した約100点で構成する。
同展を主催するインドネシア・ジャパン・フォトエキシビジョン実行委員会は、日本とインドネシアの社会人、大学生が設立した団体で、写真やメディアの視点を通し、国際交流と文化交流活動を拡大していくことを目的としている。
今夏には、日本で撮影した写真を展示するインドネシア・ジャワ島での写真展を予定しており、秋ごろには日本とインドネシアで巡回展も行っていきたいという。開催時間は10時~18時。入館無料。5月11日まで

Kebanyakan teman saya di Facebook adalah teman-teman waktu SD-SMP-SMA, yaitu teman-teman yang pernah bersama-sama melewati masa remaja di Jakarta. Berlainan dengan Friendster yang sebagian besar adalah teman-teman hasil perkenalan di dunia maya. Seminggu yang lalu, ada dua orang terkenal di Indonesia yang menambahkan saya sebagai “friend” mereka. Suami istri Ira Wibowo (teman satu kelas di SMA dulu) dan Katon Bagaskara. Kadangkala saya berpikir, kok artis-artis yang sudah pasti sibuk seperti mereka-mereka ini masih ada waktu untuk ber-net-ria. Tapi yah, artis kan juga manusia …(meminjam istilah judul lagu Rocker juga manusia hehehe). Dan dengan ber-net-ria ini tentunya ada manfaat juga untuk tetap berkomunikasi dengan para fans setia mereka. Dan baru kemarin saya mendapat “laporan” dari teman di Multiply….

halo, mbak Emiko……., udah lihat video2 lama katon dan kla di youtube belum? kalo belum coba deh buka youtube, ada video originalnya “tentang kita”, dan video2 lain yang jadi obat kangen, mas katon sendiri yang upload video2 itu, atau jangan2 saran dari mbak, ya?

Hehehe, mentang-mentang semua tahu saya fans beratnya Katon, mereka pikir saya yang menyarankan beliau untuk upload videonya di Youtube. Saya sendiri baru tahu bahwa Katon punya account di Youtube dan beliau sendiri yang upload video-video dari Kla Project dan Katon sendiri. Lumayan dengan melihat video-video clip ini, dapat bernostalgia kembali dengan “pemandangan” dan lagu lama. Misalnya video “Tentang Kita” ini, bener-bener 80-an banget. Jadi inget masa-masa remaja deh. So, bagi orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, tidak usah takut kehilangan “nuansa” Indonesia. Bahkan dengan koneksi internet yang superb, kita yang tidak tinggal di Indonesia boleh jadi lebih tahu tentang keadaan Indonesia di masa sekarang maupun masa lalu. Dan semoga “ACI – Aku Cinta Indonesia” terus..selamanya.