Meskipun aku bukan fans film, aku penyuka film-film dari Studio Ghibli, pembuat film animasi. Tapi di blog TE ini aku baru menulis tentang Ponyo. Padahal banyak sekali yang aku suka loh, seperti Totoro, Howl dan Majo no Takkyubin (Kiki Delivery Service).
Akhir pekan lalu kami meminjam DVD yang berjudul Karigurashi no Arrietty, yang kalau diterjemahkan menjadi The Borrower Arrietty atau The Secret World of Arrietty. Ini merupakan film terbaru dari Ghibli, yang diputar di bioskop musim panas tahun 2010 lalu.
Film ini dibuat berdasarkan novel dari Mary Norton yang berjudul “The Borrower” yang mendapatkan Carnegie Medal tahun 1953. Rupanya Miyazaki Hayao memendam obsesi untuk membuat film animasi ini selama 40 tahun, dan akhirnya bisa selesai tahun lalu. Seperti Ponyo, warna-warna yang dipakai dalam film ini memang kaya dan penuh detil-detil yang mengagumkan untuk film animasi. Jika ada kesempatan menonton, coba perhatikan tetes hujan yang begitu real. Cuma aku merasa karakter manusia yang keluar dalam film-film Ghibli ini hampir sama semua mukanya. Ya memang sulit untuk menciptakan perbedaan yang mencolok dalam wajah wanita dan pria dalam film animasi. Yang pasti mata mereka besar dan bagus, seperti idaman semua orang Jepang untuk memiliki mata yang besar dan bagus.
Cerita dimulai dengan kedatangan pemuda Sho ke rumah tante ibunya (selanjutnya aku sebut Sadako) . Kabarnya setting rumah ini di Koganei, daerah barat Tokyo, yang cukup dekat dengan rumahku. Sho menderita penyakit jantung bawaan dan akan dioperasi. Orangtuanya sudah bercerai, dan ibunya adalah seorang diplomat yang sering pergi ke luar negeri. Bagi Sho, hubungan keluarga sangat tipis dan dia merasa dia akan mati dalam operasi nantinya. Waktu Sho datang, dia melihat kucingnya mengejar sesuatu, dan dia merasa seperti melihat seorang “mini” yang mungkin hanya setinggi 10 cm. Sho sering mendengar dari ibunya bahwa di rumah itu, rumah tempat ibunya dibesarkan, terdapat manusia kecil seperti liliput.
Arrietty tinggal di bawah lantai rumah nenek Sadako, bersama ibu dan bapaknya. Ibunya bernama Homily dan bapaknya bernama Tod. Waktu Sho datang, Arrietty sedang mencari dedaunan dan bunga untuk ibunya. Mereka adalah “borrower” karigurashi, yang “meminjam” barang-barang dan makanan dari manusia untuk bertahan hidup. Padahal menurut manusia, mereka adalah “pengambil” titik. Nah malam itu Arrietty ikut dengan bapaknya untuk “berburu” makanan dan barang. Homily minta mereka mengambilkan gula cube dan tissue. Bagi seorang liliput yang hanya setinggi 10 cm, perjalanan mengambil barang-barang itu merupakan petualangan yang berbahaya. Kecoak menjadi binatang yang berbahaya buat mereka.
Setelah berhasil mengambil gula cube, mereka mengambil tissue yang berada di atas meja sebelah tempat tidur Sho. Sho terbangun dan melihat Arrietty. Mereka bertatapan, dan Arrietty menjatuhkan gula waktu melarikan diri bersama bapaknya. Ya, keberadaan mereka tidak boleh diketahui manusia. Begitu ada manusia yang tahu, mereka harus pindah rumah. Padahal Sho hanya ingin berteman dengan Arrietty dan membuktikan cerita ibunya tentang liliput ini. Sho juga iri pada Arrietty yang tinggal bersama kedua orang tuanya.
Tetapi di rumah itu selain Sadako, tinggal juga seorang pembantu bernama Haru, yang ingin sekali menangkap liliput ini. Dia berhasil menangkap Homily dan memanggil “pasukan” pembasmi tikus. Sho membantu Arrietty membebaskan ibunya yang ditaruh dalam stoples dalam gudang.
Perpisahan Sho dan Arrietty mengharukan tapi menjadikan titik awal kehidupan mereka yang baru. Sho bersemangat untuk sembuh, sedangkan Arrietty bersama keluarganya pindah ke tempat yang baru. Durasi film ini 94 menit, tapi dari segi isi cerita aku merasa ada yang kurang, terasa biasa saja. Tapi tentu saja aku menikmati gambar dan warna yang bagus, bagaikan di surga (ntah surga seperti itu atau bukan hehehe). Silakan menilai sendiri film ini jika ada kesempatan untuk menontonnya.