Perjalanan yang melelahkan

15 Feb

Tanggal 14 Februari 2009, Kami berangkat dari rumah pukul 6 pagi, dan jam 8 lewat sudah sampai di Narita. Perjalanan lancar meskipun angin memang kencang bertiup. Berhenti di Parking Area Makuhari untuk istirahat dan ke WC. Selama perjalanan aku tidur karena otomatis aku cuma tidur 1 jam (rencananya tidur dari jam 2 sampai jam 4, eee si Kai nangis minta susu, ya terpaksa deh bangun dan bikin susu).

Begitu sampai, parkir mobil, langsung cek in. Petugas ground SQ yang ramah melayani kita, dan tak lupa saya minta assistance MAAS waktu tukar pesawat di Singapore. Setelah selesai, kita masih punya waktu cukup banyak untuk makan pagi. Riku maunya makan Mc Donald (sebetulnya tujuan dia bukan Mc D nya tapi mainannya) jadi terpaksa kota cari Mac Donald deh. Duh padahal aku benci menu sarapan Mac D ini. Bayangin rotinya diganti dengan muffin, udah gitu biarpun isinya daging/ telur, muffinnya pakai madu (honey) huh, masak makan daging dengan “kue” sih. Tapi karena aku tahu aku bakal ngga bisa santai makan di pesawat, terpaksa telan deh.

Tiba waktu boarding, karena waktunya cukup banyak aku santai aja masuk ke pemeriksaan luggage. Yah, kena deh lama di sini. Kan sekarang harus lapor kalau bawa cairan di tas kabin. Ya aku cuma lapor susunya Kai aja. Ternyata semua CREAM juga musti dilaporkan. Jadi itu lipstick, minyak wangi, hand cream, obat salepnya Kai, BALSAM, pokoknya semua yang dari cream harus dilaporkan juga. Beuh makan waktu lama tuh diperiksa satu-satu. Akibatnya tidak bisa kasih dadah sama papa gen sebelum kita menghilang ke imigrasi check. Karena waktunya juga tidak banyak, kita langsung jalan ke boarding gate. Dan jauuuh banget menuju gate nomor 65. Untung Riku ngga ngomel-ngomel disuruh jalan jauh gitu. Tapi begitu sampai dia minta minum. Yang aku rasa menyebalkan juga, adalah menemukan kenyataan bahwa di tempat duduk yang disediakan khusus untuk PRIORITY PASSENGER, yaitu orang tua, hamil dan membawa bayi, sudah diduduki oleh BAPAK-BAPAK muda yang TIDAK mengerti bahasa Inggris dan tidak bisa baca LAMBANG priority seat. Dengan santainya bapak-bapak itu duduk di tempat khusus dan cerita-cerita dengan suara keras pakai bahasa Indonesia. DUH MALU-MALUIN deh. Please dong deh kalau bepergian jaga etiket seperti ini, dan jangan memalukan negara.


Tak lama sebelum waktu boarding untuk umum tiba, ground staff yang tadi melayani kami waktu  cek in, menghampiri kami dan membantu kami masuk sampai pesawat. Baby car dilipat dan dititipkan di depan pintu pesawat (dan ini nantinya membuat kita menunggu lama). aku dan riku mendapat tempat duduk di bagian aisle, dan seorang bapak Filipina duduk di window (akhirnya Mr Lim memnta dia untuk pindah kursi supaya space yang kita pakai bisa lebih luas). Purser Mr Lim, menghampiri kami dan memperlihatkan magic dengan uang logam di depan Riku. Riku kesenangan deh. Mr Lim ini kelihatannya suka anak-anak, sehingga dia sering menyuruh pramugari atau datang sendiri, memberikan kue appel pie, atau coklat, atau mainan lain. Memang 7 jam perjalanan amat melelahkan bagi anak-anak (Dan bagi seorang Ibu yang membawa bayi/anak-anak hehehe). Untung saja Kai sempat tertidur 1,5 jam di dalam baby bed yang sudah disediakan. Jadi aku juga sempat tidur selama dia tidur. Menjelang tiba di Singapore, rasanya kepala aku sudah mau pecah, dan stress ngurusin dua anak yang pecicilan. Belum lagi kalau mereka berantem. Kai mau main mainan yang dipegang Riku, kalau tidak dikasih nangis dan teriak-teriak. Aku suruh kasih, Rikunya bilang mama cuma sayang Kai…. susah deh….. Belum lagi pengumuman mendarat pukul 17:45, padahal aku baca di boarding pass untuk pesawat dari Singapore- Jakarta itu boarding timenya 17:45. NAH LOH… gimana nih. (Mr Lim bilang Dont worry, ngga usah pikir biar si MAAS aja yang pikir hihihi, thank you very much Mr Lim… you re such a kind person)

Kenyataannya kita turun dari pesawat sudah jam 18:00. Dijemput dengan uncle dari SQ (wah aku ingat dulu dia juga nih yang jemput…) tapi kali ini si uncle cuman jemput aku saja. Dan aku membuat kesalahan yang sama, yaitu tidak minta pemakaian mobil golf di Narita. (Ternyata untuk pakai mobil ini perlu special request, karena banyak yang mau pakai, jadi harus diatur waktunya). Ya sudah aku udah menenangkan diri aja, kalau tidak bisa naik pesawat yang ini, ya minta pesawat berikutnya aja. Tenang aja deh. Then aku tanya si uncle, apa aku harus give up untuk pesawat ini. Dia bilang ngga perlu, masih bisa kok. Ternya pesawat itu take off jam 18:45, pintu akan ditutup 10 menit sebelumnya, jadi jam 18:35 harus di situ, masih ada waktu 30 menit… Dont worry…. dari terminal 3 ke terminal 2 cukup 20 menit saja kok. Wah… OK kalau aku harus lari, ya lari deh hehehhe. Yang jadi masalah Riku, pasti dia ngga kuat jalan 20 menit. Untung saja, si uncle mengijinkan Riku duduk di troley dan dia dorong troley dengan bawaan yang lain, sedangkan aku dorong Kai dalam baby carnya. Dasar aku sudah orang Jepang, jadi wkatu 20 menit jalannya orang Melayu, bisa aku tempuh hanya 10 menit hahaha. Tenang deh si uncle juga, meskipun dia ngos-ngosan ikutin aku.

Perjalanan dari Singapore ke Jakarta ditempuh dalam 1 jam 10 menit, jadi aku juga menolak meal yang disediakan, dan memberi makan Kai dan Riku saja. Untung si Kai lumayan makan banyak dan juga tidak begitu rewel selama di perjalanan. Waktu persiapan mendarat dan dari atas sudah bisa terlihat pemandangan malam kota Jakarta dengan lampu-lampunya, Riku sempat berkata,” KIREI…. bagusss”. Yang sangat melegakan aku, waktu aku diberitahu stewardessnya bahwa ada assisten dari MAAS lagi yang akan menjemput kita waktu mendarat di Jakarta. Padahal aku ngga minta di Narita. Enaknya kalau ada MAAS ini, semua urusan pasport mereka juga bantu (cari tempat khusus yang langsung dilayani dsb). Apalagi waktu urus visa on arrival juga KOSONG, ngga ada orang asing lain yang antri. smooth deh semuanya. Waktu keluar gate, langsung bertemu opa, oma dan om Chris yang sudah menunggu. Senang melihat Oma sudah berjalan tanpa penyangga, bahkan cukup cepat (meskipun kadang jalan dengan menyeret kaki kanannya). Yang kasihan opa dan oma sedih karena Kai langsung menangis waktu mau dicium heheheh. Kai sudah mengantuk soalnya, karena di Tokyo sudah jam 9 malam Opa, Oma…..

Sampai di rumah ngga tau lagi jam berapa, karena aku juga ketiduran di mobil saking capeknya. Yang pasti kita disambut dengan GELAP, rupanya dapat giliran pemadaman listrik oleh PLN. Pengalaman pertama lagi bagi riku masuk ke rumah yang diterangi oleh lilin saja. Untung dia ngga ketakutan hihihi. Dan untung tidak lama lagi, listriknya menyala. Well, vacation, liburan selama sebulan dimulai malam ini. Home sweet home.