Aku sempat tertawa membaca status Pak Syafruddin Azhar di FB nya seperti begini:
Pagi tadi sebelum ke kantor sempat nonton acara “Ranking 1” (Trans TV), ada satu pertanyaan yang disampaikan Sarah Sechan: “Burung Hantu tergolong hewan buas (karnivora/pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Apa nama burung Hantu dalam bahasa Inggris?” Pertanyaan ini dijawab sebagian peserta: “Ghost Bird”… Peserta “Ranking 1” ini ternyata pintar ya berbahasa Inggris…
Hastaga…. masak Ghost Bird sih… eh tapi aku lebih ingin tahu mengapa Bahasa Indonesia menyebut OWL itu sebagai Burung Hantu ya? Siapa yang menciptakan atau menentukan ya/ Apa karena suaranya yang cukup “menakutkan” di tengah malam?
Memang semua tahu bahwa Burung Hantu itu bangun di malam hari, tidur di siang hari…. Nah picture book yang aku pinjam kemarin salah satunya adalah mengenai Burung Hantu. Judulnya “Burung Hantu yang Benci Malam”.
Di hutan tinggal seekor Burung Hantu yang benci malam hari. Waktu kecil dia pernah keselo di malam bulan purnama, sehingga dia menjadi takut. Dia menjadi lain dari burung hantu yang lain. Dia tidur di malam hari dan bangun siang hari. Karena itu dia tidak punya teman.
Pada suatu senja, ada seekor ngengat yang tersesat masuk ke rumah Burung Hantu karena melihat lilin yang terpasang.
“Eh, Burung Hantu, kamu sudah mau tidur? Malam hari kan waktunya kita untuk bermain. Ayo kita bermain.”
Burung Hantu menggelengkan kepala dan sambil menepuk-nepuk bantalnya berkata, “Aku sudah memutuskan untuk tidur di malam hari. Selamat tidur!”
Ngengat itu keheranan dan pergi ke luar.
Akan tetapi si Ngengat datang lagi keesokan harinya, dan keesokan harinya, lalu keesokan harinya dan mengajak Burung Hantu untuk bermain. Karena si Ngengat datang setiap malam, Burung Hantu mulai tidak bisa tidur di malam hari. Ngenat selalu menceritakan indahnya malam hari di hutan, tapi Burung Hantu diam saja.
Pada suatu malam, sudah waktunya Ngengat datang, tapi dia tidak datang-datang. Burung Hantu heran. “Kenapa yah? Pertama kali Ngengat tidak datang. Apa karena tadi hujan ya?” Sambil melongok keluar lewat jendela, tapi cepat-cepat menutup tirainya kembali. Malam itu Burung Hantu sama sekali tidak bisa tidur.
Setelah itu Ngengat tidak datang 3 hari berturut-turut. Kemudian malam itu Burung Hantu menatap ke luar menunggu Ngenat datang.
“Hallo… maaf ya aku tidak datang karena kena flu waktu itu kehujanan”
“Aduh aku sudah khawatir …ada apa. Kupikir kamu tidak akan datang lagi…”
” Maaf sudah membuatmu khawatir. Tapi hari ini bulan purnama loh, mari kita jalan-jalan ke luar. Malam ini terang, jadi tidak usah takut.
Jadilah si Burung Hantu ditemani Ngengat ini keluar dan bermain di hutan. Karena sudah lama tidak keluar malam hari, dia takut-takut tapi karena ditemani si Ngengat dia bisa menikmati malam bulan purnama itu. Bahkan sampai ke tempat yang tertinggi dan merasa berada di sebelah sang Bulan.
Berkat teman barunya si Ngengat ini, dia berhasil mengalahkan rasa takutnya, dan pertama kali sejak bertahun-tahun tidur ketika matahari mulai terbit. Dia masih merasakan kegembiraan bermain di malam hari dan ingin sekali hari segera menjadi malam. (diterjemahkan oleh Imelda dengan beberapa penyesuaian)
Cerita yang sederhana, tapi aku rasa kasus seperti ini cukup banyak. Mereka yang terbuang yang menyendiri karena alasan-alasan tertentu. Tapi jika ada seseorang yang seperti Ngengat yang tanpa jemu mengajak, pasti orang itu akan berubah. Siapapun butuh teman. 🙂
Itu cerita Picture Book yang kemarin aku pinjam, dan tema Burung Hantu ini sebetulnya juga pernah menjadi pertanyaan dari mas ordinarytrainer dalam postingnya “Question“. Tanyanya:
Mengapa burung hantu selalu di identikkan dengan Ilmu pengetahuan ??? Apa Burung Hantu itu Pintar ??? Ada yang tau latar belakangnya
Dan karena aku juga penasaran aku mencari di wikipedia. Yang lucu, aku justru bertemu macam-macam keterangan dari wikipedia berbahasa Jepang. Sering loh aku mencari suatu info lebih banyak yang tertulis dalam bahasa Jepang daripada bahasa Inggris. Ini karena orang Jepang memang suka sekali meninggalkan dokumentasi dalam bentuk tulisan yang bisa dipakai sebagai acuan, bukan sekedar curhat-curhatan saja 😀 . Dan dari hasil browsingku aku menemukan bahwa:
Untuk burung hantu sebetulnya bukan pintarnya yang ditonjolkan, tapi bijaksananya. Dalam pemikiran modern dikatakan Owl = wisdom.
Sekali lagi ini pemikiran ini berasal dari Yunani Kuno, yaitu pengikut dewi Athena bernama Minerva yang terkenal pandai sering digambarkan sebagai burung hantu. Padahal konon kepintaran burung hantu kalah dari burung Gagak. (cerita lengkap kurang jelas karena ada beberapa versi, sumber : wikipedia bahasa Jepang)
Tapi memang Burung Hantu adalah salah satu binatang yang kusuka, meskipun aku tidak memeliharanya. (Dan jenisnya juga cukup banyak loh!)