Ensoku

25 Apr

Ensoku memang bahasa Jepang 遠足 yang memakai kanji jauh (tooi 遠い) dan kaki (ashi 足), membawa kaki ke tempat jauh. Bisa diterjemahkan Outing atau sekedar piknik saja. Kegiatan ini merupakan kegiatan resmi sekolah, paling sedikit TK dan SD, biasanya sekali setahun. Sedangkan untuk SMP dan SMA namanya bukan ensoku lagi, dan mungkin dengan sedikit tugas semacam karya wisata gitcuuuu.

Bagi anak-anak TK dan SD yang paling disukai tentu bento (bekal makanan) dan oyatsu (snack/makanan kecil), selain kesempatan bermain di tempat terbuka. Dan untuk kebanyakan sekolah TK dan SD di kelurahanku biasanya pergi ke Taman Shakujii yang mempunyai danau sendiri atau Taman Tokorozawa Aviation Park, Kouku-Koen, bekas lapangan terbang di Saitama. Kedua tempat ini sudah sering kami kunjungi, sehingga sebetulnya tidak “baru” lagi. Tapi namanya anak-anak, asal ada teman + tempat bermain + makanan cukuplah 😀

Nah tanggal 22 April lalu, tepat Jumat Agung, bukan hari libur di Jepang, dan ditentukan oleh TK nya Kai sebagai hari pelaksanaan Ensoku tahun ini. Tempatnya dari tahun ke tahun di Kouku Koen, dengan acara tetap yaitu berpotret bersama di depan kapal terbang.

Lucunya kalau di TK Kai ini, disebut sebagai Oyako Ensoku atau Ensoku yang diikuti anak-ortu. Aku ingat dulu waktu Riku hanya satu kali aku bisa pergi karena ada pelaksanaan persis aku harus mengajar. Tahun ini pun sebenarnya jika tahun ajaran baru di universitas tidak ada perubahan, aku pun tidak bisa pergi bersama Kai. Untunglah aku masih dalam kondisi “libur” sehingga bisa mengikuti acara TK ini.

Aku berdua Kai berangkat naik kereta untuk berkumpul langsung di Koukuu Koen pukul 10:15. Setelah absen, per kelas berjalan bersama dipandu gurunya yang membawa bendera warna kuning. Tentu saja kelas lain warna lain, sesuai dengan warna topi kelas. Kelas Kai adalah Kelas Tulip dengan topi warna kuning. Aku suka merasa lucu saja, rombongan turis berkelompok di Jepang pasti dipandu dengan pemandu yang membawa bendera. Karena aku tidak pernah ikut tur di Indonesia, aku tidak tahu apakah pemandu Indonesia membawa bendera atau tidak. Ada yang tahu?

Awalnya mau pulang aja tuh, akhirnya mau foto bersama, makan bento dan main bersama

 

 

Cukup sulit untuk mengatur anak-anak untuk berbaris rapih di depan pesawat. Ada fotografer profesional yang disewa pihak sekolah untuk mengambil foto per kelas ini. Tentu saja nanti kami bisa (dan biasanya pasti) memesan foto kelas itu dengan harga yang cukup mahal 😀

Setelah foto bersama, kami pindah tempat ke lapangan yang luas untuk makan bento bersama. Kami memang harus membawa bento sendiri, juga tikar alas, snack dan air minum. Kami makan bersama salah satu teman Kai dan ibunya yang aku rasa cukup cocok sifatnya denganku. Mungkin usia kami dekat, sehingga merasa tidak perlu terlalu lengket satu sama lain seperti mama-mama muda lainnya. Bisa baca soal mama-tomo di sini.

puas bermain,...dan mengejar burung tekukur ke mana-mana 😀

Setelah makan, free time sampai pukul 1 siang karena pukul 1 siang itu kami harus berkumpul di satu tempat sebelum pulang. Waaah lumayan deh ada 2 jam untuk membiarkan anak-anak bermain. Tapi… mamanya ngapain coba? Tentu saja mamanya HARUS menjaga anaknya bermain, jangan sampai celaka, atau jatuh atau berbuat yang bahaya.

Memang di salah satu pojok ada tempat bermain untuk anak-anak seperti jungle gym, tower, tempat pasir, perosotan besar dll. Awalnya Kai takut-takut untuk memanjat dan bermain di jungle gym, tapi akhirnya dia bisa enjoy juga. Mamanya? Ya menjaga sambil memotret deh hihihi.

Emang aku sudah niatin untuk memotret hari itu, makanya meskipun berat aku tetap membawa DSLR Nikon D-80 dan  Canon G9 yang biasa. Maklum aku belum terbiasa pakai yang Nikon, sehingga jika perlu yang close-up biasanya aku pakai Canon G9nya. Malas mengganti-ganti lensa Nikonnya. Aku cukup puas dengan hasil “hunting” foto hari Jumat itu.

dalam perjalanan pulang, payah nih si Kai selalu siap bergaya kalau mau difoto 😀

Jam 1 kami berkumpul dan pulang berpencar. Kalau masih mau lanjut boleh, mau pulang boleh. Tapi Kai sudah memaksa untuk cepat-cepat pulang. Aku sih berjalan santai ke arah stasiun (yang cukup jauh), tapi tahu-tahu kami menjadi rombongan terakhir yang pulang, dan satu gerbong dengan guru-guru Kai. Aku sempat terkagum-kagum dengan vitalitas guru-guru ini terutama kepala sekolahnya, yang masih ingat pada Riku. Dia sempat tanya Riku sekarang sudah kelas 3 ya? Duuuh kan muridnya banyak gitu, kok masih ingat sih? (Mungkin karena aku orang asing yah :D)

Perjalanan naik kereta sampai stasiun dekat rumah memang makan waktu 30 menit, dan 3 stasiun menjelang stasiun rumah Kai sudah mulai kriyep-kriyep matanya. Aku ajak main terus supaya dia jangan tertidur. Kalau tertidur aku payah karena harus gendong dia. Dia sudah lumayan berat 14 kg dan aku sendiri sudah bawa ransel yang berat kan.

Sesampai di stasiun rumah, kami sempat belanja sedikit, tapi cepat-cepat karena Riku pulang jam 3, dan aku mau sampai di rumah sebelum Riku pulang. Jadi cepat-cepatlah aku mengayuh sepeda pulang ke rumah, membonceng Kai yang sangat puas bermain hari itu.

Hasil foto pemandangan yang kurasa bagus 😉