Southern All Stars

21 Mei

Hidup di negara dengan empat musim itu memang menarik. Setiap 3 bulan ada pergantian musim yang berarti pula pergantian pemandangan, pergantian fashion trend dan pergantian musik!. Ya, saya juga heran karena ternyata memang ada lagu-lagu yang cocok untuk dinyanyikan pada musim tertentu. Misalnya di Jepang ada kelompok musik TUBE yang selalu merilis album pada musim panas, dan tema lagunya tidak jauh dari trend musik panas yaitu pantai, bikini dan matahari. Saya suka musik TUBE yang riang ini, meskipun liriknya kadang agak aneh dan seksi hihihi (gimana ya lirik seksi itu…..ada deh )

Tapi kali ini saya mau menceritakan tentang sebuah band yang bernama Southern All Stars (SAS), sebuah band rock/pop terkenal di Jepang. Memang SAS tidak hanya mengeluarkan album di musim panas, tapi biasanya mereka mengadakan konser pada musim panas dan malam tahun baru. Memulai debut musik mereka pada tahun 1975, dari sebuah kelompok musik universitas Aoyama Gakuin yang bernama “Better Days”. Hampir semua lagu-lagunya menempati tangga musik Jepang, bahkan HMV menyatakan kelompok band ini sebagai peringkat teratas 100 pemusik Jepang terkenal.

Continue reading

globalization

13 Mei

Aku merasa dengan tinggal di Jepang, aku lebih banyak bisa berinteraksi dengan negara-negara di dunia, lebih daripada jika aku tinggal di negara Eropa atau Amerika. Biar bagaimanapun, Amerika atau Eropa kurang menghargai negara-negara kecil apalagi Asia. Tapi Jepang, sangat berkiblat pada Amerika memang …dan juga senang segala sesuatu yang unik. Jadi menurut saya kesempatan saya untuk misalnya makan masakan Turki atau Ghana lebih besar di Jepang daripada negara lain (kalau Indonesia jangan dibicarakan deh).

Saya pernah coba makan masakan Turki, rasanya? Hmmm kurang suka mungkin karena kurang rasa. Kebetulan masakan yang dipesan tidak begitu meninggalkan bekas. Tapi saya coba minuman alkohol dari Turki, yang awalnya transparan, tapi jika dicampur menjadi putih seperti air santan. Tapi waktu diminum rasanya mengingatkanku pada OBH (Obat Batuk Hitam).

Lalu pergi makanan Ghana, yang terkenal dengan coklatnya. Sekilas makanannya seperti Italia, yang banyak memakai Tomat, tapi kurang mak nyus istilah sekarangnya… Kalau makanan China, Korea, Thailand, Philipine, Kamboja, India, Vietnam, mungkin pernah tahu, dan pastilah masih cocok dengan lidah orang Indonesia. Makanan Italia, Meksiko, Spanyol…. hampir mirip. Makanan Roma, Jerman (susis melulu), Perancis (nah kalau ini maunya dibayarin). Saya masih ingin mencoba makan kangguru, makan buaya, kelinci dan lain-lain.

Tapi globalization atau mendunia itu bukan hanya dalam hal makanan saja. Seberapa jauh kita mengenal sebuah negara? Kebetulan dulu waktu SMA, saya tidak pernah dapat pelajaran sejarah dunia, jadi terus terang saya sebetulnya tidak bisa membedakan Amerika pantai barat dan pantai timur. Tapi saya terus berusaha di sini untuk lebih mengetahui dunia selain yang terkenal saja.

Satu usaha globalization terjadi tadi malam bersama Riku. Suami saya membeli buku baru terbitan Fukuinkan Shoten, penerbit terkenal khusus buku bergambar (picture book) Anak-anak. Judulnya Podda and Poddi. Karena akhir-akhir ini saya berusaha supaya Riku tidur cepat (jam 8-9, biasanya jam 10-11 tunggu babenya pulang), jadi jam 8 saya suruh matikan tv, dan menyuruh dia memilih buku yang dia ingin saya bacakan. Saya bilang, “pilih 4 buku”.
Riku, “5 ya ma?”
“Boleh 5…”
“10???”
“Boleeeeeh, udah cepat sikat gigi, dan bawa buku-buku itu ke kamar”
Jadi dia masuk kamar dengan 10 buku (tentu saja semua bahasa Jepang).

Continue reading

Teman Bicara:Ayah?Ibu?

10 Mei

Waktu browsing berita Jepang di net, ketemu hasil survey ini. Siapa teman bicara dalam keluarga? Jawabannya Ibu 73%, Ayah 5%. Ini menunjukkan komunikasi dalam keluarga yang menunjukkan besarnya keberadaan Ibu sebagai teman bicara dibandingkan Ayah. Survey ini diadakan oleh yayasan Blue Sea and Green Land, yayasan pengembangan remaja dalam sebuah Perjalanan Cruise 6 hari dan dijawab oleh 481 siswa dari kelas 4 SD sampai 3 SMP.

Continue reading

Ulat Bulu yang Amat Lapar

3 Mei

OMG….Waktu saya cari keterangan tentang sebuah buku bergambar picture book karya Eric Carle yang berjudul “The Very Hungry Caterpillar” saya mendapat informasi bahwa buku ini sudah diterjemahkan dalam lebih dari 45 bahasa dan sudah terjual lebih dari 25 juta jilid. But, waktu saya cari dalam bahasa Indonesia? not found!!! berarti belum ada dalam bahasa Indonesia? How come? Karena orang Indonesia belum ada yang mau terjemahkan? atau tidak mau diterbitkan di Indonesia yang terkenal dengan penerbitan ilegal, dan tidak menghormati hak cipta? Karena kalau diterbitkan juga tidak ada yang MAU dan BISA beli? aduh..aduh…aduh… Ternyata sudah ada!  Ulat yang sangat lapar dengan judul aslinya adalah The hungry caterpillar merupakan karya Eric Carle yang sangat terkenal. Buku versi Bahasa Indonesia ini diterjemahkan oleh Endang Pratiwi. Diterbitkan oleh PT Indira tahun 1997. (baca https://lib.rumahijau.web.id/2018/02/19/ulat-yang-sangat-lapar/)
Photobucket
Kadang saya juga merasa sedih dengan pengetahuan dasar yang seharusnya dimiliki seorang anak. Memang standar pengetahuan dasar itu berbeda di setiap negara, namun terlihat sekali bedanya…. sedih deh. Misalnya seorang anak biasanya tahu cerita-cerita anak-anak terkenal dunia. Waktu saya kecil, saya banyak membaca dan saya tahu siapa itu HC Andersen, saya tahu cerita-cerita ternama dunia dari Album Cerita Ternama (mungkin sekarang tidak terbit lagi). Saya tahu tentang kucing bersepatu lars dari ibu yang mendongengkan kepada kami dari sebuah buku berbahasa Belanda. Memang tidak pernah diperkenalkan di sekolah, kita harus mencari sendiri. Tapi ternyata pengetahuan saya tentang cerita-cerita anak-anak ini masih jauuuuuhhhh dari cukup. Masih banyak yang saya belum tahu…dan waktu menyadari hal itu saya sedih. Bagaimana dengan anak-anak jaman sekarang ya? Mereka lebih suka dengan cerita komik modern dan terjemahan dari Jepang yang katayoru (berat sebelah). oi oi…. biar bagaimanapun klasik cerita-cerita anak-anak yang saya baca 30 an tahun yang lalu, cerita-cerita ini mengandung pengetahuan dan moral yang tak lekang oleh waktu. Saya sekarang enjoy dengan membacakan cerita anak-anak dalam bahasa Jepang kepada anak-anak saya sambil meng-input da refresh pengetahuan yang saya dapat waktu saya kecil.

Kembali ke buku Eric Carle ini, saya mengenal buku ini dalam bahasa Jepang tentu saja. judulnya harapeko aomushi はらぺこあおむし. Bukunya saja ada dua versi, yang biasa untuk dibaca di rumah sendiri dan versi giant untuk dibaca bersama-sama di playgroup atau TK. Buku ini pasti ada dimana-mana. Di rak buku ruang tunggu rumah sakit, kantor pemda dll. Menceritakan tentang ulat bulu yang lapaaaar terus. Hari Senin si ulat bulu ini menemukan satu buah apel dan melahapnya. Kemudian hari Selasa, ia menemukan dua buah pir dan melahapnya…. terus sampai seminggu lewat dan akhirnya dia tidur lamaaaaaa sekali. Waktu bangun dia menjadi seekor kupu-kupu. Selain mengajarkan nama-nama hari, hitungan angka, juga ilmu hayat (haiyah istilah jaman baheula, sekarang Biologi..tapi kadang-kadang kangen kan dengan istilah kuno hehehe). Buku ini disarankan untuk anak berusia 3 tahun sampai 6 tahun.

Hari Sabtu setelah menonton pameran foto, Riku sempat pergi ke pameran buku Eric Carle di Matsuya Ginza. Untuk masuk harus membayar 1000 yen, tapi di pameran itu pertama kali mengetahui cara Eric membuat bukunya. Yaitu dengan mewarnai selembar kertas tipis berkali-kali, lalu disimpan sebagai stok. Waktu mau pakai baru digunting-gunting. Jadi bukan menggambar langsung di atas kertas tapi lebih ke haribari, menggunting dan menempel. Kami sekeluarga kagum dengan maraknya warna yang dipakai. Di pameran itu Riku membeli buku baru karya Eric Carle yang berjudul From Head to Toe, tentu saja dalam bahasa Jepang “Dekiru kana, atama kara tsumasaki made できるかなあたまからつまさきまで”

Photobucket Photobucket

saya berharap picture books bisa lebih berkembang di Indonesia…. (mustahil??? who knows) mungkin llebih berharap lagi harga buku lebih murah sehingga bisa dijangkau masyarakat umum.

Gajah yang Malang

30 Apr

Hari ini tanggal 30 April merupakan hari peringatan perpustakaan. Karena pada tanggal 30 April tahun 1950 ditetapkan Hukum Perpustakaan.

Hari ini saya juga mau memperkenalkan sebuah buku bergambar (Picture Book) yang ditunjuk sebagai buku harus dibaca oleh Perserikatan Perpustakaan Sekolah Seluruh Jepang. Buku ini saya ketahui waktu sabtu 24 April lalu menonton televisi, dan dalam berita diperkenalkan seorang pemuda yang setiap waktu tertentu membacakan Picture Book di lapangan stasiun-stasiun. Dia ingin supaya semakin banyak orang dewasa yang mau menikmati membaca picture book, karena biasanya picture book itu identik dengan buku bacaan anak-anak. Dari hasil wawancara diketahui bahwa orang tua biasa memang membacakan untuk anak-anaknya tapi tidak pernah enjoy. Waktu dibacakan oleh pemuda itu, baru mereka merasakan kenikmatan mendengarkan pembacaan buku. Dan di salah satu kegiatannya pemuda itu membacakan sebuah buku yang berjudul “Kawaisouna Zo”(Gajah yang Malang) dan semua pendengar menangis sambil mendengarnya. Langsung saya dan Gen bilang, kita harus beli buku itu. Saya buka amazon, dan mereka hanya ada stok 3 buku saja. Langsung pesan dan buku itu sampai malam harinya.

Sudah lama saya tidak menangis waktu membaca buku…dan buku ini memang mengharuskan kita menangis. Buku ini menceritakan tentang tiga ekor gajah di kebun binatang Ueno, Tokyo pada waktu perang. Waktu itu Tokyo dibombardir Amerika…hampir setiap hari hujan bom jatuh di Tokyo. Dan jika bom itu jatuh di kebun binatang, berarti bisa membuat binatang-binatang itu berlarian ke dalam kota. Dan tentu saja hal ini membahayakan penduduk. Satu per satu binatang buas seperti singa, macan, beruang dibunuh. Binatang-binatang itu dibunuh dengan mencampurkan racun di makanannya. Tiba giliran gajah….

Gajah itu pintar dan mengetahui bahwa ada racun yang dicampur dalam kentang, sehingga yang dimakan hanya kentang yang tidak beracun. Petugas kebun binatang memikirkan jalan lain, yaitu dnegan menyuntikkan racun dengan jarum suntik… Tapi kulit gajah tebal sekali, sehingga semua jarum suntik yang terbesarpun patah. Akhirnya satu-satunya jalan dnegan membiarkan mereka mati kelaparan…. Sedikitnya perlu 13 hari sampai gajah itu mati…. dalam masa penderitaan seperti itu petugas yang merawat gajah tidak bisa menahan perasaannya. Tentu saja…bagaimana perasaan kita jika kita harus melihat binatang atau orang yang kita sukai menderita kelaparan sambil menunggu hari kematian. 4 halaman terakhir benar-benar menguras air mata, dan diakhiri dengan teriakan orang-orang yang berkumpul di sekeliling mayat gajah sambil menghadap ke langit “Hentikan perang…………. tolooooong hentikan perang”….

Satu kata, Kawaisou…kasihan.. Yang sebetulnya bukan hanya ditujukan untuk gajah-gajah itu, tapi untuk semua orang yang menderita karena perang. Betapa perang membuat hidup semua makhluk sia-sia. Buku ini dikarang oleh alm.Tsuchiya Yukio (cerita) dan alm.Takebe Motoichirou (gambar) ditulis tahun 1950 tetapi baru diterbitkan tahun 1970, dan sampai sekarang sudah dicetak 158 kali.
Photobucket

tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan

13 Apr

entah kenapa aku langsung teringat peribahasa ini. Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan yang artinya tidak akan berubah. Kata lekang itu begitu kuat dalam otakku, tapi selain dalam peribahasa itu, jarang bisa ditemukan. Waktu Gen membacakan sebuah puisi dari Miyazawa Kenji yang berjudul Ame nimo Makezu (Harifiahnya tak kalah oleh hujan). Dia sedang tergila-gila sama pengarang ini. Kayaknya aku juga pernah dengar namanya tapi samar saja. Ternyata dia yang mengarang Ginga Tetsudo, sebuah cerita anak-anak, yang sering menjadi tema film. Nanti kapan-kapan aku mau baca cerita originalnya dan kalau ada waktu mau coba terjemahkan.

Waktu aku minta puisi itu ternyata aslinya tertulis dengan Kanji-katakana. Memang Miyazawa Kenji ini adalah pengarang kelahiran jaman Meiji (1896-1933) yang usianya cukup pendek hanya 37 tahun. Aku coba terjemahkan puisinya dalam bahasa Indonesia (tentu saja ala Imelda).

tak lapuk oleh hujan
tak goyah oleh angin
tak lekang oleh salju dan teriknya matahari
badan yang kuat
tak ada nafsu, tidak pemarah, dan selalu tersenyum lembut

satu hari makan nasi 4 omplong, dengan miso dan sedikit sayuran
dalam segala hal tidak memenangkan diri sendiri
lihat dan dengar dengan seksama, mengerti dan tidak melupakannya

tinggal dalam gubuk kecil di bayangan hutan pinus
jika ada anak yang sakit di timur, pergi untuk merawatnya
jika ada ibu yang lelah di barat, pergi membantu
jika ada orang sekarat di selatan, pergi dan mengatakan tidak usah takut
jika ada orang yang berkelahi atau menggugat di utara, pegi dan katakan hentikan perbuatan tak berguna itu

waktu matahari terik, menitikkan air mata
Pada dinginnya musim panas, berjalan dengan teguh
dikatakan sebagai makhluk sia-sia oleh semua orang
tanpa pujian, dan tanpa derita

Saya ingin menjadi orang seperti itu

(baca tulisan aslinya bisa pusing deh)
〔雨ニモマケズ〕
宮澤賢治

雨ニモマケズ
風ニモマケズ
雪ニモ夏ノ暑サニモマケヌ
丈夫ナカラダヲモチ
慾ハナク
決シテ瞋ラズ
イツモシヅカニワラッテヰル
一日ニ玄米四合ト
味噌ト少シノ野菜ヲタベ
アラユルコトヲ
ジブンヲカンジョウニ入レズニ
ヨクミキキシワカリ
ソシテワスレズ
野原ノ松ノ林ノ蔭ノ
小サナ萓ブキノ小屋ニヰテ
東ニ病気ノコドモアレバ
行ッテ看病シテヤリ
西ニツカレタ母アレバ
行ッテソノ稲ノ朿ヲ負ヒ
南ニ死ニサウナ人アレバ
行ッテコハガラナクテモイヽトイヒ
北ニケンクヮヤソショウガアレバ
ツマラナイカラヤメロトイヒ
ヒドリノトキハナミダヲナガシ
サムサノナツハオロオロアルキ
ミンナニデクノボートヨバレ
ホメラレモセズ
クニモサレズ
サウイフモノニ
ワタシハナリタイ

*** Kalau melihat tulisan Kanji-katakana begini aku jadi teringat mimpi buruk waktu aku menulis thesis. Semua dokumen asli yang aku harus baca seperti ini…hiks… Maklum penelitian tentang jaman perang sih.

Ii hi tabi dachi

20 Mar

出典: フリー百科事典『ウィキペディア(Wikipedia)』

いい日旅立ち』(いいひ たびだち)は1978年11月にリリースされた山口百恵の24枚目のシングル及び、その歌を使った日本国有鉄道(国鉄)の1978年~1984年における旅行宣伝のキャッチコピーである。

Photobucket
Yamaguchi Momoe

Lagu Ii hi tabi dachi ini pertama kali direlease bulan November 1978 oleh penyanyi Yamaguchi Momoe. Lagu ini merupakan single Momoe yang ke 24 dan lagu ini digunakan dalam iklan perjalanan oleh Japanese Nation Railway (kokutets) dari tahun 1978 sampai 1984. Rupanya lagu ini diciptakan oleh Tanimura Shinji tetapi pada awalnya Tanimura sendiri tidak percaya diri bahwa lagu ini bagus. Waktu Momoe mendengar lagu ini dan mengatakan bagus, Momoe merekam lagu ini. Mungkin karena pengaruh “MOMOE” ini juga membuat lagu ini menjadi terkenal selama 11 minggu menduduki ranking ke 3. Baru tahun 1986, Tanimura merekam lagu ini dengan suaranya sendiri. Selain Momoe, Nakamori Akina juga pernah mengcover lagu ini.

Lagu ini pada tahun 2007 terpilih dalam 100 lagu Pilihan Jepang. Meskipun lagu ini sering dinyanyikan pada upacara pernikahan dan lulusan karena seakan-akan mereka akan melakukan perjalanan yang baru, si pencipta lagu Tanimura mengatakan, “Perhatikanlah liriknya, pasti itu tidak berarti demikian”. Waktu menciptakan lagu ini, Tanimura mengkhayalkan tentang perpisahan dan pergi melakukan perjalanan seorang diri dengan segala emosinya. Memang saya sendiri juga seakan ingin menangis waktu menyanyikan lagu ini.

Photobucket
Tanimura Shinji

いい日旅立ち

(1) 雪解け 間近の 北の空に 向かい
  過ぎ去りし 日々の夢を 叫ぶ時
  帰らぬ 人たち 熱い胸を過()ぎる
  せめて今日から 一人きり 旅に出る
    ああ 日本のどこかに
    私を待ってる 人が居る
  いい日旅立ち 夕焼けを探しに
  母の背中で聞いた 歌を道連れに

(2) 岬の外れに 少年は 魚釣り
  青いススキの小道を 帰るのか
  私は今から 想い出を作るため
  砂に枯れ木で 書くつもり さようならと
    ああ 日本のどこかに
    私を待ってる 人が居る
  いい日旅立ち 羊雲を探しに
  父が教えてくれた 歌を道連れに

    ああ 日本のどこかに
    私を待ってる 人が居る
  いい日旅立ち 幸せを探しに
  子供の頃に歌った 歌を道連れに

Hari baik untuk Mengembara

Salju mencair, waktu kulihat langit di Utara
Waktu kuteriakkan mimpi tentang hari-hari yang telah berlalu
Orang-orang yang tak pernah kembali, singgah dalam hati ini
Paling tidak hari ini aku akan pergi mengembara sendiri

Ah entah di mana, di Jepang
Ada orang yang akan menungguku
Hari baik untuk mengembara, sambil kucari senja
Berjalan bersama lagu yang sering ibu nyanyikan waktu menggendongku

Seorang pemuda memancing di ujung Tanjung
Akankah kupulang melewati jalan kecil yang penuh ilalang
dengan menuliskan pada pasir dengan ranting
aku akan ucapkan selamat tinggal
untuk membuat kenangan baru

Ah entah di mana, di Jepang
Ada orang yang akan menungguku
Hari baik untuk mengembara, sambil kucari awan hitsujigumo
Berjalan bersama lagu yang diajarkan ayah

Ah entah di mana, di Jepang
Ada orang yang akan menungguku
Hari baik untuk mengembara, sambil kucari kebahagiaan
Berjalan bersama lagu yang sering kunyanyikan waktu kecil.

(diterjemahkan sebebas-bebasnya oleh Imelda)

Photobucket
awan hitsujigumo

Keropeng (かさぶた)

6 Mar

Photobucket

Duhhh tahu tidak artinya Keropeng itu apa? Saya baru temukan kata itu setelah cari arti kata かさぶた kasabuta di kamus Inggris, ketemu “scab” dan cari di kamus Inggris-Indonesia ketemu kata keropeng. Biasanya sehari-hari saya pakai kata borok…. “Jangan dikopek-kopek, nanti borokan” begitu ibu saya katakan setiap saya mau kopek bekas luka yang telah mengering itu.

Memang aneh ya orang Jepang, kok keropeng saja dijadikan tema untuk Picture Book. Tapi pasti setiap anak (bahkan sampai kita besarpun) pernah jatuh, lalu luka itu mengering, lalu punya perasaan untuk mengopeknya….
Kasabuta….toritainaaaa, toritainaaa かさぶた・・・とりたいなぁ。 Keropeng itu apa? Darah? Kotoran? atau daging? にく?かさぶた・・・にく・・・じゃぁ「ぶたにく」hahaha Kasabuta =daging babi (buta). Saya tertawa keras bersama anak saya.

Buku ini menjelaskan tentang terjadinya luka yang disampaikan secara gamblang sehingga mudah dimengerti anak-anak. Pemikiran seperti ini juga mengajarkan anak-anak untuk berpikir kritis. Kenapa begini, kenapa begitu? Dan kadang-kadang pertanyaan itu membuat kita bingung untuk menjawab. Tapi saya senang sekali kalau Riku bertanya sesuatu kepada saya, sehingga kalau saya tidak bisa menjawab, saya akan cari terus jawabannya dan membuat saya “belajar” lagi. Seperti kemarin di taksi, dia bertanya, “Mama, zero (0) itu apa?…

Buku ini dikeluarkan penerbit Picture Books terkenal di Jepang, Fukuinkan Shoten seharga 880 yen (Rp. 63000). Mahal juga untuk kantong saya, tapi apalah artinya uang jika kita bisa terhibur dan menjadi pintar sekaligus.