Ini benar-benar alat untuk penyambung nyawa. Nama kerennya AED, automated external defibrillator dan sekarang banyak dijumpai di tempat-tempat umum di Jepang. Mungkin untuk membayangkannya, kalau pernah menonton film-film kedokteran, kan sering tuh ada adegan, orang yang monitornya sudah piiiiiiii—– garis lurus trus suster dan dokternya pakai alat mengalirkan listrik untuk dikagetkan. Sukur-sukur kalau si pasien bisa kembali hidup. Saya sendiri tidak tahu berapa besar listrik yang dikeluarkan. Nah AED itu serupa dengan alat itu tapi portable dan bisa di bawa-bawa, sehingga jika ada orang sakit jantung yang memerlukannya bisa langsung dipakai tanpa harus menunggu ambulans datang (kalau tunggu semenit sajapun bisa gone kan?). Oh ya kebijakan penempatan alat ini baru saja dimulai 4 tahun yang lalu.
Kenapa kok saya jadi posting ini, karena ternyata di TK nya Riku sudah ditempatkan alat ini. Dan kemarin waktu ada rapat orang tua murid, ditanyakan siapa yang mau belajar untuk memakai alat itu. Jika ada 30 orang lebih, maka ketua PTA nya akan menghubungi Dinas pemadam/ambulans untuk datang ke sekolah dan memberikan kursus kepada orang tua murid ini (tentu saja gratis). Wahhh saya sih pengen ikut, tapi berhubung belum pasti jadwalnya saya tidak ikut angkat tangan.
Pikir-pikir percuma juga ya alat ini ada dimana-mana tapi tidak ada yang bisa pakai. Mustinya sih kalau di Stasiun, pegawal KA nya pasti ada yang bisa. Tapi kalau di sekolah-sekolah, apalagi sekolah TK begini, siapa yang bisa. Kan bukan seperti SMAnya mas NH18 yang ada PMRnya. Cuma anggota PMR juga pastinya perlu latihan khusus ya untuk menggunakan alat ini. Hidup dan mati orang tergantung pada alat ini. Benar-benar penyambung nyawa.
Bagi yang ingin tahu alatnya dan bagaimana-bagaimananya silakan baca wikipedia ini.
Tak terasa persis seminggu yang lalu saya kembali dari Jakarta ke rumah saya yang di Tokyo. Posting kali ini ingin menceritakan perjalanan pulang saya dengan Singapore Airline.
Pesawat dari Singapore ke Narita selalu berangkat jam 11 malam. Dari dulu saya selalu ambil pesawat malam ini, sehingga akan tiba di Tokyo keesokan hari sekitar pukul 7 pagi. Nah untuk bisa naik pesawat ini, dari Jakarta saya mengambil pesawat yang jam 7 malam, meskipun satu penerbangan lebih lambatpun masih cukup. Tapi mengingat saya travel dengan dua anak, jadi lebih baik ambil amannya saja. Saya tiba di bandara Cengkareng dari rumah sekitar jam 4 sore. Karena saya ingin mengurus pas masuk untuk pengantar supaya bisa mengantar saya sampai depan pintu boarding. Dulu ipar saya bisa mengurus itu dan mengantar sampai pintu boarding, tapi kali ini saya yang akan mengurus, karena saya pergi ke Cengkareng ini hanya diantar Andy, adik saya saja. (Biasanya satu RT antar sih ….huh hiperbolis sekali hehehe)
Tetapi ternyata setelah saya tanyakan pengurusannya ke pejabatnya langsung, pengantar tetap hanya bisa sampai sebelum pintu Imigrasi. Yahhh sama juga bohong dong, karena jarak dari pintu imigrasi sampai pintu boarding itu masih jauh. Untung saya belum check ini sehingga saya memutuskan untuk masuk sendiri check in dan minta bantuan dari ground staff untuk bantu saya sampai boarding gate. Memangnya perlu bantuan?
Sebetulnya kalau maksa juga bisa, tapi karena berangkat malam, dan memang hari-hari sebelumnya saya kurang tidur karena urus Kai sakit, saya merasa butuh bantuan. Dan memang rupanya sudah terdapat request pelayanan dengan anak kecil ( 2 balita) selama 3 kali yaitu di Cangkareng, dari imigrasi sampai masuk pesawat, kemudian waktu ganti pesawat di singapore dan waktu tiba di Narita. Well, waktu berangkat saya keras kepala tidak mau pake bantuan, tapi kali ini saya menyerah. Jadi begitu selesai check in, saya mengurus bebas fiskal. Waktu berjalan menuju loketnya, saya dihampir seorang pemuda, ground staff dari SQ. Bersama dia, saya mengurus bebas fiskal. Saya menulis formulir, sambil bergantian dia membantu melihat kai yang duduk di kereta bayi, dan menuliskan kartu imigrasi untuk saya (staff ini cakep tapi sayang tulisannya…. kaya cakar ayam heheheh). Tapi kalau semuanya saya kerjakan sendiri pasti butuh waktu yang lama.
Selesai bebas fiskal (karena saya penduduk LN, punya jatah 2 kali setahun bebas fiskal), kami menuju ke pintu imigrasi. Wuiiih enak deh, soalnya saya tinggal jalan terus, si staff ini yang urus 3 paspor kami. Setelah selesai kami berjalan ke pintu boarding, tapi karena cukup banyak waktu pintu boarding sendiri belum dibuka. Setelah dibuka, kami menuju ke ruang tunggu paling dekat dengan pintu menuju pesawat. Di situ saya sempat minta tolong dia tungguin Kai, sementara saya dan Riku pergi ke wc. Wahh untung sekali, karena…. biasanya ini menjadi masalah. Mau ke wc tapi tidak bisa sambil gendong bayi, atau bawa baby car sampai ke wc yang terletak di lantai bawah (Di bandara Cengkareng kan begitu semua). Waktu saya balik, saya pikir kai akan menangis karena akhir-akhir ini dia sering cengeng kalau tidak ada saya. Eh ternyata, si staff ditemani beberapa karyawan ground lain (laki-laki) sedang bermain dengan Kai. Suatu pemandangan yang khas Indonesia, karena sejujurnya tidak ada laki-laki Jepang yang akan sudi bermain dengan bayi. Dan sedikit perempuan muda Jepang yang bersedia menggendong bayi dengan rela. Di Indonesia, supir saja mau menggendong bayi. Hubungan manusia dengan bayi di Indonesia itu tidak ada duanya. Kita bisa melihat supir atau pramu wisma/baby sitter menggendong sambil mencium-cium seorang bayi.Skinship ini tidak bisa kita lihat di Jepang, not even between a baby and his/her mother in public places. Memang alasannya karena tidak biasa.
Sambil menunggu waktu boarding, saya sempat mengirim sms dan telepon ke beberapa teman. Dan begitu pintu dibuka, kami diantar dengan staff cakep tadi ke dalam pesawat. Saya bisa melenggang dengan bebas, karena barang tentengan dibawakan si staff itu, saya cukup menggendong Kai saja, karena kereta bayinya dititipkan sbg cabin. Benar-benar tertolong. Perjalanan ke Singapore lancar.
Begitu sampai di Singapore, kami dijemput oleh seorang keturunan ground staff dari SQ di sana. Bersama-sama kami jalan menuju tempat point untuk memeriksa paspor dan tiket connecting. Saya diperbolehkan berjalan-jalan sebentar sebelum kami diantar ke terminal 3. Duty Free Singapore memang menggiurkan. Tapi kali ini saya hanya membeli rokok untuk Gen dan coklat, karena pikir tidak mau menambah tentengan. Sementara saya lihat-lihat, tiba-tiba seorang staff SQ yang lain menghampir saya, dan mengatakan “Its time”. Well kok cepat sekali, saya pikir. Ternyata….. kami ditunggu mobil golf yang biasa mengantar disable person. WOW, akhirnya kesampean juga naik mobil golf ini. Supirnya seorang wanita melayu berbadan besar, yang cukup gradak-gruduk hehehe. Riku sangat senang bisa naik mobil itu. Dan rasanya memang seperti naik jet coaster, saya rasa pasti tidak lebih dari 20 km/jam, tapi rasanya sih cepat sekali. Terasa desiran angin yang menerpa muka dan rambut. Saya pikir kalau naik mobil ini pasti cepat sampai….. tapi ternyata… tidak. Ada mungkin 10 menit lebih kami meliuk-liuk melewati gate-gate penerbangan. (tentu saja terkadang diiringi mata iri penumpang lain yang sedang berjalan kaki). Baru kami sampai di Gate no XX (lupa euy) di terminal 3, terminal baru Bandara Changi yang katanya baru dibuka Februari tahun ini. Waaah bener deh, ngiriiiiii, besaaaaarrr, modernnnnn, (ada tempat ganti pampers bayi dan air panas untuk buat susu segala. Mungkin terminal ini juga untuk mengimbangi pesawat canggih A380 yang baru. (tentang pesawat sendiri akan saya bahas terpisah…permintaan Bang Hery)
Staff ini mengantar sampai gerbang boarding, dan sampai kami naik pesawat. Setelah naik pesawat memang semuanya menjadi urusan saya sendiri. Kira-kira 6 jam, dan ternyata saya tidak mendapat tempat tidur bayi (padahal saya sudah pesan), saya mendapat 3 kursi (dua kursi pinggir dengan tengah kosong). Aduuuuh Kai… entah karena lampu dimatikan atau karena tidak ada tempat merebahkan diri (saya otomatis peluk dia terus sampai dia tertidur) karena tempat duduk kosong itu dipakai Riku berbaring. Kai rewel…nangis terus, ngga tau kenapa. Mungkin mau main, mungkin tidak suka gelap, karena begitu saya masuk ke WC, dia diam dan bisa terlelap. Tapi masak saya duduk terus dalam wc supaya kai bisa tidur? Dari 6 jam perjalanan, 3-4 jam Kai menangis terus. Maaf beribu maaf untuk penumpang yang duduk di sekitar kami. Pasti mereka juga tidak bisa tidur.
Akhirnya sampai di Narita pukul 7. Sekitar pukul 6, saya raba, Kai demam…. wahh. Begitu turun dari pesawat, saya dijemput lagi oleh ground staff, kali ini seorang bapak-bapak berusia 60-an tahun. Tentu saja orang Jepang, sehingga Riku bercakap-cakap terus dengan bapak itu. Setelah saya melewati imigrasi Jepang dengan cara baru (scan sidik jadi dan foto muka), kami menuju ke conveyor belt untuk mengambil bagasi kami. Kali ini saya hanya bawa 1 koper dan 1 traveling bag (yang sangat berat, kira-kira 11 kg berisi buku semua). Bapak itu juga membantu mengangkat koper, melewai pabean (bea cukai), sampai ke lobby. Karena Gen belum sampai, jadi kami mengucapkan terima kasih pada bapak itu, dan menunggu sampai Gen datang.
Jadi kepulangan saya kali ini banyak sekali dibantu mas. Sebetulnya namanya MAAS, sebuah pelayanan family dari Singapore Air, untuk escort, mendampingi keluarga atau yang membawa bayi/cacat tubuh dan lain-lain. Pelayanan ini gratis, tidak dipungut biaya. Pelayanan seperti ini sepertinya ada juga untuk Japan Airline, tapi kalau membeli excursion tiket (tiket murah) kami tidak bisa pakai jasa ini. (Pelit ya hehehehe) Benar deh…. Untung sekali ada MAAS.
apa yang ada di kepalanya (apa yang dipikirkannya)? Saya ketemu ilustrasi ini di sebuah situs Jepang. Untung penjelasan gambarnya pakai bahasa Inggris sehingga rasanya saya tidak usah tambah keterangan lagi ya…. (posting iseng nih)
Waktu saya ganti pesawat di Changi Airport yang keren itu, Riku bertanya,
“Ma? kok udah natal? Halloween mana?”
“Ya Riku, Halloween sudah lewat dan sekarang sudah bulan November. Jadi semua orang persiapkan Natal”
“Asyiiiiikk, Besok Natal? Aku mau minta …. bla bla bla untuk kado natal”
“Eh… bukan besok dong. Masih lama kok. Tapi memang sudah banyak hiasan Natal di sini ya”
“Nanti pulang ke rumah kita pasang pohon Natal ya?”
“Hmmmm belum. Nanti kalau sudah desember ya!”
“Aku mau kado Natal ke Disneyland ya…..”
” Nanti tanya papa….”
Well, memang di Changi sudah banyak hiasan ornament Natal. Di toko-toko buku sudah banyak dijual kartu Natal. Iklan-iklan kado Natal … Untungnya belum terdengar lagu Natal. No…please jangan dulu dong. Sebetulnya masa Adven saja yang merupakan satu bulan persiapan untuk Natal saja belum mulai, jadi sebetulnya tidak “pantas” menghias tempat-tempat dengan dekorasi Natal. Tapi memang komersialisme sudah menguasai event-event religious sehingga rasanya semakin lama semakin dini event religious itu dimulai.
Waktu saya berbelanja di suatu mall hari Kamis lalu, telinga saya menangkap musik yang ramah di telinga. OMG lagu Natal….. please dong…. belum waktunya. Bagaimana mau dreaming of White Christmas, kalau coat saja belum dipakai. Apalgi kalau putar lagu O Holy Night…. aduhhhhh masih 1,5 bulan lagi loh mas, mbak, bang, bu, pak sapa saja deh yang menyuruh pegawainya putar lagu Natal. Memang orang Jepang yang boleh dikatakan “tidak beragama” itu mungkin tidak mengerti arti lagu-lagu bahasa Inggris itu, atau tidak memperhatikan unsur religi di dalamnya. Tapi jangan dong….. Well, THIS IS JAPAN imelda…. you have to accept it.
Tapi memang untuk menyambut hari suci itu, kita perlu mempersiapkan diri. Sama seperti umat Islam yang berpuasa dalam Ramadhan, umat kristen juga mempunyai masa Advent, selama sebulan, untuk mempersiapkan hati menyambut kedatangan bayi Yesus (yang sebtulnya hari ultahnya tidak harus tgl 25 desember sih) . Jika mungkin teman-teman pernah memperhatikan hiasan berbentuk lingkaran (biasanya terbuat dari kayu, daun atau yang modern dari lampu) dipasang di pintu rumah. (Christmas Wreaths atau bahasa pak Grandis “couronne de bienvenue” atau “couronnes de Noël”) Ini adalah tanda bahwa kita sudah memasuki masa Advent. (Meskipun begitu saya melihat ada rumah di Jepang yang pasang wreaths atau bahasa Japlishnya RIISU ini sepanjang tahun). Dan berbicara mengenai persiapan, KMKI yang merupakan singkatan dari Keluarga Masyarakat Kristen Indonesia sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan sebuah acara natal dengan artis dari Indonesia. Sudah 3 tahun, kami di sini merayakan Natal yang amat sangat sederhana, tanpa dihibur artis. Sebelumnya sudah hadir penyanyi kaliber “kakap” seperti Ruth Sahanaya, Glenn Fredly, Katon Bagaskara, Grace Simon, dsb. Dan kali ini panitia akan “mendatangkan” penyanyi Rio Febrian untuk bernyanyi dalam acara perayaan Natal. Tahun ini pula pertama kalinya kami tidak memakai Aula Sekolah Republik Indonesia, karena konon kabarnya gedung tersebut akan diperbaiki. Acara Natal KMKI 2008 ini akan diadakan tanggal 13 Desember 2008, dan untuk keterangan bisa klik di website KMKI (http://kmki-jepang.com). Panitia sedang berusaha keras untuk membuat memorable christmas, untuk warga Indonesia yang tinggal di Tokyo dan sekitarnya. Saya sendiri kali ini absen dalam kepanitiaan karena ternyata sulit sekali membawa dua balita menghadiri rapat-rapat. Jadi bantunya jarak jauh deh (internet dan doa heheheh).
Jadi untuk yang punya teman-teman yang tinggal di sekitar Kanto (Tokyo, Chiba, Yokohama, Saitama dan sekitarnya) bersiaplah untuk datang jauh-jauh hari. Kita akan KOPDAR di sana juga ya hehehe.
Tadi Kemarin sore saya chatting dengan Yoga. Dia bercerita bahwa dia hanya sempat tidur 30 menit, dan terbangun karena MIMPI!. Dan isi mimpinya adalah dikejar orang gila. Terlontar dari jemarinya…. “apa ya artinya? ” Kemudian saya ingat…. cari saja arti mimpi di www.primbon.com …. wah gila juga, aku masih ingat situs itu. Yang aku ketahui entah dari mana. Namun meskipun setelah dicari di situ tidak ada arti mimpi dikerja orang gila, tapi katanya kalau mimpi dikejar orang bertanda akan dapat rezeki… semoga saja ya Yoga.
Dulu waktu kecil saya sering terbangun karena mimpi. Ada beberapa pola mimpi saya. Yang paling sering adalah mimpi berenang di kolam renang yang dalaaaaam sekali. Bayangkan skyscraper yang menjulang di kota-kota besar dunia, dan gedung itu …gedung setinggi itu adalah kolam renang yang dalam. Saya harus berenang menyeberangi kolam gedung itu sambil menyadari kedalamannya… dan memang dalam kenyataan saya tidak bisa ngambang di kolam renang, sehingga kalau berenang harus dari ujung ke ujung. Jadi dalam mimpi pun saya merasa capek untuk mengarungi satu kolam renang, tanpa boleh berhenti di tengah karena berarti saya akan mati!
Nemo 33 is a recreational diving center in Brussels, Belgium that is home to the world’s deepest swimming pool. The pool itself consists of a submerged structure with flat platforms at various depth levels.
The pool has two large flat-bottomed areas at depth levels of 5m (16 ft) and 10m (32 ft), and a large circular pit descending to a depth of 33m (108 ft). It is filled with 2,500,000 litres of non-chlorinated, highly filtered spring water maintained at 30°C (86°F) and contains several simulated underwater caves at the 10m depth level.
There are numerous underwater windows that allow outside visitors to look into the pools at various depths. The complex was designed by Belgian diving expert John Beernaerts as a multi-purpose diving instruction, recreational, and film production facility, and opened in 2004.
Entah apa arti mimpi itu, tapi lumayan sering saya melihat mimpi itu di waktu kecil, yang mungkin tanpa sadar melekat terus dalam sudut pikiran saya sehingga saya takut air. Terutama air tanpa ujung seperti laut. Jadi saya tidak akan bisa enjoy naik perahu/kapal, bukan karena mabok laut tapi karena takut kedalamannya. (Sudah pasti saya tidak bisa menyelam) Padahal kedua anak saya zodiaknya adalah ikan dan kepiting, binatang laut. Jauh sekali dari kambing gunung!
Tapi meskipun saya benci air/laut, saya selalu bermimpi mempunyai rumah yang berada di atas kolam renang. Jika saya melihat buku arsitektur, atau kadang juga bermimpi… saya ingin mempunyai rumah dikelilingi kolam renang yang tersambung ke semua kamar…jadi kita bisa keluar kamar menuju ke halaman melalui air! (tentu saja pencuri bisa saja masuk ke kamar juga melalui air…hehhee). Atau mempunyai rumah yang menghadap ke danau. Daripada laut saya lebih suka danau yang mistis.
(persis aku menulis posting ini jam 4 pagi, tiba-tiba Riku bangun dan keluar kamar…
“Mama …aku terbangun…”
“Ada apa? Mau pipis?”
“Terbangun karena mimpi”
“Mimpi apa sayang?”
“Ngga tahu…aku ngelindur jadi lupa”…. sambil tersenyum aku antar dia ke kamar lagi.
“Aku mimpi tentang Deguchi (Jalan keluar)” ………… Mungkin karena hari ini dia bisa membaca tulisan いりぐち(iriguchi- jalan masuk) dan でぐち(deguchi-jalan keluar) ……
Selain mimpi tentang kolam renang, saya sering terbangun jika bermimpi tentang “sesuatu yang menakutkan” i.e setan. Merasa dikejar-kejar. Dan terbangun dalam keadaan capai dan …merinding. Menurut apa yang saya dengar, jangan langsung tidur kembali dan balikkan bantal. Terkadang saya juga mengalami mimpi bersambung (aneh ya…)
Dan satu lagi mimpi saya yang sering saya lihat adalah bermimpi sedang makan coklat. Dalam mimpi, saya berkata pada diri sendiri…”cepat habiskan coklatnya sebelum kamu terbangun dan coklat itu tidak ada” hihihi. lucu kan?
Dari bermacam mimpi yang saya ingat artinya hanya jika bermimpi ikan atau menangkap ikan berarti rejeki. Dan jika bermimpi ular itu tidak baik artinya…. (memang ular itu setan sih ya)
Jadi apa mimpimu semalam? Adakah yang bermimpi tentang aku (huh ge er amat sih….)
Foto the deepest pool in the world saya ambil dari multiply teman
~~~~~~~~~~~~~~~
Pagi ini waktu bangun…Gen baca postingan ini dan dia cerita ttg mimpinya tadi malam. Dia bekerja di sebuah Universitas swasta di Jepang (bukan dosen), dan dalam mimpinya dia memotong rambut seorang dosen yang penuh uban. Dan hasilnya muka si profesor itu malah jadi “cute”. Oh NO! … Mungkin secara tidak sadar dia melihat rambut si profesor sudah waktunya untuk dipotong ya…. (si profesor adalah teman “ngebul” di sudut kampus)
Pagi ini juga kaget waktu lihat alexa rankingku sudah naik lagi menjadi 395,312… wow…. Terima kasih kepada semuanya yang sudah akses ke webblog saya ini.
Saya sudah sering mengadakan kopdar (kopi darat) dengan teman-teman yang saya kenal di dunia maya, yang saya kenal lewat chatting di YM. Biasanya cukup memberitahukan kapan ada waktu kosong, berkumpul di suatu tempat dan siapa saja yang bisa datang, silakan datang. Akibatnya harus bertemu dengan terlalu banyak orang yang sebetulnya hanya tahu nickname di YM saja. Belum ada pertemuan yang berkualitas yang saya rasakan pada kopdar-kopdar chatters. Itu 3-4 tahun yang lalu, kala chatting menjadi makanan sehari-hari.
Baru tahun ini saya membuka blog saya untuk umum. Dan dari pertemanan yang terjadi di blogsphere ini, saya pernah mengadakan acara kopdar dengan anggota “Asunaros”, so called group yang beranggotakan mas trainer NH18, Bang Hery Azwan, si bungsu Lala dan saya sendiri. Memang blog terasa lebih dalam artinya dari chat karena blog merupakan cerminan sifat/pemikiran penulisnya. Kopdar pertama blogger itu terjadi bulan Agustus lalu, waktu saya mudik ke Jakarta dalam rangka summer holiday.
Setelah kembali ke Jepang, menulis postingan di blog dengan intensif dan berjalan-jalan melanglang buana, terbang ke sana kemari dan menclok di Jakarta, Bandung, Amerika, dsb….dsb yang membuat pertemanan di blog juga bertambah banyak. Dan ketika saya harus pulang ke Jakarta dalam rangka menjenguk mama yang sedang masuk Rumah Sakit, saya sempat menghubungi Yoga, yang sebetulnya baru saja saya kenal lewat blognya yang lumayan “sulit dicerna”. Banyak bercerita berlatar filsafat dan yang menarik saya adalah ketertarikannya juga pada environment. Sampai saya bertanya padanya, apakah dia bekerja di LSM atau bahkan kantor negara yang mengurusi lingkungan hidup. Saya melihat ada banyak kesamaan pemikiran saya dengan Yoga, yang menyebabkan saya ingin bercakap-cakap langsung dengannya.
Yoga masih menutup jati dirinya
Padahal saya mengenal Yoga lewat blognya Danny julukan saya untuk Daniel Mahendra ….. seorang “cowok panggilan”…. baca tulisan bu Enny tentang cewek panggilan…. (bayangkan dalam 30 menit pertama bertemu ada 2-3 deringan telepon yang harus dijawab…. gimana bukan panggilan tuh?) yang saya tahu sibuknya super dupper, yang waktu tidurnya dikorting setiap hari untuk bekerja (dan pacaran mustinya hihihi), yang kerjanya berhubungan dengan buku dan editing…. sehingga membuat saya tertarik untuk mengetahui ilmu “membidani buku” di Indonesia. Dan dari percakapan lewat YM dengan Yoga dan Danny, tercetus juga nama Ibu Enny. Apalagi setelah Yoga mengatakan “Ibu Enny itu aslinya lain loh dengan isi blognya…. seru deh pokoknya”.
“Tapi apa ibu Enny mau ketemu saya?” Ragu karena saya merasa saya “bukan apa-apa” di mata Ibu Enny. Saya tidak dekat dengan ibu Enny, meskipun saya sudah beberapa kali berkunjung ke blog beliau. Saya merasa ilmu saya belum “sampe” untuk bisa mengerti tulisan ibu Enny mengenai Ekonomi dan Perbankan. Dari jawaban ibu Enny terhadap komentar-komentar juga meninggalkan kesan ibu Enny adalah guru yang tegas dan galak! Tanpa basa-basi….. Tapi saya diyakinkan oleh Yoga bahwa nama saya disebut juga dalam daftar blogger yang ingin ditemui….(bener tidak bu??? —semoga bener —hehehe)
Karena sebenarnya ketiga orang yang akan saya temui ini agak nyentrik, yang masing-masing mengaku sulit untuk “lumer” dalam percakapan dengan orang yang asing. Maka diputuskan untuk bertemu berempat saja (dan kelihatannya jumlah 4 ini keramat buat saya, karena asunaros juga terdiri dari 4 orang). Dan pertemuan ini benar-benar yang pertama dengan komposisi ini. Selain Yoga yang sudah pernah satu kali bertemu ibu Enny, kami semua belum pernah saling berjumpa. Tapi dengan keyakinan bahwa kopdar kali ini pasti butuh waktu lama, kami memilih untuk mulai dengan makan siang (dan tentu saja berlanjut dengan “tea time” dan “dinner” bahkan “supper”)
Sebetulnya saya agak ragu hari itu. Karena jam 4 pagi saya baru sampai di rumah setelah 3 jam berada di UGD RSPP untuk Kai. Kai demam sampai 39,8 sehingga berkat saran teman-teman Plurk, saya bawa dia ke UGD untuk periksa darah. Jangan-jangan dia DB atau typhus. Untung saja bukan. Dan setelah pulang dari RS, saya tidak tidur lagi dan mengerjakan terjemahan yang lumayan banyak itu. Terus terang saya bimbang. Pergi tidak pergi tidak…. Untung banyak yang bersedia menjaga Kai, dan sudah saya siapkan obat yang harus diberikan. Tadinya saya berencana pergi sendiri saja, sms ibu Enny dan membatalkan kehadiran 2 anak. Tapi sesudah saya kirim sms, Riku merengek ingin ikut…. “Mama, aku mau ikut mama terus…kemana saja. Mama tahu? Di dunia ini yang aku sayangi cuman mama loh!” Mulailah dia pakai his charm memuji-muji supaya dia boleh ikut sama-sama. Kemudian saya pikir, asal dia tidak mengganggu apa salahnya ajak dia. Sudah lama aku tidak date berdua dia. Dan mungkin dia bisa temani Danny kalau ketakutan menghadapi 3 cewek. Meskipun dalam pembicaraan telepon dengan Danny, “Hati-hati mbak, anak-anak biasanya lengket sama saya” (yang kemudian saya jawab bukannya nenek-nenek, ibu-ibu dan gadis-gadis juga lengket pada kamu? — kayak lem tikus super kuat aja si Danny ini hahaha—)
Foto by Yoga ( really appreciate it…arigato)
Jadilah saya pergi dengan Riku, bertemu dengan sang Guru ibu Enny dan si pemilik lesung pipit Yoga. Danny masih dalam perjalanan (sampai kami pikir dia sudah keliling pulau jawa dulu sebelum sampai di PIM sekitar jam 5-6 an). Dari jam 1 sampai jam 8 malam …. 7 jam! (Yang lainnya masih nyambung loh sampai mall itu tutup, yang bisa dibaca di tulisannya bu Enny) Kok saya betah duduk di situ terus???? Memang saya sempat keluar-keluar jjl untuk mencari mainan untuk Riku, atau berulang kali mengambil makanan dan dessert yang “all you can eat” itu, tapi ini rekor untuk saya bisa selama itu berada dalam restoran yang sama dengan komposisi orang yang sama! (kalau di rumah sih biasa, ini di luar loh….) Dan tak sekalipun saya merasa pantat saya jadi tepos! hehehehe.
like a family kata Yoga…. (hei kamu juga anggota family itu bukan?)
Chemistry…. entah apa namanya itu, memang ada sesuatu yang bisa menghubungkan 4 orang yang sebetulnya lebih banyak bertolak belakangnya ke 4 arah mata angin. Ibu Enny yang selalu berpikir ekonomis, menimbang untung rugi, planning semua dengan teliti. Tapi siapa sangka, Ibu Enny ternyata dulu penggemar BC, ratu novel romance, yang dulu waktu saya SMP/SMA juga sering baca. Alasannya novel BC bisa dipakai belajar bahasa Inggris, ringan, romantis tapi tidak jorok. Wah….teringat saya akan plot cerita BC yang selalu salah satu entah si laki atau si perempuan adalah orang kaya dan yang satunya lagi orang miskin, bertemu lalu happily everafter…. Ada juga ternyata persamaan saya yang que sera-sera dengan Ibu Enny, sang planner.
Yoga yang awalnya pendiam, ciri khas orang bijak dan berpengetahuan, tapi membuat saya terpesona kala dia menebarkan senyuman yang khas dengan lesung pipit kecilnya. (Maaf Yoga, saya sempat meraba-raba lesung pipit kamu hihihi… you should laugh more often please). Dan Yoga pemilik hati yang sensitif dan senyum mempesona ini benar-benar tahu menyenangkan orang. As I said, I like surprises. Dan kali ini saya yang mendapat kejutan darinya. Yaitu sebuah lukisan “kepala atas saya, Riku dan Kai”. Her painting… yang dia buat sendiri dengan cat acrylic yang menonjolkan ciri khas Yoga Paint. Dan Yoga membuat lukisan itu untuk saya, Ibu Enny dan Danny… dan tentu saja self potrait. Sehingga bisa dijadikan banner nih. Banner untuk sebuah pertemuan. (Yoga, Gen suka sekali dengan lukisan itu dan dia langsung pasang di ruang makan kami. Terima kasih banyak)
Danny? si cowok panggilan ini tidak banyak omong memang waktu saya masih ada di situ. Karena apa? Selain dia juga sibuk menghabiskan rib yang segunung itu (jahat deh aku ngga dibagi biar sedikit…padahal pengen rasa tuh…) , dia sedang meratapi nasibnya menghadapi 3 cewek yang berasal dari generasi berlainan ini tapi jika berurusan dengan goda menggoda tidak bisa dibendung lagi. Sehingga larilah dia menemani Riku, anak saya yang bermain dengan komputernya. Dan gara-gara komputer inilah terbongkar rahasianya yang tersimpan dengan rapi selama ini (don’t worry Danny, saya yakin kita bertiga bisa jaga rahasia kamu kok, meskipun saya punya bukti fotonya hehehe. —pasti pembaca penasaran deh!)
Satu lagi pertemuan yang mengesankan terjadi. Dan karena kesibukan saya menyelesaikan terjemahan (akhirnya bisa selesai tadi pagi…but…diberi tambahan dengan deadline hari Minggu), baru bisa hari ini saya posting tentang pertemuan itu (mascayo sudah menunggu posting ini yah…. nanti kalau ke Jakarta lagi, pasti saya akan buat waktu khusus untuk bertemu dengan Zia) . Kopi darat yang tanpa kopi, karena semua penyuka teh (saya boleh dibilang selama di Jakarta tidak minum kopi…gara-garanya juga karena tidak ada stock kopi sedangkan saya tidak pergi belanja sama sekali —- can you believe it? Imelda tanpa pergi ke supermarket untuk belanja keperluan bangsa cabe, bumbu instant atau molto dll memenuhi koper pulang ….. ) Kopi darat yang berlanjut dengan kopi udara, dan kopi maya……. kopi dangdut! dengan harapan bisa bertemu lagi jika ada kesempatan mudik lagi. (Mungkin lain kali bisa lebih santai sambil makan masakan sendiri ala jepang) Juga tidak menutup kemungkinan untuk bertemu blogger lainnya… atau bahkan kalau bisa saya ingin pergi ke Yogyakarta ke tempat ibu Tuti dan ibu Dyah, Pekan Baru tempatnya putri dan Sadam, Pontianak tempatnya Ita, semua tempat yang merupakan kediaman teman-teman blogger lain. Masih banyak waktu … masih banyak teman-teman dan masih banyak kesempatan untuk membuat kenangan manis untuk hari tua.
EN DAYORI
EN DAYORI singkatan Enny Daniel Yoga Riku….(mewakili saya) bisa diartikan sebagai Berita yang Sempurna.
Akhir-akhir ini saya agak sebal dengan sistem pembuangan sampah yang berubah di Tokyo. Karena kita harus lebih memperhatikan lagi bahan-bahan dari sampah yang akan kita buang itu. Kalau dulu tinggal memilah dengan sampah dapur+ kertas sebagai sampah terbakar), kemudian botol, kaleng terpisah, dan yang lainnya yang tidak terbakar bisa dijadikan satu sebagai sampah tidak terbakar. Sudah terbiasa dengan pemilahan begitu sejak saya datang di Jepang sini tahun 1992…. Tapi ternyata sekarang ada penambahan pemilahan lagi yang lebih mendetil. Botol plastik harus dipisah tersendiri untuk didaur ulang, Dan tutupnya yang berbahan plastik (dengan lambang segitiga) itu harus dibuang bersama sampah plastik lainnya. Bahan aluminium dipisah juga supaya bisa didaur ulang, tetapi bahan steel bisa dijadikan satu dnegan semua barang yang tidak jelas tapi tidak bisa dibakar. Padahal ada juga yang menurut saya tidak bisa terbakar tapi boleh dijadikan satu dengan sampah dapur. Huh…. merepotkan sekali. Sampai saya terpaksa mencetak panduannya dan menempelkannya di dapur. Karena jika kita menaati peraturan itu, sampah kita tidak akan diambil…hiks….
Memang saya tahu bahwa pet botol (botol plastik) yang dikumpulkan itu bisa didaur-ulang menjadi karpet, baju atau bahkan botol yang baru. Juga kaleng-kaleng alumunium itu bisa didaur-ulang lagi. Demikian juga dengan botol kaca…. Tapi saya sempat tertegun waktu membaca di sebuah iklan di bus atau kereta (saya lupa) tentang sebuah yayasan yang mengumpulkan tutup botol plastik…. Ya tutupnya saja loh. Katanya 400 biji tutup botol plastik itu berharga 10 yen. Itu jika dikumpulkan, sedangkan jika kita buang begitu saja menjadi sampah maka akan menghasilkan 3150 gram CO2.
Dan gerakan mengumpulkan tutup botol plastik ini bertujuan untuk memberikan VAKSIN kepada anak-anak di negara berkembang. Katanya biaya vaksin polio seorang anak adalah 20 yen. Nilai itu sama dengan 800 tutup botol plastik. Tanpa kita keluar uang, hanya mengumpulkan saja…. kita dapat membantu perkembangan anak-anak di dunia ketiga. Betapa mulia kegiatan ini.
Menurut penjelasannya di web, tutup botol plastik yang terkumpulkan itu akan “dijual” ke pabrik dan dengan uang hasil penjualan akan dibelikan vaksin-vaksin yang akan dikirim ke negara ketiga.
Well saya juga akan coba kumpulkan tutup botol plastik itu, entah sampai berapa banyak…sebisanya (tentu saja ada pool tempat mengumpulkan tutup plastik itu yang ditaruh di daerah-daerah tertentu. Kalau saya bisa mengumpulkan perangko, masa saya tidak bisa mengumpulkan tutup botol saja?
Tapi sebetulnya kegiatan pengumpulan dengan tujuan membantu negara berkembang ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan tutup botol plastik saja. Perangko (ya perangko dan ini membuat saya tidak bisa koleksi lagi) dan kartu telepon/kereta/bus. Setelah dikumpulkan mereka daur-ulang dan uangnya dipakai untuk pendidikan dan kesehatan di negara-negara Asia-Africa.
Sedikit membuang tenaga, tapi banyak senyum yang terkembang…..
Siapa tahu ada yang tinggal di Tokyo dan sekitarnya yang berminat datang atau mengajak relasi untuk menghadiri acara yang diprakarsai ICJ (Indonesian Community in Japan) ini. Hayooo rame-rame datang ya…
JAVARIZM
Fashion and Music Experience
Official Event Commemorating 50 Years of Indonesia/Japan Relations
Ok supaya balance atas postingan saya yang ini, saya juga akan menuliskan di sini hasil survey yang dilakukan tentang pemikiran Pria tentang Wanita…. Kenapa sih Wanita begitu???? Pria merasa heran kenapa Wanita berbuat seperti ranking di bawah ini:
Ingin sekali menjadi kurus yang berlebihan (saya hanya pernah ketemu satu blogger pria yang suka pada chubby wanita montok …. OK DV where are you… sayang dia baru nikah coba kalo tidak hihihihi pasti salon pelangsing tubuh tidak laku)
Kalau satu bilang “Ihhhh Lucuuuuu”, pasti semua akan bilang bersamaan “IIiihhhh lucuuuu) (ini sering sekali terjadi di Jepang, satu bilang lucu semua koor ikut bilang lucu… kayaknya di Indonesia tidak begini ya…jadi seakan-akan wanita jepang suka ikut-ikutan )
Satu pergi ke WC, semua ikut pergi ke WC (hahahahah ini kayaknya universal deh…selain karena penakut, si cewe kan takut ditinggal suruh ngobrol sendirian sama cowo…. aneh yah ,… kalau aku mah malah seneng ngobrol berduaan ajah hahahaha)
Bilang “terserah kamu deh” tapi begitu sudah dipilihkan ngedumel…. (hmmm ngga tau deh ini kalo aku ngga bakal gitu)
Kalo belanja lamaaaaaa (nah ini emang cewe punya kebiasaan…. dan mungkin aku bukan cewe nih)
Cukur alis supaya bisa digambar (hmmm no comment… ini tergantung individu yang pasti saya tidak mau cukur hihihi)
Pake kosmetik setiap hari (hahahaha aku mah ngga lah…pake kosmetik kalo mau pergian atau pesta..kalo di rumah ngapain…tapi ini kenyataan semua ibu RT sudah berkosmetik sebelum suami bangun sehingga actually suami2 ini tidak pernah melihat wajah asli istrinya….mengerikan…. maaf ya Gen aku bukan orang Jepang sih)
Suka pada ramalan bintang dan sejenisnya (hihihi aku juga suka tapi ngga percaya sih)
Mengatakan pendapatnya dengan muter-muter dan berbelit-belit (nah loh…apa aku cowo?)
Makanan manis seperti desert itu tetap bisa dimakan meskipun sudah kenyang (dulu aku gini tapi sekarang? desert duluan hahahaha)
Tasnya besar (perkakasnya banyak soalnya kalo bisa cermin juga dibawa…kalo saya selalu ransel euy)
selalu mengecek pacaranya apa bener2 suka atau tidak (lah iya lah…. kan perlu kepastian hihihi)
Kalau bicara sesama wanita, tema pembicaraan bisa loncat dari A sampai Z (hihihi namanya itu cerewet)
terkagum-kagum pada drama yang sedang trend (hmm aku ngga deh…ngga pernah nonton hihihi)
Tidak pakai baju yang sudah dibeli (hahhahaha kalo aku begitu beli langsung dipakai dan bisa-bisa pake itu itu terus…. jadi inget postingannya Piyek nih biasanya cowo yang begitu )
Maunya pembicaraannya didengerin terus (lahhh kalo ngga didengerin gimana dunk emang radio hihihi)
Jatuh cinta pada laki-laki yang hopeless (maksudnya udah ngga berduit, sifat jelek, kasar dsb tapi masiiiiih juga jatuh cinta hihihihi)
Memanjangkan kuku dan mengecatnya (itulah wanita bung!)
waktu pergi sebentar saja, pasti bawa tas kecil padahal isinya cuman dompet (waaaah ini aku ngga pernah deh, kalo bisa sih maunya bawa duit aja hihihi)
Meskipun kedinginan selalu pakai pakain tipis (ahahaha kan mau tampil SEXY bung…. and saya tidak bisa maklum udah oma sih)
Bergandengan tangan dengan teman sejenis atau ibunya (harussssssss!!! kalo laki-laki sama laki-laki mah ngga boleh hihihi….. tapi sejak saya tinggal di jepang kebiasaan itu memudar …sedih juga)
Biarpun sudah putus tidak bisa melupakannya….. (wajar lah yau)
tidak akan mundur tanpa penjelasan yang bisa dia terima (heheheh keras kepala tuh)
siap berperang setiap lihat ada obralan (huaaaaa ini aku ngga deh… males juga)
tidka mau masuk restoran sendirian (hmmm memang kebanyakan begitu, tapi saya tidak… daripada laper hihihi)
waktu membaca peta, pasti akan memutar-mutar peta asalkan arah tujuan selalu di atas (hahaha… kan ada carnavi sekarang…tapi aku memang bisa baca terbalik jadi ini tidka berlaku untukku)
Kalau ke WC lamaaaaa (ya iya lah kan sambil betulin make up, ngegosip bahkan kalo perlu telponan dulu hihihi…kalo aku bukan lama tapi seriiiiing)
Minta dicium di tempat yang banyak orang (waaaaaa ini Jepang kalo di Indonesia masak iya? malu atuh dan bisa digebukin satpam)
Mau merubah kamar pacarnya sesuai keinginannya (hmmm khusus jepang nih)
Meskipun lapar tetap tidak mau makan porsi besar (ya ngga bisa lah ntar disangka tukang becak…jaim dong jaim)
Kayaknya nomor 5 belanja lama dan nomor 13 alias cerewet itu universal ya… So, gimana temen-temen? mungkin untuk cewe Indonesia perlu ditambahin ????