Akhir-akhir ini di FB aku sering di Tag teman, mengenai tulisan pendidikan SD di Jepang yang kelihatan seperti bermain. Memang apa yang dituliskan di situ benar, tapi bukan berarti tidak ada pelajaran sama sekali. Murid SD pun ada pelajaran Doutoku 道徳 atau diterjemahkan sebagai pelajaran Moral (Etiket). Yang pada kelas 5 Riku mendapat pelajaran tentang penggunaan internet dan HP.
Pelajaran Kai sekarang di SD kelas 1 baru-baru ini ada lagi yang menarik, yaitu diajarkan untuk belanja! Perlu diketahui bahwa anak-anak SD semua TIDAK BOLEH SAMA SEKALI membawa dompet/uang ke sekolah. TENTU TIDAK ADA JAJAN! Hanya ada makan siang bersama yang biayanya dibayar otomatis dari rekening pos orang tuanya (sekitar 4000-5000 yen perbulan).
Tapi belanja pun perlu kotsu コツ kiatnya sendiri, maka murid kelas 1 SD diajarkan cara berbelanja. Beberapa waktu yang lalu, kami orang tua disuruh memasukkan uang 150 yen dalam amplop untuk anak-anaknya. Mereka kemudian pergi bersama satu kelas, dengan gurunya ke toko yang menjual bibit tanaman dekat sekolah. Mereka masing-masing membeli 3 bibit bunga tulip yang satunya seharga 50 yen. Mereka membayar dan menerima struknya untuk dibawa pulang sebagai bukti kepada orang tuanya. Ternyata oleh toko bibit itu setiap anak menerima 1 bibit sebagai extra (gratis) おまけ. Tiga bibit langsung ditanam di halaman sekolah, dan satu bibit dibawa pulang untuk ditanam di rumah. Jadi hari itu Kai berhasil belajar belanja + menanam bunga.
bagus ya mbak kalo belajarnya sistemnya kayak bermain. jadi anak2 juga seneng ngikutinnya 😀
Hmm..
Di Indonesia katanya sambil bermain juga tapi kok pe-ernya bejibun. Vay tiap pulang sekolah pasti capek. Metode bermain lebih banyak tapi juga sambil belajar justru lebih baik untuk perkembangan anak.
di kantor temen-temen juga rame lagi membahas pendidikan SD di Jepang Mba dan saya bisa berbicara karena baca blognya njenengan. Hihihi..
Senengnya bisa belajar seperti itu yak.. Pendidikan jepang emang udah tersistem bagus ya mbak.. Dari mulai masuk sekolah aja tertib.. Gak kayak disini mau masuk aja banyak yang nyuri nyuri karena umurnya sebenernya belum cukup buat sekolah tapi dipaksa.. Udah gitu wajib bisa baca tulis pula sebelum masuk kelas satunya.. 🙁