Singkong dan Keju

16 Jan

Saya yakin tidak banyak yang tahu lagunya Bill & Brod berjudul “Aku Anak Singkong”. Ada yang tahu? Hmmm pasti ketahuan deh generasi kita sama hehehe. Liriknya begini: (kalau mau dengar lagunya silakan dengan di sini)

Kau bilang cinta padaku
Kalau ku bilang pikir dulu
Selera kita
Terlalu jauh berbeda

Parfum mu dari Paris
Sepatu mu dari Italy
Kau bilang demi gengsi
Semua serba luar negeri

Manakah mungkin mengikuti caramu
Yang penuh hura-hura

Aku suka jaipong kau suka disko
Oh oh oh oh
Aku suka singkong kau suka keju
Oh oh oh oh
Aku dambakan seorang gadis yang sederhana
Aku ini hanya anak singkong
Aku hanya anak singkong

Nah dari lagu inilah singkong jadinya dibanding-bandingkan dengan keju deh, padahal kalau mau bandingkan ya mbok bandingkan singkong dengan kentang dong…sama-sama umbi-umbian kan?

Aku tiba-tiba ingin menulis begini sebetulnya karena melihat sebuah foto yang diupload sahabat blogger Kang Haris di FB nya.

Pak Tua penjual singkong. Foto dari Kang Haris di FB nya dengan pesan: “Mereka tidak mengemis, mereka berdagang. Dukunglah upaya penjemputan nafkah mereka yg seperti ini. Belilah dagangannya.”

Apa yang terlintas dalam pikiranmu jika melihat foto ini? Ah kasihan pak tua masih harus berjualan untuk membiayai hidupnya, dan yang beli masih pakai tawar menawar lagi! Kerasnya kehidupan di kota sehingga untuk menjual singkong segitu saja sulit? Apa tidak ada anak-anaknya yang membantu ekonomi keluarganya? dsb dsb

Dan aku memang mohon ijin memakai foto ini kepada pemilik Mie Janda untuk kenanganku, karena sebetulnya foto ini mengingatkanku pada seorang kakek yang pernah kusinggung dalam tulisan ini. Ia memikul keranjang berisi pisang, pisang kepok, pepaya, apa saja buah-buahan yang bisa dia jual dan lewat depan rumahku, dulu dulu sekali waktu aku masih SD. Mama sering memanggilnya masuk dan membeli SEMUA dagangannya padahal sudah pasti berlebih. Biasanya memang sudah sore sehingga mama tahu dia tidak bisa berjualan lagi karena keburu malam. Tapi kami masih punya lemari es yang bisa menyimpan buah-buahan itu. Tapi mama memang iseng, selalu iseng. Dia selalu menawar buah itu, dan tentu dikasih murah oleh si kakek. TAPI waktu membayar mama selalu lebihkan, yang bahkan melebihi harga yang diminta pada awalnya. Kadang mama memberikan baju bekas juga untuk si kakek buah.

Tak jarang mama juga memborong buah-buahan yang dijual ibu-ibu di pasar, terutama jika sudah senja. Aku ingat mama pernah memborong jambu klutuk (guava) sampai berapa kilo, dan oleh mama dibuat setup. Tahu setup Jambu tidak? Jambu klutuk itu dibuang bijinya dan dipotong-potong lalu direbus dalam air gula dengan kayu manis dan cengkeh sedikit. Baunya harum dan jambunya jadi manis merata dan lembut. Atau memborong nanas yang kemudian dibuat selai nanas. Kebiasaan memborong itu kelihatannya menurun juga ke aku tuh, soalnya begitu aku melihat foto di atas, aku langsung pikir borong semua dan membuat : singkong kukus pakai kelapa, singkong goreng, kripik singkong, cenil, kolak dsb dsb  (Nah kan omongannua makanan melulu hehehe). Sayangnya di Jepang tidak ada singkong, hanya ada ubi dan aku tidak begitu suka ubi. Aku jauh lebih suka singkong.

Pak Tua, semangat ya. Aku doakan dari jauh akan ada banyak ibu-ibu yang seperti mama, yang suka memborong tapi tanpa menawar, sehingga engkau mendapatkan uang untuk membeli keperluanmu dan mungkin keluargamu.

Kawan-kawan suka mborong tidak? hehehe

 

12 Replies to “Singkong dan Keju

  1. ya semoga saja dagangan kakek itu cepat habis
    dan tidak ditawar dengan “kejam” oleh pembelinya

    talking about singkong …
    saya sukanya standart … singkong direbus …
    abis itu celup santan atau bumbu bawang …
    laly digoreng … sampe merekah … mekrok …

    aaarrrgggghhhh …
    mantap … (dan empuk pasti)

    salam saya

  2. kadang pas ibu saya beli singkong, saya senang banget bun. apalagi pas singkongnya direbus atau digoreng~ *mendadak lapar*

    hmm, kalau soal mborong, paling ga tahan kalau lihat komik! pasti langsung kalap beli~ 😀

  3. saya tau mbak lagunya… ketauan angkatannya ya. huahaha.

    btw kenapa dibandingin ama keju, bukan ama kentang… soalnya kalo ama kentang, ntar lagunya jadi begini dong…

    aku suka singkong, kau suka kentang..
    aku suka jaipong, kau suka kayang..

    gak enak mbak jadinya. huahaha 😛

  4. Jadi terharu banget bacanya Mba. Mamanya njenengan baik banget. Memang kalo melihat bapak-bapak tua ato Ibu-Ibu tua yang jualan gitu suka sedih. Pernah lihat orang mikul cobek mau beli tapi mikir-mikir dulu. Huhuhu…

  5. Sang kakek yang tampak di foto tersebut seringkali saya jumpai di sekitaran Mie Janda. Buah yang dijualnya beda-beda, biasanya jeruk bali dan pepaya, tapi kadang juga mangga, pisang dan bahkan singkong.

    Kadang saya suka heran, kalau ke pengemis banyak orang mudah terenyuh dan ngasih uang, tapi kalau ke pedagang seperti ini kok kurang perhatian, padahal mereka sepatutnya yang kita dukung atas kemuliaan dan keteguhan hatinya untuk tidak minta-minta.

    Hehe, saya tahu lagu itu, saya juga gak sepakat kalau singkong dibandingkan dengan keju. Tapi sekaya apa pun saya kelak, saya tetap suka singkong. Nenek saya nangis jika saya pulang kampung buru-buru dan ia tak sempat memasak singkong untuk saya. 🙂

    Mbak, kau orang baik.

  6. Jika melihat semangat mengais rejeki Bapak atau Ibu yang sudah lanjut usia tuh senang, Mba. Mereka masih berusaha untuk produktif.

    Kalau masalah makanan, tidak usah khawatir ya, Mba. Kalau kira2 gak habis, selain ada lemari es, tentunya masih bisa kita bagi2 ke tetangga. Laris manis untuk dagangannya, Mbah. . . 🙂

  7. wah, ternyata Mama nya Mbak EM sama dengan Ibuku juga suka memborong .
    di rumah Ibu di Bogor, hampir setiap minggu si tukang pisang, pepaya dan singkong mampir untuk diborong jualannya sama Ibu.
    Begitu kita ( anak2nya) datang pas week end kesana , Ibu lantas membagi2kan untuk anak2nya,
    daaan………balik ke Jakarta kita jadi bawa deh oleh2 dari Ibu…… hehehe….

    Salam

  8. lagi kangen singkong ya? he he.. Aku juga sukakasihan tuh kalau melihat kakek tua yang masih rajin menjual singkong, pisang, nangka.. Di tempatku masih cukup banyak Mbak. Aku suka membelinya. Nggak memborong sih… tapi aku juga nggak nawar. karena harganya juga nggak pernah mahal. Biasanya kubikin Singkong Keju ( singkong kukus ditaburin keju parut)

    Ya..aku tahu bangetlah lagu itu. Dan dulu suka buat becandaan sama teman teman..

Tinggalkan Balasan ke agung rangga Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *