Karaoke

18 Sep

Ah begitu banyak yang aku mau tulis, tapi akhir-akhir ini semangat menulisku terpecah ke beberapa kegiatan, dan ya, salah satunya adalah bermain game. Huh, padahal sudah hampir satu tahun lebih aku sudah tidak bermain game loh. Ternyata juga panasnya Jepang membuatku insomnia dan malas berpikir.

Sudahlah, jangan menyalahkan siapa-siapa. Mumpung lagi mau menulis, lebih baik aku tuliskan dulu apa yang ada di benakku sekarang.

Cuma mau laporan! Kemarin adalah hari Lansia, tapi kami tidak pergi ke rumah mertuaku di Yokohama. Karena tiba-tiba saja Gen berkata, “Mel, kalau aku kerja hari Senin, boleh?” (Soalnya Jumat nanti dia ambil cuti, untuk mengikuti open school nya Riku). Ya, tentu saja bolehlah. Akibatnya ada satu hari libur yang… nganggur. Riku begitu kecewa papanya kerja di hari libur. Jadi aku mengajak dia pergi ke karaoke.

Kenapa aku mengajak ke Karaoke? Sebetulnya waktu aku mudik kemarin ada dua kali kesempatan kami sekeluarga besar berkaraoke. Pertama waktu ulang tahun keponakan pas hari Idul Fitri. Kami diundang ke sebuah restoran di Kelapa Gading.Waduuuh aku udik deh, baru pertama kali ke Kelapa Gading Mall, dan lewat Mall of Indonesia 😀 Untung juga ada undangan itu, sehingga aku keluar dari predikat “udik” hehehe. Dan saudara-saudara, KGM itu penuuuh yah 😀 Berasa di Singapore juga karena banyak dijual makanan non halal. Ya, jadi ceritanya hari itu kami pergi “nyekar” dulu ke Oasis Lestari, sowan mama pada pukul 2 siang, lalu pulangnya daripada kembali ke rumah, lebih baik kami pergi langsung ke Kelapa Gading saja. Undangan ulang tahunnya sih jam 6:30, tapi jam 4 kami sudah di KGM. Ceritanya mau minum kopi, tapi di eat-and-eatbegitu banyak pilihan makanan, sehingga kami akhirnya kebanyakan ngemil “besar” deh 😀 (aduh terbayang lagi deh itu mpek-mpek uenaaak tenan)

Nah sekitar jam 6:20 kami menuju restoran Green Leaf, di lantai 2 saudara sepupuku  sudah memesan satu kamar besar yang berkaraoke. Jadilah kami makan (lagi) makanan chinese sambil berkaraoke. Wah meskipun jurang usia terbentang lebar, cukup seru lah. Ada tante-tante (adik-adik gue sih) menyanyi Maroon 5, yang usia belasan menyanyi… apa ya? judule aku ngga tau. Lalu yang opa-oma (papaku dan aku hahaha) menyanyi lagu Blue Velvet, Yesterday dan macam-macam deh, lagi tahun 60-an 😀 Senang juga mendengar suara papa menyanyi, karena sudah lama sekali kami tidak karaoke bersama. Ternyata suaraku bagus (huh muji diri sendiri, abis sapa lagi yang mau muji ya hahaha) karena keturunannya papa (etapi mamaku juga bagus loh suaranya). Aku ingat dulu kami punya LP karaoke player dan kadang menyanyi di rumah…. jaman kapan tuh ya? 1985-an mungkin.

di sini lumayan banyak lagu Jepang, tapi Rikunya yang tidak (sempat) nyanyi

Nah, kami deMiyashita juga diminta nyanyi bahasa Jepang, tapi lagu bahasa Jepangnya tidak ada yang kami tahu. Kalau lagu bahasa China tentu banyak. Apalagi untuk Riku, meskipun diminta nyanyi dia tidak bisa nyanyi, karena tidak tahu satu lagupun. Padahal Riku suka menyanyi. Mengulang “kemesraan” keluarga kami, beberapa hari sesudahnya kami pergi khusus ke karaoke bersama, mumpung masih libur lebaran. Nah, kupikir karena karaokenya khusus di tempat karaoke  (bukan restoran) mustinya banyak juga dong bahasa Jepang. Dan memang, banyak lagu bahasa Jepang, tapi….. Riku tidak tahu. Ada satu lagunya Southern All Stars yang diketahui Riku dan Kai, berjudul Namida no Kiss…. ngga banget deh untuk anak-anak, wong judulnya aja artinya “Ciuman Air mata” hahaha. Tapi mereka hafal karena sering kupasang di mobil, waktu kami bertiga pergi ke Meguro untuk mengajar.

kedua krucils menyanyi dengan asyiknya 😀

Karena selama 3 jam itu akhirnya Riku tidak bisa menyanyi sama sekali, aku bilang, “Pulang ke Jepang, mari kita latihan karaoke yuuk”. Dan kesempatan kemarin itu, kami bertiga pergi ke Kichijoji. Tentu saja karena karaoke room di Jepang, pasti ada lagu-lagu baru yang bisa dinyanyikan anak-anak terutama lagu OST dari anime-anime terkenal. Jadilah Riku menyanyi 5-6 kali lagu yang sama hahahaa.

Mamanya? sempat sih nyanyi lagu lama sementara Riku istirahat, tapi karena moodnya lain tidak begitu asyik deh nyanyinya. Aku jadinya menonton saja mereka menyanyi. Untung cuma 2 jam hahaha! Tapi Kai seperti biasa, malu-malu tidak mau menyanyi. Ini anak emang aneh. Kalau di rumah nyanyi kencang-kencang tapi kalau di luar rumah….duh susah disuruh nyanyi. Dia juga paling malu disuruh bergerak (berdansa mengikuti irama seperti senam/gerak dan lagu)… padahal nanti tanggal 8 Oktober akan ada acara olahraga di sekolahnya. Setiap hari dia tidak mau ke sekolah karena tidak mau disuruh ikut acara 🙁 Sampai terpaksa aku pakai berbagai cara membujuknya, ya es krim, ya coklat, ya ngga boleh nonton TV seminggu dsb. Cara yang paling ampuh adalah mencabut semua listrik jam 8 pagi sebelum dia bangun, supaya dia tahu, meskipun dia tinggal di rumah tidak bisa ngapa-ngapain karena tidak ada listrik 😀 (Bulus ya :D)

di lorong tempat karaoke

So, kami memang melewati hari Senin yang menyenangkan bertiga, berkaraoke. Tapi waktu melihat Riku menyanyi, akupun teringat dulu waktu aku pertama datang ke Jepang juga getol karaoke setiap minggu. Selain sebagai hiburan, bagiku karaoke merupakan salah satu cara belajar KANJI yang paling ampuh. Aku dipaksa untuk menghafalkan kanji dan mengucapkan bacaannya. Jadi kadang sebelum coba menyanyi, aku cari dulu bacaan kanjinya di kamus :D. Dan sepertinya karaoke akan menjadi salah satu tempat tujuan baru deMiyashita.

Suka karaokean? Apa manfaat karaoke bagimu? Yuuuuk nyanyi yuuuuk.