Museum Doraemon

24 Jul

Mumpung masih hangat, (baru saja pulang) aku tuliskan kegiatan deMiyashita hari ini Selasa 24 Juli 2012 ya.

Aku memang sudah tahu bahwa ada Museum Doraemon yang baru dibuka (belum sampai setahun September 2011), tapi aku baru sadar ketika mendengar lonceng di stasiun yang terdekat universitasku…. lagu doraemon! Rupanya ada di dekat situ. Jadi karena aku perlu menyerahkan nilai mahasiswa hari ini, sekalianlah kuajak anak-anak berkunjung ke museum Doraemon. Soalnya kalau menyediakan waktu dengan sengaja, bisa-bisa tidak akan sampai, karena lumayan jauh dari rumah kami.

Kira-kira 2 minggu yang lalu, aku membeli tiket masuk museum itu di konbini (convinience store) Lawson. Hanya bisa di Lawson, dan pakai mesin Loppi.  Sistemnya sama dengan waktu membeli karcis museum Ghibli, yaitu memilih tanggal dan grup masuk. Ada 4 grup yaitu pukul 10 pagi, 12, 2 siang dan 4 sore. Kupikir kalau jam 2 takutnya pulangnya kemalaman, sehingga aku memilih grup masuk pukul 12. Harga tiketnya cukup murah yaitu 1000 yen untuk dewasa/mahasiswa, dan 500 yen untuk anak usia 4 th sampai SD (3 tahun ke bawah gratis).

Meskipun ngantuk (mengoreksi nilai 60 orang melelahkan ya), aku Riku dan Kai berangkat dari rumah pukul 9:30. Perjalanan yang cukup jauh, tentu saja sambil aku mengatakan “Mama setiap Jumat begini loh”. Kami akhirnya sampai di stasiun Mukogaoka Yuen pukul 11:15. Untung sekali waktu kami keluar stasiun banyak taxi menunggu, karena biasanya jarang sekali. Jadi aku menyuruh ibu supir taxi untuk mengantarkan aku ke univ, dan menunggu bersama Riku dan Kai, sementara aku berlari ke administrasi Univ untuk menyerahkan nilai. Setelah aku kembali, dengan taxi yang sama pergi ke Museum Doraemon. Berkat taxi itu juga kami bisa sampai di depan museum pukul 11:45, dan bergabung dengan pengunjung lain yang sudah mulai antri.

Sebelum pergi aku sebetulnya sempat googling apakah boleh membawa kamera atau tidak. Banyak yang menulis boleh, yang menyebabkan aku sempat memasukkan DSLRku ke dalam ransel, ….tapi kok berat ya. Jadi aku tinggal dan mencukupkan diri dengan kamera Canonku yang kecil. Dan untung saja. rupanya di dalam museum sendiri tidak boleh memotret, hanya boleh di tempat-tempat tertentu dan di luar gedung. Ya peraturannya mirip-mirip Ghibli deh.

Foto-foto di luar museum, waktu masih antri. Setelah masuk tidak boleh mengambil foto sih

Kesanku? Sebagai orang yang tidak terlalu nge-fans dengan Doraemon sih, rasanya museum itu biasa-biasa saja. Jauuuuh lebih suka Ghibli Studio. Memang sesuai namanya Fujiko F. Fujio Museum, bukan Doraemon Museum, museum ini lebih banyak menceritakan tentang pengarang Fujiko F Fujio yang meninggal th 1996. Untuk anak-anakpun rasanya tidak terlalu mengetahui sejarahnya pengarang Doraemon sehingga agak membosankan. Tapi karena masing-masing pengunjung mendapatkan satu “telepon” untuk mendengarkan penjelasan sesuai dengan nomor-nomor yang tercantum di dinding, jadi ya lumayanlah.

Tapi anak-anak senang waktu bisa berfoto dengan Giant yang muncul dalam cerita  sumber air. Juga setelah menonton film pendek khusus tentang animasi Doraemon dkk, kami dibawa ke kebun antara lantai 1 dan 2. Di situ ada Dinosaurus, pintu ajaib, dan pipa beton tempat bermain Nobita. Salah satu kekurangan tempat ini adalah pengelolaan restoran. Kami pengunjung tidak boleh membawa makanan dan minuman, sehingga sudah pasti harus makan di restoran. Tapi begitu banyak (max sehari 2000 pengunjung) memakai ruangan yang kecil, sehingga kami harus antri minimum 2 jam! Lucu juga sih sistem menunggu antrian. Kami diberikan nomor masuk, dan kode QR, dengan telepon yang biasa membaca QR code, kami bisa mengetahui sudah berapa banyak penunggu sebelum kita yang berkurang, sehingga kita bisa perkirakan kapan kembali ke restoran. Bahkan jika kita mau, bisa mendaftar nomor telepon di situs antri itu, dan jika giliran sudah dekat, kita akan menerima telepon.

Menghabiskan 2 jam dalam lembab, membuat bete juga, apalagi aku ngantuk sekali. Anak-anak sih bisa bermain DS, tapi aku kan tidak bisa. Ada beberapa kali aku tertidur waktu duduk. Dan akhirnya kami bisa makan jam 3:30! Sudah itu, jenis makanannya sedikit sekali, meskipun masing-masing makanan dihias “doraemon” atau temannya. Kai seperti biasa memesan ramen, Riku tadinya mau burger, tapi karena tidak ada, jadi pesan Tonkatsu (Daging goreng) dan aku pesan nasi+ hamburger. Karena lapar, ya enak-enak saja sih. Cuma kupikir museum ini perlu memikirkan cara supaya jangan membuat pengunjung sampai menunggu 2 jam lebih deh. Tapi ya kupikir, toh aku tidak akan ke sini lagi 😀 Lain dengan ghibli aku masih suka pergi berkali-kali.

Setelah makan, melihat toko souvenir lalu kami pulang. Kalau mau taksi lagi, kami harus menelepon dulu. Jadi aku bilang, kita naik bus saja deh. Kebetulan ada bus yang akan berangkat. Lucunya bus khusus itu badannya berhiaskan lukisan doraemon dan teman-teman. Pernak-pernik nya semua doraemon, terutama tombol untuk memberitahukan turun di halte (yang sebetulnya tidak dipakai, karena trayeknya sudah pasti stasiun-museum saja).

“Bagi penumpang yang mau turun, silakan tekan ini”

Buat pecinta doraemon, dan mengerti seluk beluk animasi dan sejarah doraemon, maka museum ini patut dikunjungi. Atau paling tidak membelok ke toko souvenir dan membeli segala jenis souvenir doraemon. Kamu suka doraemon?

30 Replies to “Museum Doraemon

  1. Doraemon ga ichiban daisuki! ^^
    Wah, sayang ya Kak, gak bisa foto-foto di dalam museumnya. Padahal kalau bisa sih asyik banget!
    *bener2 mulai kumpulin duit untuk bisa ke Jepang*

    Btw Kak, Giant-nya koq ganteng ya di situ? Hehe. Di dinding sumurnya ada ceritanya kah? *penasaran*

  2. Suka, dan aku suka juga dorami. Tadi takut doraminya ga cantik tapi ternyata doraemon dan doraminya persis kaya kartunnya.. Aku tau tuh dinosaurusnya itu fosil hidup yang dipelihara Nobita trus harus diungsikan karena ga bisa dipelihara di dunia kita 🙂 kayanya dikirim ke masa lalu deh di akhir cerita. Itu dino muncul di buku komik dan juga cerita petualangannya.. Aku ingat tu Mba pas Fujiko F. Fujio meninggal, ga begitu kenal tapi sedih juga sih, soalnya suka komik2 dia. Aku juga suka komiknya yang lain lagi 21emon dan P-man, tapi karakternya kurang lebih lah sama Doraemon, hehe.. tapi menghibur 🙂

  3. bagiku soundtrack Doraemon bisa membangkitkan keharuan,
    ingatan hari minggu yang menyenangkan bersama orang2 tercinta.

    sama seperti saat aku mendengar soundtrack Little House on the Prairie
    ini keharuannya akan lebih2 lagi, Mbak Em.. #dasar melankolis 😛

  4. wah jepang nih emang ada-ada saja ya. mestinya di indonesia ada museum “si unyil” deh. sayangnya si unyil malah bermasalah soal hak ciptanya kalau nggak salah.

    btw, nggak ada kue dorayaki ya mbak di situ? hehe

  5. kemarin lihat foto pintu itu di FB jadi ingat film doraemon ternyata benar ya itu di museum doraemon. btw mbak doraemon itu masih diproduksi ya filmnya? soalnya tiap aku nonton kok gak pernah lihat pengulangan selalu baru beda sama ninja hatori yang selalu diulang

  6. Akan lebih asyik lagi kalau kantong ajaib-nya Doraemon itu benaran ada di situ ya.. Minimal, pintu kemana saja itu benar-benar nyata, sehingga bisa pulkam kapan saja, haha… #mengkhayal deh..

    Selain Conan dan Naruto, koleksi komik Doraemon-nya si Afif lumayan lengkap lho Nechan.. Bahkan sudah seremaja ini, dia tetap aja suka baca komik-komik tersebut, hehe.. 🙂

  7. Jadi teringat beberapa tahun silam saat Doraemon jadi idola anak2 di rumah. anak2 suka bertindak selaku Nobita yang mengandalkan pertolongan kantong ajaib. Pastinya jadi kenangan indah bagi Riku dan Kai mbak EM

  8. Doraemon ?
    Baling-baling bambuuuu …
    itu yang saya ingat dari film kartun yang satu ini …
    Juga GIant, dan Suneo … Saya terus terang juga kurang begitu suka film ini …
    (dan juga film kartun lainnya … )(kecuali Tom and Jerry …)(hehehehe)

    Yang jelas … saya tertarik dengan minuman biru dengan gelas Doraemon itu …
    Enak nggak EM ??? keknya lucu tuh …

    salam saya

  9. terlepas dari mungkin membosankannya museum tersebut, tapi jika saya boleh tau kenapa ketika di dalam tidak diperkenankan berphoto ria ya mbak? apakah menyangkut identitas sang pengarang?

  10. Awal-awal Doraemon di Tivi..saya termasuk penonton setianya…rasanya kalau hari minggu gak afdhol kalau belum lihat si doraemon dan nobita…

    Salam kenal Mbak:)

  11. Sayangnya tidak bis amemotret di bagian dalamnya sehingga tidak mengetahui ada apa saja di sana. Tetapi … suka aja ternyata ada pipa beton yang biasa dijadikan tempat nongkrong Nobita dan kawan2. Anak2 pastinya suka sekali … ^_^

  12. lucu ya mbak.. 😀

    ini tadi pagi pas mau pulang LA, baru keingetan kenapa selama di SF kita gak berkunjung ke walt disney museum.. harusnya menarik tuh…

  13. Aku dulu sukaaaa sekali Doraemon, walau tak mengikuti sejarahnya. Tapi komik dan filmnya selalu kubeli dan kutonton.
    Tapi Vaya gak begitu suka Doraemon, mungkin karena cerita Doraemon itu lebih banyak ke usia yang lebih besar dan dia tidak begitu suka kalau ada yang serem-serem kayak terbang ke pulau apa gitu…

  14. Doraemon…

    yg aku kagum tuh ama imaginasi “liar” pengarangnya. Bisa-bisanya “menciptakan” alat2 yg super usefull.
    Mungkin dg imaginasi-imaginasi spt itu yach Jepang bisa maju banget dlm tekhnologi

    Salam,

  15. Waaa,… saya baru tau kalau Doraemon punya museum.
    Padahal dulu perkiraannya cuma untuk hiburan anak aja, keren mbak Em.
    Ini kartun kesayangan saya dulu 😀

  16. aku suka nontonnya mbak klo doraemon.. tapi kalau disuruh pergi ke museumnya ya belum.tentu mau deh.. kecuali udah kebingungan di jepang mau kemana (yang pasti gak akan coz sekali aja blm pernah) hihihi

  17. Huaaa Doraemon. Dari saya kelas 3 SD Mba EM, Doraemon selalu setia diputer di RCTI setiap minggu pagi. Dan cerita Doraemon Petualangannya berasa seru banget baca komiknya.

    Dapet darimana ya si Bapak Fujiko F Fujio pas bikin cerita ini. Idenya sederhana tapi everlasting.

    Endingnya Doraemon itu beneran gak sih yang ternyata ketahuan kalo Nobita-lah pencipta si Doraemon? *penasaran karena belom tahu sendiri*

  18. Aku termasuk yg masih suka nonton Doraemon kalo ada kesempatan nechan, tp ga sampe dicari2 sih hihihihi…

    Pengen deh berfoto ky Riku di pintu kemana saja itu 😀

  19. sukaaaaaaa doraemon! berniat kapan2 pengen dateng..
    wah tapi males banget denger cerita tentang restorannya..
    humm,, gapapa deh. nanti diakali caranya. mungkin pesan di awal ya (mumpung udah tau sistemnya – thx tan)

    Ghibli juga belum pernah nih..
    tokyo jauh sih :-/

    • looh kok cuma sebaris?? aku kayanya tulis panjang dan lebar :(( koneksiii kuu ooh koneksii kuu…

      aku tulis senangnyaa yaaa disney buss nya di hias kepala mickey.. museum hello kitty juga ada… lego theme park juga ada… tapi semuaaa ga ada di indo…
      kapaaan aku bisa datangin semuaa >.< ngos ngos an kumpulin duitnyaa 🙁

Tinggalkan Balasan ke Dani Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *