Horree jam 21:21 pas aku mulai menulis posting ini. Kepala pusing jadi tidak bisa mengerjakan tugas-tugas rumah tangga (alasan) apalagi beresin kamar yang berantakan… kasihan dong, aku bisa tambah pusing kan? 😀 Jadi sambil menikmati strawberry tea dan alunan lagu-lagu bossanova berbahasa Portugis, aku berniat menulis sesuatu yang pendek saja (mumpung anak-anak sudah tidur, dan suami belum pulang).
Tentang Jomblo. Aku bukan ingin menyindir mereka-mereka yang masih jomblo sih. Maaf saja kalau ada yang merasa. Kebetulan saja kata ini terlontar dalam percakapanku dengan Himawan Pridityo kemarin : “bakal ada 400.000 remaja Jepang yg bakal jomblo dong.” Dan aku tertawa… iya juga ya.
Waktu tanggal 5 Mei kemarin, pas hari anak-anak di Jepang, diumumkan bahwa jumlah anak-anak Jepang itu menurun terus sejak 31 tahun terakhir. Jumlah anak di bawah usia 15 tahun, per tanggal 1 April sejumlah 16.650.000. Ini berarti berkurang 120.000 ribu dari tahun sebelumnya. Jumlah ini menguasai “hanya” 13% dari populasi penduduk Jepang keseluruhan yang sejumlah 127.650.000 jiwa. Perbandingan jumlah anak terhadap jumlah penduduk Jepang juga menduduki yang terkecil di dunia. Jumlah anak laki-laki adalah 8.520.000 dan anak perempuan 8.120.000 orang. Berarti anak laki-laki lebih banyak 400.000 dari anak perempuan. Karena itu Himawan mengatakan …”bakal ada 400.000 remaja Jepang yg bakal jomblo dong.” Dan kujawab, biarlah semoga bisa dapat pasangan orang asing 😀 atau nanti biar poliandri saja hehehe. Saat percakapan itu aku belum sadar bahwa kedua anakku itu laki-laki 😀 Waduh nanti anakku jadi cowo jomblo dong 😀 (Gambare Riku dan Kai!)
Tentang Buang. Beberapa hari ini aku memang sedang dalam mood “membuang barang”. Aku itu sebenarnya paling tidak bisa membuang barang. Karena itu selalu bermasalah dengan mengatur barang di rumah. Kalau rumah di Jakarta memang besar, sehingga punya barang sebanyak apapun, masih ada tempat penyimpanannya. Tapi di rumah kelinciku?
Akhirnya kemarin dulu aku membuang sekitar 25 video kaset VHS rekaman yang kubuat selama ini untuk Riku. Berisi film Ranger-ranger dan Ultraman sejak Riku berusia 2 tahun! (Jadi sudah 7 tahun). Waktu Kai berusia 2 tahun, dia suka melihat video rekaman itu, dan mulai mengenal ultraman. Tapiiiii sekarang aku malas memutarkan video lagi. Lagipula minatnya sudah bervariasi, dari acara NHK lagu-lagu dan bahasa Inggris, dan tayangan pemandangan dan alam Jepang di TV. Dan rasanya sekarang sudah tidak jamannya lagi memutar video deh. DVD atau bluray. Jadi semua video rekaman, selain yang diambil kami sendiri dengan videocam, rencananya aku akan aku buang semua.
Selain kaset video, aku juga menemukan banyak VCD. Banyak yang bagus dan masih disegel, jadi sudah aku masukkan koper untuk dibawa ke Jakarta. Karena sebetulnya aku sudah tidak punya playernya juga 😀 (sudah rusak). Nah, waktu mau membuang kaset video ini aku bingung, sampah jenis ini termasuk sampah terbakar atau sampah tidak terbakar. Untung saja wkatu aku cari keterangan di homepage kelurahan Nerima, aku menemukan daftar barang dan harus dibuang bagaimana. Ternyata kaset video itu termasuk sampah terbakar, jadi bisa dibuang bersama dengan sampah dapur. Demikian juga dengan DVD/CD. Selama ini aku takut membuang CD karena waktu aku bekerja di radio, kami dilarang membuang CD begitu saja. Katanya kami harus mengembalikannya ke produsernya, atau kalau membuang harus dipecahkan. Karena menyangkut hak cipta dsb dsb. Tapi kupikir mungkin karena kami (radio) menerima CD gratisan/sample, bukan membelinya. Seharusnya kalau membeli kan suka-sukanya pembeli mau dibuang bagaimana 😀
Nah mumpung aku menulis soal buang, sekaligus aku juga mau menjawab pertanyaan Lidya tentang bagaimana cara membuang pakaian dalam. Kalau kami di sini untuk baju memang membuang begitu saja, dimasukkan plastik dan bisa dengan dua cara, membuang sebagai sampah terbakar atau sebagai daur ulang/recycle. Tapi khusus untuk pakaian dalam, kami diajarkan untuk menggunting celana dalam dan bh sampai tak berbentuk, baru dibuang sebagai sampah terbakar. Karena jika dibuang begitu saja, ada kemungkinan diambil lagi oleh maniak yang memang suka mengumpulkan pakaian dalam wanita. (Sedangkan jemuran di lantai 1 atau 2 saja musti hati-hati, karena suka ada yang mengambil). Untuk celana dalam laki-laki mungkin tidak ada yang mau mengambil, tapi khusus pakaian dalam perempuan, lebih baik preventif dengan mengguntingnya sebelum dibuang.
Karena CD portugisku sudah selesai, teh nya sudah habis, maka aku selesaikan posting untuk hari ini ya. Oh ya, ada satu lagu portugis (bossanova) yang lumayan bagus loh, silakan coba didengar (jangan lupa matikan musik di sidebar dulu ya :D)