Malam ke 88

6 Mei

Natsu mo chikazuku hachijuu hachiya
No ni mo yama nimo wakaba ga shigeru
Areni mieru wa chatsumi janaika
Akane dasuki ni suge no kasa

Dengan datangnya malam ke 88, musim panas mendekat
Di padang rumput dan gunung dirimbuni daun muda
Lihat yang di sana orang memanen teh
Dengan topi tikar dan tali pengikat kimono berwarna merah

Bahasa Jepangnya Hachiju hachiya 八十八夜, merupakan hari ke 88 dihitung dari Risshun awal musim semi ( sekitar 5 Februari). Lagu di atas khusus menggambarkan suasana di hari ke 88 itu dan memang ditandai dengan “Teh Baru” Shincha 新茶, karena pada hari ini daun-daun teh baru mulai dipetik. Karena Jepang peminum teh (hijau) yang fanatik, maka setiap keluarga pasti menyediakan teh baru dan menikmati harumnya sambil menyambut hari-hari mulai menghangat menuju musim panas.

Tanggal 3 Mei yang lalu, merupakan hari libur pertama setelah hari ke 88. Gen dan anak-anak pergi ke kantor balai kota Sayama-shi karena di sana ada festival “Teh Sayama dan Bunga”. Sayama terletak di prefektur Saitama dan terkenal sebagai penghasil teh. Sayang sekali hari itu hujan, sehingga tidak bisa ikut belajar memetik daun teh. Tapi ada pertunjukkan dan kesempatan mencoba mengeringkan teh hijau yang diberi nama Chamomi (手もみ茶). Momi sebetulnya artinya memijat, jadi daun teh yang kering di “pijat-pijat” supaya harum dan rasanya enak.

Pengalaman "memijat" teh di balai kota Sayama.

Sore ini aku membuat dry-fruits cake dan minum teh hijau dari Sayama yang dibeli seharga 1000 yen untuk 50 gram! Haduh mahal … aku tidak tahu Gen membeli itu, kupikir gratisan hahaha. Pantas saja dalam anime Chibi Maruko chan yang diputar hari ini dikatakan bahwa Shincha (Teh Baru) itu mahal karena baru masih segar dan enak.

Meskipun memang cocok makan manis dan minum teh hijau, aku masih belum biasa minum teh hijau karena memang pahit menurutku. Teh hijau yang dijual di Indonesia (apalagi yang dalam botol) itu aneh menurutku karena manis 😀 Teh hijau di Jepang tidak pernah diberi gula ataupun madu. TAPI aku suka minum maccha, yaitu bubuk teh hijau yang dipakai untuk upacara minum teh. Rasanya lain (bayangkan saja dengan makan es maccha ya :D).

Bagaimana teman-teman pernah atau suka minum teh hijau?

16 Replies to “Malam ke 88

  1. selalunya minum teh tanpa GULA,
    begitupun gak suka teh yang pahit 😀 sedang2 saja.
    belum pernah nyobain teh yang baru di olah. seperti apa rasanya ya?!

  2. G terlalu suka Mba teh hijau, senangnya teh cokelat biasa aja yang rasanya udah familiar. Hari ini liat pertunjukkan buat teh hijau di Buddha Festical, dikasi cium baunya, tapi saya speechless karena g cium apa2 dan ga bisa komen deh, hahaha, untung temen yang pergi bareng ngerti banget jadi dia yang ngerocos, saya g jadi mati gaya 😀

  3. Saya juga ga suka teh karena pahit, lol.
    Btw, kenapa orang jepang suka apa2 yang “baru” ato “pertama” ya? Seperti teh ini, ato panen pertama of the year, ato aktivitas pertama of the year, kunjungan kuil pertama of the year, dll.

  4. di jepang banyak banget kegiatan seperti ini.. di indonesia jarang banget ya.. di sana kalau kegiatan seperti ini jauh dari rumah tinggal apa tidak ya? apakah berbayar atau tidak? menarik banget sih…

  5. kalau aku suka teh hijau. dan memang kalau minum teh hijau tanpa gula. yang kucari justru pahitnya itu hehe. 🙂

    penasaran dengan teh yang baru diolah. seenak apa ya? 🙂

  6. gak pernah minum teh hijau.. soalnya yg kepikiran pasti trh pembuat langding.. padahal kan aku kurus.. hehehehe

  7. kalo di jawa timur dan jawa tengah sih yang namanya teh ..pasti pake gula dan manis..
    kalo yg gak pake gula namanya teh pahit..

    tapi saya pernah merasakan teh hijau (yg tanpa gula tentu)..
    rasanya sih .. ya tetep gak bisa bedain dng teh yang lainnya..

  8. Aku pernah makan di resto Jepang dan minum teh hijaunya rasanya ajaib, BuEm. Kayak serbaet panas hihihihihi…. 😀

    Tapi teh hijau emang lebih enak (tetep pakai gula) 😀

    Rikuuuu, pandai jugak yaaa memijat teh. Kalo memijat Mama gimana? 😛

  9. Hee mahalnyaaa..
    Tapi mungkin karna rasa dan aroma yg fresh itu kali ya yg bikin mahal.
    Kalo aku kadang suka the hijau kadang nggak. Tapi dirumah selalu aku sediakan teh hijau, kalo pas kepengen2 :p

  10. Minuman wajibku kalau pagi adalah kopi dan kalau sore adalah teh.. 🙂
    Meskipun aku menyukai kedua jenis minuman ini, tapi kalau ditanya soal mana yang enak yang mana yang tidak, aku tidak bisa mengatakannya. Sebab, dalam kamusku hanya ada dua istilah untuk makanan; enak dan enak banget, hahaha.. 🙂

  11. Aku suka banget minum teh hijau.. sayangnya di Indonesia hanya ada beberapa jenis teh hijau yang saya tahu. Jadi mesti nunggu kiriman dari teman di Batam yang beli dari Malaysia

  12. Aaa, toss dulu ah mbak Imel ☺ aku juga gak suka teh hijau yg asli Jepang krn sama kayak menurut mbak Imel menurutku juga pahit…kalo teh hijau botolan di Indonesia lumayan lah krn ada manisnya jd aku lumayan suka ☺

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *