Symphony No 9

5 Jan

Mungkin tidak banyak orang Indonesia yang mengenal lagu ini, kecuali mereka yang menyukai musik klasik atau orkestra. Dan ini juga merupakan tanggung jawab pengelola pendidikan dan hiburan negara tercinta kita. Aku pernah membaca twit seseorang bahwa dibanding negara China dan Jepang, Indonesia jauuuuuh sekali ketinggalan pengetahuannya tentang musik-musik klasik.

Aku sendiri bukan pecandu musik klasik, hanya sekedar kenal, lain dengan Gen yang tertular papanya menyukai klasik. Cuma kalau bapak mertuaku suka Mozart, Gen sukanya Ravel. Papaku suka Tchaikovsky, dan aku kecipratan sedikit dan menyukai Vivaldi terutama Four Seasons-nya. Kenal nama-nama ini tidak? 😀

Kok Imelda tiba-tiba menulis soal musik klasik? Ya, karena masih dalam suasana Tahun Baru di Jepang, ada satu lagu klasik yang PASTI  dinyanyikan pada acara tahun baru. Yaitu sebuah lagu ciptaan Beethoven yang berjudul Symphony No 9 atau Ode to Joy (bahasa asli Jermannya : An die Freude). Sebuah lagu gubahan Beethoven yang diciptakan waktu beliau sudah dalam keadaan tuli. Symphony No. 9 in D minor ini sepanjang 75 menit dan merupakan karya terakhir Beethoven yang selesai digubah tahun 1824. Simfoni ini memakai konser musik ditambah paduan suara dari 4 solo (sopran, alto,tenor, bass) dan paduan suara.

Oh friends, not these tones!
Rather, let us raise our voices in more pleasing
And more joyful sounds!Joy! (Joy!)Joy! (Joy!)

Joy, beautiful spark of the gods*
Daughter from Elysium,
We enter, drunk with fire,
Into your sanctuary, heavenly (daughter)!
Your magic reunites
What custom strictly divided.
All men become brothers,
Where your gentle wing rests.

Whoever has had the great fortune
To be a friend’s friend,
Whoever has won a devoted wife,
Join in our jubilation!
Indeed, whoever can call even one soul,
His own on this earth!
And whoever was never able to, must creep
Tearfully away from this band!

Joy all creatures drink
At the breasts of nature;
All good, all bad
Follow her trail of roses.
Kisses she gave us, and wine,
A friend, proved in death;
Pleasure was given to the worm,
And the cherub stands before God. Before God!

Glad, as His suns fly
Through the Heaven’s glorious design,
Run, brothers, your path,
Joyful, as a hero to victory.

Be embraced, millions!
This kiss for the whole world!
Brothers, above the starry canopy
Must a loving Father dwell.
Do you bow down, millions?
Do you sense the Creator, world?
Seek Him beyond the starry canopy!
Beyond the stars must He dwell.

(Finale repeats the words):
Be embraced, you millions!
This kiss for the whole world!
Brothers, beyond the star-canopy
Must a loving Father dwell.
Be embraced,This kiss for the whole world!
Joy, beautiful spark of the gods,
Daughter of Elysium,
Joy, beautiful spark of the gods
Spark of the gods!

Sebuah karya yang megah dan memakai puisi ciptaan  Friedrich Schiller berjudul:  An die Freude (1785), dan memang isinya penuh dengan kegembiraan. Dari lirik lagunya kita bisa ketahui bahwa “semua orang bersaudara”, serta “harus memuja Tuhan”.

Lagu ini diperkenalkan kepada masyarakat Jepang oleh para serdadu Jerman yang ditahan di kamp tahanan perang BANDO (Naruto, Tokushima….semoga Tt ada waktu untuk mengintip tempat ini…kalau masih ada) pada tahun 1917-1920 atau selama Perang Dunia I. Ada sekitar 3900 serdadu Jerman yang ditahan di situ. Pada tahun 1925, NHK Symphony Orchestra memainkan dan mempopulerkan lagu ini dan kekaisaran Jepang kemudian memakai lagu ini selama Perang Dunia II untuk membangkitkan nasionalisme Jepang. Setelah perang usai, lagu ini dipakai untuk menyemangati pembangunan fisik dan ekonomi juga mulai dimainkan oleh berbagai kelompok musik dan paduan suara dalam perayaan tahun baru. Sejak tahun 1960-an penyebarannya makin meluas sampai sekarang. Bahkan sejak tahun 2003, bukan hanya no 9 saja yang dimainkan, tapi lengkap semuanya (bisa bayangkan berapa lamanya pertunjukan itu).

Jika mau tahu lagunya seperti apa, silakan menonton clip video dari Youtube ini, sebuah pertunjukan lagu Symphony No 9 atau Koukyoukyoku dai kyuban 交響曲第9番 (こうきょうきょくだい9ばん) yang dibawakan oleh 10.000 orang di Osaka-castle Hall pada tahun 2009. (Bapak mertuaku juga pernah ikut dalam paduan suara Yokohama menyanyikan lagu ini, tapi aku lupa tahun berapa).
Jangan lupa matikan dulu lagu yang di side bar ya…..

32 Replies to “Symphony No 9

  1. Kl dengar lagu ini jadi ingat Richard Gere di fil Mr. Jones pernah merebut baton dr tangan conductor yang dia anggap kurang pas mimpin lagu Ode de Joy ini.

    Musik klasik pasti akan lebih dikenal lagi di Indonesia sejalan dengan kemajuan bangsa. Sudah kelihatan arahnya ke sana Me……tp kita musti kerja lebih keras lagi……
    Masalahnya untuk mementaskan musik2 yang bermutu ini butuh biaya besar dan selama ini tidak ada tuh bantuan dr pemerintah. Kuyashiiii….

  2. saya bukan penikmat musik tapi klo nama2 ya pernah dengar, kan saya doyan nonton film plus baca buku, adalah yang suka nyebut2 nama besar mereka itu 🙂
    beruntung ya mba, suami dan mertua emang suka musik klasik, jadi ketularan deh 😀

  3. kenalnya waktu les piano jaman dulu mbak..
    sayang nggak lanjut …
    he..he.. jadi teringat pengalaman nonton konser klasik, ntarlah kapan2 diceritain
    trims idenya mbak

  4. Simphoni nomer 9 …
    Ini memang lagu yang relatif melodious … sehingga walaupun lagu ini lagu klasik …
    tetapi saya rasa banyak orang Indonesia (dan juga di seluruh dunia) yang tau nada-nadanya …
    (walaupun mungkin tidak tau judul aslinya )

    Dan betul kata Kak Monda …
    Ini salah satu nomer yang ada di buku latihan piano standart …

    Tentu yang sudah di sederhanakan sesuai dengan gradenya

    Salam saya EM

  5. aku kenal musik klasik karena di asrama. dulu, di asrama kalau ada resital piano atau pertunjukan musik klasik, selalu ada pengumuman. dan kami berbondong-bondong nonton. namanya juga anak asrama, apa aja ditonton yang penting gratis :)) kapan-kapan aku coba tulis hiburan yang kukenal saat di asrama dulu. terus terang hal itu pengaruh padaku sampai sekarang.

  6. secara ngga langsung menjadi lagu nasionalis ya Mbak. Walaupun garapan dari komposer luar.
    btw Mbak,.. saya masukin domain ini dihalaman blogroll Kaget. Bisa masukin link saya balik? 😀

  7. saya bisa menikmati lagu klasik tapi gak bisa dibilang penggemar. karena kalo ada pilihan lagu lain ya mendingan denger lagu lain (pop/jazz). hahaha.
    tapi kalo disuruh milih, emang paling suka ama lagu2nya tchaikovsky karena biasanya lagu2nya sangat melodius dan enak didengar, kayak swanlake, sleeping beauty, romeo and juliet.

  8. Vivaldi enak, easy listening… tapi saya sukanya Mozart, meskipun ga hapal semua lagu2nya sih… musik Mozart itu kalo dimainkan dengan piano, jari2 mesti keserimpet-serimpet dulu, jadi bikin terpesona deh, xixixixi… kalo Bethoven entah kenapa kurang begitu suka, meskipun sama cangihnya Mba…

  9. simphoni nomer 9…………………….
    siapapun yang pernah belajar atau les piano ,
    pasti tau dan kenal lagu ini 🙂

    dan, memang simphoni nomer 9 ini sering sekali dimainkan, walau mungkin utk syair atau judulnya ,banyak yg tidak tau ya Mbak EM
    lagu ini memang nikmat sangat utk didengarkan 🙂
    salam

  10. Hwaaaa… Saya juga suka Beethoven, Bu. Yang No. 9 ini malah kalau tidak salah sudah default ada di instalan Microsoft Windows Vista sebagai lagu sampel.

    Wuih, keren tuh Paduan Suaranya.

  11. Nah, Mbak, saya pun gak terlalu kenal dengan komposer2 musik klasik macam Vivaldi, Schubert, Chopin, Vivaldi, Mozart, Beethoven, Tchaikovsky, dan lain sebagainya. Saya memang punya banyak mp3-nya, dan beberapa CD musik original. Saya hanya sekadar pendengar, bukan penggemar fanatik. 🙂

    Karena saya dulu SD dan SMP pernah kursus gitar klasik, jadi saya nggak asing lagi terhadap musik klasik. Karena itu, daripada musik orkestra, saya cenderung suka musik solo piano atau gitar. 🙂

    Tapi Mbak, saya sukaaaa sekali dengan komposisi Brahms yang Symphony No. 1 in C Minor Op. 68. 🙂 Apa Mbak Imel udah pernah dengerin? 😳

  12. Menyedihkan, Mbak, Indonesia belum punya gedung khusus concert hall. 🙁
    Menyedihkan!

    Jadinya pas Twilight Orchestra yang dipimpin oleh Addie MS mau konser mainin musik2nya “Final Fantasy”, mereka sulit nyari venue yang pas. 🙁 Kasihan, grup orkestra mereka akhirnya mainin musik klasik di hall sebuah mall di Jakarta yang ramai! Penontonnya pada rame, pantulan suara nggak bagus, kasihan lah pokoknya!

  13. Kalo nama-nama itu sih kayaknya nggak asing, Mbak. Pernah denger. Cuma emang nggak tau lagunya..hehehe….

    Aku senang liat ekspresi penyanyinya, kayaknya nyanyinya serius banget, mulut dibuka maksimal. Selesai nyanyi pegel nggak tuh ya rahangnya…hihi…

  14. kalo saya sukanya mozart ama beethoven,dulu pas jaman smp-sma kalo blajar dengerin musik klasik jadi cepet inget hahaha…
    kalo tschaikowsky,hmm kayaknya kalo belajar pake lagu ini,pas ketiduran bs lgsg berdiri tegak bangun..kaget sih tiba2..

  15. Pingback: Nonton Konser « Kisahku

  16. Takjub melihat yang nyanyi sebanyak itu…
    Wuih.. benar-benar sebuah paduan suara yang besar sekali..

    Kalau musik klasik, aku lumayan menikmati, meski tidak bisa disebut menggemari… 🙂

  17. aku baru mulai menyenangi musik klasik sejak 2 – 3 tahun terakhir ini mbak, setiap hari radio yg nyala di dapurku ya musik klasik dari radio lokal khusus untuk musik ini, nggak tahu kenapa, sejak mendengarkan musik ini, aku jadi nggak suka mendengarkan musik lain dari radio lainnya.
    pengin satu saat nanti nonton konser musik ini langsung 🙂

  18. Ahh…malu
    Saya hanya suka mendengar musik klasik….dan sekarang Ara juga suka musik klasik…tapi tak bisa membedakan antara satu dan lainnya.
    Padahal kedua anakku, saat kecil latihan piano, dan emaknya ini mengantar kemana-mana…:((

Tinggalkan Balasan ke yuri Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *