Biru sering dikaitkan dengan kesedihan, kemuraman atau keadaan hati yang bergejolak a.k.a emosional. Tapi coba kalian lihat foto ini, adakah haru biru di sana?

Biru adalah dress code hari itu untuk kami, alumni Program Studi Jepang, Fakultas Sastra Universitas Indonesia (Sekarang bernama Fakultas Ilmu Budaya UI). Biru adalah langit yang menaungi kami selama ini, selama 25 tahun persahabatan semenjak kami tercatat sebagai satu angkatan, angkatan 86. Langit itu pulalah yang menghubungkan kami yang tersebar di Jerman, Tokyo, Surabaya, Palembang, Yogyakarta dan Tokyo meskipun tidak semua dapat bertatap muka tanggal 24 Juli 2011 kemarin.

Kami 25 orang lulusan SMA memulai kehidupan kampus pertama kali kampus Rawamangun. Di taman sastra ini kami melewatkan waktu bersama dengan tawa canda senda gurau. Ada lirik mata, senyum manis dan oh ya tanpa disadari ada juga pengelompokan terselubung apalagi setelah kami pindah ke kampus baru Depok. Kelompok mobil, kelompok bus, kelompok jimny biru, jimny merah, starlet merah…. yang mengantar kami dari rumah masing-masing dari dan ke kampus, dan Japan Foundation.

Tidak lebih dari 19 orang yang bisa meneruskan sampai ke tingkat dua, dan tidak semua bisa berbaris bersama memakai toga di akhir kuliah 4-5 tahun kemudian. Tapi kita pernah bersama-sama melewati Ospek, penataran P4, kuliah-kuliah bahasa dan kebudayaan Jepang selain kuliah wajib bagi mahasiswa sastra. Juga mengalami pindahan dari kampus Rawamangun ke Depok yang gersang dan sepi, bahkan waktu belum ada Bus Kuning. Tempat berkumpul kami bukan lagi taman sastra yang rindang tapi kansas a.k.a kantin sastra.

Angkatan kami menghasilkan 2 doktor, 1 master, pengusaha, pegawai kantor, dosen, guru dan ibu rumah tangga. Tapi kami tahu bahwa kami bisa menjadi sekarang ini karena telah melewati proses belajar dan belajar selama 25 tahun. Dan tentunya tidak akan berhenti hanya di angka 25. Semoga….

Lima tahun yang lalu kami merayakan 20 tahun “kebersamaan” dan berencana untuk membuat perayaan 25 thnya pada th 2011. Lewat fesbuk akhirnya ditentukan tanggal 24 Juli 2011, sehari sesudah aku mendarat di Jakarta. Reuni 25 th ini juga yang menjadi “main event” acara mudikku tahun ini.
Sebetulnya ingin sekali pergi menginap bersama semisal di Bogor atau Puncak. Tapi karena status kami bukan lagi mahasiswa yang bebas untuk menginap lagi karena “buntut”nya sudah banyak, belum lagi ada beberapa orang yang datang dari luar Jakarta, akhirnya diputuskan untuk makan siang di Talaga Sampireun, Bintaro.

Restoran yang mengadopsi saung-saung di atas kolam ini seharusnya membuat suasana romantis. Tapi karena diadakan siang hari, juga banyaknya tamu yang datang (karena akhir pekan) sampai harus dibagi per lot waktu sehingga mengurangi kesan relaksasi, apalagi romantis.
Makanan yang merupakan hasil laut memang enak meskipun tidak bisa dikatakan istimewa buatku. Mungkin karena aku memang tidak begitu antusias makan nasi. Tapi satu minuman yang kurasa unik dan enak adalah Es Sirsak Talaga Sampireun. Rasa sirsaknya memang agak kalah dengan bahan-bahan lain, tapi aku memang tidak begitu suka tekstur dan rasa sirsak 100%.

Jadi kalau mau mengadakan reuni atau kumpul-kumpul memang tempat ini bagus, karena memang banyak orang yang bertujuan sama datang ke sini. Tapi bukan tempat yang romantis untuk berduaan seperti yang ditanyakan Putri Rizkia padaku. Jika hendak datang berombongan harus membuat reservasi dan membayar down payment terlebih dahulu. Untuk satu saung minimum paymentnya 600 ribu. Silakan dicoba!
wow..wow…haru biru…kalo yang dipostingan ini ceria bitu 😀
asyik banget bisa ngadain reunian 25 thn…mmmmmperayaan perak mbak…
btw…kamu angkatan 86? waktu itu aku masih balita hahahahaha…..
Whuiiihihi reuni emang nikmat bangeeeeet… apalagi kalo tempat amat mendukung. 😉
wew … biru nya keren, tadinya saya kira di angkatan itu ada yang pentolan partai tertentu hehehe ..senang ya mba bisa terus menjalin komunikasi dengan teman2 seangkatan.
jadi pengen nyobain, tapi ada playground buat anak2 g mba?
biasanya anak2 cpt bete nungguin yg tua2 ngobrol hehehe
Wahh biru nya kereeen..
Kenapa kita kopdar tanpa derss code ya..mungkin karena ini hari Jumat, malahan dress codenya batik ya Imel.
Saya salut deh,. Imelda yang jarang di Indonesia, tahu berbagai restoran dan tempat kuliner yang menyajikan makanan enak..atau saya sendiri yang senengnya hanya itu-itu aja ya….
wah seru banget… kompak pake baju biru semua pula… 🙂
seneng ya mbak kalo bisa reunian gitu… 😀
wah suka kalimat ini “Biru adalah langit yang menaungi kami selama ini … “. seru ya ketemu temen lama 😀 eh emang seru sih kalau ketemu temen lama apalagi yang satu perjuangan 😀
Waaaa, reuni emang selalu menyenangkan karena bisa berbagi kabar dengan teman yang tahunan gak ketemu 😀
Es sirsaknya nampak menggoda iman…hmmm…..
aku suka warna biru juga ka, tapi tidak mengharu biru loh 🙂
mudik lgs reuni dan kopdar ya kak
Hoho. Mudik bisa kumpul-kumpul dengan kawan lama, menyenangkan sekali, Bu. Turut bergembira. 😀
Wah, saya sering tuh di Kansas, Bu. Kalau Kampus Rawamangun dulu, apakah yang sekarang jadi UNJ ya, Bu?
ahh jadi kangen teman2 lama 🙂
mahasiswanya masih sedikit ya, jadi gampang ngumpulinnya. dan ikatan juga jauh lebih erat
Angkatan 86? Tapi kok masih kinclong-kinclong ya, Mbak? 😀
weleh-weleh…jadi dari telaga sampireun terus ke pasaraya toh??…mbak EM tempat ini dekat dengan rumah saya lho…hehehehe…sekitar 5-10 menit jarak waktunya.
tapi saya sendiri ga pernah mampir kesini tuh?…padahal dari bangunan itu ada sampai jadi saya sering banget lewat daerah itu….
terima kasih atas laporannya yah…kopdar terusssssss….ditunggu foto2 yg di pp tadi siang
25 tahun menjalin komunikasi manis sekali. Salut deh foto-foto jadul ,masih disimpan.
Apa kabar, Mbak?… Semoga tetap sehat selalu.
Aku jadi senyum sendiri melihat dan membandingkan foto jaman dulu dan jaman sekarang di atas. Benar-benar perubahan yang amat dahsyat. Hehe…
Gaya penampilan mahasiswa jaman 86 itu loh kagak nahan (dilihat dari sudut pandang mahasiswa sekarang) 🙂
Salam sayang dari BURUNG HANTU… Cuit… Cuit… Cuit…
Akhirnya birunya nongol juga.
Kemarin sempat ngilang lho Bu. Nggak tau, diedit lagi atau memang disembunyikan.
Lihat salah satu fotonya, saya tertarik dengan sedakep style nya…
Jangan2 Om NH itu terinspirasi dari foto itu ya?
kompak ya dress code biru, jadinya cantik sekali semuanya cerah
senang 25 tahun masih bertahan ya
Ini baru biru yang seru.. 🙂
wah senengnya yang kompak reunian, anyway 86 masih tk bu…. 🙂
wah, klo reunian gini emang asyik ya mbak, apalagi udah 25tahun aja gitu, bener2 waktu yang gak singkat. Pasti seru deh lihat perkembangan temen2 masing2 seperti itu,, keren! >.<
pantesaaaan…lirik-lirik Bandung buat kopdar…
birunya keren loh…yang lebih keren lagi, seafood nyaaa, bikin ngiler tengah malam begini
Ini reuni perak ya Mbak, 25 tahun (analogi kawin perak 🙂 )
Foto kedua dari bawah : tangan Mbak Imel yang mana yaaa …. 😛
Yang paling menarik bagi saya tetap foto ke-4 dan ke-5. Walau birunya kurang, tapi ada kidung rindu bergetar saat melihat dan membayangkannya. Betapa masih asri terlihat Rawamangun, jauh dari hingarnya sekarang
Heran juga, dari mana asalnya orang mengidentikan warna biru dengan keharuan, Padahal, kalau langit lagi cerah, itu berarti warnanya sangat biru. Barangkali karena kesamaan dua huruf akhir dari “haru” dan “biru”, sehingga membuat kita mengawinkan kedua kata tersebut ya.. 🙂
Reuni 25 tahun? Waw… keren sekali…
Semoga pada reuni berikutnya, sudah bertambah satu orang doktor lagi, yakni Doktor Imelda Coutrier… 🙂
aku suka warna biru, Mbak EM
dan, karena warna biru ini, kelihatan sekali semuanya jadi cantik2 dan cerah ya Mbak EM.
hebat sekali setelah 25thn, persahabatan ini tetap terus terpelihara ….indahnya persahabatan ya Mbak EM 🙂
salam
Anak sastra dimana2 identik dengan warna biru ya mba EM ^^
Great job well done Ime.. Aku percaya anak2 kita akan mewarisi semangat kita lewat tulisan ini.. Persahabatan adalah nafas kehidupan kita..
huehehe th 86 Rusa belum lahir kakakkk 🙂
BTW kompak banget ya sama teman2nya
seru sepertinya
“Dan tentunya tidak akan berhenti hanya di angka 25” benar sekali Bu, karena belajar kita tumbuh dan berkembang dan kemauan untuk belajar adalah anugerah terbesar yang di miliki manusia.
aduh mbak merinding deh bacanya berasa banget kebersamaannya..terpisahkan wilayah negara pula selama ini dan kini berkumpul kembali…
rumah mamaku di rawamangun mbak..sekarang kampus UI udah jadi UNJ ya mbak..tapi suasana nya dan tempat itu masih ada sampai sekarang…
mbak EM dulu dan sekarang sama cantiknya…^^
Aaaaaaaaaaaaaaa senengnya baca ini!
Aku kuliah di UNJ mbak itu Taman sastra masih ada walau udh berubah hehehe
and gedungnya di poto2 ituh masih sama!
8jadi terinspirasi pengen bikin cerita soal almamaterku*
manteb yg reuninya bnyk 🙂