Home Visit

21 Apr

Kunjungan ke rumah. Bahasa Jepangnya Katei Houmon 家庭訪問。 Oleh siapa? Ya tentu oleh Guru wali kelasnya, abis siapa lagi yah hehehe. Jadi di TK atau SD tertentu di Jepang masih ada sekolah yang memberlakukan Katei Houmon ini. Biasanya dilakukan sampai dengan akhir April, dengan perjanjian sebelumnya akan mengunjungi hari apa dan jam berapa. Waktunya hanya 5-10 menit saja.

Tujuan home visit ini untuk:
1. Mengetahui letak rumah murid sebenarnya.
2. Mengetahui (membaca) kondisi rumah tangga si murid.
3. Mengetahui (membaca) apakah ada permasalahan dalam keluarga si murid.
4. Menyampaikan perkembangan murid kepada orang tua.
5. Menjawab keraguan orang tua murid tentang perkembangan kelas dan tujuan pengajaran masing-masing tingkat kelas.
6. Mengecek keselamatan rute perjalanan ke sekolah.

Jadi barusan nih jam 13:40-13:50 gurunya Kai dua orang datang ke rumahku. Natsuko sensei (guru utama) dan Yachiyo sensei (guru pembantu) . Yang lucunya Natsuko sensei ini sebetulnya tahun lalu tinggal (orang tuanya) tinggal di lantai 2 apartemenku, jadi sebelum Kai masuk TK itu sudah sering bersapa-sapa terutama di parkiran sepeda. Tapi waktu itu aku tidak tahu namanya jadi cuma hafal muka saja. Jadi tadi waktu Natsuko sensei datang, dia langsung berkata, “Miyashita san, saya kan dulu di lantai 2 tinggalnya”….

Lalu Natsuko sensei menyampaikan perkembangan Kai selama bersekolah 2 minggu di TK. Ternyata Kai amat detil jika melakukan pewarnaan atau gunting menggunting. Sangat berkonsentrasi dan detil sekali dibanding dengan teman-temannya. Sampai Natsuko sensei bertanya apakah di rumah Kai sering melakukan prakarya? Hmmm sebetulnya sih tidak, tapi di tempat penitipan memang diajarkan membuat macam-macam, dan Kai sejak kecil belum 2 tahun sudah bisa menggambar mata, hidung, mulut pada tempatnya. Pewarnaan memang lebih rapih, berusaha tidak keluar garis (lain dengan Riku yang lebih bebas berkreasi). Dari situ saja kelihatan ya sifat-sifat masing-masing.

Selama 2 minggu sekolah, baru kemarin Kai menangis waktu aku tinggal di pintu masuk sekolah (sampai diantar masuk kelas oleh ibu kepseknya). Kupikir dia baru “sadar” akan kerutinan yang harus dia jalankan. Tapi tadi pagi tidak menangis, meskipun memang setiap hari sebelum berangkat ke TK dia akan mengatakan, “Aku kangen mama”. Kai lebih bisa dibujuk untuk tetap ke TK, dengan menjanjikan main ke taman atau pergi belanja sama-sama, atau bermain game “hidden object” di komputerku.

Menurut Natsuko sensei, selama ini Kai juga hanya menangis satu kali di dalam kelas, yaitu waktu Kai bingung harus bagaimana setelah melakukan satu tugas. Kai memang suka sebel kalau dirinya tidak bisa sesuatu, jadi itu kupikir nangis desperate nangis kesal (persis Riku dan mamanya hahaha)

Sebelum pulang, ke dua guru ini aku suguhi pisang goreng dan teh melati. Dulu waktu Riku aku tidak menyuguhi apa-apa, tapi kali ini kupikir, aku sudah biasa menghadapi guru-guru itu dan kebetulan ada waktu jadi aku goreng pisang saja. Pisang goreng itu pasti cocok deh untuk lidah orang Jepang. Mudah (dan murah) juga membuatnya kan?

Sepuluh menit itu cepat sekali berlalu, tapi untuk sepuluh menit itu aku sudah susah payah hampir 2 minggu untuk membereskan rumah hihihi (hiperbolis). Soalnya pas pergantian musim jadi barang-barang musim dingin seperti heater dan baju-baju harus disimpan, belum lagi mainannya anak-anak yang tiap hari berserakan di lantai. Lumayan deh sekarang rumahku(baca kandang kelinci)  sudah bisa menerima tamu nih. Siapa yang mau datang? Mumpung masih bersih dan aku belum ngajar hihihihi.

Gambat Kai dengan cat air pertama kali, judulnya "Sakura" katanya.

 

 

 

30 Replies to “Home Visit

  1. Selamat untuk Sakura karya Kai …

    Wah hebat sekali kunjungan guru seperti itu, sesuatu yang disini tak terjadi sama sekali, apalagi di kota-kota besar .. kalau di desa mungkin masih bisa tahu anak siapa tinggal dimana ..

    Semakin kagum saja dengan budaya disana ..

    Salut EM ..

  2. Wah mbak , apa bisa di terapkan ya di Indonesia, senangnya mendapat perhatian guru, berarti semua murid dapat giliran ya..?

    Gambar Kai, bagus, lukisan abstrak bertema ‘sakura” dibingkai mbak… anakku malah belum mau bikin dirumah… 🙂

  3. Hoho. Iya juga, yak. Kalau di Jepang ada home visit semacam itu. Di Indonesia keknya gak ada tuh. Tapi waktu TK atau SD dulu, keknya semua gurunya kenal seluk beluk muridnya. Termasuk kenal siapa orang tuanya, apa kerjanya, rumahnya di daerah mana, dsb. Mungkin karena murid-muridnya berasal dari daerah sekitar TK atau SD juga.

    Yah, selamat hari Kartini, Bu. 😀

  4. met malam, salam kenal ya ! wah menarik artikelnya tentang jepang semua ini yah ?? jadi inget film kartun doraemon yang kalo dikunjungin pak gurunya pasti ketakutan he he he

  5. Seminggu bersih-bersih hanya sepuluh menit kunjungan nya, memang begitu sih untuk menyambut tamu yang kita hormati. Tapi kalau kunjungan guru ke rumah itu bisa di adaptasikan di kurikulum pelajaran sekolah di Indonesia, tentunya akan bisa bermanfaat banyak. Kapan kita disini bisa seperti itu ya ❓ **pendidikan saja mahal**

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

  6. Dua minggu bersih-bersih untuk menerima tamu 10 menit? Hahaha … 😀
    Memang begitu Mbak, saya pun kalau mau ada tamu pasti ekstra bersih-bersih. Makanya kalau ada tamu mendadak suka agak ‘kesal’ juga, apalagi kalau rumah pas kurang bersih (padahal biasanya bersih … halah! 😀 )

    Kebiasaan mengunjungi rumah murid ini bagus sekali ya. Coba bisa diterapkan di Indonesia …

  7. hihihi geli membayangkan mba Imel sibuk wira wiri mberesi rumah sendirian
    2minggu? ahahahaha
    gpp lah, worthed kan, ketimbang ntar gurunya Kai ngeliat rumahnya kayak kapal pecah, lebih baik capek banyak hhihihi

    bunga sakuranya bagus Kai, kirimi buat tante ya *ngarep*

  8. wah enak ya ada home visit kayak gitu mb..jadinya tau perkembangan anak kita di sekolah gimana secara mendetail..keren2..salut deh ma guru2 disana..btw itu satu kelas berapa ya muridnya?wah capek juga tuh kalo didatengin satu2 ke rumahnya..ya kalo deket..kalo jauh rumahnya?wiih bisa gempor tuh gurunya..hehe

    btw pas kul di china kmrn juga ada visit juga dari guru saya ke asrama tiap bulan..hihi..di sidak deh sama guru, padahal udah gede kan!hihi..tapi lucu juga sih, bisa ngbrol dan curhat sama guru dengan nyaman..

  9. Waktu saya ngelola bimbel pernah juga melakukan home visit. Dari situ saya bisa tahu bahkan sampai kenapa pembayaran biaya bimbel terhambat ternyata karena memang latar belakang ekonomi mereka pas-pasan 🙂

  10. Kalau di Indonesia, seperti jarang ada kunjungan guru ke rumah murid….
    Setidaknya di Pekanbaru… he… he…

    Sakuranya Kai…bagus…^_^

  11. kurasa Kai itu lebih mirip papanya ya?
    kalau Riku sih mbak EM banget deh

    pasti karena Sakura sedang berbunga lebat maka Kai jadi dapat inspirasi , teruskan Kai

  12. Asyik ya gurunya care dan mau tahu kondisi murid. Kalau di Indonesia sih di biarin saja asal bayar SPP lunas tiap bulan. Hahaha…

  13. wah.. mbak Imel..
    bagus sekali itu..
    jadi guru bisa ngeliat langsung anak2 kalo di rumah ya.. selain itu.. komunikasi orang tua dan guru jadi semakin lancar ya.. 🙂

  14. Ah, andaikata hal ini juga terjadi di Indonesia…..orangtua juga beruntung karena guru bisa ikut mengamati anak didik dan melihat kompetensi anak. Dengan begitu, orangtua bisa mengarahkan anak ke depan nya.

    Dulu…..
    Saat saya SD, yang mengajarkan kebaikan adalah guru bimbingan atau guru agama. Mengajarkan, apa tugas anak kalau orangtua menerima tamu, kalau lagi jalan, kemudian ada ranting jatuh, maka anak harus menyingkirkan dari jalan, dan Tuhan akan mencatat kebaikan itu. Ajaran ini memang harus dimulai sejak kecil, dan diterapkan dalam rumah tangga (keluarga anak), sehingga secara kontinyu anak dikenalkan pada kebaikan.

  15. mbak, boleh juga nih ya program seperti ini diusulkan di sekolah anakku…(mupeng)

    hihihi, beres2nya 2 minggu, datengnya 10-menitan? qiqiqi

    tp emang lumayan sih kalo mau ada tamu, beres2 jadi semangat hahaha 🙂

    silakan usul saja. asal… jgn jadi kesempatan untuk “bribe” guru ya 😉
    EM

  16. sughoi desune.
    salam kenal, mba Imelda. saya Nila..
    ibu dari 2 anak, yg pertama 4,5th (Rehan), yg kedua masih 7 bln (Jihan).
    beberapa tulisan mba menarik minat saya utk terus dan terus membaca…dan yg satu ini membuat saya lebih tertarik krn anak saya yg pertama baru 3 bulan ini masuk sekolah TK. sebelumnya dia masuk playgroup cuma 3 bln trus ga lanjut lg krn ikut saya pulang kampung utk cuti bersalin 🙂
    yg di TK kali ini hampir sama spt wkt di playgroup dulu, awalnya dia semangat sekali (anget2 t** ayam kata org), begitu masuk awal bulan ke-3, keliatan bosennya dan mulai nyalah2in bundanya yg telat jemput sekolah.
    spt tulisan mba di atas, ternyata karena dia baru ‘sadar’ harus menjalani rutinitas itu ya. mungkin memang itu yg membuatnya agak gelisah di kelas. tp syukurlah kedua ibu gurunya yg sabar dan pengertian membantu saya dan ayah Rehan utk mendorongnya utk tetap semangat sekolah.
    seandainya di indonesia ada home visit spt yg mba ceritakan ^^, terharu mendengarkan ttg perkembangan anak2..

  17. Waaah, kl asyik gt, 10 mnt mana cukuuup
    & hebat yah, agenda2nya sangat bagus & bermanfaat untuk anak

    Hehehe
    Mau bertandang k kandang kelinci donk kpn2 ^^

    Bagus jg yah kl bs “sebal kl g bs melakukan sesuatu” 🙂 terpacu untuk berkembang

    ~LiOnA~

Tinggalkan Balasan ke edratna Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *