Hubungan Riku dan Pa’ Mali

26 Feb

Tanggal 22 Malam (selasa) aku ditelepon papaku dari Jakarta. “Mel, Riku ulang tahun kapan? ” “Oh masih lama, Jumat tanggal 25 kok”. Rupanya mama yang menyuruh papa telpon dan meyakinkan diri bahwa memang tanggal 25. Mama itu hebat, dia selalu ingat tanggal-tanggal ulang tahun orang. (Tapi… pas tanggalnya lupa, karena tidak tahu hari/tanggal 😀 )

Yang mau berulang tahun sendiri, si Riku sudah hitung-hitung hari ulang tahunnya sejak sebulan sebelumnya. “Ma, aku tinggal tidur 20 hari lagi ulang tahun ya?” “Iya…. ”  (huh kalau masih kecil rasanya senang ya menghitung HUT, kalau sudah tua maunya sih jangan cepat-cepat bertambah tuanya :D)

Dan aku memang tanya kepada Riku, bagaimana dia mau melewati hari ultahnya tahun ini. Tahun lalu dia gagal memanggil teman-temannya ke rumah, jadi apakah tahun ini mau panggil teman? Kalau memang mau, lebih baik diadakan hari Kamis, sehari sebelumnya. Pertimbangannya tentu saja waktu.

Kami cuma bisa memanggil anak-anak untuk datang sendiri kerumah kami sampai dengan pukul 4:30 sore. Selama winter bel kelurahan yang menyuruh anak-anak SD pulang akan berbunyi pukul 16:30. Silakan baca di sini untuk keterangan bel kelurahannya. Padahal kelasnya Riku selesai sekitar pukul 3 siang. Jadi hanya ada waktu 1,5 jam saja. Kalau hari Jumat, pas di hari ulang tahunnya, Riku harus pergi ke les Inggris dari jam 3:30 sampai 4:30. Jadi tidak mungkin diadakan pas hari ulang tahunnya. Tapi aku tanya dulu pada Gen, apakah pamali mengadakan pesta HUT sebelum harinya. Kalau orang Indonesia pamali, tapi aku  pribadi tidak jadi masalah…. hehehe (Tidak begitu percaya pamali-pamalian)

Nah, supaya kesalahan seperti dulu tidak terulang, aku membuatkan surat undangan kepada ibu dari teman-teman dekatnya Riku yang ingin diundang. Riku mau mengundang 3 teman laki-lakinya, jadi aku membuat 3 lembar. Dan tak lupa aku tulis, “Pesta kecil ini hanya makan pizza dan kue tart, jangan membawa apa-apa”. Soalnya orang Jepang tidak bisa datang dengan tebura 手ぶら (tangan kosong).

Dan sebetulnya ada satu lagi kebiasaan merayakan ulang tahun di Jepang yang agak aneh. Kalau di Indonesia, yang berulang tahun merayakan pesta dengan biaya dari yang berulang tahun kan? Sedangkan kalau di Jepang biasanya yang berulang tahun tidak mengeluarkan biaya apa-apa. Semua disediakan oleh teman-temannya yang menyelenggarakan pesta. Makanya aku sering bilang, kalau aku ulang tahun kita pakai cara Jepang ya. Kalau kamu ulang tahun pakai cara Indonesia :D.

Jadilah hari Kamis, 5 temannya Riku datang ke rumah. Loh kok 5? Hehehe, bertambah 1 teman perempuan dan 1 teman laki-lakinya, jadi total 4 laki dan 1 perempuan. Bahkan si cewe ini sudah membuat program pelaksanaan pesta HUT Riku. Kapan main ini, kapan main itu, kapan makan dsb… Dan memang si cewe ini pintar dan agak cerewet euy. Aku sempat diinterogasi olehnya. Such as, Kapan datang ke Jepang, belajar masak dari mana, dsb dsb… Huh dasar cewek …cerewet hahahaha.

Pesta untuk anak-anak itu tidaklah perlu menyediakan makanan mahal. Buktinya yang laku dari yang aku sediakan (Pizza, ayam goreng, kentang Mac D) adalah French Friesnya Mac D….weleh…tahu gitu kan aku beli aja yang banyak :D. Apalagi anak laki-laki, tidak begitu makan yang manis (kecuali anakku 😀 RIKU, kalau Kai juga tidak begitu suka manis). Kue tartnya kebanyakan tidak dimakan. Yang membuat mereka asyik adalah meniup balon yang kalau dilepaskan akan putar-putar sambil berbunyi. Selain itu mereka senang waktu boleh menarik tali cracker… yang mengeluarkan bunyi seperti petasan dan mengeluarkan pita-pita kertas. (Itu loh yang biasa dipakai untuk tahun baruan :D)

Tiada yang lebih menyenangkan dari melihat tawamu nak!

Tamu cuma 5 orang, udah gitu kira-kira cuma 1,5 jam, tapi aku merasa capeeeek sekali deh. Soalnya aku harus meyakinkan mereka tidak bermain yang berbahaya, dan langsung pulang ke rumah masing-masing tepat waktunya (agak telat sih, tapi karena masih terang, diperbolehkan). Yang lucu si cewe ini waktu pulang minta pada Riku untuk mengantarkan sampai ke taman depan sekolah. Baru dari sana mereka pulang ke rumah masing-masing. Tapi Riku bilang, “Engga ah, kan kamu sama si A, B dan C mereka semua tahu jalan kok sampai sekolah. Aku males. ” Ya ampuuun Riku! Ngga gentle ahh (tapi emang iya sih, wong bebareng teman-teman lain, ngapain juga Riku musti anterin hahaha)

Dan pas hari HUTnya yang beneran, Jumat. Hanya diawali dengan potong kue di pagi hari sebelum pergi ke sekolah, dan aku tidak masak apa-apa. Buat dinnerpun makan seadanya hihihi. Tapi buat Riku HUT tahun ini berkesan karena dia bisa bermain bersama temannya, dan mendapatkan game DS baru Inazuma Eleven (sepak bola-sepak bolaan deh). Tuh sampai Sabtu siang saat aku menulis ini pun dia masih main. Well Riku tahun depan udah ngga bisa main-main loh. Menjadi kelas 3, semakin banyak yang harus dipelajari dan semakin sulit.

Happy Birthday our Crown Prince Riku Miyashita!