Manis, Merah dan Montok

22 Feb

Ini cerita tentang hari Minggunya deMiyashita. Seperti  sering aku tulis, Gen sering harus bekerja juga di hari Minggu, padahal hari Minggu adalah satu-satunya hari untuk keluarga yang dinanti-nanti Riku dan Kai.

Nah, tgl 20 Februari kemarin, Gen perlu ke kantornya juga, tapi tidak tentu jamnya. Terserah. Dan dia mengusulkan supaya aku adan anak-anak ikut sampai kampusnya, dan kemudian aku jalan-jalan ke daerah sekitar naik mobil dengan anak-anak. Hmmm usul yang bagus, meskipun aku sebetulnya malas menyetir hari Minggu. Karena selain jalanan macet hari Minggu, mereka yang biasanya tidak menyetir hari biasa, keluar rumah pas hari minggu. Weekend drivers ini boleh dibilang agak “bego” kalo nyetir hihihi. Lelet, plin-plan dsb dsb deh. Nyebelin!

Padahal hari Minggu aku dan anak-anak sudah siap dari pagi, tapi akhirnya kami berangkat pukul 11 lagi deh. Untung jalan tol menuju daerah Saitama tidak begitu padat, sehingga kami bisa sampai di dekat kantornya Gen pukul 12:20. Usul Gen untuk pergi ke Taman Stroberi Kasuya, tapi aku bilang, bagaimana kalau kita pergi bersama saja. Toh kita tidak akan berlama-lama memetik dan makan stroberi. Satu jam maksimal. Dan Gen tergoda….cihuy…

Jadi kami bersama-sama pergi ke Taman Stroberi untuk Ichigogari (memetik stroberi sepuasnya). Waktu mau parkir lumayan padat tempat parkirnya, sehingga kami pikir tidak bisa masuk lagi seperti minggu lalu. Karena kami tidak reserve juga hari ini. Tapi coba saja deh….

Ternyata kami masih bisa masuk, karena tempatnya cukup luas, dan tamu waktu itu belum begitu banyak (Ya jelas kami sampai di situ pas waktu orang makan siang). Untuk dewasa (Riku sudah dianggap dewasa) kami harus membayar 1600 yen/orang dan untuk Kai kami membayar 1000 yen. Kemudian kami membuka sepatu, ganti dengan selop, dan membuka jaket kami untuk ditaruh di loker. Ya di dalam green house itu suhunya nyaman sekali berkisar 20-23 derajat. Kami kemudian diantar oleh petugas ke dalam green house.

Petugas menjelaskan cara-cara dan peraturan memetik stroberi di situ. Stroberi yang ditanam di situ setinggi pinggang orang dewasa sehingga mudah sekali melihat dan memetiknya. Jadi tidak usah membungkuk-bungkuk untuk memetik. Selain itu bagi yang memakai kursi roda juga bisa enjoy.

Stroberi dalam planter yang setinggi pinggang orang dewasa, sehingga anak-anak dan yang berkursi roda dapat ikut enjoy memetik stroberi.

Peringatan pertama waktu memetik adalah jangan ditarik. Karena kalau ditarik maka akar akan luka dan semua stroberi yang belum jadi (masih hijau) juga akan rusak…. dan tentu ini merugikan ladang itu. Jadi potong dengan kuku tangkai buah kira-kira 3-4 cm dari buah. Kedua jika mau makan, petik dulu daunnya, baru makan. Maksudnya supaya jangan banyak bagian buah terbuang. Mereka menyediakan condensed milk (susu kental manis) tapi disarankan untuk mencoba makan stroberi begitu saja dan rasakan manis buah aslinya. Untuk memetik stroberi itu kami tidak dibatasi waktu. Jadi kalau mau seharian juga boleh 😀

Nah waktu kami datang hanya dibuka seperempat green house. Dan memang buahnya kecil-kecil, meskipun manis. Sudah banyak buah merah yang dipetik oleh pengunjung sebelum kami. Mungkin ada pengunjung yang complain, dan/atau memang sudah waktunya membuka lahan lebih banyak lagi, jadi kami bisa mencari buah stroberi yang lain di bagian lahan yang baru dibuka. Dan situ stroberinya BESAR BESAR! Wah aku cukup kaget karena biasanya buah stroberi yang sebesar itu dijual seharga 2000-3000 per paknya. Memang rasanya lain. Padahal katanya sih jenisnya sama. Coba saja lihat perbandingan buahnya.

Stroberi regular (biasa) dan stroberi giant (raksasa) 😀

Aku tentu saja lebih mementingkan ambil foto daripada makan. Aku tidak begitu tergila-gila dengan stroberi. Tapi aku baru tahu bahwa suamiku itu suka stroberi hihihi. Jadi dari awal masuk sampai keluar Gen makan banyak stroberi, termasuk bagiannya Kai. Karena Kai baru 2-3 biji sudah berkata, “Aku kenyang!” (dia memang tidak begitu suka stroberi).

Kalau Riku? Dia menurun dari papanya, suka yang manis-manis seperti mama stroberi dan diam-diam bergerak sendiri cari stroberi yang merah, dan langsung makan. Bahkan dia pergi sendiri menjumpai petugas untuk minta susu kental manis, dan kembali lagi :).

Riku dengan stroberinya

Riku mau makan tapi malas metik, jadi kebanyakan apa yang sudah aku petik aku berikan pada Riku. Tapi setelah wadah yang aku punya penuh dengan stroberi yang Giant itu, aku duduk dan menikmati manisnya stroberi.

Di dekat tempat kami duduk ada dua kotak yang bertuliskan Maruhanabachi, lebah untuk penyerbukan bunga stroberi. Bunga stroberi itu juga manis, berwarna putih kecil-kecil, tapi aku sendiri tidak pernah melihat lebah itu menempel pada bunga stroberi di tempat kami.

Lebah untuk mengisap madu bunga stroberi

Riku dan Kai ketakutan melihat lebah yang beterbangan. Takut disengat, padahal kami di situ semua tenang-tenang saja. Asalkan tidak mengganggu kegiatan mereka, kita tidak akan disengat.

Akhirnya sekitar pukul 1:30 an kami keluar dari situ dengan perut kenyang dengan stroberi. Dan meskipun tidak minum apa-apa selama di dalam ladang stroberi ini, aku sampai 2 kali pergi ke WC… Ternyata stroberi itu kandungan airnya banyak juga yah hehehe. (Bilang aja beser 😀 )

Setelah dari ladang stroberi, kami menuju stasiun Shin Sayama, karena katanya setiap hari Minggu ke tiga dalam bulan, ada semacam pasar kaget di situ. Dan benar, ada beberapa kios di jalan yang ditutup, termasuk sebuah kios untuk menembak mainan dengan senapan.

Wah Riku senang sekali, dan karena 1 kali game hanya 100 yen, Gen berikan 100 yen ke Riku. Tanpa ba bi bu, dia bayar dan mendapat 6 buah peluru. Dia membidik ke kertas penyambung mainan yang dia ingini, dan di butir ke 3 dia dapat merobek kertas itu. Senang sekali dia. Di Tokyo biasanya permainan shateki atau menembak senapan ini 1 kali 300 yen, dan tidak ada hadiah hiburan. Di sini ada hadiah hiburannya berupa kue/permen.

Tentu saja melihat kakaknya main, Kai ingin juga. Jadi aku bantu dia memegang senapan itu. Bagaimana bisa kena, kalau senapannya saja tidak terarah. Aku belum bidik, dia sudah tembak! Jadi aku bilang, “Tunggu dong kai, kalau mama bilang tembak, baru tembak”. Si kakek petugas berkata, “Duuuh mama cerewet amat ya nak” hahaha. Aku jadi tertawa dan bilang ke kakek itu, “Soalnya kalau dia tidak dapat mainan itu bisa nangis, cengeng dan bikin repot!”. Padahal kalau mau dipikir ya jelas ngga mungkin dong. Kai sependek itu membidik ke mainan yang tinggi jauh di atas dia. Nah petugas yang satu lagi sampai sengaja “merobek” sedikit lagi kertasnya supaya kalau kena bisa langsung jatuh :D…. Makasih opa hehehe

Riku membidik, Kai merengek, Riku dan Kai senang!

Tetap saja dengan 6 butir peluru, Kai tidak berhasil mendapatkan mainan yang dia inginkan. Apalagi melihat kakaknya membawa mainan helikopter… “Kai juga mau….” Ya sudah, aku minta Riku untuk bermain lagi supaya bisa mendapatkan mainan yang Kai inginkan. Tentu saja yang Kai inginkan adalah helikopter yang sama 😀 Heran deh … Dasar anak-anak, maunya yang sama hihihi.

Riku tentu saja senang disuruh main lagi, dan GOTCHA, dia dapatkan helikopter. Muka sedih Kai berganti jadi senyuman deh hihihi

Sementara itu aku belanja sayuran di kios sayuran. Ada beberapa yang mahal, tapi sayuran umum seperti bayam, wortel, daun salada, jauh lebih murah daripada di Tokyo. Borong deh mama Imelda.

Pasar di kampung, harga murah, senyum juga murah. Sampai aku bilang ke Gen, aku disuruh pindah ke sini mau juga deh…. Cuma memang lebih susah untuk hubungan tetangga. Harus bermanis-manis dengan tetangga supaya tidak jadi sumber gosip. Hal yang lumrah sebetulnya, tapi di Tokyo sudah tidak ada… Dingin, cuek semua! (And sometimes I missed it)

Setengah jam saja di situ, kami lalu ke kantornya Gen. Gen langsung masuk kantor, sedangkan aku dan anak-anak bermain bola di lapangan rumputnya. Puas deh anak-anak berlarian, sementara aku berlatih memotret dengan kamera “lungsuran” bapak mertua Nikon D80. Yes, We’ll become Nikonians. Masih belum biasa, dan memang kamera Canon G9ku adalah yang teringan, bagus hasilnya dan pasti jadi 😀

Lama-lama main di luar dingin, jadi kami masuk ke dalam kantor. Bukan ngadem, tapi nganget 😀 Mencari kehangatan. Tapi Gen merasa “terganggu” dengan penampilan kami (padahal kami tidak ganggu loh), dan meminta aku ajak anak-anak pergi ke tempat lain. OK boss… (agak malas sebetulnya), dan kami pergi ke Saibokujo. Sebuah tempat peternakan babi, yang mempunyai restoran, pemandian air panas, tempat bermain anak-anak, dan semacam pasar festival. Tak lupa ada juga supermarket yang menjual hasil perkebunan dari peternakan itu. Tapi karena aku sudah belanja sayur ya tidak masuk ke supermarketnya deh.

Tadinya kami mau masuk ke pemandian air panas, hot springnya. Tapi bingung 😀 Karena Riku tidak bisa mandi bersamaku (Kai karena belum SD masih bisa ikut aku)  jadi agak sulit untuk janjian selesai jam berapa. Padahal Riku ingin sekali masuk onsen (hot spring) berendam di air panas belerang, apalagi kalau melihat gambarnya, ada bermacam-macam kolam di dalamnya (yang terpisah pria dan wanita). Ada kolam arus, ada kolam terbuka dsb.

Aku telepon Gen menanyakan progress, kemajuan kerjanya, dan katanya sudah hampir selesai. Jadi kami membatalkan masuk hot spring, dan membeli snack saja di kios-kios yang ada di pasar festival situ. Hampir jam 6 kami meninggalkan Saibokujo dan menjemput Gen di kantor.

Biasanya “Dont mix bussiness with pleasure” but hari ini kami mencampuradukkan kerjanya Gen dengan kesenangan kami berekreasi kecil-kecilan. Petit Zeitaku (bacanya puchi zeitaku) istilahnya Gen, Petit = kecil dari bahasa Perancis, dan Zeitaku =kemewahan dari bahasa Jepang. Kemewahan yang tidak mahal. Yang dalam keluarga kami berarti rekreasi yang tidak mahal. Dan aku yakin setiap keluarga punya caranya masing-masing untuk melewati hari libur dengan biaya rendah ya. (Aku tidak yakin bahwa dengan ke Mall bisa biaya rendah :D)

Kalau ini pipi merah, tapi montok dan manis ngga ya????

34 Replies to “Manis, Merah dan Montok

  1. Asiknya bisa rekreasi murah dan banyak pilihan sekaligus ada unsur belajar hal-hal baru. Mau gabung donk. Seneng dech liat kel. Mba Imel always happy.
    Kalo si pipi merah Kai, dia memang montok, manis dan ngemesin.

  2. Halo, Mbak Imelda… Wah, senangnya bisa curi2 waktu rekreasi sekeluarga meskipun Papanya harus kerja… 🙂
    Tempat petik strawberry-nya beda banget sama di Lembang atau Ciwidey Bandung ya (ya iyalah, hahaha… :D)… Dan strawberry di Bandung kebanyakan rasanya masam, jadi enaknya dibawa ke rumah trus dikasih lelehan coklat, hehe….

    Salam buat Kai (yang berpipi manis, merah dan montok) dan Riku yang makin ganteng (ehm…).

  3. wah akhirnya kesampean metik stroberi ya mbak… 🙂
    saya suka banget makan stroberi. disini juga kayaknya lagi musim deh, soalnya lagi sale dimana2 dan stroberinya gede2 dan seger2. jadi kita suka nyetok buat makan di rumah… 😀

  4. senang membaca pengalaman teman yg tinggal di luar. Aku sendiri belum pernah, kalau ditinggal suami studi di luar malah pernah, tiga th lebih … lumayan berat juga >*<

  5. Wah, senangnya..bisa bersenang-senang bersama di sela kesibukan. Anak-anak semua sama ya Mbak..Harus sama. Jadi ingat dua anakku..sampai sering dibilang kembar sama tetangga, gara-gara semua harus sama.

  6. mantabs….kok bisa jadi giant begitu ya stroberinya? memang dari bibitnya atau cara penanaman dan pengembangannya ya? rasanya gimana Mel ? sama seperti stroberi biasa? keren tulisannya, edukatif dan informatif…

  7. Wah bener-bener workaholic, hari minggupun dihajar, hehehe… Senangnya bisa main sekeluarga di hari minggu ceria. Aku sukanya stroberi kampung, kecil-kecil tapi manis. Salam.

  8. foto kai yang terakhir ngegemesin mbak 🙂 berlibur bersama keluarga mmg tidak harus mahal yah? 🙂

    Semakin ke sini, semakin pelit nih aku 😀
    Motto kami cari kegiatan sedapat mungkin gratis 😀
    Apalagi kalau kegiatan museum atau badan-badan negara. Mereka kan kerja dengan pajak kita.

    EM

  9. Ternyata ini dia stroberi yang ranum2 itu, ya, mbak EM ?
    udah ngiler ngelihatinnya….slrrrrrrrruuuuup

    dan
    tentunya menyenangkan..berekreasi di tempat kerja orang tua…Riku dan Kai..bakal punya pengalaman tersendiri, nih.. apalagi kalo sering2 ..he..hbe,,

    barusan aku posting ini, si Gen liat foto-fotonya udah kepengen pergi metik stroberi lagi 😀
    Ketagihan ….hihihi
    EM

  10. di jakarta…kalau ke mall…dengan anak 3….ga mungkin bisa hemat….minimal minta makan, belum lagi kalau minta main…atau ke toko buku…..paling2 rekreasi keluarga yang paling murah berkunjung ke rumah saudara aja lah…

    makanya kalo di jkt tuh susah cari tempat bermain atau JJL yg murah. Atau kita aja yang ngga tau ya?
    Di sini hampir semua kegiatan masuk ke internet. Jadi tinggal cari event tgl itu, langsung keluar semua informasinya termasuk biaya dsb

    EM

    • Si montok itu betulan giant ya, berapa gigitan baru habis tuh? Liat Riku mangap gitu jadi ngiler deh slurp…. Di jkt ada lho grup wiken tanpa ke mal, acaranya ya mirip2 acara keluarga Miyashita.

  11. Kak…foto2 stoberi’nya udah kulihat di FB… Wui…ranum2 menyegarkan…
    Dan cerita liburan seharian ini begitu menyenangkan…
    Hihi….akhirnya Kai dapat helikopter yang sama ky Riku.. Kembaran deh…
    Biarpun gk jadi mandi belerang, tapi tetap senang kan Riku? Hehe…

    hehehe iya Ti yg di FB lebih lengkap fotonya.
    Aku suka heran deh sama Riku kok suka mandi di hot spring, biasanya yg hobby ginian tuh opa-opa/oma-oma loh…
    hehehe

    EM

  12. menggiurkan liat strobery yang merah, montok dan besar-besar… di Lembang kayaknya gak ada yang seperti itu, tiap metik gak full merah dan pasti masam rasanya… pingin…
    tiap kali mengikuti weekendnya deMiyashita, aku membayangkan keluarga kecil yang penuh acara seru dan menarik mbak EM 🙂

  13. Membayangkan betapa senangnya Riku dan Kai dapat helikopter….hehehe…tentu saja ingin yang sama. Jadi ingat, dulu ayah ibu membelikan barang yang sama, karena kalau beda pasti ribut deh, merasa punya yang lain lebih bagus.

    Wahh EM, tadinya mau dipamerin straberry di Lembang, terus minum susu segar…ternyata sudah bisa menikmati di Saitama.
    Hmm iya ya, di kota yang lebih kecil harus lebih akrab dengan tetangga, saya juga membayangkan jika harus balik kampung, makanya lebih suka tinggal di kota, walau rumah kecil tapi privacy tinggi.(meskipun saya mengenal tetangga dilingkungan RT)

  14. Wah, kalo liburannya D’Miyashita pasti OK punya deh,, bikin pengeeeeeeennn,, heheh,,,
    stroberinya, seger,,seger,,,
    eh, Kai imut manis bgt sih, apalagi pipi tembemnya itu… sini.sini. tante cubit,, hehhee,,,

  15. beda dengan di Indonesia ya kebun stroberi nya..
    kalo di sini kan pake tanah.. bener2 terbuka gitu…

    tapi seru tuh mbak, bisa makan sepuasnya .. semacam all you can eat gitu kah mbak Imel?

  16. waaa. aku mau ikut kalo ke kebyun2… asyik deee. panen seghaaar
    wkkkkk. kocak… weekends drivers bego… (dasar si tante. ckckck. memberi contoh yg burux)
    ooo. om Gen tergodya karena emang duemen strawberry noooh
    hahaha. Riku pintar sekali… perciz kaya akyu deee :p
    ahahaha. saling mendukung tuh. strawberry contains much water and u’r indeed BESER!!! (Tua tua tua!!!) (oh, ada tips dari seorang tante: kalau beser, pakai celana dalam yang ketat)
    kwakwakwa. manis-manis seperti mama (coret) emang coret bret itu mah! kata2 yang menyesatkan!!! harus dimusnahkan! hehehe ^^V peace..
    oh nooo. permandian air panas di Jepang & Korea itu mengerikaaan (bukan karena mitos angkherrr). aku denger dari temenku Korean, (& I assumed it must applies in Japan, as well) kalo di permandian air panas itu semua telanjang (sesama jenis seeeh) tapi tetep aja kaaan. no no no. ga biasa deee. tapi it must b very relaxing yea. di Indo kotor semua permandian2 gitu 🙁
    waaa. petit zeitaku nya asyik cekaleee. deMiyashita paling jago alez petit zeitaku
    (oh, lungsur melungsur, aku mo memohon hibahahan aka. lungsuran nieh. to facebook yah!)

    ~LiOnA~

    hehehe pemandian air panas di sini memang HARUS telanjang semua lah. Lagian ngga ada yg liatin kayak di Indonesia. Semua cuek. Mungkin krn udah dari kecil sering mandi bersama kan? Jadi tidak aneh. Tapiiii aku memang lebih seneng masuk onzen (hot spring) gitu sama nenek-nenek, jadi ngga bisa bandingin tubuh gue dgn tubuh si nenek kan???? hahahha
    kalo sama kamu aku juga OGAH 😛

    EM

    • hahaha. itu lah. mending2 kalo kemben. saya kecil juga mandi bersama. lha tuanya mosok ya lanjut >.<
      waaa. hot spring… belum pernaaah
      tapi kalo ga pake bugil2an, mau dech
      wkkkkk. kalo sama aku OGAH?! aku sndri sm siapapun ogah kok :p pun ga PD bgt buka2an
      hang on.. tante ogahnya sama aku kenapa?!?!

      ~LiOnA~

  17. Aku paling doyan stroberi,
    doyan banget malah 😀
    pernah ke kebun stroberi di cimahi,
    tapi ga puwas, karena pas ke sana blum jadi buahnya, masih pentil 🙁
    liat fotonya aja tengah malam gini bikin ngeces hehehe

  18. aku belom kesampean ichigo asli jp >..<""" aku sukaa strawberry aku suka yang berry berry berry gt hahahhaa…. 😛

    1600 sepuassnyaa dan gede2 segitu maauuu bangeeet aku hahahha *semoga orgnya ga rugi* wkwkwkw

Tinggalkan Balasan ke advertiyha Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *