Bubur Tujuh Rupa

7 Jan

Biasanya orang Indonesia tahu ya mandi kembang tujuh rupa, tapi hari ini tanggal 7 Januari di Jepang, ada kebiasaan untuk makan bubur 7 rupa, atau kalau harafiahnya bubur 7 rumput, Nanakusagayu 七草粥.

Waktu aku pergi ke supermarket, sejak tanggal 3 januari memang sudah dijual satu plastik/paket berisi 7 jenis rumput/sayuran, yang kecil seharga 300-an dan yang besar 400-an yen. Namanya juga Jepang, disediakan juga paket “sayur kering” dalam sachet untuk keluarga yang sibuk, yang ibunya tidak ada waktu untuk mencuci dan memotong sayuran itu. Sempat tergoda untuk membeli paket itu, hanya untuk mengikuti tradisi. Tapi untung saja, karena menurut Gen, bubur 7 sayur itu rasanya pahit. Memang sih aku lihat sejenis lobak dalam paket tersebut.

Jenis sledri dan lobak 7 macam untuk membuat bubur 7 rupa. Foto dari wikipedia jepang.

Konon orang Jepang makan bubur ini untuk mencegah masuk angin, dan untuk “mengistirahatkan” lambung dari makanan tahun baru yang “berat”, berkolesterol dan kadar gula tinggi. Kalau membaca cara-cara mempersiapkannya, tergambar juga ritus animisme/dinamisme untuk memasak bubur ini. Sejak semalam sebelumnya (tgl 6 januari malam) 7 jenis sayur itu dipotong dengan lagu khusus, lalu direndam, untuk kemudian dimasak pagi harinya. Dan air bekas rendaman tujuh sayur itu dipakai untuk merendam kuku (pertama dalam tahun itu) ! Konon jika merendam kuku di air bekas rendaman 7 sayur itu, kuku akan menjadi sedikit lunak dan bisa dipotong, dan selama satu tahun itu tidak akan terkena masuk angin…. katanya.

Bubur 7 rupa ala Jepang. foto dari wikipedia

Karena bubur 7 rupa ini katanya pahit, sebagai gantinya aku akan masak Bubur Manado saja deh. Ayo…. bubur manado isinya apa saja ya? Labu (waluh), bayam (tidak ada kangkung di sini), jagung, ubi, ……. karena di sini tidak ada kemangi biasanya aku pakai mitsuba. Tidak ada daun kunyit juga…hiks. Baru 5 dong! dua lagi apa ya? (Whita K …. kamu kan baru bikin bubur manado…apa saja isinya?) Aku mau bikin supaya bisa jadi Bubur Manado 7 Rupa hehehe. Yang pasti sambal dan ikan asinnya tidak boleh lupa ya 🙂

Semoga saja kami bisa bertahan dalam musim dingin tahun ini, yang sepertinya dingin. Kemarin saja maksimum 6 derajat. Tokyo itu tidak bersalju tapi berangin….. jadi sama saja DINGIN! Brrrr