Kencur

10 Jul

Aku sebenarnya heran kenapa ada istilah, “anak bau kencur” atau “anak kencur” untuk merujuk pada anak yang belum tahu apa-apa alias belum berpengalaman.  Padahal aku pikir mana ada sih anak-anak suka makan atau minum kencur? Rasanya kan agak …lain. Hmmm pokoknya sulit diterangkan deh :D…. Atau analoginya karena kencur itu kecil ya? Memang tidak ada kencur yang bisa menjadi sebesar Kunyit atau Jahe deh sepertinya. Tapi temu kunci kan juga kecil…kenapa tidak dibilang anak Temu Kunci? Eh nanti salah kaprah dengan anak kunci kali ya hihihi.

Jadi konon orang tua zaman dulu punya kebiasaan unik saat memiliki bayi di rumah, yaitu menggantung aneka rempah atau bumbu dapur pada ranjang bayi, lemari, pintu dan daerah lain di sekitar bayi. Kebiasaan ini dipercaya akan melindungi bayi dari bahaya atau makhluk halus yang mengganggu. Dan salah satu dari  bumbu dapur yang digantungkan adalah kencur. Kencur memang mempunyai  aroma khas yang cukup kuat sehingga aromanya mengalahkan bau rempah lain. Aroma ini menyebabkan bayi dan  semua peralatan di sekitarnya berbau kencur. Karena itu bayi-bayi zaman  dulu dikatakan punya aroma seperti kencur, bukan aroma bedak atau telon seperti zaman sekarang.

Kencur (Kaempferia galanga L.) memang merupakan salah satu bumbu dapur yang wajib ada di rumah keluarga Indonesia. Meskipun sebetulnya keluarga saya jarang pakai. Paling-paling untuk membuat nasi goreng saja. Mama paling suka nasi goreng kencur pedas…. Tapi karena yang lain tidak suka, biasanya asisten kami hanya membuat khusus 1 piring untuk mama saja. Dari piring itu aku suka “nyolong” sedikit. Memang rasanya lebih segar daripada nasi goreng biasa.

Selain untuk nasi goreng, tentu saja banyak yang tahu minuman Beras Kencur kan? Tapi kalau jamu (eh termasuk jamu kan yah hihihi) Beras Kencur ini sih aku tidak pernah buat sendiri. Beli saja di tukang jamu. Dan ini satu-satunya jamu yang masih bisa aku minum tanpa tutup hidung hihihi.

Aku juga baru tahu dari teman Jepangku yang menikah dengan orang Bali, bahwa masakan Bali hampir semua pakai kencur, atau cekuh dalam bahasa Balinya. Sampai aku memberikan semua persediaan kencurku di freezer untuk dia. Toh aku jarang pakai ini.

Nah, aku bisa makan nasi goreng kencur yang segar ini kembali di sebuah restoran Indonesia baru di Tokyo, tepatnya di Musashi Koganei. Nama restorannya Bumi Pasundan.

Meja makan tamu di bagian depan restoran

Kami pergi ke Bumi Pasundan setelah dari Taman Asukayama… melalui jalan macet di tengah kota Tokyo, merayap ke arah barat Tokyo. Untung saja jalanan di Kichijouji Doori waktu itu tidak macet, dan kami bisa sampai pukul 6:30 malam. Kami langsung mencari tempat parkir koin yang ada di dekat situ.

pojokan jualan souvenir dari Indonesia

Restoran ini baru 2-3 bulan buka, menempati lantai satu sebuah bangunan. Tidak luas tapi cukup tertata rapih dan terang. Hanya ada 2 meja untuk 4 orang dan counter untuk 6-7 orang. Kami menempati sebuah meja di sudut belakang yang sebetulnya bukan diperuntukkan bagi tamu karena nanggung. Tapi kami merasa beruntung mengambil tempat di situ, karena ada happening dengan Riku dan Kai karena kondisi badan mereka (batuk sehingga terpaksa mun mun deh).

Bersama Yumiko, sayang Rusli sedang di dapur. Malam itu sekaligus bisa reunian deh

Memang tempat ini dikelola oleh temanku, Yumiko dan Rusli, yang juga mempunyai toko bahan makanan halal Bumbu-ya. Memang menunya tidak banyak. Nasi goreng, gado-gado, bakmi goreng, nasi kare, tapi ada yang tidak biasa ada di restoran Indonesia di Tokyo yaitu nasi goreng kencur dan pepes ayam. Aku terus terang belum pernah makan pepea ayam, pepes ikan sih sering meskipun ngga hobi…. soalnya susah sih makannya, banyak duri kan. Menurut Gen pepes ayamnya enak. Aku pesan nasi goreng kencur, dan bisa bernostalgia…dan sedikit homesick, rindu pada mama yang suka makan nasi goreng kencur seperti ini.

nasi goreng kencur pepes ayam

Satu hal lagi yang terjadi hari itu adalah aku bertemu seorang mantan murid yang sudah 3 tahun tidak bertemu, persis sebelum aku cuti mengajar karena hamil Kai. Serasa reunian mendadak.

Berfoto di depan restoran Bumi Pasundan, Tokyo

Alamatnya:

東京都小金井市本町3-9-7. Tokyo Koganei-shi Honcho 3-9-7 kira-kira 10 menit dari Stasiun Musashi Koganei Tel: 090-6655-4268

Karena tidak buka setiap hari, sebelum ke sana telepon atau cari keterangan di web dulu ya. Terkadang mereka juga menyediakan prasmanan.

28 Replies to “Kencur

  1. Hahaha, iya juga ya, kenapa dibilangnya anak bau kencur ya? Mungkin karena baunya segar, jadi identik dengan sesuatu yang masih baru? 🙂 Btw baru tahu nih Mbak, ada yang masak nasi goreng pake kencur. Jadi penasaran pengen coba..

  2. Wuah, ini mo nulis soal kencur apa anak “bau kencur” to… endingnya malah promo resto Bumi Pasundan… sedikit mengecoh pembaca yang budiman…he he he. Tetapi, tak apalah… sedikit beriklan sah-sah sajalah, wong nulis di websitenya sendiri kok repot!
    Kacian dweeehhh klo belum pernah makan “pepes ayam”… Klo di Jakarta, di warteg bejibun buanyaknya. Saya lebih suka makan pepes ayam ketimbang yang digoreng atau “ayam sayur” menu rumah makan Padang) atau “kare ayam”. Pepes ayam bumbunya lebih meresap, jadi lebih uenak. Selain itu, aroma daun pisang yang dikukus/dibakar menambah lezat dan nafsu makan…
    Nanti deh, Agustus kuajak makan di warteg yang ada menu “pepes ayam” nya…

  3. Istilah itu mungkin merujuk ke bau asem pada anak-anak, saking asemnya hingga agak-agak kebauan kencur. Tapi entahlah.
    Namum, di kampung kami ada istilah lain, kalau anak-anak sehabis main dan dekil sehingga menimbulkan ‘be miriek’ (bau burung gereja) Hehehehe…

  4. mungkin karena anak kecil obat2annya masih pakek kencur, nte. jadi ya baunya masih bau kencur. ndak tau juga denk. ntar tak tanya pakar bahasa indonesia. kalo beliau sempet. hehe.

    btw, aku ndak suka nasgor & pecel berkencur. rasanya aneh )=

  5. aku inget waktu smp kawanku sering bikin nasi goreng kencur , walau hanya anak smp dia jago masak nasi goreng loh. hmm sekrang dimana ya dia. kalo ketemu lagi aku pengen dia masak nasi goreng kencur . met malam

  6. ..
    Kencur bukan bumbu wajib sih, yang musti ada itu kunyit..
    ..
    Nenekku dulu juga suka bikin Nasi goreng dikasih kencur dan daun jeruk..
    Rasa dan aromanya jd sueger.. 🙂
    ..

  7. Masakan Minang, setahuku, sangat jarang yang menggunakan kencur. Kebanyakannya sih kunyit.. Semenjak tinggal di Jogja, aku jadi suka minum jamu, setidaknya beras kencur, bikin segar.. 🙂

    Pasti senang sekali rasanya ketika kita berada di negeri orang, bertemu restoran yang full Indonesian-taste. Barangkali bisa sedikit mengobati kerinduan akan kampung halaman, ya Nechan.. 🙂

  8. Imel, saya malah tak tahu kalau nasi goreng pakai kencur…apakah enak?
    Biasanya kencur untuk bumbu peyek, buat jamu (beras kencur…dulu alm ibu mertua suka bikin sendiri), sambel pecel (ada yang suka ada yang tidak)…

    Bau kencur? Iya ya, kenapa ada istilah ini….tapi mesti ada latar belakangnya

  9. bau kencur?? asalnya mungkindr tradisi jawa, bayi, sering kali di beri bobok/boreh yang salah satu bahannya ya kencur itu tadi.. so emang banyak bayi di jawa yang bau kencur!!
    smp skr bau kencur diidentikan dg anak kecil.. spt halnya masih “ingusan”

    wah senangnya bisa ktemu masakan Indonesia di sana….

    salam,

    • Bro Neo, kayaknya ini penjelasan yang sangat masuk akal. Selama ini saya juga nggak tahu kenapa anak ingusan disebut bau kencur. Ternyata memang karena seperti yang dijelaskan Bro ya. Thanks … 🙂

  10. Paling asyik kalau ketemu restoran makanan asli Indonesia pas di negara orang. Serasa di negeri sendiri. Tp klo mba mel kan memang stay di sana ya… jadi sudah terbiasa dengan makanan sana hehee..

  11. Iya, kenapa ya dibilang bau kencur? Baru kepikiran deh..

    Wah senang ya masi bisa makan makanan Indonesia di negeri orang.. gimana dengan harganya Mba? Apa cenderung mahal atau standar saja? Kan cari bumbu2nya agak beda? Atau bumbu2 Indonesia bisa ditemukan di Jepang?

  12. Nah…pertanyaanku sama dengan Clara, piye harganya mbak?

    di sini aku lagi suka nasi goreng blacan, pedessss, cuma Rp10.000 😀 😀 😀

    Eh tapi gambar pepes ayamnya menggoda banget deh, minta bikinin mama ah 🙂

  13. Nasi goreng kencur? Wah, baru dengar sekarang nih … :). Dalam imej saya, kencur itu pedes, ‘pengar’ kalau dalam bahasa Jawa.
    Yang pernah saya dengar, kencur itu membersihkan tenggorokan (atau kerongkongan?). Anggota paduan suara sebelum tampil di pentas, sejak dua minggu sebelumnya disarankan makan kencur supaya suaranya ‘cling’ …

  14. Bener EM …
    saya lantas jadi mikir …
    Mengapa disebut … Anak Bau Kencur …

    Mungkinkah Bayi itu baunya seperti kencur … ?
    Mungkinkah dulu bayi suka di pijat dengan menggunakan ramuan kencur ?
    Atau karena terkontaminasi dengan bau Ibunya yang minum Jamu Beras Kencur ?

    Wah banyak pertanyaan menari dikepala …

    Salam saya EM

  15. Udah lama gak denger istilah “bau kencur”, bahkan waktu kecil juga jarang, kayaknya…
    Baru nemu istilah ini lagi, hehe…

    Nasi goreng kencur? Gimana rasanya ya? 🙂

  16. wah kalo beras kencur jamu yang paling ku suka, soalnya rasanya rada2 gmana gitu, hehehe……apalagi liat tanamannya…imut dan lucu banget deh…..

  17. sptnya penjelasan bro neo soal bau kencur itu yg paling pas. dulu aku pernah dengar ada yg mengatakan spt itu juga. ngomong2 soal istilah “bau kencur”, benernya banyak ya istilah dlm bhs Indonesia yg kita asal pakai saja, tapi tidak tahu latar belakangnya. padahal kalau kita tahu latar belakangnya, asyik tuh.

    aku penasaran, seperti apa rasanya nasgor kencur. kayaknya enak ya? soalnya aku lumayan suka kencur. kalau pas lagi batuk atau tenggorokan nggak enak, makan kencur mentah, semriwing rasanya di tenggorokan. lalap kencur muda juga enak lo mbak… 🙂

  18. kok aku malah belu pernah makan nasi goreng kencur ya mbak?
    mmm…senangnya disana ada masakan indonesia, kalau kangen tinggal kesana ya mbak 😀

  19. Aku belum pernah coba makan nasgor kencur….

    yup.. melengkapi komentar Broneo dan Kris… bayi-bayi di desa khususnya di Jawa kan sering kembung/ masuk angin… jadi di embun-embun (apa ya istilah Indonesianya?) itu loh, bagian atas dahi yang masih kelihatan berdenyut-denyut karena sambungan tengkorak yang belum begitu sempurna, dikasihlah parutan kencur, supaya kepala bayi tetap hangat tapi tidak terlalu panas seperti jahe. namanya pilis atau boreh. juga aromanya kan seperti aroma therapy untuk bayi supaya tenang dan rileks… makanya disebut anak bau kencur, artinya si target dianggap masih bayi atau masih kecil.

    Mirip dengan istilah “anak ingusan”… ya karena anak kecil masih belum beres mengurus ingus sendiri, hih..jadinya jorok kan…. lain dengan orang dewasa yang pasti udah bisa mengurus ingus sendiri hingga tetap bersih dan nggak jorok…
    gitu deh Mbak…

  20. sebenarnya istilah anak bau kencur merujuk pada kebiasaan wanita Jawa setelah melahirkan selalu menggunakan ramuan-ramuan jamu tradisional termasuk kencur. Baik untuk bobok/boreh maupun untuk diminum sebagai jamu (beras kencur). Ibu-ibu yang baru melahirkan ini tubuhnya beraroma jamu (baca : kencur). Oleh karena ibunya berbau kencur maka anak bayinya juga berbau kencur. Jadi sebenarnya untuk ungkapan “anak masih bau kencur” diartikan anak yang baru dilahirkan.

Tinggalkan Balasan ke Alrisblog Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *