Satu koma tiga tujuh

3 Jun

1.37 adalah angka yang dilaporkan oleh Kementrian Kesehatan Jepang Ministry of Health, Labour and Welfare kemarin. Angka apa itu? Itu adalah angka perkiraan (dari data tahun 2009) seorang wanita melahirkan anak selama hidupnya. Tentu saja bukan berarti melahirkan satu sepertiga anak, tapi ini menunjukkan bahwa hanya 3 dari 10 orang yang mau melahirkan lebih dari 1 anak. Dan angka ini menghentikan pertambahan yang terjadi sejak tahun 2006. Berhenti sampai di situ saja.

Dibandingkan tahun sebelumnya jumlah kelahiran berkurang 21.131 orang yaitu sebanyak 1.700.025  bayi. Sedangkan angka kematian hampir sama dengan tahun sebelumnya yaitu 1.141.920 orang. Dan ini berarti terjadi kekurangan 71.895 orang pada perkembangan jumlah penduduk alamiah.

Jumlah pernikahan berkurang 18.282 pasangan menjadi 707.824 pasangan. Dengan usia menikah bagi laki-laki 30,4 tahun dan wanita 28,6 tahun, masing-masing 0,2th dan 0,1 th lebih lambat dari sebelumnya.

Memang ini semua hanyalah angka dari sebuah statistik yang menjadi cerminan masalah sosial yang sedang terjadi di Jepang. Berkurangnya jumlah anak (yang juga dipengaruhi dengan adanya sexless yang pernah aku bahas di sini) serta bertambahnya orang berusia lanjut. Jika keadaan ini (tidak mempunyai anak) berlanjut terus Jepang akan mengalami masalah besar dengan berbagai prediksi yang terjadi di tahun 2025 (Jika tahun 2012 tidak kiamat ya hehehe). Karena itu kabinet merasa perlu membuat Departemen khusus yang menangani masalah sedikitnya anak. Dan salah satu “sebab” yang membuat PM Hatoyama terpilih sebenarnya adalah janji partainya untuk memberikan tunjangan bagi anak sampai usia SMP sebanyak 13.000 yen sebulan (padahal tadinya dobel tuh hehehe).

Jadi sejak bulan Juni ini, kami menerima tunjangan anak sebesar 13.000 yen per anak. Semoga saja tidak berubah dengan turunnya PM Hatoyama kemarin. Yang menarik adalah sebuah angket yang diadakan surat kabar di Jepang yaitu tentang penggunaan uang itu bagaimana. Jika ditanyakan pada anak-anaknya sendiri, tentu saja ingin membeli apa yang mereka sukai, apa yang mereka ingin makan, ingin pergi dan baru terakhir untuk tabungan. Tapi kalau bertanya kepada orang tua, maka nomor satu mereka mengatakan uang itu dipakai untuk tabungan pendidikan lanjutan, untuk membayar kursus-kursus, dan menutupi “hutang” mereka di bidang pangan.

Ngomong-ngomong soal utang, memang aku pernah membaca juga bahwa 40% keluarga di Jepang sebetulnya hidup dalam hutang, karena pendapatan keluarga menurun. Selama 10 tahun terakhir rata-rata pendapatan keluarga Jepang menurun, yang disebabkan pemutusan hubungan kerja, menurunnya kualitas riwayat pendidikan, menurunnya daya serap tenaga kerja dan lain-lain.

Ah, kalau membaca angka-angka rasanya jadi pusing memikirkan masa depan. Mendingan juga mikirin nanti malam makan apa ya? Yang murah, cepat, enak dan bergizi hehehe.

Mau tahu menu kami malam ini? Karena malam ini hanya kami bertiga saja (Gen ada acara makan malam di kantornya), maka kami mau membuat OKONOMIYAKI, yang sudah pernah aku tulis resepnya. Tentu dengan bahan asli seperti di sini, bukan bahan modifikasi seperti yang tertulis di posting Okonomiyaki ala Jakarta hehehe.

Masak okonomiyaki bersama. Kai juga ngotot bantu!

(Angka-angka di atas? lupakan saja…itu hanya catatan saya jika diperlukan untuk menulis karya ilmiah …cihuuuy)

厚生労働省は2日、2009年の合計特殊出生 率(1人の女性が生涯に産む子どもの数の推計値)は前年と同じ1.37だったと発表した。06年以降続いていた上昇がストップした。出生数は前年より2万1131人少ない107万25人。死亡数は前年とほぼ同じ114万1920人だった。出生数から死亡数を差し引いた「人口の 自然増減数」は、過去最大となる7万1895人のマイナスだった。婚姻数は1万8282組減の70万7824組。平均初婚年齢は男性30.4歳、女性28.6歳で、それぞれ0.2歳、0.1歳遅くなり、さらに晩 婚化が進んだ。06年以降、減少が続いた離婚件数は増加に転じた。

都道府県別の出生率は、沖縄(1.79)が最も高く、最低は東京(1.12)だった。同省は出生率が横ばいとなった要因について、「赤ちゃんの数は減ったが、分母となる母親も減ったため」としている。