Otayori – Mumps dan 10 tahun

6 Jan

Otayori お便り berarti kabar/ berita, atau pemberitahuan atau surat/kartu pos atau media lain yang memberitahukan perkembangan seseorang atau sesuatu.

Kemarin tanggal 5 Januari, hari pertama kerja di keluarga kami. Gen baru mulai masuk kerja tanggal 5. Tumben sekali, karena biasanya tanggal 4, dunia Jepang sudah banyak yang mulai bekerja setelah libur resmi tahun baru tanggal 1-2-3. Senang juga sih karena berarti tanggal 4 masih bisa pergi jalan-jalan (yang akhirnya dihabiskan waktunya oleh Gen dan Riku berdua ke dokter mata dan potong rambut). Gen ceritanya ingin tampil rapi di hari pertama tanggal 5, karena di kantornya ada sekedar upacara untuk karyawan, dan dia menerima penghargaan sudah bekerja 10 tahun (yang lain tentu saja ada yang sudah 20 tahun bekerja)

Jadi pagi-pagi Gen sudah berangkat kerja, dan berpesan padaku untuk mengantar Riku ke dokter karena dia pilek dan batuk. Lebih baik minta obat. Tapi setelah aku dan Riku mengantar Kai ke penitipan dan mau ke dokter, aku baru melihat bahwa ternyata lehernya bengkak. Wah jelas-jelas ini gondong atau Mumps (otafukukaze おたふく風邪). Jadi begitu sampai di RS, aku suruh Riku tunggu di tempat terpisah, dan aku mendaftar serta memberitahukan perawat bagian anak bahwa Riku kemungkinan gondong. Langsung dia dibawa ke kamar terpisah dengan satu tempat tidur anak-anak dan rak buku.

Tanpa demam, tanpa leher meradang, hanya bengkak saja sehingga dokter menyatakan “mungkin” gondong. Memang Riku waktu kecil sudah mendapat vaksin. Padahal vaksin otafuku BUKAN merupakan vaksin wajib di Jepang. Untuk itu kami harus membayar 8000 yen. Kalau wajib semua gratis. Nah, yang menjadi masalah, Kai belum menerima vaksin otafuku ini … moga-moga dia tidak tertular. Dan ternyata untuk gondong tidak ada obat khususnya. Hanya diberi 3 dosis ampul yang harus diminum jika merasa sakit atau demam tinggi. Thats all.

Tapi penyakit ini berasal dari virus yang biasanya menyerang anak sekolah. Kemungkinan Riku mendapatnya di sekolah persis sebelum libur tanggal 25 Desember lalu. Dan karena penyakit menular, biasanya tidak boleh pergi ke sekolah. Untuk itu harus mengurus “Berhenti sekolah sementara” (supaya tidka dihitung bolos) dan waktu akan masuk harus menyerahkan sertifikat “Sudah sembuh” dari pihak rumah sakit, baru boleh masuk sekolah kembali. Tapi untung saja sekarang Riku sedang libur, dan baru masuk lagi tanggal 8 hari Jumat nanti. Menurut perkiraanku sih Riku baru bisa masuk sekolah minggu depan.

Waktu aku chatting dengan Ria, dia tanya apakah aku memberikan “blau” di leher Riku? Wahhh mana ada blau di Jepang. Lagipula menurutku blau itu fungsinya hanya membuat adem leher saja kan? Obat tradisional terkadang memang bagus, tapi kadang ada obat yang lebih ampuh daripada “ramuan” turun temurun. Daripada aku susah-susah cari ramuan yang belum tentu ada, lebih baik ke RS hehehe. Yang penting sikonnya saja lah!