Kamera

2 Des

Senin kemarin Riku libur. Karena semestinya Sabtu lalu ada acara pertunjukan musik oleh seluruh kelas, dan batal karena ada kelas yang “diliburkan” karena terlalu banyak yang tidak masuk/sakit influenza. Dan aku sudah berjanji akan “date” bersama dia makan di MacD (tentu saja yang lebih dicari adalah mainan yang menjadi hadiah dari Happy Set. Jadi setelah antar Kai ke penitipan Himawarinya jam 10:45, kami langsung ngedate tanpa lupa utuk memotret pakai kamera HP dulu di dalam lift. Kenapa dalam lift? Karena di situ ada cermin besar dan aku pakai cara memotret pantulan aku dan Riku di cermin. Tidak ada orang untuk dimintai memotret kami soalnya. Hasilnya lumayan kan?

Dan foto ini juga lumayan menuai “komentar” di fesbuk, apalagi dari pakde, katanya:” ala maaaaak. Lift jadi ajang narsis-narsisan juga? oh my goooot.. EM…. wots wrong???” hihihi. Tapi ada juga yang mengatakan kelihatan kurus! Well… I’ll tell you what…. camera can lie… Kamera bisa berbohong. Yang jelek kelihatan cantik, yang gemuk kelihatan kurus….bahkan sebaliknya. Terlepas dari kamera itu berbohong atau tidak, kamera memang diperlukan oleh orang yang narsis. Bahkan tidak kurang dari Jeunglala, pasti tidak bisa hidup tanpa HP dan Kamera! bener ngga?

Well aku juga sama (dan aku yakin banyak juga yang seperti kami). Tak bisa hidup tanpa kamera. Bukan karena narsis (kadar narsisku kayaknya masih standar deh), tapi karena aku suka sejarah. Dan kamera membantu mengabadikan sejarah. Bayangkan kalau tidak ada kamera, bagaimana aku tahu nenek moyangku? Bagaimana rupa mereka?

sebuah foto yang menyatakan nenek moyang keluargaku sampai 4 generasi di atasku. Foto ini yang pasti dibuat sebelum 1912.

Foto atas adalah sebuah foto yang mengabadikan nenek moyang keluargaku (coutrier) sampai 5 generasi di atasku. Bapak pengantin pria (sebelah kanan) Diederik Coutrier orang belanda yang menikahi Putri Makassar bernama  Sanging Dg. Tanri ini diperkirakan merupakan pelopor “clan” coutrier di Indonesia Makassar. Foto ini aku perkirakan  dibuat kira-kira tahun 1910. Inilah sebab mengapa aku ingin sekali belajar bahasa Makassar, dan merupakan kemungkinan besar sekali (tinggal dibuktikan dengan test DNA hahaha), Aku dan Ria bersaudara dari generasi 5 tingkat di atas kami, dengan kata kunci Galesong (Kalau sudah terbukti kita tulis yuk Ri hihihi).

Mamaku dan aku hanya bisa mengenali perempuan yang melahirkan mama yaitu Oma dari foto ini. Karena Oma Julia Kepel- Mutter meninggal waktu mama berusia 1 tahun, dan dimakamkan di Yogyakarta. Aku pernah sekali nyekar ke makamnya, waktu SMP, tapi itu sudah bertahun berabad yang lalu. Ingin sekali mencari makam Oma Julia di Yogyakarta (kerkgov), selama masih ada kenalan yang hidup dan menandainya. Meskipun kami umat katolik tahu, di makam hanya ada tulang bahkan abu tanpa jiwa/roh (sebagian orang menyebut ruh, tapi yang bahasa Indonesia adalah roh). Oma Julia duduk di samping papanya, Opa Wijk Kepel di rumah di Yogyakarta tempat mama lahir dibesarkan sampai usia 6 tahun, dan setelah itu pindah ke Manado selama 10 tahun.  Yang pasti foto ini dibuat sebelum mama lahir tahun 1938. Foto yang masih kuanggap masih lebih baru dibanding foto tahun 1910. Tapi kedua foto ini menyimpan sejarah keluargaku. (Dan yang paling ribut ngurusin genealogy –silsilah keluarga– memang cuma aku hihihi… tapi kalau aku ngga ribut, mana bisa ketemu saudara di Internet coba?)

(kiri: imechan cilik, kanan: gen cilik bersama kembarannya, hayooo yang mana si gen?)

Tanpa ada kamera, tentu saja juga tidak ada foto-foto waktu aku kecil, yang imut dan… ndut bin  chubby hihihi. Dan waktu balita, aku ini ternyata narsis sekaliiii…. Tapi kenapa kok ujug-ujug (jw, tiba-tiba) Imelda cerita tentang foto dan kamera?

Ternyata tanggal 30 November lalu itu adalah hari Kamera di Jepang. Aku tahunya dari video-TV yang ada di atas lift tempat penitipannya Kai. Kamera no hi. Dan setelah aku cari di google Japan, ternyata hari ini ditetapkan sebagai peringatan untuk Kamera (bukan hari libur) oleh perusahaan Konica-Minolta) yang pada tanggal 30 November 1977 mengeluarkan kamera autofocus pertama di dunia KonicaC35AF. Sebelumnya pada tahuun 1963, pabrik yang sama telah mengeluarkan kamera AE (Auto Exposure) pertama di dunia. Dengan adanya program AE ini, siapa saja yang tidak memiliki pengetahuan fotografi bisa membuat foto, sehingga di Amerika kamera jenis ini disebut Vacation Camera, atau mungkin ada yang pernah dengar istilah Bakacon Camera (Baka= bodoh, orang bodohpun bisa memotret…..jadi kalau gagal pemotretnya lebih daripada bodoh dong ya hihihi). Bakacon mengandung bahasa “SARA” prejudice, jadi dilarang penggunaannya di Jepang (memang istilah ini untuk jaman dulu aja sih). Padahal kalau mau ditelusuri lebih jauh kamera berawal dari kamera obscura yang diketahui dalam buku “Books of Optics” (1021) karangan Ibn al-Haytham.

Sekarang hampir semua orang punya kamera, baik yang digital camera atau yang menempel di HP. Sudah jarang yang pakai film 35mm lagi ya? Aku  merasa sayang setiap melihat kamera Canon EOS Kiss non-digital (masih pakai film), karena itu adalah kamera pertama yang aku beli sendiri. Kamera non digital sekarang apa kabarnya ya?

Tanpa ada kamera, tidak ada foto dan tidak ada bukti sejarah…. Foto tertua yang kumiliki, selain kedua foto di atas, adalah foto dari kakek buyutnya Gen pada tahun 1905 (tentu saja reproduksi). Apakah kamu juga punya foto bersejarah?

(Posting ini merupakan posting yang tertunda dua hari deh… karena perlu memeriksa sumber/bukti terlebih dahulu)

27 Replies to “Kamera

  1. Ayah saya senang sekali mengumpulkan foto-foto jaman dulu, kemudian ada yg direpro … Sebagian lagi foto-foto kami, saya dan adik-adik waktu masih culun … hehehe 🙂
    .-= Oemar Bakrie´s last blog ..Program to study in France =-.

    Kalau di keluarga saya, ya cuma saya yang masih suka ngumpulin foto-foto (kebanyakan waktu luang nih hihihi). Bapak Mertua saya juga suka mengumpulkan foto dan memotret juga.

    EM

  2. hai mba imelda,,keluargaku jarang foto2
    baru bikin foto keluarga aja pas daku wisuda,,hehehe
    payah ya,,T,T

    tapi sekarang sudah mulai sadar ko mba ttg pentingnya dokumentasi,,
    eh ato mulai ketularan narsis ya, hihihi
    beda tipis lah yaa
    pokonya sekarang mah hampir tiap hari bw kamera,
    klik!
    huhuy!
    .-= fatma´s last blog ..boyz II men-tracks of my tears =-.

  3. di keluarga saya juga ada yang heboh menelaah pohon keluarga (dan ada arsip tertulisnya!).
    Kalau saya sih.. ya sebenernya suka juga klo bisa menelusuri nenek buyut saya (yang ternyata salah satunya adalah pelaku sejarah yang pernah muncul di buku PSPB/Sejarah Indonesia).. tapi rasanya ga sampe effort banget 😀 cuma sebagai penonton ajah..

  4. hahahaha….jadi juga di posting mbak…
    kayaknya aku kudu nyari foto yg katanya foto karaeng galesong itu at least mungkin itu keturunannya 😀 kalo udah dapet aku posting mbak…

    kalau beneran kita sodaraan karena satu darah dari 5 generasi keatas…lucu juga ya, karena begitu aku kasih tau nama nenek buyutmu ke nenekku katanya iya itu masih keluarga baik dari mama ataupun papaku…hahahaha…

    perlu di buktikan lagi Mbak Imel…ayo kita ke makassar aku ajak ke area makam keluargaku…hehehehehe siapa tau nemu kuburan nenek moyangmu mbak 😀
    .-= Ria´s last blog ..Kecewa Karenamu =-.

  5. Foto Mbak Em kecil itu lucu banget hihihi….
    Btw, di keluargaku, nenekku yg hobi foto2…sekarang adik bungsuku yang narsis bgt, suka foto2 dgn gaya aneh2 hehe…aku nggak sepede itu…aku sendiri kurang suka difoto2…kalau memfoto boleh lah, itupun masih amatir sangat…hehe
    .-= nanaharmanto´s last blog ..Radio Kesayangan =-.

  6. Seru juga kalo ternyata nenek moyang Mbak Imel dan Mbak Ria ternyata bersaudara dan kembali bertemu lewat dunia maya! Perlu ditelusuri lebih lanjut nih…* Hayooo jiwa detektif mbak2 semua… apa gak penasaran??

    Ngomongin kamera, aku ingat bbrp tahun yl. Mama dan rombongan pergi liburan. Waktu itu belum ada kamdig, jadi masih kamera type lama, dan barangnya juga udah lumayan lama… Pas pulang, kamera dibawa utk cuci cetak, ternyata tidak ada fotonya sama sekali. Ouw, kamera itu udah rusak -hanya pas dijepret bunyi rrrrt… kirain masih normal. Sayang sekali…
    .-= henny´s last blog ..November yang Centil =-.

  7. Wahh Imel, perlu ditelusuri, jangan-jangan memang ada hubungan keluarga sama Ria.
    Atau siapa lagi ya yang orang Makassar? Afdhal?

    Foto masa lalu selalu membuat kenangan tersendiri…foto Imel waktu kecil udah genit dan bergaya ya?
    .-= edratna´s last blog ..Long week end =-.

  8. Mbak.. kalo orang batak ada yang namanya Tarombo.
    Semacam pohon keluarga. Biasanya ada aja yang inisiatif bikin (kalo di keluarga mbak, yg inisiatif mbak kali ya hehehe)
    Dengan tarombo itu, aku bisa lihat delapan generasi diatasku, juga generasi yang sejajar dengan aku atau bahkan dibawahku….
    Ya namanya juga org batak yg ketemu sesama “halak hita” selalu bilang sodara hahaha :p

    btw, tega bener mbak masa suruh nebak yg mana yg Gen san wktu masih kecil gitu.
    rontok ntar rambutku mbak

  9. ..
    Di TE-ini kayaknya gak pernah ada yg protes dgn photo2 Emi chan..
    Beda banget dgn blogku, kalo pasang photo langsung di celak duluan..
    Sebel..!
    ..
    Dulu ku kira Emi chan orang manado 😀
    ..

  10. Mbak,
    Tadi aku kira itu fotonya di depan apa gitu, krn banyaknya tombol di belakang. Tnyt di lift ya. Keren juga mbak.
    Aku juga tak bisa hidup tanpa kamera. Dulu sekali yg kufoto ya diri sendiri, mencari angle yang terbaik hahahaa… Tp skrg anakku yg jadi objek foto, pdhl dia blm bisa bergenit2 bergaya, jadi ya ekspresinya rata2 ya gitu2 aja hahhaaa..

    Mbak,
    Foto yang kedua itu, yang anak kecil perempuan paling kanan, itu siapa? Dia mirip sekali dengan fotoku waktu kecil. Aku sampai melongo td, aku kayak melihat diriku yg duduk di sana. Dgn potongan rambut pendek yg sama, kulit gelap, dan seringai tawa lebar khas orang Timur….. aku harus cari fotoku waktu kecil. Biar kubandingkan. Apa benar mirip. 🙂
    .-= zee´s last blog ..Setan – Jin – Dedemit =-.

  11. Hey mbak…

    Entah kenapa, setiap kali ngomongin foto. Aku sudah sedih. Mungkin juga karena itu aku jadi balas dendam. Sekarang semuanya di fotoin, diri sendiri tentunya 😛

    Dulu mama papa susah banget. Boro-boro bisa beli kamera. Yessy gak punya banyak foto bayi. Cuma beberapa. Sedih banget kan, mbak 🙂 Heheheh…

    Foto-foto lama yang yessy punya adalah foto bersejarah dari keluarga papa. Keluarga papa orang mampu, hanya itu yang tertangkap dari foto-foto itu.

    Foto pernihakan mama papa? Sedihnya juga cuma ada 1 lembar. Entah kenapa. Pernikahan mereka dulu hanya akad saja.

    Terus apa lagi ya??

    Oh ya…Papa menyimpan sebuah album tua. Isinya foto dia jaman masih muda berambut gondrong, foto-foto keluarganya, dan diantara sekian banyak foto itu, ada foto mama mencium yessy dalam format hitam putih. Sayangnya gak bisa di scan. Soalnya udah nempel lengket banget deh..entar malah rusak kalo di lepas.

    O iya..sekali lagi..tentang foto.
    Di rumah besar Oma di Pekan baru. Ada 9 Foto pernikahan anak-anak Oma. Padahal Oma punya 10 anak. Iya, hanya foto mama dan papa yang gak ada. Itu juga bikin Yessy sedih 🙂

    Makanya…sekarang….
    Gak tau tempat, gak tau kapan, gak tau di mana, dan gak tau malu…FOTO AJA DULU! wekekekekekke….

    • Yessy …. aku juga nggak punya foto waktu bayi kok. It’s oke. Foto waktu masih kanak-kanak juga cuma dua lembar. Nggak papa, nggak penting kok …
      Yang penting sekarang foto saya ada dimana-mana, gentayangan di alam maya (hah, kok kayak hantu … hiks)
      .-= Tuti Nonka´s last blog ..Alamaaak … ! =-.

  12. Hmmm…liat foto-foto lama Mbak Imelda, jadi berasa baca buku sejarah. Saya suka sekali membaca sejarah. Namun apa daya, dokumentasi foto nenek moyang saya hanya berhenti sampai ke One (ibunya Ibu saya…). Begitulah… saya setuju sekali dengan Mbak, kamera bisa jadi bagian penting sebagai alat bukti sejarah. Malah kalau dikatakan bahwa penemuan kamera adalah salah satu penemuan yang sensasional sepanjang sejarah umat manusia, Saya setuju sekali…

    Hari Kamera? Ada-ada saja…. 🙂
    .-= anderson´s last blog ..How Superstitious Are You? =-.

  13. Mbak, saya kenal kamera belum lama, baru tiga tahunan, tapi koleksi foto saya sekarang buanyaaak bangets! Bukan foto diri saya, tapi foto yang saya buat di berbagai obyek. Dulu kalau belum dicetak dan dipasang di album, rasanya saya tidak puas, sepertinya ‘belum selesai’. Tapi sekarang, karena terlalu banyaknya foto, akhirnya hanya ada di komputer saja. Lagipula, foto yang ada di album itu akhirnya jarang dilihat kembali, dan pada rusak … hiks!
    .-= Tuti Nonka´s last blog ..Alamaaak … ! =-.

  14. wah salah satu “project” waktu mudik nanti adalah repro foto-foto lama… foto tertua kapan yach yg kami miliki?? baru tahun 60an kali… dr koleksi ibu.. foto kakek waktu muda entah ada dimana skr, pernah lihat sih…

    kalo gambar kakeknya nenek ku.. aku hanya melihat dari lukisan wajah, bukan foto
    .-= Bro Neo´s last blog ..Bergelayut =-.

Tinggalkan Balasan ke Tuti Nonka Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *