Nama lengkapnya Hotel New Grand, Yokohama. Terletak persis di depan perairan dan Taman Yamashita (Jangan salah, bukan Miyashita loh…sering sekali orang salah menyebutkan nama keluarga kami). Hotel ini yang dipilih oleh Gen, waktu aku mencari-cari kamar hotel yang kosong secara online untuk tanggal 26 Desember. Padahal aku sebetulnya lebih tertarik pada Royal Park Hotel Yokohama, karena waktu 10 tahun yang lalu, kami tidak jadi menginap di situ dan memberikan jatah kamar kami untuk keluarga yang datang dari Jakarta. Kamar di Royal Park Hotel, yang bersebelahan dengan Landmark Tower ini mempunyai kamar mandi berjendela bulat sehingga seakan-akan berada dalam Kapal dengan pemandangan pantai Yokohama yang spektakuler, karena kamar teratas berada di tingkat 67. Bayangkan saja…pasti bagus kan.
Tapi memang Hotel New Grand ini adalah hotel klasik, hotel yang kuno karena hotel ini mulai dibangun tahun 1926, dan selesai tahun 1927. Tidak kurang dari Jendral Mac Arthur pernah menggunakan ruangan di hotel ini sebagai ruang kerjanya, sehingga ada ruang suite bed room bernama Ruang Mac Arthur. Harga permalamnya? 140.ooo yen aja (14 juta rupiah saja).
Dan Gen berkata bahwa, seandainya dia menginap di hotel, dia ingin menginap di Hotel New Grand. Aku tadinya pikir mungkin karena dia suka sejarahnya, tapi ternyata setelah kami menginap baru dia sadar bahwa dia telah terpengaruh oleh sebuah film. Film Amerika yang berjudul Somewhere in Time, yang dibintangi Christopher Reeve & Jane Seymour. Nama hotel yang ada di film itu ternyata GRAND HOTEL, Mackinac Island Michigan.
Kebetulan saja namanya sama…. ada grand nya. Soalnya arsitekturnya agak beda deh. Tapi pas aku cari daftar harganya? well hampir sama ….mahalnya hihihi. Dan Gen bilang, kalau gitu nanti anniversary (10 tahun lagi) usahakan di Michigan yuuuk hihihi. Tapi siapa tahu ada kesempatan ke Amerika, biar kamar yang termurah lumayan juga tuh… (Aku sama sekali ngga ada keinginan untuk ke Amerika sih). Ternyata setelah cari keterangan tentang Grand Hotel ini, diketahui bahwa hotel itu tutup selama bulan November-Januari. Jadi sudah tidak bisa deh ke sana untuk merayakan anniversary…(syukurlah hihihi). Kalau mau pergi harus summer.
Jadi setelah kami selesai mengunjungi Rumah Diplomat dan Bluff No 18, kami menuju ke Yamashita-cho, Hotel New Grand Yokohama. Karena kami menginap, kami bisa memarkir mobil kami di parkiran hotel. Kalau tamu biasa belum tentu, karena hotel hanya mempunyai 140 space untuk mobil. Biaya parkir sehari untuk tamu yang menginap 1500 yen. Dan… kami berdua terkejut sekali waktu petugas mempersilakan kami tetap berada dalam mobil dan memasuki LIFT MOBIL.
Biasanya parkir di Jepang memang bertingkat, tapi yang masuk lift hanya mobilnya saja. Pengemudi dan penumpang turun sebelum mobil memasuki lift. Mobil kemudian akan diputar-putar menempati space yang kosong dengan mesin-mesin yang ada. Tapi di hotel ini ternyata, kami juga harus nunut dalam mobil dan turun ke lantai 4 bawah tanah. Wuiiih, untung berdua Gen dan bukan aku yang nyetir…. Kalau tidak aku bisa semaput kali. (perlu diketahui aku tidak bisa masuk ke ruangan bawah tanah karena panic syndrome. Jadi kita merasa lift bergerak turun, dan saat itu yang aku pikir, “hiii gini kali kalau masuk liang kubur” hihihihi padahal kalau mati kan ngga ngerasa lagi atuh.
Begitu sampai di lantai 4 basement, kami mengeluarkan mobil dari lift, dan parkir mobil seperti biasa. Jadi saking sempitnya lahan parkir, tidak ada space untuk membuat jalan bertangga untuk mobil, dan lift mobil menjadi solusinya. Selanjutnya seperti parkir mobil biasa saja, dan kami naik lift ke lantai satu, lobby, untuk check in. Salah satu servis mereka yang saya rasa bagus adalah mereka tidak mencetak bill kosong dengan kartu kredit kita dulu sebelumnya. Tindakan seperti ini biasanya dilakukan pihak hotel (terutama di Indonesia) untuk menghindari tamu “lari”. Atau biasanya kita wajib membayar uang muka, atau bahkan membayar biaya penginapan di muka jika hanya menginap satu malam. Tapi Hotel New Grand ini tidak melakukan tindakan preventif seperti itu. Entah kenapa.
Karena waktu memesan kamar aku mengatakan bahwa kami menginap untuk memperingati ulang tahun pernikahan, maka kami mendapat hadiah berupa buah, selain dari champagne yang memang termasuk dalam paket yang aku pilih. Tadinya aku pikir dapat buah satu keranjang, eh ternyata cuma satu orange dan dua kiwi. dihh pelit ya hihihi (kalau di Indonesia buah murah sih, jadi hadiahnya bisa buah satu keranjang deh).
Kami diantar ke kamar “Premier Suite” (belum sanggup yang “Presidential Suite”) yang terletak di lantai 17, gedung baru yang merupakan gedung tambahan (annex) dari hotel utama (Hotel utamanya sendiri hanya berlantai 5). Kamar seluas 64 meter persegi dibagi dua kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. Wah serasa di apartemen yang luas euy. Maklum orang Jepang tidak biasa dengan ruangan yang seluas ini.
Kamar mandi terdiri dari bath tub dan dua bilik, yang satu adalah WC dan satu lagi shower room. Dilengkapi dengan cermin besar dan amenities lengkap. Selain itu bagi wanita diberikan hadiah extra perawatan kulit dari Pola cosmetic.
Tapi yang paling super di kamar ini adalah pemandangannya. Kamar kami langsung menghadap ke Minato Mirai, tempat gedung-gedung tinggi termasuk Landmark Tower dan cosmo world berada. Memang paket yang aku pilih ini judulnya “night view and champagne to welcome a new year”. Sayangnya tidak bisa keluar ke beranda, karena alasan keamanan. Kecuali waktu emergency tentunya. Jadi terpaksa deh memotret dari dalam kamar dengan cara mematikan semua lampu kamar supaya tidak membayang.
Pukul 6:30 kami keluar kamar menuju lantai di bawah kami, lantai 16 tepat “The Club” berada. Hanya penghuni kamar di lantai 15, 16, dan 17 saja yang bisa masuk ke “The Club” ini, dan penghuni kamar biasa di lantai 14 ke bawah juga tidak bisa “naik” tanpa ada kunci khusus. The Club menyediakan cocktail sebagai welcome drink.
Setelah minum satu gelas, kami turun ke bawah, melewati taman tengah hotel dan menuju ke Marine Tower. Kami memang belum merencanakan makan malam di mana, karena kami tidak mau terikat waktu dengan mengadakan booking restoran dan lain-lain. Bahkan kalau perlu kami bisa makan hamburger saja, karena ingin menikmati tujuan sesudah makan malam, yaitu mencoba Bar Sea Guardian dan juga champagne di kamar.
Akhirnya kami makan malam di sebuah restoran masakan italia “The Bund” di bawah Marine Tower. Spaghetti clasic, peperoncino dan crab cream spaghetti. Waktu spaghetti datang, kami sempat tertawa karena porsinya kecil sekali. Coba saja lihat perbandingan dengan rokoknya Gen. Tapi untung deh kami tidak pesan tambahan makanan, karena sebetulnya rasanya biasa-biasa saja.
Setelah dari restoran ini, kami jalan-jalan ke China Town yang berjarak hanya 200 meter dari hotel kami. Siapa tahu kami menjadi lapar dan bisa nyemil mie di sana hihihi. Tapi di China Town ini kami akhirnya hanya membeli oleh-oleh kue bulan untuk ibunya Gen, dan CAKWE! Duh seneng sekali mendapat cakwe di sini, karena sudah lama aku tidak membuat bubur ayam. Langsung Gen minta dibuatkan bubur ayam begitu sempat.
Pemandangan China Town di malam hari memang menarik. Lampu-lampu dan lampion, serta hiasan khas cina berwarna merah, emas dan kunis, mengkilau diterpa sinar lampu. Sayang sekali sudah cukup banyak toko yang menjual bahan makanan sudah tutup, sehingga kami memutuskan untuk kembali ke hotel.
The night sill young…. Baru jam 9 malam. Jadi kami bukannya kembali ke hotel malah berjalan terus ke arah laut. Yamashita Park. Persis di posisi depan hotel, dilabuhkan kapal Hikawamaru, yang merupakan kapal pelatih. Kapal ini dihiasi lampu di sepanjang badannya sehingga menggoda untuk difoto.
Karena angin laut semakin dingin, kami akhirnya kembali ke hotel, dan menuju ke Bar Sea Guardian. Ternyata penuh sehingga kami diminta untuk menunggu saja di kamar, untuk kemudian ditelepon jika sudah ada kursi kosong. Dan sementara kami menunggu telepon, kami menikmati champagne di kamar, sambil memandang pemandangan malam hari lewat jendela.
Setelah mendapat telepon, kami pergi ke Bar Sea Guardian. Kami pikir harga-harga minuman di Bar Sea Guardian itu mahal, ternyata tidak seberapa juga, dan memang kami tidak memesan lebih dari satu jenis minuman masing-masing, karena masih ada tiga perempat botol champagne yang musti dihabiskan.
Ada satu penemuanku di Bar ini, yaitu cream cheese. Ternyata enak euy. Biasanya kami makan Camembert atau Blue cheese, sehingga kebanyakan keju yang umum sudah kami ketahui rasanya. Justru cream cheese yang sebetulnya biasa (karena biasanya dipakai sebagai bahan pembuat cheese cake) menjadi istimewa karena rasanya lain daripada yang lain.
Well memang sesuatu yang istimewa bisa jadi biasa saja, atau malah kebalikan sesuatu yang biasa bisa menjadi sangat istimewa, tergantung kita menyikapinya. Itulah hidup….. (duh filosofis sekali yah hihihi)
Dan setelah tanggal berganti menjadi 27 Desember, kami kembali ke kamar dan menikmati night view…. di luar dan di dalam 😉
foto lengkap hotel bisa dilihat di :
http://www.facebook.com/