Apa sih definisinya kalau orang itu romantis? Atau tindakan apa sih yang romantis menurut kamu?
Aku pernah diketawain waktu menulis bahwa adegan Cinta dan Rangga membeli kacang rebus dan makan sambil jalan itu romantis, di sini. Cuma Ge yang menyetujui pikiran saya. Mungkin di mata semua orang romantis = candle light dinner etc, suatu tindakan yang memerlukan waktu, uang dan perhatian. Well, perhatian memang, tapi tidak perlu yang sampai dua jam makan atau mengeluarkan uang yang banyak untuk makan di restoran yang bisa menyediakan candle light dinner kan?
Tadi pagi saya harus extra sabar menghadapi Kai. Sudah 3 hari belakangan ini dia amat sangat egois. Semua yang kakaknya pegang, harus untuk dia. Kalau soal belanja sudah kuantisipasi dengan membeli dua barang yang sama. Tapi masalahnya, misalnya kakaknya akan menggambar, dia juga harus…dan tidak mau memakai buku gambar yang aku belikan untuk dia (yang sama), maunya yang sedang dipakai kakaknya. Riku juga sudah banyak berkorban, tapi kalau sampai semua harus diberikan ke adiknya, dia juga sebel. Dan selain itu kalau semua permintaannya dituruti, bisa-bisa dia menjadi anak yang keras kepala dan menuntut…lagi-lagi aku yang akan susah.
Jadi biasanya kalau dia sudah tidak mempan diberitahu, diberikan alternatif lain, juga tidak mempan dimarahi, aku akan kurung dia di dalam kamar + susunya. Tentu saja dia takut, berteriak minta keluar. Dan kebetulan kamar tidur kami harus dibuka ke dalam sehingga dia tidak bisa buka sendiri. (Semua kamar Jepang tidak berkunci) Dan biasanya dia akan menangis meraung-raung dan berteriak, “Mamaaaaa” atau “Kakak….” Dan kami berdua cuekin untuk beberapa saat.
Setelah cukup, baru aku masuk kamar dan peluk dia. Kadang dia masih menuntut, kadang dia menyerah, dan minta ditemani minum susu di tempat tidur. Lalu aku bacakan buku cerita.
Satu lagi kebiasaan jeleknya adalah memukul mukaku. Awalnya aku biarkan, tapi dia juga mulai memukul muka Gen. Waaah Gen marah deh. Jadi sekarang kalau dia memukul mukaku, aku pukul kembali dengan pelan. Kalau dia masih pukul, aku juga pukul terus…akhirnya dia tahu itu sakit…dan berhenti. Susyah deh, belum lagi kalau dia mengantuk, maunya aku di sebelahnya terus, tidak boleh ke WC, tidak boleh masak, tidak boleh ini-itu.
Tadi pagi dia sengaja menjatuhkan mie yang sedang dimakannya, lalu berkata, “Mama, jatuh!”. “Jatuh? Kamu jatuhkan…itu lain. Tidak boleh buang-buang makanan!”. Sambil ngomel, terpaksa aku bersihkan lantai. Huh, padahal pagi hari adalah waktu yang paling sibuk, karena harus menyiapkan semua pergi.
Waktu aku akan ganti bajunya, dia lari, tidak mau diganti. “A da…” katanya yang sebetulnya merupakan bahasa bayinya dari Ya da, iya da (tidak mau dalam bahasa Jepang). Berkali-kali aku bujuk, dia tidak mau. “Ya..da”. Kemudian dia menemukan buku Wall-e dan Buzz Light Year. Minta dibcakan. Nah! Giliran aku bilang, “Ya da….” hihihi manyun deh.
Lalu aku bilang, “OK mama baca, tapi ganti baju dulu!” Dan akhirnya aku membacakan 2 buku dan baju juga sudah tergantikan. Sukses.
Keluar kamar, dia mulai gratil, grusu. Dia ambil semua buku dari rak, dan lempar ke lantai. Ow ow ow… mau marah, tapi ah aku biarkan dulu. Sambil aku jemur pakaian (mumpung terang soalnya, jadi sebelum antar Kai aku ingin jemur pakaian dulu), Kai dengan suksesnya “memindahkan” buku dari rak ke lantai :). Lalu entah kenapa, aku juga lupa aku mengatakan apa. Mungkin “Kalau Kai pinter, mau ke sekolah dan ketemu sensei, beresin dulu dong bukunya”… (something like that). Dan… dia mulai memungut satu buku lalu taruh dalam rak. Aku tepuk tangan. Dia tambah senang, akhirnya semua buku berhasil dia “susun” lagi dalam rak… Bravoooo, meskipun tidak seperti semula, tapi dia sudah berusaha.
Akhirnya kami pergi ke penitipan naik sepeda. Yang aku mau hubungkan dengan romantis itu sebetulnya suatu perbuatan Kai yang spontan. Dia memelukku dari belakang (dia aku bonceng di belakang). Mungkin karena dingin, jadi dengan dia bersandar pada punggungku yang bersweatshirt, pipi dan mukanya menjadi hangat. Dan otomatis aku juga menjadi hangat. Pertama kali Kai melakukan ini. Dan pikiranku melayang, mungkin orang pacaran dengan naik sepeda motor itu seperti ini ya? Jadi, aku kok berpikir, ternyata orang pacaran dengan naik motor, lebih romantis daripada naik mobil yang hangat, adem, ada musiknya, tapi….ada jarak. Kan murahan naik motor tuh. Sayang aku tidak suka naik motor dan tidak pernah punya pacar yang berkendaraan motor hehehe.
Intinya sebetulnya, romantisme itu bisa didapat tanpa uang yang mahal, waktu yang banyak, asal kita memang mau “menikmati” keadaan berdua. Yah orang jatuh cinta memang sih sepiring berdua serasa makan di restoran perancis hehehe (apalagi kalau suap-suapan yah …uhuyyyy)
So? romantis menurut kamu seperti apa sih? Kasih ide dong…. siapa tahu bisa jadi masukan untuk yang lagi “cari” atau “sedang penjajakan” dan dipraktekin tuh 🙂
NB: Satu hal yang tadi membuat aku kaget, adalah waktu aku menurunkan Kai dari sepeda, ternyata AKU LUPA MEMASANGKAN SEAT BELT … duhhh bahaya amat…. untung tidak apa-apa.