Maternity Blue

26 Okt

BUKAN…. bukan saya! Hehhee… Saya hanya mau bercerita tentang seorang teman yang sedang hamil , dan saya sudah minta ijin darinya untuk menuliskannya di blog.

Saya berkata padanya bahwa dia sedang mengalami “Maternity Blue”. Padahal sebetulnya “Maternity Blue” merefer pada kondisi depresi sesudah bersalin  atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Postnatal Depression. Karena dia dalam keadaan hamil, seharusnya disebut Prenatal Depression. Nah, cerita mengenai Postnatal Depression sering ditemui, tapi ternyata untuk Prenatalnya itu jarang (mungkin si ibu sudah melupakan kondisinya waktu hamil, dan lebih konsentrasi pada sesudah melahirkannya).

Kalau postnatal, memang sering seorang ibu mengalaminya. Apalagi anak pertama. Kondisi dia harus merawat bayi 24 jam sehari, capek, tidak bisa tidur karena setiap 2-3 jam si bayi bangun menangis dan minta menyusu, cucian bertumpuk, tidak bisa jalan-jalan sesukanya tanpa membawa si bayi. Belum lagi kalau di bayi menangis terus tanpa henti, tidak diketahui penyebabnya. Rasanya pengen jambak rambut sendiri dan lari. Tapi believe me, kondisi bayi sampai usia 1 tahun merupakan masa yang masih bisa dinikmati tanpa harus terus menerus bersama si bayi. Kita masih punya waktu yang cukup lama untuk mengurus diri selama si bayi tidur (yang cukup lama dan sering), karena seiring dengan pertumbuhan bayi, waktu tidur mereka berkurang…sehingga sulit sekali bisa melakukan sesuatu secara terpadu. Well, setiap masa sebetulnya mempunyai romantika tersendiri.

Tapi se -stress bagaimanapun sesudah bersalin, masih bisa dihibur dengan kehadiran si bayi sendiri. Kita masih bisa memandangi bayi yang lucu dan lembut, harum baunya itu. Tapi …..sebelum melahirkan? Adanya cuma kita sendiri! Si perempuan hamil, dengan perut besar, susah berjalan, tidak boleh makan dan minum sembarangan, belum lagi kalau merasa mual terus-menerus, tidak bisa cium bau ini itu…. semuanya harus dihadapi sendiri! Suami? ada tentu saja, tapi kan tidak di sebelah kita terus-terusan.

Nah, Temanku ini baru menikah 1,5 tahun dan tinggal di Jepang. Dulu di Jakarta dia bekerja dan selalu sibuk setiap harinya. Di Jepang? kalau tidak bekerja maka waktu seakan berdetik lambaaaaat sekali. Ditambah tidak begitu mengerti bahasanya.Saya perkirakan karena kesepiannya itu dia mengalami prenatal depression yang cukup parah. Ya, dia sampai menuduh suaminya selingkuh karena menemukan nama perempuan di HP nya.

Jadi, HP di Jepang, kalau memakai bahasa Jepang, sudah ada alternatif pilihan kata-kata yang akan dipakai. Semisal kita mau menuliskan arigato dengan hiragana, maka wakti kita mengetik ari…maka akan keluarlah alternatif arigato atau arimasu, arimasen…. kita tinggal pilih saja.  Kemudian jika kita satu kali menulis kata yang tidak ada di kamusnya HP itu, maka kata itu akan terekam. Misalnya sekali saya tuliskan imelda, maka akan timbul selalu sebagai alternatif waktu aku ketik i. Ini berguna untuk menyingkat waktu.

Kebetulan dia iseng mengetik kemungkinan nama-nama perempuan… nah keluarlah satu nama Fumiko. Langsung dia cecar suaminya…siapa ini? bla bla bla…. dan akhirnya dia sempat “ngabur” dari rumah sampai larut malam. Bingung deh suaminya nyari kemana-mana. Dan dia curhat padaku, dan mengatakan, “Mbak…. apa aku gila ya?”

Lalu aku mengatakan bahwa dia tidak gila…sumbernya cuma satu yaitu kesepian dan menjadi parah karena memang seorang ibu hamil lebih labil. Banyak faktor psikis yang membuatnya lebih labil. Mudah-mudahan sekarang dia sudah “tidak gila” lagi, dan bisa mengusahakan supaya tidak kesepian. (Nah, susah kan menjadi seorang ibu tuh….)

Sebagai tambahan dia cerita ke aku, bahwa dia pernah lupa tidak sengaja memasukkan HP suaminya ke dalam mesin cuci, tercuci dan rusak… Dan suaminya tidak marah (baik kan?) . Tapi dia bilang, “Mbak aku lebih baik dia marah, soalnya aku selalu dimarahin ibuku kalau salah. Kalau tidak dimarahi rasanya gimana gitu.” hehehe ….ada-ada saja kan. Tapi ya gitu deh, komunikasi akhirnya merupakan kata kunci.

Apakah aku pernah prenatal depression seperti dia? Ooooh pernah juga. Cuma sejak aku tahu aku hamil dan tidak bisa pulang kampung, aku mulai chatting dan menemukan teman-teman di dunia maya. Berasa seperti pulang kampung deh.  Waktu di YM bisa membuat room sendiri, bisa nyanyi-nyanyi, pasang musik, bahkan sampai buka kelas bahasa Jepang! Jadi soal depresi ngga terlalu menjadi masalah untukku. Dan aku memang masih bekerja terussss…

Tapi aku juga pernah melakukan “kebodohan” besar yang setara dengan mencuci HP hehehe. Begini ceritanya….

Aku masih bekerja terus 4 hari seminggu sampai kehamilan berusia 7 bulan. Jadi kadang aku tidak sempat bebenah dan mencuci baju. Apalagi sudah sulit bergerak dengan perut gendut. Jadi begitu  week end, aku rajin deh membersihkan rumah dan mencuci pakaian.  Nah, tiba deh Sabtu yang naas itu.

Karena aku environmentalis (cihuy) … jadi aku memakai sebuah alat yang namanya Bath Pump. Alat ini bisa menyedot air yang ada di bak mandi untuk direcycle dipindahkan ke mesin cuci melalui pipa yang tersambung dengan mesin kecil itu. Kalau mau gampang dan pakai cara primitif sih, cukup pakai ember, pindahin air dari bak ke dalam mesin cuci. Tapi aku hamil dan tidak boleh angkat berat-berat, jadi pakai alat itu. Seperti biasanya aku tinggalkan saja menyala, sambil mengerjakan yang lain, kemudian untuk beberapa wkatu aku akan kembali untuk matikan dan mulai menyalakan mesin cuci.

Tapi pagi itu aku lupa! Sering sih lupa tapi sebentar,  pagi itu aku bercakap-cakap di telepon dengan adikku (dia sebel juga sih seakan dijadikan penyebab kecelakaan itu). Jadi cukup lama sekitar setengah jam, aku tidak perhatikan ternyata selang yang seharusnya masuk ke dalam mesin cuci itu meleset dan jatuh ke lantai. Jadilah seluruh lantai banjir, dan baru kusadari waktu aku lihat air itu sudah sampai di dekat dapur! Ya ampun. …..

Cepat-cepat aku matikan mesin, tapi terlambat! Sudah terlalu banyak air di luar. Dan yang menjadi masalah…. aku tidak bisa mengepel. Wong untuk membungkuk saja susah, apalagi ngepel! Jadi aku cepat-cepat membangunkan Gen, untuk membantu aku mengepel.  Tapi sayangnya suamiku itu tidak bisa langsung ON kalau dibangunkan. Pasti butuh waktu satu jam dulu baru bisa “mengumpulkan nyawa”… bangun, ngerokok, ngelamun, ngerokok, minum kopi… lewat satu jam baru ok! start!.

Padahal itu kondisi kritis. Kalau tidak cepat-cepat dipel, bisa meresap ke lantai bawah (kami di lantai 4). Aku bilang, pakai saja handuk-handuk (yang cukup banyak itu)… tapi dia bilang…kotor masak handuk untuk ngepel! Loh? Kan ntar dicuci… lagipula bukan ngepel banget, hanya menyerap air yang banyak itu dan membuangnya ke kamar mandi. Dia maunya pakai koran. Aduh mak, koran kan lamaaaaaa….Kalau aku bisa jongkok mengepel, aku akan kerjakan itu sendiri, lebih cepat malah! Dalam hati aku kesal sekali, tapi … ya itu salah aku, kok dia yang harus kerjakan ….

OK, akhirnya setelah beberapa waktu banjir berhasil diatasi. Keringlah lantai kami. Lalu… “ting tong….”

“Ya …”
“Saya penghuni kamar di bawah…. di situ sedang banjir ya?”
“Eh… tadi iya, sekarang sih sudah kering”
“Ya tapi sekarang di kamar kami jadi bocor”
wahhhhh…akhirnya Gen pergi melihat ke kamar di bawah. Terrible!

Dari sela-sela langit-langit terdapat rembesan bocoran. Di kamar tamunya sofa sampai basah kena tetesan air. Pokoknya gawat deh. Kami langsung menelepon maintanance apartemen, dan segala perbaikan dilakukan oleh pihak perusahaan. Untung kami membayar asuransi jadi semua biaya ditutup oleh asuransi. Cuma malunya itu tidak bisa dihapus begitu saja. Gen membawa kue dan mendatangi mereka untuk minta maaf. Juga minta maaf karena aku tidak datang. Ya aku tidak datang karena perut mulai kram dan sulit jalan.

Tapi dari peristiwa itu aku juga tahu bahwa memang kita tidak bisa mengharapkan orang lain melakukan pekerjaan dengan langkah yang sama seperti kita. Jalan pemikiran orang itu lain-lain dan untuk itu perlu didiskusikan sebaiknya bagaimana. Seandainya aku pakai handuk-handuk yang ada dan berkata, “Ok kita buang saja semua handuk-handuk itu kalau sudah selesai”, mungkin kerugian tidak terlalu besar, atau malah tidak menyebabkan bocor pada tetangga di bawah. Apa yang kita bayangkan tidak akan bisa dimengerti tanpa adanya komunikasi. Dan ini berlaku untuk semua aspek kehidupan. Aku memang dulu pendiam, Gen juga sama. Jadi lebih banyak pakai telepati untuk bicara (uhuy) …. iya kalau pas sama yang dipikirkan. Kalau tidak? bisa runyam deh.

Karena itu bicaralah kalau ada pemikiran, masalah atau uneg-uneg. Karena kita tetaplah manusia yang punya perasaan dan pikiran dan kadang perasaan lebih dominan dari pikiran yang logik. Dan to tell you the truth… aku banyak belajar mendefinisikan pemikiranku dengan menulis di blog! So… keep on blogging deh teman-teman. Tentu saja yang sehat ya! heheheh.

Mau kasih tahu juga bahwa aku dapat award 500post dari Fanda. Aku tidak tahu harus diapakan award ini. Katanya sih harus diberikan pada blogger yang jumlah postingannya sudah 500. Nah…. karena saya tidak tahu berapa jumlah postingan teman-teman, harap lapor ya! Sambil menjadi PR juga bagi saya untuk mencari teman blogger yang sudah 500 postingannya.

Buat temanku yang sedang hamil yang menjadi inspirasi tulisan ini, sabar sabar aja yah. Jangan curigaan, dan komunikasikan terus dengan suami. Aku juga pernah bertindak bodoh menyebabkan banjir yang mahal. Tapi ya nikmati saja kehamilan kamu. Apalagi kalau si janin sudah mulai bergerak…lucu deh… bentuk perut kamu bisa mencang mencong hhihihi. (Ada tuh foto perut mencang mencong, ntar aku kasih liat yah …soalnya ngga bisa dipasang di sini 🙂 ) Dan aku juga siap kok jadi marriage counselor untuk kamu hahaha.

2 minggu sebelum melahirkan Riku bersama papa, mama, kiyoko dan tina adikku
11-02-2003, 2 minggu sebelum melahirkan Riku bersama papa, mama, kiyoko dan tina adikku

67 Replies to “Maternity Blue

  1. wahhhhhhhh…bicarain hamil mbak…maap2 aku blom tau rasanya 😀
    secara aku kan blom pernah hamil, tapi kata mamaku walaupun tersiksa menyenangkan.

    bisa dibayangkan mamaku mengerjakan semuanya sampai dia hamil 8 pulan tanpa pembantu dan merawan anak2nya yg masih kecil2 *ini waktu hamil si bunsu* walahhh repot bener mbak.
    .-= Ria´s last blog ..Opsss…. =-.

  2. jadi lucu membayangkan seberapa gemesnya mbak imel nungguin om Gen ON dulu sebelum mengepel lantai itu…hahahaha…manalah hamil pula pasti saat itu gemes banget ya mbak 😛
    .-= Ria´s last blog ..Opsss…. =-.

  3. Hwahahaha…*maaf* Aku geli bgt waktu baca dibagian air yg merembessss. Mestinya pake handuk lebih cepat resap dan Mbak Imel tinggal lempar handuk ke lantai trus injak-injak… tapi ngebayangin handuk empuk-wanginya Mbak Imel (di postingan ttg handuk) dan mesti dibuang huhu.. sayang euy!

    Yang sering aku ingatkan kpd teman2 yg lagi hamil dan mengalami MB; Kehamilan itu anugrah dan bukan penyakit, dibawa santai biar gak tegang. Waktu hamil dulu aku masih ngantor, jadi memang waktu terasa lebih ‘cepat’. Nice posting Mbak, Semoga menjadi penyemangat buat teman Mbak yg lagi MB…
    .-= henny´s last blog ..Tadi pagi kepala kejedut papan reklame yang dipasang terlalu rendah… Aduduh sakit dan malu bukan kepalang… Masih cenut-cenut sekarang >.< =-.

  4. ternyata si ibu juga bisa melakukan hl itu 🙂
    kadang kebodohan bisa menimpa siapa saja …
    dan cobalah menertawakan sendiri kebodohan tsb, siap2 mental jika nantinya cerita ada yang berkomentar 🙂
    tapi salut ama ibu imelda nih … 🙂
    btw itu anak yg mana yak ?!?
    .-= afwan auliyar´s last blog ..web 2.0 dan guru 2.0 =-.

  5. Maternity Blue? saya pernah mengalami di kehamilan yg kedua. Jarak yang cukup dekat dengan anak pertama membuat saya terserang depresi kecil. Untunglah saya memiliki suami yang sangat bertanggungjawab dan keluarga yang hangat, sehingga semua ketegangan itu bisa diatasi dengan penuh kegembiraan.

    Salam untuk teman Mbak Imel yang sedang hamil ya? Semoga selalu sehat, dan bisa mengatasi perasaannya dengan baik, supaya kehamlannya pun sehat. Amin
    .-= Riris E´s last blog ..Liputan Tentang Diri Sendiri, 10 Oktober =-.

  6. kenapa ya, tulisan neechan seakan memberi nasehat pas aku lagi ada masalah…kaya ngomong secara nggak langsung…padahal pas baca awalnya aku pikir, ini tentang kehamilan…tapi pas baca bawahnya…tentang mengkomunikasikan pikiran dan uneg2…

    Seakan kena sentil….
    .-= wita´s last blog ..Tentang Servis =-.

  7. Aaahhh…. cerita ini koq aku banget ya? Aku juga lagi hamil anak pertama, dan jadi over sensitive! Inikah maternity blue? hahaha…

    Siap2 ya mbak, kalau aku datang curhat.. hihihi.

  8. weleh, maternity blue —> ngalamin tuh waktu hamil anak ketiga kemarin 😀
    tapi ngak sampai curiga sama suami, lebih kearah menyesali diri.
    Bener mbak Imel, nikmati kehamilan apalagi kalau udah melahirkan seperti saya, lihat anaknya lucu banget, jadi nyesel deh kenapa dulu sering berkeluh kesah 😀

    miss you mbak dan lama ngak main ke blog ini, maafkan 🙂

  9. Soal wanita hamil lewat dulu, belum punya ilmunya 🙂

    Kalo setiap pasangan saling terbuka dan selalu membicarakan baik2 kalo ada masalah, ku yakin jumlah perceraian bisa ditekan.. 😉

    Tulisan yg mencerahkan mbak..

    • Kalau kamu juiga berkomunikasi lancar dengan Skunyos dan Hagy…

      pasti deh aku kadoin benih pohon lagi 😛 pelit gak pernah kirim stiker 😛
      *maaf mbak, kita ngomongin petso hehehehe

      Anw artikle mbak EM selalu mencerahkan ya Ta 🙂
      Secerah langit merah kmrn, betul mbak? hehehe

      *mumpung ada koneksi, hajar bleh komen2nya hehehe
      .-= Eka Situmorang-SIr´s last blog ..Syukurku PadaMU =-.

  10. hmm,,kenapa ya mba orang hamil jadi lebih sensitif..?? apakah sensitifnya sama kalo sedang PMS,,
    duhh gimana kalo aku hamil ya..?? kesehariannya aja uda sensitif kyk kulit bayi,hehehe..

    wah kalo aku curhat siap menampung donk ya,,hihih (PeDe bener ya..!!)

    By the way cerita Gen san yg kalo bangun bth 1jam untuk ngumpulin nyawa,,lucu buanget,,hahhahaha..kalo ada kebakaran,keburu angus yaaa,,(ihhh amit2 jabang baby,,*sambil ketok2 meja,,*)

  11. Komunikasi emang ternyata penting yah… Hihihi… *sambil ga percaya ngebayangin mba Imel yg pendiem…* 😀
    .-= mangkum´s last blog ..Matsuri Ga Pake Hanabi =-.

  12. Dari buku yang aku baca waktu hamil….clumsiness, pelupa, bad mood, dan kawan-kawannya itu emang side effect kehamilan. Dan aku ngalamin juga yang model-model begituan, and juga sempet bikin ngga enak hati coz waktu lagi hamil itu aku pernah numpahin sampel penelitian orang hasil eksperimen berjam-jam…hihi…

    Tapi perut mencang-mencong itu ngangenin ya mbak…lucu… :p

  13. Dulu saya dan istri pertama kali denger bahwa ada “post-natal depression” sempat nggak percaya lho … Mungkin kita terbiasa menerima hal apapun sebagaimana adanya saja, kalau punya bayi trus jadi capek dll. itu biasa, sementara buat orang lain mungkin sudah jadi beban, stress bahkan depresi … Apalagi bagi kami yg sudah nunggu 7 tahun, hampir 8 tahun, itu adalah anugrah yg tak terkira …
    .-= Oemar Bakrie´s last blog ..Kunjungan ke Curtin University of Technology =-.

  14. Pokok nya setiap kali aku lihat wanita yang sedang hamil pasti CANTIK!!! entah kenapa lihat muka nya yang bersinar cerah, bentuk tubuhnya yang tambah montok.hehehehehe…

    Padahal belum pernah merasakan hamil, jadi mbak kalau aku lihat wanita hamil mesti usap2 perut ku sendiri sambil bilang pengeeennnn…….

  15. hmmm… jadi mikir, besok kira2 klo aku hamil kaya apa ya? tapi emang bener tuh mbak, kadang kita pas minta tolong orang lain utk ngerjakan sesuatu suka nggak sesuai dg cara kita. jadi rasanya gemes deh.
    .-= krismariana´s last blog .. =-.

  16. salam.. kenal

    perkenalkan saya dila

    bloger baru… mau berteman dengan yang punya blog yang satu ini

    semoga mbak yang di sana mengizinkannya…^_^

  17. hihihi.. saya belom pernah hamil sih, jadi gak tau maternity blues..

    Btw.. itu Gen-san beneran parah telminya kalo dibangunin??
    saya sih telminya cuma 15 menit … jadi kalo ada kebakaran masih lumayan angusnya.. 🙂
    .-= kartiko´s last blog ..14 TAHUN =-.

  18. waktu luang (masa kosong) itu memang berbahaya bila tidak pintar menyikapinya. ada banyak pasangan yang berantakan, hanya gara-gara salah satunya tiba-tiba menjadi “orang rumahan”, alias tidak bekerja. apalagi bila masa kosong itu ditambah dengan kehamilan. barangkali, tema nechan itu kudu mencari kesibukan yang tak menjemukan. pengalaman nechan waktu hamil dulu sepertinya baik untuk dikerjakannya…

    soal “kecelakaan” itu, aku cuma mau bilang: itu indah untuk dikenang dan tidak dilakukan lagi, hehehe… 😀

  19. buset repot amat jadi wanita hamil

    untung aku laki2 jadi ga mungkin hamil he…he…he…

    tapi kepikiran juga gimana ya susahnya ibuku saat ngandung
    nb: salam kenal
    dozo yoroisiku onegaisimas(betul ga sih?)

  20. Aduh mbak Imel dan Oom Gen dulunya sama-sama pendiam? Wah it’s hard to believe, karena contoh yang umu kulihat adalah, jika salah satu pendiam maka pasangannya kebalikannya.

    Tentang hamilnya sendiri? I don’t have idea, tapi bisa membayangkan segenap penderitaan ibu-ibu yang sedang hamil.. *makanya Yoga, yang hormat dan patuh pada Ibumu 🙂 *

  21. Jadi inget nyokap nih, yang sudah membesarkan aku dalam kandungannya, terbayang betapa repotnya jaman dulu ketika setelah melahirkan banyak darah tersebar di kaen batik. (batik boooo) darahnya tersebar dimana-mana terus nyiapin makan ini dan itu untuk keluarga. pasti sakitnya luar biasa, letihnya iya… Terbayang betapa kecewanya kasih ibu ketika anaknya tidak berhasil menjadi pribadi yang tangguh.

    Terbayang lagi istri, aku jadi sadar, peran kalian ternyata cukup berat yaaaa… kemaren aku nggak sempet nyuciin bekas melahirkan karena diwakilkan mesin cuci. hihhiih… (maafin guwe darling)

    Terakhir nih…
    Sekarang kalau hamil lagi penampilan mirip photo yang dibawah itu nggak yak? aha aha.. Mauuuuuuuuu??? silahkan dicoba aha aha
    .-= pakde´s last blog ..Bersyukurlah pakDE! =-.

  22. Mel, si Joyce juga kurang lebih mengalami yang sama…
    Ternyata masa kehamilan memang masa yang sangat labil ya, nggak cuma fisik tapi juga emosi 🙂 Aku belajar banyak (dan belum lulus-lulus hahaha)…

    Btw, itu foto kamu sebelum melahirkan Riku kok mukanya nggak berubah ya dengan sekarang? Maksudku, seperti tak ada perbedaan antara kamu hamil dan tidak 🙂 Si Joyce, kata orang-orang parasnya jadi beda, meski kataku sih sama saja.. atau barangkali karena aku ketemu dia tiap hari ya? 🙂
    .-= DV´s last blog ..Syukur Melebihi Kemenangan =-.

  23. Tapi dari peristiwa itu aku juga tahu bahwa memang kita tidak bisa mengharapkan orang lain melakukan pekerjaan dengan langkah yang sama seperti kita.

    Kadang ini bikin frustasi! 😀 hahahha kebayang awal2 married banyak bener cara yg beda tapi ya kuncinya komunikasi. hehehe

    Horeeeee… kalo aku sungkan nanya2 sama ortu jika nanti hamil aku tau bisa tanya ke mbak deh 😉 hehehe

    Peluk mbak Em aaaah 😉 hehehe
    .-= Eka Situmorang-SIr´s last blog ..Syukurku PadaMU =-.

  24. berarti Ibu hamil itu labil bgt yah..??? butuh perjuangan yg tidak mudah untuk mengandung 9 bulan… tidak salah kalo ibu adalah inspirasi perjuangan untuk kita…

    salam, ^_^
    .-= Didien®´s last blog ..81 Tahoen Soempah Pemoeda =-.

  25. Wah, kasian ya ibu hamil. Ada2 saja gangguannya.
    Yup, menulis memang dapat disamakan dengan curhat. Rasanya lepas gitu.
    Barusan aku menulis Ajip, eh plong rasanya. Padahal kemarin2, setelah baca buku 1200 halaman, banyak yang berkecamuk di kepala. Rasanya pengen dikeluarkan. Jadi, meski tulisannya cuma tiga halaman, tapi lumayan bisa ngurangi beban di kepala. Walaupun belum semua keluar sih…

  26. Temenku juga mengalami Maternity Blues, Sis. Hal ini dipicu karena dia diharuskan melahirkan normal *anak pertamanya caesar*. Dia harus melahirkan normal untuk menekan biaya, jadi ya kalau bisa sih HARUS normal.

    Dia takut.. jangan2 sungsang.
    Dia takut.. jangan2 nanti bayinya terlalu besar.
    Dia takut…jangan2 nanti harus operasi caesar.

    Akibatnya? Dia jadi senewen terus… Lebih2 dia membayangkan betapa sakitnya harus mengejan sendiri, dan membayangkan perihnya mulut vagina yang robek… Aw! Yang ironisnya, dia juga sempat melihat tayangan di Discover Channel tentang persalinan normal… Duh, makin tersiksa aja dia.

    Jadi,
    Blues seperti ini memang sering terjadi, rupanya. Nah, masalahnya, aku bakal kena blues juga nggak, ya? *cari suami dulu, baru mikirin bluesnya! ehehehehe*
    .-= Lala´s last blog ..Mister H; Angel & Demon =-.

  27. yang tertulis ternyata sebuah kenyataan yang banyak dan sering di alamai oleh sebagian ibu dan calon ibu mendekati kelahiran putrannya serta setelah melahirkan yang mbak imelda tuturkan itulah yang sering menghantui benar sekali tak jarang mereka menjadi pencemburu yang luar biasa ……
    oh iya mbak Jangankan Ngepel yang kebanjiran seperti itu orang hamil untuk melihat jari kakinya saat berdiri aja susah wakakakakakakakaka
    .-= genthokelir´s last blog ..Selamat Jalan Ndoro =-.

  28. ealah… gitu toh ??
    pantesan aja istriku jadi sensitif n gampang tersinggung sama omongan orang (apalagi di FB). Mungkin karena sekarang lagi terpisah dan sendirian di rmh cuma ditemani mertua.. kasian juga sih ngeliat dia marah-marah terus, tapi saya juga ikutan marah jadinya 🙂
    kayaknya sekarang harus lebih banyak ditemenin dan sering2 ngajak ngobrol nih.. tks utk infonya mbak 🙂

  29. wah.. pas banget tan.. saya baru aja nulis tentang komunikasi (pdhl belum main ke sini waktu nulis itu)..

    iya lah tanteeee, kebayyaaaang. mungkin seperti itu rasanya ibu waktu nyuruh2 aku, hehehe.. (maaf ya ibu.. :D)
    aku juga agak lama on-nya..
    abis kayanya tante imel sigap banget sih, aku jadi kaya liat ibu ke-dua 😀
    .-= narpen´s last blog ..Membaca pikiran =-.

  30. Bersyukurlah punya teman seperti Imelda yang siap membantu. Betul, perasaan orang memang berbeda, dan kadang sebetulnya mungkin karena kesepian dan tak ada yang bisa diajak mengobrol. Dengan mendengarkan keluhan dia, tanpa memberikan jalan keluarpun, terkadang dia sudah tenang
    .-= edratna´s last blog ..PCSM =-.

  31. Hehehe pas aku lagi hamil sekarang 7 bulan, dari postingan diatas ada beberapa pesan yang aku serap :
    1. Tidak ada pembantu di Jepang
    2. Curiga iya tapi ga sampe seperti yang diungkap itu hihi
    3. Komunikasi, persis, kalo ga ada masalah ga keluar uneg uneg 😀 , masalahnya bukan di kandunganku tapi di aku sendiri, “Aku gak sayang sama mama papa………………”
    4. Hamil memang menyenangkan 🙂 gerakanya kesana kemari dan harus sabar

    Menyenangkan membacanya mbak Imel, dan dapat nasehat juga tentunya:)

  32. baru tau tnyata ada juga prenatal depression ini ya mba… biasanya yang aku dengar pasca melahirkan… perasaan sedih, sepi, sendiri sbg pemicunya yaa… intinya, kalo lagi hamil (smp melahirkan) harus dibawa senang trs perasaannya, melakukan apapun yg bikin kita jadi senang dan lupa sama sedihnya 🙂

    Ya selama 9 bulan kan tidak bisa smooth terus sepanjang hari 270 hari mulus dan senyum terus. Pengaruh hormon juga banyak kok
    EM

  33. salam kenal mba… ^^ aduuh saya ktinggalan bgt niih dng postingan yg mnurut saya sarat akan pngetahuan sptar kehamilan (karna saya blom pernah pregnant) dan lucu…. kisah banjirnya mba bener kenangan indah dan unik u/dcritakan kembali…. ^^

    salam kenal ya…

  34. Mbak EM, salam kenal…
    sy br buka2 blog mbak, eh nemu posting ini. sepertinya sy hrs siap2 menghadapi sindrom ini hehehehe. terima kasih utk postingnya mbak…sy bisa aware dr awal 🙂

  35. iya ini mbak,,sekarang saya juga sedang hamil tua,,, waiting that day ceritanya…. bawaannya memang senditif mbak,,suami perhatian banget juga kayak ga kelihatan di mata kita,,orang lain juga kelihatan menyeramkan,,kata-katanya yang biasanya mesti menyakitkan namun tetap tegar,,kini kalo dia berkata langsung dech masuk kamar dan nangis,,,,mellow banget dech mbakkk,,,tapi menyenangkan saat bicara sama baby di perut,, (kayak orang gila ga ya??” bilang ama dia,,baby sabar ya jangan gerak mulu,,ntra tali pusarnya melilit,,atau adik posisinya dibenerin ya,,biar kepalanya pas di bawah,, (USG pertama kali sungsang soalnya,,,)

Tinggalkan Balasan ke Eka Situmorang-Sir Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *