Oleh-oleh dari Rumah Sakit

23 Okt

Weleh emang selain obat dan penyakit, Rumah Sakit bisa kasih oleh-oleh apa? Ya, hari ini  saya mau menuliskan sesuatu yang saya dapatkan dari Rumah Sakit.

Setiap Rumah Sakit (bahkan Puskesmas) di sini, untuk bagian anak pasti menyediakan sebuah rak buku. Kadang ada yang menyediakan ruang untuk bermain, kalau memungkinkan, tapi kalau Rumah Sakit yang sempit paling sedikit ada satu rak buku berisi bermacam-macam picture book. Nah, saya senang membacakan bermacam-macam Picture Book kepada anak-anak saya, sambil melihat judul-judul yang ada. Wahhh memang Jepang surganya Picture Book deh, segala topik bisa dijadikan buku bergambar.

Saya memang pernah membaca dari jurnal mengenai Picture Book, tentang macam-macam  tema PB dari untuk anak-anak sampai orang dewasa. Dan saya rasa tema-tema yang amat sederhana untuk anak-anak itu menarik sekali. Sesuatu yang jorok atau tabu dibicarakan di Indonesia bisa dikemas menjadi menarik, dan di dalamnya diselipkan “pengetahuan” yang pasti tidak akan bisa masuk kepala jika diberikan di kelas. Karena diberikan dalam PB, bisa langsung dimengerti. Misalnya karena pernah membaca buku Kasabuta, Riku tahu kenapa keropeng itu terbentuk dan menjelaskannya pada saya setiap dia jatuh.

Inilah buku-buku Picture Book yang pernah saya temukan di Rumah Sakit selama menunggu giliran.(Baik yang kemarin waktu ke RS maupun yang dulu-dulu yang pernah saya rekam dalam kamera HP saya)

PB berjudul Hana no ana no hanashi, Cerita tentang Lubang Hidung, karangan Yagyu Genichiro. Dipenuhi dengan gambar yang lucu dan menarik, dan juga dijelaskan bagaimana terjadinya kotoran hidung atau upil.

PB hahaha no hanashi, “Cerita mengenai Gigi“, karangan Kako Satoshi. Seorang penulis Picture Book, yang pernah saya bahas dalam postingan “Anda Tahu PLTA Cirata“. Apa yang menyebabkan gigi berlubang dan sakit dijelaskan dalam gambar sehingga mudah dicerna oleh anak-anak.

Kedua Picture Book di atas mungkin masih “sopan”. Nah berikut tema yang mungkin akan dibilang…. iiiih imelda jorooookkk. hehhee Tapi manusiawi sekali, dan dengan bantuan PB ini malah orang tua akan mudah menjelaskan pada anak-anak.

Picture Book terjemahan dari bahasa Jerman, judul bahasa Jepangnya, Unchi shitanowa dareyo, “Siapa yang Berak”. Dengan buku ini, anak-anak bisa tahu bagaimana bentuk kotoran binatang yang berbeda-beda tentunya. Karena biasanya anak-anak tidak ada kesempatan melihat kotoran hewan secara langsung kan? Saya ingat dulu kalau minum jamu pil yang harus diminum 10 biji sekaligus, pasti ingat kotorannya kambing deh.

Buku ini masih membicarakan soal kotoran, tapi digambar asli oleh orang Jepang yang bernama Gomi Taro, seorang penulis PB yang terkenal. Buku yang berjudul Minna Unchi (1977), “Semua berak” itu sudah diterjemahkan dalam banyak bahasa. Ya, buang air memang wajar dilakukan semua orang dan binatang.

Sebuah Picture Book lagi dengan tema ‘jorok’ karangan Cho Shinta berjudul ONARA, “Kentut”. Saya sudah lupa isinya bagaimana tapi cukup menarik.

Sayang saya belum bertemu PB tentang “kencing” karena ternyata waktu saya browsing, ada sekitar 60 buku yang menceritakan tentang membuang kotoran, tapi terbanyak memang mengenai buang air besar. BAK nya sedikit. Padahal saya pikir perlu sekali. Saya ingat, waktu toilet training untuk Riku, amat sulit. Karena dia melihat saya ke WC duduk…jadi sampai umur 3 tahun dia selalu duduk di wc rumah. Nah karena akan masuk TK di usia 4, saya buru-buru memberitahukan dia bahwa laki-laki harus berdiri, dan sambil memarahi papanya, menyuruh papanya mengajarkan cara kencing ala laki-laki yang benar. Kelihatannya sepele, tapi hal ini penting loh.

Jadi hampir tidak ada tabu dalam picture book di Jepang, semua bisa menjadi  bahan untuk menulis PB. Saya tidak tahu apakah di Indonesia ada pengarang PB yang berani menulis hal-hal seperti ini. Kalau terjemahan mungkin ada ya….

Jadi bumi diciptakan Tuhan dan manusia pertama adalah Adam dan Hawa....
Jadi bumi diciptakan Tuhan dan manusia pertama adalah Adam dan Hawa....

Nah, posting hari ini saya tutup dengan foto Kai yang membacakan buku untuk Riku. Biasanya kebalikan kan? Tapi tadi pagi waktu saya menyuruh Riku ke sekolah, dia masih mengeluh persendian sakit, dan sempat muntah karena batuk. Yah terpaksa saya meliburkan dia lagi, daripada dia belum sembuh benar ke sekolah dan menerima virus influenza. Malah lebih gawat lagi deh. Dan dengan demikian saya juga terpaksa minta ijin tidak mengajar hari ini (untung kemarin universitasnya yang libur karena ulang tahun pendirian Univ Waseda, jadi tidak perlu minta ijin). Saya kasih tahu Kai, “Kakak sakit, musti bobo”. Lalu dia mengambil buku (dan lucunya kenapa ambil Bible bergambar dan tebal hihihi) lalu dia membacakan untuk Riku. Bunyinya, ” Aaa u u u aa ooo ….. ” Jelas saja, dia belum bisa baca kok. Lagaknya aja tuh ….hihihihi.

Riku juga baik mau mendengarkan celoteh Kai yang tidak keruan
Riku juga baik mau mendengarkan celoteh Kai yang tidak keruan

44 Replies to “Oleh-oleh dari Rumah Sakit

  1. hihihihihihihi…lucu juga kai berlaga bisa baca cerita buat kakaknya… :mrgreen:
    sayangnya di Indonesia masih jarang PB yg rada jorok gitu, mgkin krn mereka terbiasa belajar dari lingkungannya….
    semoga lekas sehat ya buat Riku… 🙂

    salam, ^_^
    .-= Didien®´s last blog ..Tips Menghindari Hipnotis =-.

    Ya mungkin karena anak Indonesia dibiarkan bermain di luar, jadi mereka bisa belajar dari lingkungan ya.

    EM

  2. kapan² beli PB ah…buat belajar bercerita utk anak² :mrgreen:
    .-= d-Gadget™´s last blog ..LG-GW300 Ramaikan Ponsel QWERTY =-.

    bahasa Jepang?
    EM

  3. Serunya….
    Kalo Put ada di Rumah sakit itu..kayaknya Put bakal betah, deh, mbak…
    Soalnya ada banyak buku cerita..he..he..

    Aku juga betah Put …kalau sendiri. Anak-anak mana tahan disuruh nunggu satu jam hanya dengan buku aja hihihi
    EM

  4. Belajar… pasti menyenangkan kalo dari PB!
    Lucu liat foto Riku & Kai… *makasih adik Kai udah mau ‘bacain’ cerita buat abang Riku!!*

    Betul henny…menyenangkan. Dan apa salahnya kalau semua pelajaran itu menyenangkan?

    NB : dapat salam dan sun dari Kai
    EM

  5. Bikin adik buat Flo ah.. biar bisa kayak Riku dan Kai.. :mrgreen:

    Btw, buku yang berjudul Minna Unchi (1977) itu, boleh dibahas di postingan tuh mbak..
    Nggak kok.. nggak kudu sekarang.. hihihi..
    Besok aja ya 😀
    .-= p u a k™´s last blog ..Upik abu seminggu.. =-.

    BIKIN!!!! segera!!! hihihi
    Tapi emang aku merasa jarak 3-4 tahun itu bagus kok untuk buat anak lagi, karena si sulung maish bisa dikendalikan, tapi juga sudah bisa sedikit-sedikit membantu.

    Weleh suka buku itu ya? Nanti deh kalau ada aku bahas ya…

    EM

  6. ..orang jepang emang jago bgt gambar..

    Gawat juga ya kalo ampek gede Riku pie-nya duduk hihi..

    Masak karena dia orang Jepang dia jago gambar? Aku rasa lebih karena orang Jepang bisa berkreasi. Nah itu kalau dilatih dari kecil aku yakin kok, orang Indonesia juga bisa berkreasi dan jago gambar.

    EM

  7. saya sih dulunya sering kalau ke dokter, atau ke klinik, pasti lebih suka menunggu lama, banyak majalah-majalah yang asik punya untuk dibaca disana(emang sih, tidak se edukatif yang di tempay mbak imel) namun senang sekali membaca majalah gratis(mungkin lebih senang membacanya daripada diperiksa dokter…)
    .-= aurora´s last blog ..ketika blogger sakit =-.

    Bagus dong kliniknya menyediakan buku/majalah. Asal jangan buku-buku picisan aja hehehe
    EM

  8. Sepertinya memang jarang ada buku yang membahas pup dan pee-pee di Indonesia, setidaknya aku belum pernah nemu…untuk buku terjemahan, yang pernah kulihat sih, kegiatan membersihkan tubuh sehari-hari, seperti mandi, gosok gigi, mencuci muka..tp “membersihkan diri” yang dua itu kok nggak ada ya…padahal penting tuh…

    Kai perhatian ya sama kakaknya, dan Riku, mau juga mendengarkan adiknya…semoga cepet sembuh ya….
    .-= nanaharmanto´s last blog ..Rambut Virgin =-.

    Bener Nana…. kegiatan alami manusia itu kan bukan termasuk tabu sebetulnya kalau bisa diajarkan secara benar dan edukatif.

    EM

  9. wah asik yah melihat suasana antara adik kakak yang beradu kemesraan saat sakit dengan membaca buku yang hehehehe lucu tentunya ya
    mudah mudahan riku lekas sembuh
    .-= genthokelir´s last blog ..Pariman Yang Terjungkal =-.

    Iya mas tok…kebetulan lagi rukun heheheh

    EM

  10. Aduh aku jadi penasaran ingin baca buku-buku itu. Tapi… pakai bahasa Jepang…. 🙁

    Mbak, Riku pas sakit tetap sabar ya? Haduh kalau aku sakit, maunya diam saja dan minta semua orang diam.

    Ah Yug, Riku nonton TV terus. Kalo ngga dipaksa tidur juga ngga tidur heheheh
    EM

  11. beberapa kali aku mengantar anak-anak ke dokter anak ataupun ruang perawatan anak, yang biasanya disediakan adalah mainan. jarang yang menyediakan buku. entah apa alasannya. barangkali mereka ambil jalan aman saja. kalau buku bakal gampang dirusak sama anak-anak. padahal, dengan membacakan buku sambil menunggu kayaknya jauh lebih menyenangkan dan mampu membuat anak-anak lengah dari sakitnya.

    karena itulah, kami selalu membawakan buku dari rumah kalau terpaksa membawa anak ke dokter atau rumah sakit…

    Soal buku gampang dirusak anak….ini juga perlu pengajaran dari orang ua, bahwa buku bukan untuk dirobek. Satu hal yang mengagumkan dari PB di Jepang, semua hard cover, sehingga PASTI tahan lama, kecuali dipaksa rusak. Saya pernah tulis juga di buku tentang mobil pemadam api Jeepta, bahwa buku PB waktu Gen kecil masih ada sampai sekarang…dan berarti sudah 35 tahun lebih.

    EM

  12. Mbak, di buku tentang upil itu, ada nggak cara mengupil yang ‘baik dan benar’? Hihihi …
    Saya maudong dibacain buku sama Kai, soalnya pasti langsung ngantuk, wong nggak tahu arti “aaaa uuu aaa ooo …” 😀
    .-= Tuti Nonka´s last blog ..Kencan =-.

    Emangnya cara mengupil yang benar bagaimana sih mbak? Ohhh aku tahu si Donny pernah menuliskannya hahahaha.

    Bukannya malah tidak bisa tidur mbak…dibacakan “aaaa uuu aaa ooo …” begitu?

    EM

  13. ah senangnya kalau berdua rukun gt 🙂
    bener2 pendidikan yg berbeda sekali 🙂
    .-= afwan auliyar´s last blog ..Blog – Twitter – Facebook, perubahan wajah web =-.

    Terima kasih om…
    EM

  14. Gambar gajah dari belakang itu mengingatkan saya waktu mahasiswa dulu ikut unit Pers Kampus bikin koran/buletin parodi. Karena saya nggak bisa gambar ya gambarnya gajah dari belakang, buletan gede ditambah 2 kaki + buntut, buletan kepala + telinga … beres deh … hehehe 🙂

    BTW, semoga Riku segera sembuh dan kembali beraktivitas ya …
    .-= Oemar Bakrie´s last blog ..Dollar Australia sama dengan Dollar Amerika ? =-.

  15. Kenapa ya mbak, kalau ditulis pakai bahasa Jepang PB seperti itu lucu & menarik untuk dibaca, tapi kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia, misalnya “kentut” atau minna unchi jadi “semua berak” begitu, aku baru lihat judulnya aja udah malu deh kayaknya(*^_^*). Kalau diterjemahkan jadi “buang angin” koq kayak jadi ada makna yang hilang ya?

  16. Wah saya tertarik sekali dengan Picture Book itu. Mustinya di rs dan puskesmas di Indonesia juga ada kan, jadi pasien dan pengunjung sekaligus mengusir rasa bosan dan menambah ilmu. Keponakan-2 juga suka kalo ngeliat PB, karena mereka jd terlatih utk bertanya kenapa harus begini kenapa harus begitu…

    Bgmana Riku hari ini? Semoga sudah jadi lebih baik. Anakku juga baru sembuh diare, memang klo anak sakit mau gak mau harus izin dari kerjaan… mudah2an kantor masih bisa ngerti ya…
    .-= zee´s last blog ..Katong Pu Ikang Kua Kuning =-.

  17. Mbak imel…setiap kali postingan tentang riku dan kai kayaknya bikin aku pengen segera punya anak sendiri…hehehehe…ohya, buku2nya bagus2 ya isinya gambar2 gitu ya pasti…

    jadi undangannya di kirim by email aja ya…hoohohohohoho *loh..loh…undangan kopdar maksudnya :P*

  18. Hahahaha …
    Saya tertawa … melihat foto Kai yang dengan heroiknya membacakan cerita untuk Riku …
    hehehe … (bunyi nya itu loh … Aaa iii uuuu eee ooo …)

    hehehe
    Good Boy Kai … yang penting niatnya bukan ??

    Salam saya

  19. Disini juga banyak, sayangnya masih sangat kaku penyajiannya. Seringkali aku harus berulangkali membaca untuk menentukan isinya, pantas apa tidak [bukan saru atau tidaknya] namun lebih pada kemampuan gambar itu untuk menerangkan masih banyak kurang. Semoga suatu hari bisa muncul.

  20. Ime-chan, aku jadi kepikiran bagaimana selain di rumah sakit, di tempat yang biasanya didatangi anak2 juga ada perpustakaannya.
    Misalnya, di gerai ayam goreng KFC atau Mc D yang sudah ada arena bermainnya.
    Sambil menunggu anak bermain, orangtua bisa baca buku.
    Atau, anak yang sudah bosan bermain bisa baca buku.
    Toh, kalau harus ke perpustakaan, kayaknya orang Indonesia pada males tuh.

  21. hi….Kai lucu sekali….saya membayangkan Riku mendengarkan baik baik…ketika adeknya membaca.’
    Btw….semua yang ditulis mbak Imel tentang PIcture Book dan isinya tentang hal hal sederhana sungguh sesuatu yang menginspirasi saya. sangat menarik..
    Seandainya di Indonesia….dimana mana ada pojok buku, mestinya anak anak akan lebih pandai…

  22. Mbak, postingannya bagus banget 🙂 buku2 itu bisa jadi bahan inspirasi utk penulis cerita anak2 di Indonesia. Kupikir, di Indonesia hanya “belum” ada saja buku semacam itu. Ada sih, tapi masih kurang variatif, dan sebetulnya masih banyak yg bisa digali, spt yg dibilang Nana di atas. Kubilang belum karena menulis cerita utk anak2 yg edukatif, tidak menggurui, dan menarik itu sulit. Dan mungkin para penulis cerita anak pun agak kesulitan dalam menuliskannya. Itu perkiraanku saja lo… Tapi dari pengalamanku dulu waktu masih jadi editor kantoran, susah banget mendapatkan naskah yg betul2 bagus. Jadi, ini memang PR besar buat penulis cerita anak di Indonesia.

  23. huahahahha Gen san diomelin 😛 hihihihi gak kebayang deh!

    Duh gayanya Kai 😉
    dia ambil bible ya mbak? mungkin tertarik sama gambar binatang waktu Nuh masukin mereka ke bahtera 🙂

    Ah Riku cepet sembuh ya… tante Eka kepikiran tau…
    .-= Eka Situmorang-SIr´s last blog ..Syukurku PadaMU =-.

  24. Kalau umumnya rumah sakit di Indonesia kayak gitu, wih, rasanya anak-anak Indonesia banyak yang pingin “sakit”, alias kerasan bertandang ke rumah sakit. Tidak ngeri bahkan mengasyikan.

    Tapi, jangan dulu lah bicara soal kesehatan serta fasilitasnya. Bicara soal bahan bacaan saja, wih masih jauh dari apa yang seharusnya dibutuhkan. Meski usaha ke arah sana tetap terasa liat dan giatn saja. Bagaimana pun patut disyukuri.

    Entah bagaimana cara berpikir orang Jepang, segala hal bisa saja dibuat PB. Apa mungkin karena negara maju? Sehingga cara berpikirnya sudah bukan soal perut lagi. Tapi bukankah Jepang pun tadinya bukan negara maju, eh? Masih berapa dekade lagi bagi Indonesia untuk bisa mencapai tahap seperti itu…

    “Aaa-uuu-aa-ooo……”
    .-= DM´s last blog ..This Is It! =-.

  25. Saya senang melihat foto Riku dan Kai…
    Betapa rukunnya….

    Di Indonesia memang PB belum banyak, namun anak sekarang jauh lebih beruntung karena buku bacaan berbagai ragam tersedia di toko buku…memang masih mahal untuk ukuran keluarga muda
    .-= edratna´s last blog ..PCSM =-.

Tinggalkan Balasan ke racheedus Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *