Kissed by the SUN

25 Agu

Waktu aku datang pertama kali ke Jepang, sekitar bulan September tahun 1989 dalam acara karyawisata Program Studi Jepang FSUI, aku homestay di rumah keluarga Jepang. Yang lain berdua-dua, tapi entah kenapa (mungkin karena aku ketua kelompok) aku sendirian saja. Keluarga tempat aku menumpang mempunyai rumah yang cukup besar dan bagus, serta halaman ala Jepang yang terawat. Nah, di situ aku melihat sebuah pohon berbunga yang persis sama dengan pohon yang terdapat di halaman depan sebelum pintu masuk rumahku di Jakarta.

Sakura? “Wah tidak ada sakura yang berbunga di bulan September. Tumbuhan ini namanya Saru-suberi.”  Memang orang Indonesia tidak banyak yang tahu nama tumbuhan. Asal bentuknya seperti lonceng, maka semua bunga dinamakan Bunga Lonceng. Belum lagi setiap daerah, orang menyebut nama tumbuhan (dan hewan terutama ikan) bermacam-macam. Dan aku memang pernah dengar ada yang bilang bahwa tumbuhan itu adalah “Pohon Sakura”.

Saru-suberi, secara harafiahnya berarti kera tergelincir (saru = kera, suberu=terpeleset). Mungkin karena kulit pohonnya bisa berganti kulit, menjadi mulus sekali sehingga monyetpun akan terpeleset jika menaiki pohon itu. Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini bernama Crape Myrtle sedangkan bahasa Indonesianya adalah BUNGUR… Sering dengar nama jalan Bungur, tapi baru tahu bahwa Bungur itu nama tanaman yang sebetulnya sering aku lihat (bahkan punyapohonnya di rumah).

Bunga-bunga pohon Bungur ini memang mekar sekitar bulan Agustus, sehingga sekarang banyak sekali bunga berwarna merah muda dan putih itu dapat dijumpai di rumah-rumah penduduk di daerah rumahku di Tokyo ini. Sambil bersepeda, sejuk rasanya memandang rimbunan bunga yang menggerombol ini.

Selain bunga pohon Bungur ini, yang masih tersisa dari musim panas di Tokyo adalah Bunga Matahari. Warna bunga yang kuning kontras ini memang menyilaukan, tapi jika kita lihat dengan berlatarkan langit biru….wow indah! Bahkan Van Gogh saja terpukau dengan keindahan Sunflower ini, sehingga menciptakan adikarya lukisan yang tidak terbayang harganya sekarang.

Bunga Matahari ini tingginya bisa sampai 3 meter dan diameter bunganya sendiri mencapai 30 cm. Biji bunga matahari enak dimakan, dan bukan rahasia lagi bahwa dari bunga matahari bisa dihasilkan minyak goreng. Sayang sekali bunga matahari ini hanya hidup di terik matahari sehingga bersamaan dengan berakhirnya musim panas, bunga ini juga tidak bisa dijumpai lagi.

Ada satu lagi hasil “pengamatan” saya waktu bersepeda di musim panas. Kalau pohon Bungur dan bunga Matahari ada di Indonesia, saya tidak yakin pohon ini ada di Indonesia. Bahasa Jepangnya KURI, chestnut atau kastanye. Kalau lihat buahnya jadi teringat rambutan. Tapi aku baru tahu bahwa bulu-bulu yang halus itu ternyata amat sangat menusuk! Sakit!!! Ini mah bisa dinamakan duri-an bener bukan rambut-an lagi hehehe.

Pantas, waktu saya bersepeda di sekitar pemukiman penduduk, ada tulisan di sebuah tanggul tanaman perdu, “Siapa yang menyebar kuri di sini, tahu rasa nanti” …Wah marah bener itu orang yang menulis, tapi aku bisa bayangkan sakitnya kalau tertusuk kuri, tanpa kita ketahui sebelumnya.

Padahal isi biji kuri ini amat enak jika dibakar. Rasanya? hmmm mirip seperti biji nangka yang direbus, tapi karena dibakar maka rasa “smoke” nya lebih kuat. Selain dimakan begitu saja setelah dibakar, bisa juga direbus atau dimasak bersama beras, menjadi nasi chestnut. Sering pula dijadikan bahan untuk kue yang bernama “Mont Blanc aux marrons”. Bagi yang suka chestnut, pilihan kue ini paling tepat. Tapi kuri ini baru bisa kami nikmati nanti setelah musim gugur berlangsung menjelang musim dingin. Berjalan bergegas menghalau dingin di bawah hamparan daun-daun menguning, membeli sebungkus chestnut bakar, dan membuka kulitnya yang hangat sambil menghangatkan tangan yang dingin…. hmmm… bau musim gugur sudah mendekat. Dan setelah itu…..

Ingat kan lagu ini?

Chestnuts roasting on an open fire,
Jack Frost nipping on your nose,
Yuletide carols being sung by a choir,
And folks dressed up like Eskimos.

(oi oi masih lama mel hihihi, saat itu si SUN udah ngumpet di belahan dunia lain)

sebagian foto-foto dan  keterangan diambil dari wikipedia.

27 Replies to “Kissed by the SUN

  1. wow.. indah sekali bunga matahari dg background langit cerah 🙂

    aku sih senang menikmati indahnya bunga, tapi gak tahu nama-namanya he..he..he..

    Iya indah…sayang aku tidak di Jepang pas lagi bagus-bagusnya. biasanya beli beberapa batang dan masukkan dalam jambangan bunga yang besar…. indah!

    EM

  2. tadi pagi aku liat pohon berjejer berbunga kaya sakura di Tol Surabaya sidoarjo..

    kata Ime chan “tidak ada sakura yang berbunga di bulan September”
    berarti yang saya lihat itu 100% bukan sakura ya mbak??

    (soalnya bagus sih. kalo sakura beneran khan bisa buat ber photo ria. 🙂

    Btw: memang mbak imel pernah makan biji nangka direbus??
    wekkkksss .. paiiiittt….
    .-= kartiko´s last blog ..Bapak Itu : 2 =-.

    Mungkin ada jenis lain, tapi bukan jenis yang biasa ada di Jepang yang mekar di bulan April. Ciri khas sakura, dia berbunga langsung di batang, dan tidak ada daun. begitu daun muncul bunga akan habis.

    Lagipula sakura= cherry blossoms, selama tidak ada buah cherry di Indonesia…. mungkin pohon buatan tuh hihihi

    EM

  3. wow sun Flowernya jumbo..^^
    waaaaa bundaku juga punya bungur putih..masih kecil sih setinggi 2 meter tapi udah berbunga tahun kemaren..
    baru tahu namanya bungur, mirip nama terminal di Surabaya -bungur asih-
    .-= AtA chan´s last blog ..Balada 17-an yang belepetan =-.

    Nah, aku malah baru tahu waktu mau nulis ttg sarusuberi ini… ketemu di wikipedia :D. Asyik kan dengan menulis jadi belajar 😉

    EM

  4. Fotonya indah.
    Bunga matahari diameternya sampai 30 cm? Saya belum pernah melihat bunga matahari yang sebesar itu di Indonesia.
    Bungur mengingatkanku saat kuliah, di jalan sebelah IPB pohon bungur berjejeran, jika musim berbunga indah sekali. Bunganya memang sekitar Agustus dan nanti dilanjutkan lagi musim bunga flamboyan yang mulai berkembang akhir September sampai Oktober.
    .-= edratna´s last blog ..Melongok sudut Jakarta dari sebuah jendela perkantoran =-.

  5. jadi, mengapa nama postingan ini “kissed by the SUN” ???

    tapi asli, aku kaya’nya kepengen deh, makan chestnut bakar, atau kita sangrai, trus jadiin cemilan, atau kita(kita apain lagi yah?) pokoknya gitulah… di Indonesia ada yang jual ga ya??
    .-= aurora´s last blog ..bahkan gerimis pun menyaksikan =-.

  6. dulu depan rumahku ada juga pohon tinggi2 yang berbunga warna merah, jadi kalo bunga pohon itu pada jatuh ya mbak bagussssss bgt!!! dan ternyata di kampus UNHAS sepanjang jalan di tanami pohon yg sama makanya sebutannya jadi kampus merah *klo gak salah ya*

    aku suka bunga berwarna warni seperti sakura, bunga saru, bungan matahari, mawar merah, kalau dipuncak ada bunga berwarna biru….rasanya kalau sudah tingal dirumah sendiri gak sabaran pengen nanem bunga2an yg berwarna warni biar rumahnya hidup 😀
    .-= Ria´s last blog ..What I’ve Got after 3 Years =-.

  7. wah….indah banget mbak sunflowernya…kebetulan aku suka bunga ini. simple dan cantik..

    bungur….pernah liat aslinya bertahun-tahun yang lalu dan nggak tau namanya. dari tulisan ini baru “kenal” lagi pada bunga ini…makasih ya mbak, sekarang jadi tau deh…

  8. Aku (dan kayanya bbrp orang lainnya) sering menyebut bunga apapun yang pink2 ramai, dengan sebutan sakura.
    hihihihi. Asal banget ya tante..

    Kayanya selama saya ini cuma tau bunga matahari dari gambar aja. Waduh saya pengen liat bunga matahari segede gaban itu, tante.. *takjub*
    .-= narpen´s last blog ..Ngomong2 tentang jatuh cinta =-.

  9. Dulu, di pojokan gang rumahku yang lama, ada rumah yang isinya banyak bunga mataharinya. RUmahnya jadi keliatan semarak sekali… dan ya, bright as the sun.

    Cuman,
    aku lebih suka yellow roses.
    I love the smell… 🙂

  10. hai…mo nanya nih…dimana ya kita bisa beli pohon bunga matahari???? mo buat obat. Please kalo ada yg tau…seputar jakarta ya. Makasih..makasihhh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *