Terik! panas! sambil mengusap keringat di dahi, aku mengumpat dalam hati. Ya karena saya memang harus keluar rumah, tidak bisa mendekam di dalam kamar ber-AC hari Jumat kemarin. Dan hari itu aku harus merasakan awal musim panas di Jepang tahun 2009. Maximum temperatur 32 derajat. beuh… dan suhu akan naik terus sampai maximum 40 derajat di beberapa tempat di Jepang. Masalahnya terik dan panas saja tidak mengapa, yang lebih membuat sebal adalah “Sumuk” kelembaban yang benar-benar tak ada jalan keluarnya, meskipun sudah berlindung di balik UV-cut50, parasol, sunglass, bahkan di bawah pohon.
Pagi pukul 4 matahari sudah menyembul nakal di balik tirai. Ya saya sudah bangun jam 4 pagi karena … Riku terbangun jam segitu. Akhir-akhir ini dia tidur cepat sekali, bahkan kadang jam 5 sore sudah tidur. Sambil mempersiapkan tas/PR nya Riku, tasnya Kai untuk ke penitipan, tas ku, sarapan pagi, cucian 2 kali dan menjemurnya…huh rasanya bangun jam 4 juga belum cukup untuk menyelesaikan morning chorus. Tentu saja dibarengi online di blog, YM dan FB (akhir-akhir ini saya jadi suka online di FB juga deh karena ternyata banyak saudara yang justru onlinenya di FB) dan saat itu mengetahui berita kematian legendaris Michael Jackson. Well aku menganggap aku bukan fans MJ, but terasa sedih dan sempat menitikkan airmata waktu mendengar lagu-lagunya kembali. hiks. May he rest in peace.
Setelah mengajar, jam 12-an aku langsung pulang ke rumah dan selama dalam perjalanan pulang di kereta bisa membaca buku hebat yang tertunda-tunda. Tinggal sedikit lagi! Waktu seperti ini yang aku dambakan. Aku selalu membaca di dalam kereta, tapi karena sekarang naik keretanya cuma seminggu sekali, buku yang tebal-tebal jadi sulit diselesaikan (dan kadang lebih enak tidur di kereta daripada baca buku).
Sesampai di Kichijoji, mulai berasa lapar dan ada dua pilihan makanan yaitu ramen (mie rebus) yang pedas di Kagetsu atau hot chickennya Colonel Sanders alias Kentucky. Hmmm memang kalau musim panas maunya makan pedas, tapi untuk ramen kayaknya terlalu panas deh hari ini. Akhirnya aku masu kentucky, makan sambil baca. Untung sempat melihat jam karena tidak terasa aku berada di situ 1 jam lebih. Pas buku yang kubaca mencapai puncaknya, tanggung dihentikan. Panas juga situasinya hehehe
Ngomong-ngomong soal musim panas di Jepang, sudah banyak aku ulas di postingan tahun lalu, tapi ada satu yang akan kubahas di sini yaitu soal pedas. Seperti kentucky, banyak restoran-restoran yang menyajikan menu khusus untuk musim panas, yaitu entah makanan itu pedas atau makanan itu dingin. Katanya justru kalau musim panas makan yang pedas-pedas bisa membangkitkan selera makan, sehingga daya tahun tubuh bisa terjaga.
Dari sebuah angket yang dilakukan 2 tahun yang lalu, diketahui beberapa jenis masakan yang populer untuk disantap orang Jepang di musim panas. Nomor satu memang tidak pedas, tetapi dingin yaitu
(1) Reimen ( Mie Dingin),
(2) Kimchi (acar sawi dari Korea),
(3)Tantan-men (mie panas dengan daging giling masak pedas),
(4)Mabo Tofu (Mun Tahu , tahu sutra dengan daging giling masak pedas),
(5)Chige nabe (Masakan korea, rebusan daging dan kimchi yang pedas),
(6)Curry India,
(7)Karashi Mentaiko (telur ikan pedas),
(8)Gekikara Curry (Kare super pedas),
(9) Thai Curry,
(10)Spaghetti Peperoncino (spagheti dengan bumbu bawang putih, olive oil dan cabe) ,
(11)Tandori Chicken (ayam panggang ala India),
(12)Chinjaorose (tumis daging dan paprika ala chinese),
(13) Curry Sup,
(14)Tom Yan Kung (masakan Thailand, sup dengan udang yang pedas kecut),
(15)Choriso (susis pedas),
(16)Hoiko-ro (masakan cina),
(17)Wasabi zuke (apasaja yang dicampur dengan wasabi),
(18)Tacos (Masakan mexico),
(19)Mie Taiwan.
(reimen, chinjaorosu, hoikoro, wasabizuke)
Nah yang saya ingin jelaskan di sini memang rasa pedas itu asalnya bisa dari pepper (lada) yang dipakai orang India, atau cabe seperti yang dipakai orang Korea, Thailand dan juga Indonesia, tapi orang Jepang juga sebetulnya mempunyai satu sumber rasa pedas yaitu wasabi. Jika Anda pernah makan sashimi, maka biasanya disediakan semacam paste hijau, yang jika Anda jilat sedikit terasa pedas, tapi bukan di mulut, rasa pedas itu baru terasa di hidung. dan… nyelekit! Mungkin perlu membiasakan sensasi seperti itu baru bisa menikmati wasabi. Jika Anda tidak suka rasa itu, katakan “wasabi nuki” pada itamae, pembuat sushi Anda.
Wasabi ini berasal dari akar tumbuhan berwarna hijau. Mungkin kalau mau membayangkan seperti jahe tapi hijau, dan jika mau dipakai dalam keadaan fresh biasanya diparut baru dicampur dengan makanan atau kecap asin. Salah satu variasinya yang terdapat di dalam daftar di atas yaitu Wasabi zuke, yang saya sukai. Kalau dimakan mentah sebagai bumbu di sushi, saya bisa makan meskipun tidak bisa banyak-banyak. Varian wasabi yang mungkin saya belum pernah coba adalah Es Krim Wasabi. Dingin-dingin pedas…. hmmm gimana ya?