Gara-gara kumis

11 Jun

Huh aku bersungut-sungut sambil meringis sekarang

Gara-gara kumisnya aku terpaksa terbaring 2 jam siang ini karena mengantuk

Gara-gara kumisnya mata, tangan dan punggungku harus menderita

belum lagi gara-gara dia,  my three boys terpaksa ditelantarkan.

Semua penderitaan ini hanya gara-gara kumis

Kumisnya si Udang

(bukan kumisnya lelaki loh hihihi)

Seperti yang saya sudah tulis di posting sebelum ini, saya sedang disibukkan oleh PTA (Parent Teacher Association) SD nya Riku yang bakal keluarin stand di Bazaar khusus murid-murid tanggal 19 Juni y.a.d. Kami (ibu-ibu) ceritanya akan membuat permainan “Memancing Udang dll” dengan tajuk TSURI LAND. (Tsuri = memancing). Dengan menggunakan kail magnet, anak-anak bisa memancing origami (kertas lipat) berbentuk Udang dan sedikit bentuk lain, serta mainan magnet/strap yang terbuat dari lilin (nendo). Tujuan utamanya sebetulnya semua buatan sendiri! Tezukuri. Handmade!

ibu-ibu membuat mainan dari lilin

Untuk murid SD yang masih kecil agak sulit untuk memancing mainan magnet/strap dari lilin, karena itu dipikirkan untuk membuat origami berbentuk EBI/Udang ini. Karena terbuat dari kertas, lebih ringan, dan yang pasti cost nya lebih murah dibanding dengan mainan yang terbuat dari lilin. Karena itu Seksi Kegiatan Anak yang anggotanya 8-11 orang itu, masing-masing diwajibkan membuat origami udang sebanyak 100 buah di rumah, selain bersama-sama membuat mainan magnet/strap dari lilin. Jumlah seluruh murid di SD nya Riku adalah 600 anak, jadi kami harus membuat sebanyak itu untuk setiap jenis …. hiks.

Hari ini adalah hari pengumpulan origami Ebi dan pembuatan lilin di ruang serba guna SD. Nah, ternyata semua (kecuali saya) membawa origami udangnya itu TANPA KUMIS. Karena memang membuat/memasang kumis atau sungut udangnya itu sulit, jadi mau dibuat di sekolah bersama. Huh! tahu begitu kan, saya ngga ngoyo begadang dua malam membuat 100 origami udang lengkap dengan  kumis.

100 udang berkumis karyaku hihihi

Setelah mengumpulkan origami udang di satu meja, saya membuat bentuk bintang yang nantinya akan menjadi bahan dasar pembuatan magnet berbentuk biskuit. Lilin atau malam yang kami pakai ini bahan dasarnya terbuat  dari kertas, disebut kami nendo. Lain teksturnya dengan lilin yang biasa dipakai untuk prakarya di Indonesia. Teksturnya lebih lembut dan ringan sekali, bagaikan marshmallow. Warnanya ada macam-macam, tapi kami memakai yang berwarna putih, untuk kemudian dicampur dengan cat air untuk menimbulkan warna yang diinginkan. Untuk biskuit, saya mencampur warna kuning dan chrome yellow (kok saya ingatnya kita menamakan warna ini dengan kuning tai ya? hihihi). Kemudian seperti membuat biskuit, lilin itu dipipihkan dengan roller dan dengan cetakan dibuat bentuk yang diinginkan. Kemudian sesudah kering, untuk memberikan efek  biskuit, permukaan ditekan sedikit dengan sikat gigi dan diberikan warna coklat dengan kuas/tapas.

mainan dari lilin untuk magnet berbentuk biskuit bintang

Nah, setelah saya membuat 50 buah biskuit berbentuk bintang, saya pindah kerja membuat kumis si Udang ini. Karena semua tidak menemukan cara yang mudah dan murah selain dengan cara saya. Tapi mereka tidak bisa melakukannya. Ya sudah, akhirnya saya yang harus membuat semua kumis udang-udang ini. Sementara ibu-ibu yang lain ada yang membuat bentuk bola basket, bola softball dan es krim. Kami bekerja mulai pukul 9:30 dan akhirnya saya sudah terlalu capek dan pamit pukul 1 siang. Udang tak berkumis  sisanya saya bawa pulang untuk saya kerjakan di rumah saja.

Saya sebetulnya merasa sayang dan sedih tidak bisa ikut serta pada hari H, tanggal 19 Juni karena harus mengajar setiap jumat. Pasti senang melihat anak-anak bergembira memancing origami dan mainan dari lilin ini. Makanya untuk menebus ketidak hadiran saya, saya masih harus berurusan dengan sekitar 500 kumis lagi dan mungkin bermimpi tentang kumis dua-tiga hari ke depan. Tentu saja kumis Udang bukan kumis siapa-siapa!

29 Replies to “Gara-gara kumis

  1. Weh-weh-weh… ada-ada saja sekolah SD Jepang ini. Bikin origami udang hanya untuk dipancing-pancing. Hihihi. Oke-oke. Becanda. Tentu bukan di situ esensinya.

    Seingatku dulu waktu SD pernah juga ada pelajaran keterampilan. Tapi bikin apa ya… Ada beberapa prakarya yang mesti mengumpulkan bentuk dalam jumlah banyak. Lupa. Yang pasti bukan prakarya bikin anak sih… :p

    Jadi, lain kali nggak perlu khawatir sama kumis. Sumprit, aku nggak pernah kumisan! 😀
    [rq=2096,0,blog][/rq]Bagaimana Merangsang Impian?

  2. Hah …
    Memang … kumis membawa sengsara …
    hehehe …

    mangkanya aku ndak pernah suka dengan makhluk berkumis … (termasuk udang …)

    Iiiihhh sebel deh weiceh …
    (hahaha)
    [rq=2297,0,blog][/rq]ABDC

  3. Dulu juga waktu aku kecil suka ada permainan memancing gitu.
    Bedanya, yang dipancing barang betulan ..
    Ada buku tulis, majalah anak, pensil, pulpen, coklat, permen, bahkan boneka.
    Tapi entah kenapa aku selalu dapat pensil
    😀
    [rq=2523,0,blog][/rq]Uwen Uwen

  4. Ganbatte…!! Iket kepala pake bandana… Yosh!
    Nanti kalau udah selesai, makan udang mba! Balas dendam… hahaha… (tapi jangan banyak2!)
    [rq=2550,0,blog][/rq]Ujian yang Nikmat

  5. Wahahaha ….. Mbak Imel ternyata jago kumis … qiqiqi
    Kalau saya pilih kumis kucing aja Mbak. Kumis orang suka juga, tapi lihat-lihat kayak apa kumisnya. Kalau kayak Jojon atau kayak Charlie Chaplin, buat nyikat lucu juga. Kalau kayak Pak Raden, ih … serem. Kalau kayak Mr. Gen (eh … ada kumisnya nggak sih? 😀 )
    [rq=3866,0,blog][/rq]Shoes With The Karet

  6. Ya amplop!
    Hahahaha! Aku kira kumis kucing atau apa gitu bikin mba Imel alergi, tapi jd bingung, kok alerginya bikin ngantuk 2 jam?? Ternyata kumis ebi…hehehe…

    Mba, aku tertarik lilin kertasnya, bahasa Inggrisnya apaan ya?
    Itu ntar bintang2, es krim and bolbas-nya ditempelin magnet pake lem tembak gitu ya?

    Ya amploooppppp Chandra
    Kamu sekarang komentar NOMOR 7077…. hehehe
    berhubung aku lagi di kampus ngga bisa capture dashboardnya.
    Mau dikirimin apa nih hayoooo

    soal lilin kertas nanti aku cari infonya

    EM

  7. keterlibatan aktif ortu dalam pendidikan di sekolah inilah yg harus ditiru di negara kita. sangat-sangat jarang di indonesia para ortu dilibatkan dalam berbagai kegiatan, kecuali untuk iyuran sahaja! mantab… ini akan jadi inspirasi 🙂

    oya, aku juga tersiksa dg kumis…
    soalnya, setiap hari aku harus mencukurnya, repoot… hehehe…
    tapi kalau gak dicukur, beuh…
    bakal mati pasaranku, huahahaha… 😀
    [rq=4414,0,blog][/rq]doyok

  8. ya ampun EM…aku sampai membayangkan betapa ‘tersiksa’nya dirimu dan tertawa terpingkal2 membaca postinganmu kali ini ^^
    [rq=4615,0,blog][/rq]Mein Name ist Dia Sofiarini

  9. mau dunk bun di pasangin kumis…lumayan biar kliatan lebih macho hahahahaha….

    salam,
    [rq=4863,0,blog][/rq]IBSN : Update Softwere HP Sony Ericsson

  10. ya ampun Mel, pantesan aku tunggu2 postinganmu kok ga muncul2…ternyata lagi sibuk bikin kumis dan origami…luar biasa kamu telaten juga ya, melipat dan ngerjain yg detil gitu, dah pas deh jadi wong jepun…kalo aku, brgkali air mataku dah netes terus karena pedih liat yg cilik2 dan hrs rapi begitu…hehe selamat ya, bu…
    [rq=4906,0,blog][/rq]Pengabdian diatas Roda Bis 43

  11. Haloo Kak Imelda 😀
    salam kenal dari Sydney 🙂
    kebetulan nemu blog kakak pas lagi nyari tentang makanan Indo apa yang disukai orang Jepang, trus, jadi baca2 Blog kakak :D. Buseeet xD. Tulisannya bagus2, aku bakal bikin wordpress soon i think :p

    Kak, boleh ngga minta bantuan kakak?
    saya punya temen dari jepang, baru kenal..tapi dia udah bakal balik ke jepang tanggal 26 ini. sebelum dia balik saya pingin kasih dia kenangan2 yang keren, salah satu dng masakin masakan Indo, tapi saya clueless makanan apa ya yang kira2 orang jepang suka? 🙁

  12. WOW WOW WOOOOOOOOOOOOOOW!
    Tengkyuu…

    Hahahahaha aku mah apa aja yg tidak merepotkan pihak penyelenggara sayembara, asal jangan novel berbahasa Jepang coz aku ga ngerti..hehehe..

  13. Imel, saya ingat, pelajaran seperti membuat origami dsb nya yang karya sendiri akan memberikan pengalaman tak terlupakan. Saat SD dulu, anak-anak sering ada sehari untuk membuat ketrampilan, bisa memasak, membuat boneka, juga membuat peta (dari koran yang direndam, ditambah lem). Entah kenapa, justru kegiatan seperti ini yang teringat sampai sekarang dan memperkaya batin kita.

  14. Mbak Imel….keren bgt ya! kreatif….
    minta ajarin dirimu bisa gak bikin gituan…aku mo masukin kedalem botol dan ditulisin tulisan2 indah buat seseorang as a birthday gift 😀
    .-= Ria´s last blog ..Aku, Kamu, Kami, Kita dan Mereka =-.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *