Mendongeng di Sekolah

21 Mei

Sudah sejak Riku berusia 1 tahun, kami biasakan untuk membacakan Picture Book sebelum tidur. Selalu bergantian, siapa saja yang bisa, saya atau Gen. Dan setelah berusia lewat 4 tahun, Riku yang memilih sendiri cerita mana yang ingin dia dengar. Hampir setiap malam, sampai Kai lahir.

Kai paling mudah untuk tidur. Cukup berikan botol susu dan kadang tanpa ditemani tidurpun, dia bisa tidur nyenyak. Tak ada cerita, tak ada lullaby. Sepi…. Sampai Gen menyayangkan kondisi ini. Terasa dingin, kurang ada hubungan batin antara Kai dan kami sebagai orang tua. Sementara Riku juga biasanya sudah tertidur sebelum Gen pulang kerja, atau saya sedang menidurkan Kai, memberi makan atau lain-lain. Kalau capek, Riku bisa tertidur sambil duduk di meja makan!

Tapi sejak Kai mulai berinteraksi dengan teman-teman di Himawari (penitipan anak) yang tentu saja salah satu kegiatan mereka adalah membaca Picture Book, Kai mulai menunjukkan minat pada buku. Tak jarang dia mengambil sendiri sebuah buku dan membalik-baliknya, tak jarang mengoceh sendiri dengan suara keras. Sebuah pemandangan yang jarang kami temui waktu Riku berusia sama dengan Kai, 1 tahun 10 bulan.

Dan akhir-akhir ini setiap malam terpaksa saya harus “berantem” dengan mereka. Karena Riku minta dibacakan “Iyaiyaenいやいやえん” sebuah buku yang sedikit gambarnya, sedangkan Kai minta dibacakan buku yang lebih banyak gambar khusus untuk usia 0-1-2 atau sebuah buku “Daiku to Oniroku だいくとおにろく” . Dan biasanya yang menang Kai, karena Riku langsung tertidur begitu kepalanya kena bantal. Jadilah saya mendongeng untuk Kai, berkali-kali sampai… terkadang saya yang duluan tertidur karena bosan.

Beberapa hari yang lalu, saya baru tahu bahwa setiap hari Kamis pukul 8:30 sampai 8:45 (pelajaran mulai pukul 8:50) di setiap kelas dari kelas 1 sampai 6, diadakan pembacaan buku cerita/mendongeng di SD nya Riku. Yang membacakan adalah orang tua murid yang tergabung dalam kelompok “Yomoccha Asa no kai”. Saya mengetahui tentang keberadaan kelompok ini, karena ada surat ajakan untuk ikut masuk ke dalam perkumpulan itu. Saya sebetulnya ingin sekali masuk ke kumpulan itu, tapi berhubung saya orang asing, pengucapan kalimat bahasa Jepang saya bisa mengacaukan pendidikan bahasa anak-anak sehingga saya mengurungkan diri. Tapi yang saya kagumi, pertama: sekolah memberikan waktu khusus untuk dipakai mendongeng di kelas. Dan kedua, orang tua sukarela meluangkan waktu untuk membacakan cerita. Karena tujuan membaca cerita itu amatlah bagus. Pasti ada manfaatnya bagi anak-anak di kemudian hari.

Selain acara rutin setiap pagi sebelum pelajaran pertama mulai, ada juga sebuah kegiatan lain dari PTA, yang juga mengumpulkan anak-anak setelah pulang sekolah pukul 3:30 sore di ruang serba guna, dan membacakan cerita. Selama 30 menit, murid bisa mendengar, melihat dan juga bertanya. Hari ini cerita yang dibacakan adalah mengenai “Curious George Goes to Hospital”… tentu saja versi bahasa Jepang.

Mendongeng… Saya sampai besar dan datang ke Jepang belum pernah mengalami “didongengi” selain oleh orang tua (baca: mama, pada waktu kami belum bisa membaca). Tapi di Jepang sering saya temui acara “mendongeng” yang disebut juga dengan yomikikase atau roudoku. Yomikikase biasanya audiencenya anak-anak, sedangkan roudoku pembacaan di atas panggung (mungkin bisa dibayangkan seperti pembacaan puisinya Rendra). Dan roudoku ini biasanya menampilkan artis kawakan yang penghayatannya juga bagus. Dan sekali lagi, roudoku bukan hanya konsumsi anak-anak! Hebat memang Jepang.

Saya hanya tahu kegiatan mendongeng di Indonesia diadakan oleh  Poetri Soehendro, announcer yang banyak membacakan cerita untuk anak-anak. Tapi selain dia, saya tidak tahu. Or saya juga tidak tahu seberapa “banyak”nya kegiatan mendongeng di Indonesia. Padahal, bekalnya hanya buku loh. Dan suara. Murah bukan? Dan dengan didongengi begini, daya imaginasi anak-anak bisa dipupuk, selain memperkaya pengetahuan.

Memang masyarakat Jepang tidak bisa lepas dari buku. Sejak anak-anak sampai dewasa. (Dan saya tak henti-hentinya mengatakan Indonesia harus meniru Jepang untuk yang ini)

NB: Sssst… Ada satu Picture Book, yang saya pribadi ingiiiin sekali beli. Berjudul, “Shakkuri Gaikotsu” terjemahan dari “Skeleton Hiccups” karangan Margery Cuyler、 S.D. Schindler. Masih mikir-mikir mau beli ngga soalnya harganya 1575 yen … cukup mahal untuk sebuah Picture Book.

Amazon.com
Skeletons are a little less scary when they have the hiccups. This particular skeleton can’t seem to shake them–not in the shower (nice fuzzy bat slippers!), not while brushing his teeth (woops! there goes the bottom jaw!), not while polishing his bones, carving a pumpkin, raking leaves, or even when playing baseball with his friend Ghost. Ghost, instead of Boo-ing! away his buddy’s hiccups right away as we might expect, advises Skeleton to hold his breath and eat some sugar and drink water upside down. When he finally does Boo! it still doesn’t work. But when Ghost finds a mirror and holds it up to Skeleton’s face, he sees his reflection and screams in fright! The hiccups jump away, hic, hic, hic. While it’s novel to see a skeleton eating sugar, drinking water, showering, etc., it may be tricky to find the right audience for this unusual picture book that’s more about hiccups than Halloween. (Ages 4 to 8) –Karin Snelson

Akhirnya aku dibelikan buku ini, yang bisa dibaca ceritanya di sini.

29 Replies to “Mendongeng di Sekolah

  1. Bu, bagaimana rasanya mendongeng buat anak sendiri?
    Kok saya jadi kangen ya? Bloeh gak saya jadi Riku 😀

    Well, menyenangkan loh Aa… (Kalo ngga lagi sibuk/ngantuk) Mau jadi Riku? Nanti kita bikin acara Mendongeng dalam KOPDAR berikut yuuuk hihihi.
    EM

  2. Bikin postingan ini pas habis bacain dongeng buat anak-anak ya..
    Pantes ya imajinasi orang jepang tinggi, jago bikin anime dan manga juga game xixi..

    Bener itu mempengaruhi daya imaginasi anak-anak. Tanpa imaginasi, tidak akan ada penciptaan barang baru.
    EM

  3. Wo..o..,si kecil pasti sering rewel minta di bacain dogeng kalo mau tidur ya bu..hehhh..

    Iya tuh… cerewetnya …. sampai kakaknya musti ngalah
    EM

  4. seingat saya waktu kecil saya sering mendengarkan dongeng dari radio, terutama di setiap minggu pagi,
    anyway, .. jadi menyadarkan saya nih, mesti memulai lagi membacakan cerita buat Zia dan si jabang bayi .. biar ada ikatan batin lebih dalam ya bu .. 🙂

    mascayo´s last blog post..Pencerahan

    Suatu kebiasaan yang baik, meskipun tidak harus setiap malam kalau tidak bisa. Memperdengarkan musik pada calon bayi juga menstimulasi pertumbuhannya. Waktu Riku dalam kandungan lucunya, dia bereaksi setiap mendengar lagu dangdut hahahaha.
    EM

  5. saya sedari kecil belum pernah didongengin sama ortu, hiks… 🙁
    belajar dari kesalahan itu, sekarang kami tidak pernah menolak permintaan anak2 untuk didongengkan.

    benar sekali nechan, mendongeng sangat efektif untuk membangun karakter anak kita, dan sangat berguna untuk menjalin hubungan batin yg erat antara anak dan ortu, kami merasakan sekali dampaknya…

    vizon´s last blog post..angels and demons

    I know both of you are a good parents.
    EM

  6. aku juga waktu kecil selalu didongengi sama mama n papa. Setelah jadi guru..kebalik aku yg mendongeng buat murid2 di sekolah….menyenangkan 🙂

    1nd1r4´s last blog post..Happy birthday lil bro!

    seorang guru apalagi, bahkan alangkah menyenangkannya kalau bisa mengajar sesuatu yang sulit dengan mendongeng.
    EM

  7. wah jadi inget waktu kecil dulu… 🙂
    sering didongengin kancil mencuri ketimun..
    hihihihihihi… 🙂

    piepiet´s last blog post..Sabar, Ikhlas dan Bersyukur

    Kancil ya….padahal cerita kancil itu banyak mengajari kita berbuat yang licik. Apa karena itu masyarakat Indonesia jadi licik-licik?
    EM

  8. Beberapa kali saya membaca di majalah, ada acara mendongeng, di Mal atau di sekolah. Karena anak-anak sudah besar, saya tak terlalu memperhatikan.
    Mendongeng memang kegiatan yang menarik, selain hubungan orangtua dan anak menjadi dekat, juga dalam setiap dongengan kita bisa memasukkan pesan-pesan tersirat yang merupakan pendidikan pada anak-anak. Ayahku dulu kalau mendongeng, ada lagunya segala, tapi kalau ibu sudah berlagu saat mendongeng…mata langsung riyip-riyip.

    Saya suka mendongeng, bahkan dulu jika tidur di rumah adikku, keponakan yang masih kecil2 minta didongengi. Dan celakanya, kalau mereka masih melotot juga (nggak tidur-tidur).. pendongengnya yang mulai mengantuk.
    Dan kadang anakku, memegang tanganku dan berkata…”Bu, kok ceritanya jadi berubah…’…hahaha

    edratna´s last blog post..Selalu ada yang bisa dipelajari

    Ibu mah top markotop deh.
    EM

  9. hai, sensei imelda. 😛

    sejak kecil kami bersaudara suka mendengar dongeng yang diceritakan oleh ayah alm. baliau pintar sekali bercerita, yang dikarang langsung pada saatnya. kadang-kadang saking panjangnya, cerita itu bersambung dan disampaikan dalam beberapa malam. setelah bisa membaca sendiri, kami jadi keranjingan buku bacaan. sayangnya ayah saya bilang, membelikan buku bacaan buat kami tidak pernah cukup, padahal perekonomian keluarga tidak memberikan keleluasaan buat sering membeli buku. jadilah saya pelanggan tetap penyewaan buku dan perpustakaan.

    didongengi memang asyik. saya ingin bisa mendongeng buat orang lain untuk memperkaya kemampuan imajinasi dan daya nalar mereka. sementara ini melalui blog dulu deh. hehe…

    Ya Bu DOK!
    (koreksi dikit bu dok, Imelda Sensei yang benar heheheh)

    Saya pernah baca di blog tentang ayahnya bu Dok… Beliau hebat sekali ya. Apa semua orang Minang begitu (huh stereotype lagi).

    Saya tidak begitu suka baca buku dari perpustakaan, ngga boleh dicoret dan dilipat sih hihihi.

    Ya apa yang kita bisa sekarang adalah lewat blog, atau nanti tentunya setelah bu Dok punya anak sendiri kan?

    EM

  10. Yup …
    Putri Soehendro … penyiar I Radio kesayanganku …
    Yang satu alumni SMA dengan kamu itu merupakan pendongeng yang sangat OK

    Selain dia aku tau ada beberapa pendongen lagi sih …
    cuma aku tidak hafal nama-namanya …

    Apakah aku pernah di dongengi – atau mendongengi ?
    Didongengi … hanya saat di TK saja
    Mendongengi … pernah … waktu KKN di desa dulu … ngajar anak-anak SD

    Dan terus terang … saya tidak mendongengi anak-anak saya …
    (aduh ada perasaan bersalah saya ini …)

    NH

    nh18´s last blog post..TRAINEE SPONTAN

    Ya mas, untung ditegaskan Mbak Poetri ini alumni SMA Tarakanita ya. Aku lupa-lupa inget, yang pasti di atas Mbak NH 4tahunan ya?

    Didongengi? wah aku jarang didongengi, setelah bisa baca, langsung baca sendiri. TK udah bisa baca sih hehehe.

    Ngga usah merasa bersalah kok mas, yang penting kan keakraban yang tercipta antara orang tua anak. Bisa dalam bentuk macam-macam. (And saya tahu mas kan selalu meluangkan waktu just to be there for them)

    EM

  11. Wah Imelda ikut aja kelompok pembaca itu !
    Suaranya bagus, hatsuonnya juga bagus kok !
    Kanji juga lebih jago dari org Jepang kan !? ^^
    Aku juga di sini ikut kelompok MUNGATAI, bhs lokal sini artinya Monogatari.
    Siapa saja, obasan, obaasan, ojisan, bisa ikut kelompok ini asal suka bacain buku.
    Kelompok ini berkunjung ke sekolah, TK dan kadang2 kumpulkan anak kecil seperti Ao dan mendongeng.
    Memang ini sisi baiknya Jepang yaaa. Aku baru sadar. ^0^

    Tapi Gen bilang jangan tuh? Gimana ya? Ada sih alasan lain yang membuat aku mikir, yaitu setiap hari Kamis. Karena bulan Oktober nanti aku kan mengajar di Waseda setiap Kamis.
    Sisi baik Jepang? Baru sadar? Oi oi… Blog ini adalah untuk menuliskan sisi baik dan buruk Jepang untuk dipelajari dan ditiru jika bagus, dan jangan ditiru jika jelek kan. BTW tgl 30 nanti aku ingin sekali ketemu SM Sensei loh. Kamu ngga ke Tokyo? hihihi
    EM

  12. Wow cerita yg sangat menarik yach mbak Imelda. Org2 Jepang memang kreatif, krn sedari dini mereka sudah membiasakan anak2 utk gemar membaca, mendongeng dll. Semoga hal ini bisa segera ditiru oleh masyarakat seantero Indonesia. Krn sayang mbak terkadang harga2 buku yang bermutu di Indo lumayan mahal, dan pilihannya nggak sebanyak buku2 Jepang. Kalaupun bermutu bagus biasanya bukan cerita asli Indo & masih berbhs asing.

    Thanks yach mbak Imelda atas sharing ceritanya 🙂 🙂 🙂

    best regard,
    Bintang

    elindasari´s last blog post..To Be a Perfect Woman ?. No, Thanks !.

    Ya cerita masih berbahasa asing… tapi saya yakin yang baca blogger saya pasti bisa bahasa Inggris. Bagaimana kalau mendongeng sambil menerjemahkannya? (Tapi cerita bahasa asing memang mahal)
    Aduuuh aku jadi pengen buat perpustakaan Picture Book Jepang di rumahku di jakarta deh….
    EM

  13. Tradisi dongeng di Indonesia sebenarnya sudah sejak dulu. Di masyarakat Melayu Banjar, ada tradisi Bakisah, yang merupakan budaya dongeng untuk masyarakat umum. Ada hikmah kehidupan yang diungkapkan lewat Bakisah. Bakisah dilakukan oleh seorang pendongeng di atas panggung pada acara-acara tertentu seperti perkawinan dan perayaan keagamaan. Namun sejak lama hidup di perantauan, apakah tradisi Bakisah itu masih dilestarikan atau tidak.

    Makanya bahasa Indonesia bersumber dari Melayu sono ya Pak. Memang orang-orang sana bijak dan mau membagi pengetahuan lewat bakisah itu. Semoga saja kebiasaan itu masih ada. Saya berdoa.
    EM

  14. Di Indonesia, budaya mendongeng sudah beberapa tahun terakhir ini dikembangkan lagi. Cukup banyak pendongeng-pendongeng handal, dan acara mendongeng pun cukup sering diadakan. Saya dan teman-teman di organisasi amal pernah mengadakan lomba menulis dongeng untuk ibu-ibu rumah tangga dan guru-guru TK. Naskah yang masuk lumayan banyak (lebih dari 100 naskah), meskipun ada sebagian yang masih acak-adul. Nggak apa-apa, karena tujuannya adalah untuk menggugah minat menulis dan mendongeng terutama pada ibu-ibu rumahtangga. Sepuluh naskah terbaik sudah kami terbitkan menjadi buku.

    Lomba mendongeng tingkat nasional untuk anak-anak pun sudah pernah dilaksanakan. Saya pernah menonton penampilan salah satu pemenangnya (siswa SMP), dan sangat menarik. Untuk mendukung performancenya, ia (saya lupa namanya) membawa berbagai properti seperti topi, tongkat, bendera, payung, dll, yang ia kenakan setiap kali ia menceritakan tokoh yang berbeda.

    Buku “Cerita Rakyat Nusantara” yang kami terbitkan (Mbak Imel punya) adalah juga upaya untuk melestarikan dongeng asli Indonesia sebagai salah satu cara mengajarkan budi pekerti kepada anak sejak dini.

    Tuti Nonka´s last blog post..Tak Seindah Namamu

    Iya Mbak… kalau MBak Tuti sih saya tidak sangsikan melakukan kegiatan seperti ini. Dan lebih bagusnya kalau bisa dilakukan di setiap rumah tangga kan?Semoga anak-anak kita lebih kaya pengetahuannya dengan membaca dan didongengi ini ya.

    EM

  15. Itu picture book yg mahal itu gambar tengkorak gitu mbak ?
    Gak takut yaa..?
    Btw jadi inget dulu kecil sering di dongenggin mama (sampe berkali-kali malah hahha)
    mungkin ini yg bikin saya juga gila buku sampe skr

    Budaya Jepang yg gemar baca itu… apa krn dongeng sebelum tidur ya mbak ?

    Salah satunya itu Eka.
    Picture book itu gambar tengkorak? Iya lah judulnya aja skeleton. hihih lucu kayaknya. Aku pingin banget abis baca di promonya gini,
    “Si Tengkorak terbangun dan hiccups (nah kan ngga keluar bahasa Indonesianya apa!) HELP!!!!!. Gimana caranya supaya tidak “kemasukan kodok” (istilah yang sering saya pakai untuk hiccups) . Mau tahan nafas dengan menutup hidung? Ngga punya hidung!. Mau minum? airnya kemana-mana deh ….” Lucu kan? Semoga Gen mau belikan aku buku ini nanti hihihihi
    EM

  16. Kerjasama sekolah dan orangtua ynag harmonis ya mbak… Mestinya memang begitu, sehingga anak didik diajari oleh sekolah yg didukung orangtua yg mengerti kurikulum sekolah sepenuh hati. Orangtua pun menjadi lebih terlibat pendidikan putra-putrinya…

    Nah Pak!, Ini yang saya mau kasih liat…kerjasamanya. Seandainya di Indonesia bisa begini kan bagus.
    EM

  17. Sangat berkesan … membentuk daya imajinasi … kekuatan pikir … dan bla-bla … sangat baik untuk perkembangan anak.

    Ersis Warmansyah Abbas´s last blog post..Hadiah Hari Guru Malaysia

    Terima kasih kunjungannya pak EWA
    EM

  18. mmmm..kaya apa ya tidur sambil didongengin, belum pernah ngerasainnya…hik..

    exort´s last blog post..Ice cream

    wah dicoba deh …minta didongengi … nikmat tuh seperti es krim
    EM

  19. Aku didongengin Kakek jaman kecil itu … tapi kasian kakek banyak dapat interupsi, pertanyaan2ku yang nanya “kenapa begini, Kek, kenapa begitu ?”
    hhee,, tapi Kakek memang hebat, ada aja jawabannya .. bahkan kdang dire-write ulang tu cerita, hehee 🙂

    Muzda´s last blog post..Singunen

    Aku bisa ngerti kamu sayang sekali Kakek kamu ya Muzda
    EM

  20. Waktu anak-anak kecil yg bertugas mendongen adalah ibu-nya, saya hanay sekali-sekali menggantikan(atau mungkin hanya sekali? … hehehe merasa bersalah juga seperti pak NH).

    Setelah anak-anak besar yg kami coba untuk intensifkan adalah mengobrol di rumah juga di mobil selama perjalanan ke/dari sekolah. Untungnya setiap week-end kami hampir selalu di rumah, kalaupun pergi juga hampir selalu bersama. Kalau pergi sendiri rasanya kok aneh jadinya …

    Oemar Bakrie´s last blog post..PALU GADA

    Pergi bersama kemana-mana? Keluarga saya banget pak heheh. Bahkan setelah anak-anak menikah pun kebiasaan “berbondong-bondong” kemana-mana itu terus dilanjutkan heheheh.
    Nah pak, tidak lewat dongeng tapi bapak kan sudah membuat atmosfir hubungan batin ortu -anak di waktu bersama itu.
    EM

  21. riku n kai, diceritain dongeng indonesia aja..
    tangkuban perahu, maling kundang, pangeran diponegoro kayaknya menarik tuh…tp jangan diceritain sundel bolong, si manis jembatan ancol hihihi

    AFDHAL´s last blog post..Hallooo

    Malin Kundang udah pernah… aku terjemahin sendiri susah euy. Tapi intinya ngga boleh durhaka sama orang tua nanti jadi batu loh. hihihi
    EM

  22. Sis, soal picture book Skeleton Hiccups itu, what’s so special about it? Pertama, sampai harganya semahal itu.. dan berikutnya, sampai dirimu segitu ngebetnya pingin punya.

    Aku sendiri sering dibacain dongeng Wayang sama Papi, tapi jaman dulu banget, sekarang wis lali kabeh.. hehe..

    Sekarang malah sering dongengin ponakan2ku, meskipun hasilnya, ponakanku pingin cerita yang laen daripada laen alias karanganku sendiri.
    Weleh, weleh.. nambah2in kerjaan aja.. hehehe

    Hai La,
    Jawabannya udah aku tulis … lucu aja … aku bener-bener kepengen …heran juga sih.
    Padahal si Riku lagi kepengen beli Kamus Bergambar tentang Burung. (dan ini mahal heheheh)
    EM

  23. saya termasuk suka bercerita dengan anak-anak kalau sore menjelang tidur..seperti ibu saya juga demikian,,,asyiiik
    di sekolah saya suka baca cerita juga

    budi´s last blog post..BBB, B3

    asyiik kan ya pak…. siiiip
    EM

  24. Kebiasaan baik yang bisa meyalurkan bakat anak yang unggul di sastra. Thx sharingnya Mba…

    No wonder… banyak novel, film, manga or anime yang bagus-bagus di Jepang.

    mang kumlod´s last blog post..Traveling Today

  25. Tengkorak cegukan ya? Kog serem ya Mba kalo anak kecil diaksi buku itu, xixixi… apa aku aja yang parno-an ya? G suka apapun yang berhubungan dengan kematian. Pengen deh klo punya anak ngedongengin dia. Waktu kecil Emak-Babe ga suka ngedongeng, akhirnya cari2 cerita dongeng sendiri di perpus, hehe.. mungkin karena saya cepet punya adek, jadi langsung ada temennya, sibuk sendiri deh sebelum tidur :p

Tinggalkan Balasan ke kimiyo Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *