Okuribito – Sang Pengantar

24 Mar

Orang Jepang boleh berbangga karena salah satu filmnya tahun 2008 mendapat penghargaan film berbahasa asing terbaik Academy Awards ke 81, th 2008. Juga mendapat beberapa penghargaan dari berbagai festival film lainnya baik nasional maupun internasional. Judul bahasa Jepangnya Okuribito (Sang Pengantar), atau dalam bahasa Inggrisnya Departures.

Saya tidak suka menonton film. Maka ketika kami pergi ke rumah mertua di Yokohama hari Sabtu lalu, dan ibu mertua mengatakan bahwa dia sudah membeli DVD Okuribito ini, saya tidak begitu antuasias. Apalagi saya bisa membayangkan isi ceritanya. Lah, artinya saja Sang Pengantar, dan bukan sembarangan pengantar. Dia bertugas mengantar jenazah sebelum dikremasikan. Suatu jenis pekerjaan yang dianggap hina oleh sebagian orang, karena berurusan dengan mayat! Langsung memegang mayat! Bahkan penggali kuburpun belum tentu harus memegang mayat. Tapi si Okuribito ini WAJIB memegang mayat.

Saya rasa bukan hanya karena pesan atau isi cerita yang bagus saja sehingga film ini dipilih menjadi film terbaik. Pemain utamanya Motoki Masahiro alias Mokkun adalah favorit saya. Ada beberapa film dia yang sudah saya tonton. Yang terlucu adalah “Shiko funjatta”. Orangnya keren, garis wajahnya tidak sekeras Abe, malah kelihatan “manis”. Tapi yang membuat saya suka padanya juga karena kehidupan pribadinya di belakang layar juga harmonis, seorang ayah dengan dua anak. Semestinya kehidupan pribadi seseorang tidaklah boleh menjadi satu penilaian dalam mengapresiasi film. Tapi saya tidak bisa mengabaikan pemikiran bahwa saya memang “melihat” orang itu luar dalam.

Cerita bermula dengan kisah pemecatan seorang pemain cello dari Orkes Kamar yang terpaksa dibubarkan. Daigo Kobayashi terpaksa menjual cello yang dibelinya seharga 1.8000.000 yen dan pulang kembali ke kampung halamannya di Yamagata bersama istrinya. Dia menempati rumah yang ditinggalkan ibunya yang meninggal 2 tahun sebelumnya. Rumah itu bekas night club (snack) yang sebelumnya pernah juga menjadi kedai kopi yang dikelola ayahnya. Ayah Daigo ini meninggalkan rumah itu sewaktu Daigo masih kecil, bersama perempuan muda yang dicintainya. Ingatan Daigo akan ayahnya hanyalah betapa dia harus merasa tersiksa berlatih cello sejak TK. Sedangkan wajah ayahnya pun dia tidak ingat.

Segera setelah kepindahan ke Yamagata, Daigo mencari lowongan pekerjaan dan mendapatkan iklan mencari pegawai di NK Agency. Di iklan tersebut hanya dikatakan “membantu perjalanan”, jadi dia berpikir menjadi guide atau koordinator travel. Tapi ternyata NK Agency itu adalah singkatan dari NouKan Agency, yang berarti “penaruh jenazah ke dalam peti”. (Mungkin kalau di Indonesia kita bisa bayangkan orang yang pekerjaannya memandikan jenazah ya). Kantor itu sendiri terdiri dari Direktur Sasaki Shoei, dan sekretarisnya. Daigo langsung diterima dan membawa pulang gaji pertamanya sebesar 500.000 yen (gaji yang besar, lebih besar dari gaji pegawai biasa!)

Karena gaji besar itulah, dia mencoba bertahan, dan menjalankan tugas pertamanya yaitu menjadi “jenazah” untuk pembuatan video ahli Noukan. Tantangan pertama selesai, dihadapi dengan tantangan kedua, yaitu harus membantu Sang Direktur untuk “menghias” jenazah seorang nenek yang ditemukan 2 minggu setelah meninggal. Sambil muntah-muntah (maaf….) dia melaksanakan tugasnya yang pertama sebagai (asisten) Noukan. Pengalaman dengan mayat yang sudah membusuk itu dilewati tidak dengan mudah. Apalagi setelah istrinya menemukan video yang memalukan itu dan memintanya untuk berhenti. Tapi Daigo berkeras untuk melanjutkan pekerjaan yang dianggap hina oleh istri dan teman-temannya, sehingga istrinya meninggalkan dia.

Daigo mulai “menikmati” pekerjaannya, dan mulai melaksanakan tugasnya sendiri, bukan sebagai asisten. Sampai pada suatu hari istrinya kembali dan membawa kabar bahwa ia mengandung anaknya, dan untuk itu minta… memohon agar Daigo berhenti bekerja sebagai Noukan. Tepat saat itu ada telepon yang memberitahukan kematian seorang kenalan mereka, nenek yang mempunyai public bath (sento). Saat mereka melayat, istrinya pertama kali melihat “kerja” suaminya, yang mendandani jenazah yang terbujur kaku, mencuci, mengganti kimono dan merias wajahnya, sehingga bisa tampil cantik di dalam peti jenazah. Nenek itu adalah ibu dari temannya yang mencemooh dia karena bekerja sebagai noukan. Dan saat itu mereka menyadari betapa penting dan indahnyanya pekerjaan Daigo.

Istri Daigo yang sudah menerima suaminya bekerja sebagai Noukan menyambut musim semi dengan riang. Tapi seorang  petugas pos mengantar telegram yang mengabarkan kematian ayah Daigo yang sudah lama tak diketahui kabarnya. Dilema bagi Daigo apakah dia akan pergi menemui ayahnya yang sudah meninggal atau tidak. Dia benci pada ayahnya yang sudah meninggalkan dia demi seorang wanita lain. Tetapi ternyata sang ayah tidak bersama siapa-siapa, dia bekerja sebagai pembantu nelayan di pelabuhan sampai akhir hidupnya. Daigo akhirnya melayani ayahnya untuk yang terakhir kalinya sekaligus memperbaiki hubungan mereka.

Sebuah film yang menguras airmata, karena memang kematian itu menyedihkan bukan? Tapi kematian adalah suatu tahap yang mau tidak mau kita lalui. Film yang bagus dan layak untuk ditonton, hanya sayangnya belum ada versi bahasa Inggris. Melalui film ini selain mengetahui kebudayaan Jepang, juga bisa melihat sisi kemanusiaan yang universal.

Perlu saya tambahkan di sini bahwa Motoki sendiri yang memilih skenario ini untuk dia pelajari, dan proses pembuatan film memakan waktu 10 tahun. Diapun mempelajari cara memainkan cello dengan sungguh-sungguh, dan sebelum pemutaran film, dia tampil di muka masyarakat yamagata, tempat lokasi film itu. Sang produser juga tidak berharap film ini akan laku untuk kepentingan komersial karena isu yang dibawa sangat peka, menyangkut tatanan hidup bangsa Jepang. Perlu diketahui juga bahwa pekerjaan seperti ini, yang menyangkut orang mati, dulu merupakan pekerjaan yang hina yang hanya dilakukan oleh pendatang (terutama orang korea). Memang bukan seperti perbedaan kasta, tapi yang jelas pekerjaan ini hina.

23 Replies to “Okuribito – Sang Pengantar

  1. pemain utamanya kayaknya cakep ya mbak… hehehe. ceritanya pun kayaknya tidak biasa.

    krismariana´s last blog post..

    kan aku menkui (suka yang cakep cakep)hihihi
    EM

  2. Wah Imelda juga suka Mokkun !?
    Aku juga suuuukaaaaa sekali sama dia lho, hi hi.
    Dulu waktu aku anak SD, aku serius pikir aku mau menikah sama Mokkun, tapi nyatanya.. jauh deh dari Mokkun ha ha haaa….

    heheheh
    aktor Jepang pertama yang aku suka tuh Kasei Taishuu …. (mirip gen ngga? ) tapi dia tersangkut masalah drugs. Aktor kedua, si Kimura Takuya…. tapi begitu dia kawin sama Kudo yang gue benci banget …jadi ikut-ikutan sebel heheheh. Lalu Mokkun dan terakhir Abe… hihihi
    Mokkun lahir : 21 des 1965

    BUT

    kalo mau bicara soal acting, Takakura Ken yang paling TOP!!!
    EM

  3. Saya pernah nonton film remaja(lupa-lupa ingat…judulnya kalau tak salah “The Girls”), saat itu bersama anak-anak yang mulai beranjak ABG, dan pemainnya mulai merasakan naksir dengan lawan jenis. Orangtua cewek, adalah perias mayat, saat itu saya baru memahami ternyata ada pekerjaan seperti itu.

    Saya membayangkan film “Sang Pengantar” akan menarik, dan sarat pesan, bahwa tak ada satupun pekerjaan yang hina, sepanjang uangnya halal.

    edratna´s last blog post..Hujan angin, genteng bocor dan sulit cari tukang

    Iya bu, saya baru sadar bahwa perias mayat itu penting setelah menonton film kemarin. Karena saya diminta oleh ibu mertua untuk merias nenek waktu meninggal sedangkan ibu mertua sedang dirawat di RS. Sayang saya tidak mengetahui pentingnya itu, sehingga ragu-ragu waktu meriasnya. Ternyata waktu itu saya mendapat tugas yang amat penting!
    EM

  4. Wah seru juga tuh…
    Udah lama ga nonton pelm Jepang cuz DVD ROM ku suka ngadat…

    Kimura Takuya, hadooh… artis sinetron banget deh mba…

    mangkum´s last blog post..PEMILU Curat-Coret

  5. Ini seperti film yang mengulas sisi kehidupan kaum pekerja di jaman urbalife. tidak seperti OSHIN…aku tetep suka OSHIN…banyak perjuangan yang dilihat. Dari mulai sengsara, sampai sukses….beeeeeeuuuuuu matab. (saat itu mungkin buming yg begitu) jaman sekarang ya…kelas2 nya kaum urban yang harus naik…tapi tetep aku mau norak…aku seneng OSHIN. Shabu juga seneng….wakakakkk

    Enathlah, kenapa postingan kita bisa sama…

    Huh …Oshin ya…iya deh pakde emang lebih suka Oshin daripada saya hihihi
    EM

  6. Menarik nih filmnya. Apa DVD bajakannya sudah beredar di Indonesia ya? Sepertinya harus saya tonton deh 😀

    HP´s last blog post..Melihat Anna di Indonesia

    Sepertinya kalau belum diterjemahkan ke bahasa Inggris agak sulit masuk ke Indonesia. Kecuali cari yang berbahasa Mandarin, karena mereka pandai membajak…sawah hehehe

    EM

  7. Kalau di Indonesia sih pekerjaan seperti ini tidak dianggap hina, bahkan dianggap mulia. Hanya saja mungkin tidak banyak yang berminat karena bayarannya kurang menarik. Lagian serem juga ih…

    Hery Azwan´s last blog post..Perut Buncit

  8. walopun tidak hobby dg film,tp sepertinya film ini punya cerita yg bagus..dan byk pelajaran yg bisa di ambil deh…
    mudah²an akan ada jiplakan film ini di Indonesia hihihihi… ^_^

    Didien®´s last blog post..IBSN : Sedia Payung Setelah Hujan

  9. wahhh,,okuribito yahh-wkt liat iklanNya di TV,males bgt nonton ini film-kykNya jalan ceritaNya ngebosenin,,
    Tp setelah mba imel ngereview nih film jd pengeennnnnnn nonton,secara saya emg suka nonton,tp untuk film ini agak atut,,!!! Takut keinget mulu ama “itu2..”
    hahahaha..

    Hmmm iya yah kykNya bangsa jepang ga hanYa sukses di bidang Perindustrian-tp di perfilman udah bs mendapat tempat di dunia internasional..
    Sama deh kyk WBC kmrn yg jd Juara!!

    Btw,indonesia kapan yah bs begitu..??kita tunggu deh,,

  10. Aaaahh… aku juga suka Mokkun mbak Imelda! Seksieehh.. Abe? Abe Hiroshi?? Huahaha, aku juga suka, apalagi di drama Kekkon dekinai otoko, bagus banget actingnya. Senangnya udah nonton Okuribito, aku lagi menimbang2 untuk beli DVDnya, muahal sih ya 4000Yen, kalo di Jakarta bisa langsung lari ke ITC kuningan untuk 40Yen saja, hehehe…. nakal ya 😉

  11. Waaaak, Mokkun yah…

    “Sushi kuene….”
    ntar gue request lagu ini dech…pas karaokean….replace “Nagoriyuki” yaaa… wakakakakaka….

  12. Pingback: Tokyo Tower and mother | Twilight Express

  13. Mee,ulasan kamu lengkap and akurat banget.
    Bisa jadi, orang yang tadinya cuek tentang keberadaan film itu, setelah baca ulasan kamu, sekarang malah berbalik jadi ingin nonton film itu. Salut deh buat kamu.

  14. halo… salam kenal mbak. aku noni berdomisili di belanda. tertarik banget deh sama film ini… secara aku doyan banget nonton film. kira2 dimana ya bisa ditonton, di you tube?

  15. Mbak, sumpah keren banget film ini! Dalem banget. Sukses membuatku keluar bioskop dengan mata sembab hahaha! Yg jadi bosnya Daigo Kobayashi jg bagus aktingnya.

    Mbak, tapi aku masih agak kurang menangkap sense hinanya pekerjaan Daigo. Menurutku, pekerjaan dia “baik2” saja. Apakah di Jepang memang ada pendapat bahwa memegang mayat itu membuat orang menjadi tidak bersih?
    .-= krismariana´s last blog ..Amplop Sumbangan =-.

  16. Halo Mbak Imelda, salam kenal.
    Saya baru saja selesai nonton film Okuribito (Departures). Film ini berhasil menguras air mata saya. Selesai nonton, saya jadi ingat sama ibu saya. Nah, saya cari data di google buat bikin resensi, eh saya bertemu dengan blog ini. Terima kasih untuk ulasannya yang sangat lengkap. Saya minta izin untuk dijadikan referensi saya dalam membuat resensi. Terima kasih.
    .-= Muhamad Husen Ali´s last blog ..Problematika IM2 =-.

  17. salam…
    Okubirito adalah film terbaik sepanjang masa…
    saya dah nonton 2 kali (dah hampir hapal hehe)

    jadi tau kehidupan pedesaan di jepang ( itu desa bukan sih? ), ko kayaknya enak dan menenangkan hati gitu ya. jadi pengin ke sana, tapi bagaimana mungkin T_T.

    reviewnya OK…..

  18. mhn bantuan mba imelda, saya sedang menulis skripsi tentang film ini…saya sedang dalam proses pengumpulan data dan penulisan….apakah memang benar adanya di jepang sebelum proses pemakaman ada prosesi merias jenazah?atau film ini hanya fiksi belaka?
    kira2 tahun berapa ya mba, film script film ini ditulis? saya kok belum nemu info tentang itu …hanya pembuatan film tahun 2008…
    mhn bantuannya sekali lagi.terimakasih…

    ……………….
    Memang ada kok…di Indonesia pun ada, terutama untuk yang beragama non-islam. Ngga pernah perhatikan ya? 🙂
    Awal mulanya th 1996, dari novel Aoki yang berjudul “Catatan Harian Suami Nokan” tapi karena tidak mendapat ijin dari pengarangnya (karena alur ceritanya berubah) Maka Motoki membuat skrip sendiri.
    Silakan baca di wikipedia Jepang

    本木雅弘が、1996年に青木新門・著『納棺夫日記』を読んで感銘を受け、青木新門宅を自ら訪れ、映画化の許可を得た[4]。その後、脚本を青木に見せると、舞台・ロケ地が富山ではなく、山形になっていたことや物語の結末の相違、また本人の宗教観などが反映されていないことなどから当初は映画化を拒否される。
    本木はその後、何度も青木宅を訪れた[4]が、映画化は許されなかった。「やるなら、全く別の作品としてやってほしい」との青木の意向を受け、『おくりびと』というタイトルで、『納棺夫日記』とは全く別の作品として映画化。映画公開に先立って、小学館でさそうあきらにより漫画化されている。
    映画の完成までには本木と、本木の所属事務所元社長の小口健二の働きは大きい。
    地上波での初放送は2009年9月21日。このときの視聴率は21.7%を記録した。
    EM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *