Hari ke 12 – Date with Riku @ FX

3 Mar

Hari ini Hari ke 12 : 26 Februari 2009 kami berdua kencan ke FX, sebuah mall baru yang terletak diujung pintu satu senayan, jalan sudirman. Jadi begitu Kai tidur, aku langsung ajak Riku untuk pergi. Sebetulnya ada happening sedikit sebelum kami pergi. Waktu aku mau pamit pada mama, aku menemukan pintu kamar mama terkunci. Dan kata Riku Sophie dan Kai ada di dalam kamar dengan Oma. Mereka bertengkar rupanya. Dan aku marah pada Riku… kenapa harus bertengkar? Aku marah pada kenyataan bahwa OMA yang boleh dibilang tidak sehat, mengunci pintu kamar, dengan 2 cucu. Kalau ada apa-apa siapa yang mau dan bisa buka pintu?

Rupanya dengan aku marah begitu, Riku merasa terkucil. Dia teriak dan lari bersembunyi di taman. Dia bilang, “Mama hanya perhatikan Oma saja”
“Jelas Riku Oma adalah mamanya mama…kalau ada apa-apa bagaimana?”
“Jadi Oma yang nomor satu buat mama? Riku sama sekali ngga dipikirkan?
Mama ngga ngerti Riku sedih…. mama tidak pikirkan Riku. Mama marah sama Riku.
Padahal bukan salah Riku….”
“Ya mama marah pada Riku, karena dengan Riku bertengkar sama sophie dan Kei, membuat Oma ambil tindakan mengunci pintu… dan seandainya ada apa-apa bagaimana? ….”
sambil bicara begitu aku sadar aku juga keterlaluan ….. well sebetulnya semua memang bukan kesalahan Riku. Awalnya mungkin begitu, dan kenapa aku harus marah pada Riku….
“Riku maaf… gomennnasai… kalau kamu sedih mama marah begini. Bukan salah Riku. Maaf ya…sekarang mama mau ajak kamu pergi main. Mau kan?

Setelah aku yakinkan berkali-kali baru dia mau terima permohonan maafku. Dan sambil kita keluar rumah, Oma keluar ke parkiran tanpa sesuatu apapun. Kekhawatiran aku menutup hati dan pikiran sehingga marah pada orang yang sebetulnya tidak bersalah, Phew…Betapa seringnya manusia begitu ya? Untung aku bisa sadar cepat, karena Riku melawan. Aku tahu dulu waktu kecil aku tidak seperti Riku, sehingga jika dimarahi, aku telan mentah-mentah. Dan itu tidak baik bagi perkembangan psikologisku. Menjadi orang yang introvert.

Andy mengantar dan menurunkan kami di FX. Begitu masuk Riku langsung membelalakkan mama, dan bilang, “Aduh mama aku suka tempat ini”. Apalagi waktu dia lihat peluncuran high slider bernama ATMOSTFEAR (setinggi 28,25 meter dan 72 meter panjang) yang meluncur dari dari lantai 7 dalam 12 detik itu…. sayangnya setelah aku tanyakan ada batas umurnya untuk bisa menggunakan fasilitas itu, yaitu berumur 15 tahun ke atas, tingginya 130 cm. Hmmm dia tidak bilang soal berat badan… kalau aku gimana ya? bisa-bisa rusak kali tuh…atau… bukan 12 seconds tapi 2 seconds hahahaha. (padahal masuk ke lubangnya aja belum tentu bisa loe Mel!!!)

Jadi kita langsung ke lantai 6, tempat bermain anak-anak yang bernama Playland. Aku pikir ini semacam Timezone, tapi ternyata lebih ke permainan bola, trampolin dan lain-lain yang lebih mengutamakan gerak badan. Nahhh kalo begini oleh banget untuk Riku. Lagipula masuk di sini satu anak Rp 50.000 bisa sepuasnya bermain dan boleh juga keluar masuk. Wahhh murah juga kalau dibanding aku harus cari penitipan di Jepang, 1 jam penitipan di Jepang jika bukan anggota harus membayar minimum 120.000 rupiah/jam (1000 yen/jam).

Dan karena aku lapar, ya aku tinggal aja si Riku bermain, sedangkan aku cari makan. Jadi deh aku makan kwetiau di salah satu gerai di lantai 7 dan…..tidak enak. Payah ah. Kembali lagi ke tempat Riku dan menunggu dia bermain sambil aku membaca buku yang barusan saja aku terima dari pak pos (terima kasih banyak ya Kris…), buku karangan Krismariana, termasuk kategori buku rohani, berjudul, “Knock..knock…knock are you there God”. Duh hebat ya temen-temen blogger aku, udah pada nerbitin buku.

Setelah Riku lumayan puas bermain, aku ajak dia makan. Ternyata di lantai 5 ada, sebuah corner penuh dengan masakan Jepang yang bernama Kuishinbou. Kuishinbou itu artinya anak laki-laki tukang makan. Di situ ada berbagai gerai khusus menjual Ramen, Soba, sushi, nasi kare dll…. wah serasa pulang kampuang deh masuk ke situ.

Dan Riku tentu saja memilih makan sushi. Karena toh Riku saja yang makan aku pilih tempat di counter Sushinya. Dan memilih sushi yang disukai Riku saja. Lucunya si Itamae (pembuat sushinya) tidak bisa bahasa Jepang. heheheh Jadi gimana dong kalau ada orang Jepang yang pesan sushi? Dia hapalin aja kali ya….

(kiri ke kanan : negitoromaki – tobiko -hamachi (sashimi) -appetizer)

Di dalam ruangan seperti Pujasera itu memang ada beberapa hiasan Japanese banget termasuk sebuah lapangan untuk Sumo. lucu juga sih. Satu hal yang sangat saya sayangkan adalah… soal pembayaran. Waktu aku mau membayar dengan Credit card jepang, ternyata mesin card readernya (kalo ngga salah dari Bank Permata) itu tidak bisa membaca CC Jepang. Memang aku tahu kadang membayar pakai CC Jepang sulit karena semua CC di Jepang sudah pakai sistem chips, jadi kadang bukan digesek lagi. Tapi sebelum berangkat aku sudah pastikan semua CC aku bisa dipakai baik utk gesek maupun chips reader. Eeee di Kuishinbou itu ngga bisa. Gimana kalau ada tamu dari Jepang langsung ya? (Tapi pikir-pikir iya juga sih, kalau tamu dari Jepang langsung pasti dibawa oleh expatriate yang sudah lama tinggal di Jakarta, jadi bukan dia yang bayar, staff lokal yang bayar) Well, pokoknya jika ada yang dari Jepang, hati-hati saja deh di situ. Malu juga kan kalo tidak punya uang tunai, dan hanya mengandalkan CC saja.

Sebelum kembali ke tempat bermainnya Riku, kami mampir ke WC. lucu juga di lantai 5 itu ada WC khusus anak-anak. Lalu di dalam WC perempuan aku menemukan hal yang tidak lazim lagi… (nyari-nyari tombol Flush ternyata….. )katro banget deh heheheh.

Sebetulnya di FX ada Wifi, dan aku memang menyesal tidak membawa laptopku. Setiap pembelian seharga akumulasi Rp 50.000 bisa memakai Wifi gratis. Tapi tadi aku pikir susah juga kalau aku mau menjaga Riku smabil nge-net, ternyata memungkinkan sekali. Lain kali kalau ke sini lagi aku mau bawa laptop ah…

Memang pernah ada teman di FB yang mengusulkan Wolrd Coffe sebagai tempat reunian… well kalau cuman untuk 6-10 orang sih gpp. Tapi kalau sampai 20 orang…tunggu dulu deh. Kurang bagus tempatnya.

Lalu di situ juga ada semacam ruang yang bisa disewa, bernama POD, yang dilengkapi dengan TV/display dan komputer. Hmmm setelah aku baca tariff nya lumayan juga mahal. Lagian kalo mau meeting di situ apa bisa konsentrasi ya? diliatin orang lalu lalang …hehehehe

Capek menunggu Riku aku sempat jalan sampai ke lantai bawah dan mampir di Century untuk beli suplemen calsium. Berhubung aku tidak minum susu segar di Indoensia, berasa juga kalau aku kurang kalsium.

Akhirnya sekitar jam 3 aku ajak Riku pulang, dan sebelum pulang makan es krim dulu di Cold Stone. Well, Riku …hadiah ulang tahunnya udah lunas ya….

9 Replies to “Hari ke 12 – Date with Riku @ FX

  1. Hahhaa …
    Casting masih berlanjut rupanya …

    I am sure Riku pasti senang sekali …

    Ya FX ini kata orang terkenal dengan seluncuran 12 detik itu …

    Orang kantor banyak yang udah nyoba …

    Salam saya EM …

  2. Setelah melihat tempat peluncuran itu, langsung ngeper. Nyaliku payah juga. Udah tua kali…Padahal dulu waktu masih anak2 senang banget dengan acara panjat memanjat pohon, apalagi menirukan film raksasa yang diputar TVRI tiap minggu siang. Kalo sekarang katro deh…Kagak ada nyalinye…Hi hi…

    Hery Azwan´s last blog post..Antara Van Gogh & Picasso

  3. Wah, susinya lucu-lucu, dan keliatannya enak banget (*jadi bingung nih, mau nyiapin makanan apa ya di Yogya buat Mbak Imel, lha biasa makan yang canggih-canggih gitu … 🙁 )

    tuti nonka´s last blog post..Napoleon

  4. Wah, sushi oh sushi!
    Aku kangen sushi Tei di PIM meski di sini buanyak bener rumah makan sushi…

    DV´s last blog post..Dosa

  5. Waaa….hadiah ulang tahun Riku spesial dari mama Imel menyenangkan banget…..
    Riku lucu banget. Terutama aku suka foto Riku diatas yang lagi meletakkan kepalanya diatas meja, dengan poni penuhnya. Aihh

    diantara kesibukan mbak Imel, aku bener-bener gak bisa membayangkan mbak Imel bisa posting tulisan terus tanpa henti. Hebat.

    prameswari´s last blog post..Temu Kangen

  6. Aku melihat tatapan mata Nicholas Saputra di sini. Hihihi. Betul kata Mascayo, bahkan lebih tajam! 😉

    Usia 6 tahun aku dulu ngapain ya…

Tinggalkan Balasan ke Daniel Mahendra Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *