Kaleidoscope

22 Des

Saya diberi tugas oleh Bang Hery untuk membahas tentang kaleidoscope. Setelah saya cari dalam google versi jepang, saya mendapatkan keterangan ini.

Kaleidoscope berasal dari bahasa Yunani yang merupakan paduan kata [Kalos] yang berarti indah, [eidos] berarti corak dan [scope] berarti melihat. Jadi kaleidoscope sendiri merupakan sebuah alat semacam teropong yang didalamnya terdiri dari 3 lembar lempengan kaca yang diberi sekat, dan di bagian dalam diberi kepingan kaca atau kertas warna warni sehingga bisa memantulkan sesuatu corak yang berwarna-warni. Kita bisa melihat langsung ke dalam teropong tersebut atau memantulkannya ke dinding. Seni ini sangat terkenal di Jepang, sehingga kalau Anda pergi ke toko cendera mata, pasti akan menemukan tabung dengan lapisan kertas Jepang, dan jika Anda melihat lewat lubang kaca yang ada di ujungnya, bisa melihat corak warna yang bisa berubah jika tabung itu diputar.

Ya! itulah kaleidoskop (bahasa Jepangnya Bankakyou) . Arti sesungguhnya melihat corak yang indah…. sampai ada museum di Kobe bernama Kobe Kitano Kaleidoscope yang menyuguhkan keindahan kaleidoscope dalam berbagai jenis warna dan corak. Lihat slogannya, Healing and Relaxing Time with Beautiful View in a Small Hole.

Tapi di penghujung tahun biasanya memang ada acara di televisi/media lain di Indonesia yang menyajikan suatu rangkaian kejadian yang terjadi dalam satu tahun sebagai kilas balik, dan dinamakan Kaleidoscope. Tapi karena isinya bermacam-macam kejadian, dan termasuk juga kejadian buruk, mestinya tidak cocok ya dinamakan kaleidoscope. Semestinya diberi nama kilas balik saja… atau perenungan. Siapa yang mau usul?

Hei boy... what are you thinking about? Live? or enjoying the scenery or thinking of you Mother?
Hei boy... what are you thinking about? Live? or enjoying the scenery or thinking of you Mother?(Riku @ Okinawa)

:::::::::::::::::::::::

Saya sebetulnya ingin sekali membuat kaleidoscope eh kilas balik saya di tahun 2008. Tapi karena tidak ada waktu, saya ingin membuat sebuah “CHILDLENS”. Apa yang dilihat seorang anak melalui lensa kamera. Terinspirasi dari sebuah buku dengan judul sama, yang saya baca di Sendai. Seorang anak diberikan kamera dan bebas mengambil foto apa saja. Dalam buku itu ada foto tatami, ada foto kamar, atau mainannya, dan ada foto ibunya sedang berganti baju. Sebagai pengganti Kaleidoscope saya, saya ingin mengetengahkan childlens Riku yang membawa kamera waktu dia pergi ke Okinawa musim panas lalu. Saya pilihkan beberapa foto dia yang layak menurut kacamata orang dewasa.

Bagaimana? Apakah Anda terhibur dengan hasil potret Riku?

Waktu kecil dan pertama kali saya kasih Riku pegang/potret dengan camera digital, papanya bersungut-sungut. Katanya,”Anak-anak dikasih kamera, nanti kalau rusak bagaimana?” Tapi saya bilang, asal kita kasih tahu tidak boleh begini begitu kan pasti bisa. Kalau rusak ya itu resiko. Sama halnya waktu Riku sudah mulai mengerti dan menggeratak apa saja, saya bilang, “Jangan pegang pisau. Pisau itu bisa membuat berdarah, dan sakit. Tapi kalau Riku mau sakit, silakan!. Riku mau sakit?”….. Tentu saja dia bilang tidak. Dan sejak saat itu biarpun ada pisau di atas meja, dia tidak akan pernah ambil atau bermain. Malahan dia bilang, “Mama ini pisau. Bahaya loh!”….

Biarkan anak-anak bermain dan berkembang dan juga merasakan kenyataan yang mungkin tidak bagus, sejauh resiko itu masih rendah. (Tentu saja saya tidak akan biarkan dia berjalan sendirian di jalan besar waktu itu kan, karena semua juga ada waktunya. Lihat-lihat kondisinya lah….)

18 Replies to “Kaleidoscope

  1. setuju dengan cara di atas tentu mengajarkan banyak kepada anak dan diri kita juga wah malah jadi terinspirasi nih hahaha walau originalnya di mbak saya kopi dah hahaha
    salam dan selamat menjelang natal dan tahun baru mbak untuk keluarga di sana

    genthokelir´s last blog post..Gunung Kelir ( DOT ) Com

    hehehh silakan kopi Pak Totok… saya sedang bisa menjadi inspirasi untuk bapak.
    terima kasih juga ucapannya… Salam pada teman-temannya Roy hehhhe
    EM

  2. Waa…foto-foto Riku keren mbak. Sebagai penikmat fotografi, saya menilai sudut foto yang Riku ambil pas dan natural. Childlens hmmm apakah itu disertai juga cerita2….atau hanya foto2 saja??

    prameswari´s last blog post..Foto Berjudul

    Childlens hanya foto saja. tanpa kata-kata…. biarkan hanya foto yang berbicara. Saya sempat terbahak waktu melihat buku itu, yaitu waktu si anak potret ibunya sedang ganti baju (dan sesungguhnya banyak juga di kamera saya foto begitu…jelek deh pokoknya hahahah). Riku paling banyak memotret TV hihihi

    EM

  3. Thanks info tentang kaleidoskopnya. Mungkin dulu yang ngasih nama progam kaleidoskop itu berasumsi, tahun baru akan seindah spektrum warna, lagipula dulu di Indonesia jarang ada berita buruk deh rasanya.
    ##
    Aih lihat foto yang dibikin Riku, bagus-bagus.
    Salut dengan cara mbak mendidik anak. Ntar kalau aku punya anak, bakalan sering konsultasi, ya ya… 😀

    Ahhh pasti kamu bisa menjadi ibu yang baik Yoga. Semua pasti bisa. Karena sesungguhnya kita sudah belajar dari ibu kita masing-masing dan mengurangi yang tidak kita suka serta menambah keinginan kita.Demikianlah di saya sehingga menjadi “Imeldaisme” hihihi.
    EM

  4. Wah, jadi tersanjung nih dikutip dalam postingan ini…
    Kaleidoskop dulu terkenal di TVRI. Namun, setelah ada tv swasta pelan2 kaleidkoskop TVRI mulai kehilangan pamornya. Di tv swasta judulnya menggunakan kata lain. Bisa “Kilas Balik”, bisa “Catatan Akhir Tahun”.
    Dulu, kaleidkoskop TVRI terdiri dari:
    1. Kaleidokosp Dalam Negeri
    2. Kaleidoskop Luar Negeri
    3. Kaleidkoskop Olah Raga

    Rasanya cuma itu deh. Nggak tahu, apakah ada kaleidoskop Seni atau Budaya.

    Btw, foto2 Riku bagus sekali. Ternyata anak2 kalau diberi kepercayaan, mereka akan membayar kepercayaan itu dengan tunai, nggak kredit. He he he…

    Selamat Hari Ibu, Ime-chan…

    Hery Azwan´s last blog post..Sup dan Tulang

    Terima kasih ucapan selamatnya Bang…
    ya saya masih ingat suka nonton kaleidoskop di TVRI

    EM

  5. Wah, seneng bgt pagi2 dah berkunjung ke webnya neechan, dan disuguhi foto2 yang indah2. Hihihi Neechan nti lama2 bisa jadi psikolog anak nih 😉

    Makasih ya Riku atas foto-fotonya hehhehe tiap berkunjung ke blog ini pasti ada sesuatu yang bisa bawa sebagai “oleh2” ;p

    -Wita-

    wita´s last blog post..New Music 2

    aku? psikolog anak?
    kasian ah anak-anaknya
    aku terlalu sadis sama anak-anak hihihi
    EM

  6. Imel, betapa senangnya membaca tulisanmu ini.
    Engkau telah mengajarkan pada Riku dan Kai untuk menjadi anak mandiri…..lihatlah fotonya, punya karakter yang kuat.Nanti dia bisa menjadi photographer yang hebat di kemudian hari….

    Dan peran ibu di Jepang selalu menjadi panduan para ibu di dunia, bagaimana mendidik anak.

    Saya ambil dari Kompas tgl 22 Des 08 (tulisan Elias Situmorang) hal 44, yang mengambil kata-kata Daoed Joesoef yang menulis di Kompas tanggal 7/7/2007:
    ” Kemajuan Jepang bukan pada pertama-tama etos kerja yang tinggi, tetapi ada pada perjuangan dan tugas yang diampu oleh ibu rumah tangga yang bertanggung jawab penuh akan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Ibu-ibu di Jepang menjadi plus, karena mampu menghidangkan kehangatan dan kasih, bukan sekedar makanan empat sehat lima sempurna. Membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah dan mengajar anak sopan santun. Mereka dengan rela dan tulus menjadi ibu sejati.

    Indah sekali ya Imel, saya melihat kata-kata di atas tercermin dari diri Imel, saat kita ketemu dan diskusi hangat, juga dari tulisanmu.
    Selamat hari Ibu Imel, semoga engkau menjadi panutan dan ibu yang memberi penerang bagi putra-putramu.

    Dan cerita kaleidoskop ini, sekaligus menceritakan bagaimana seorang EM, mampu menceritakan bagaimana kemungkinan kata kaleidoskop itu selayaknya digunakan.

    edratna´s last blog post..Doa dan kasih sayang seorang ibu penting dalam mengantar kedewasaan anak-anaknya

    Ibu terima kasih untuk pujiannya (saya anggap ini sebagai pujian).
    Tapi hendaknya juga jangan dianggap bahwa saya mencerminkan 100% ibu Jepang. Banyak unsur yang saya malah benci dan tidak akan saya adopsi. Nanti saya akan tulis deh ibu Jepang itu bagaimana. Meskipun memang benar waktu harian dari seorang ibu Jepang 90% untuk anak karena tidak ada pembantu dan baby sitter. Setiap wanita tentu punya idealnya masing-masing dalam mendidik seorang anak ya bu. Tidak ada standarnya.
    Selamat hari ibu juga kepada ibu Enny.
    EM

  7. Hmmm …
    EM … gak papa …
    Keputusan untuk memberikan Riku kebebasan untuk menggunakan kamera digitalnya … adalah langkah yang OK

    Buktinya rekaman kameranya OK juga kan …

    Dan lagi bukankah Orang jepang identik dengan Foto-foto … apapun akan di foto oleh mereka

    Hehehe
    Salam saya

    nh18´s last blog post..ROTASI

    heheh iya orang Jepang memang identik dgn foto. Sedangkan foto puding yang akan dimakan saja bisa jadi obyek foto dan dikirim ke email ya….hehehhe.
    EM

  8. kalo nggak dikasih tau Riku yang ngambil foto,.. bisa kecele deh… bagus banget… saya senang sekali foto kuil.. pas banget..
    ternyata ada bakat jadi fotografer nih…
    [senyum.com]:)

    ekoph´s last blog post..Maryamah Karpov, sebuah Review

    Hehehe iya, masih ada beberapa yang sebetulnya tidak jelek banget sih. Sebelum dia pergi saya sempat ragu, mau bawakan dia kamera atau tidak. Sebelumnya dia agak manja, dan tidak mau pergi karena harus pisah dengan saya. Jadi saya beri tanggung jawab itu. “Tolong fotokan yang banyak untuk mama, sebagai oleh-oleh…nanti kalau mama lihat foto-foto yang bagus, kita bisa pergi lagi ke sana sama-sama kan?” Jadi dia tidak meninggalkan tas isi kameranya, dan dia bawa ke mana-mana. Padahal agak berat loh itu kamera (saya kasih kamera digital yang lama soalnya). Mau lihat hasil foto Riku ya lain? Saya carikan ya heheheh.

    EM

  9. Photo Riku jauh lebih canggih daripada photo2 aku, Sis.. hehehe..

    Eniwei,
    mungkin lebih tepat kalau dibilang rekap setahun kemarin.. (hidih, kayak laporan keuangan ajah.. 😀 )

    @ Riku:
    Dek, dek, Aunty Lala minta photo-nya Mama yang lagi ganti baju dong… Ntar Aunty kasih permen deh.. hihihihi….

    Love you, Sis.
    Selamat Hari Ibu untuk Mama-nya Riku dan Kai…

    Lala´s last blog post..Story of a Beautiful Woman

    Rekapitulasi…bah keuangan sekali (duh aku gaya batak juga nih!) ? ogah ah mumet!!
    hmmm kenapa sih mau liat foto Mama Riku ganti baju? ntar aku upload khusus buat kamu deh hahahah. Lagian Riku ngga suka permen, sukanya Coklat dan Es krim hihihi.
    EM

  10. memangnya Riku chan umur berapa mbak?
    photonya keren euy!

    mbak Imel kayak suster di nany 911 deh,
    yg pinter memahami anak kecil ^^

    okinawa itu tempat pangkalan amerika yah?
    [sok tahu]

    SENYUM 🙂

    septa´s last blog post..senyumku tak bau rokok lagi

    Dia umur 5 tahun, Feb nanti 6 tahun septa.
    Wah aku paling ngga bakat jadi suster…ngga sabar…. kasian nanti pasiennya hihihi
    Okinawa memang ada pangkalan militer US nya, tapi juga terkenal sbg tempat wisata di Jepang.
    Riku pergi 3 hari bersama bapak ibu mertua saya. Tentu saja dibayarin semua hihihi
    EM

    EM

  11. Wah sebuah model pendidikan tentang tanggung jawab yang bagus sekali bu mel, yang memberikan sebuah kamera digital untuk dibawa anak ini harus saya coba juga.

    Selain itu, menarik juga untuk melihat hasil foto anak kita sendiri, kita bisa mempelajari apa yang sebenarnya menarik bagi si anak.

    Great post bu.

    iya jangan sayang barang…sayang anak aja. Atau jangan kasih yang mahal. Dengan memberikan kamera juga kita bisa lihat dunia di mata dia. dia hanya bisa melihat bagian bawah…sedangkan bagian bawah itu sering terlewatkan oleh kita. dengan melihat hasilnya seakan kita bisa melihat dengan kaca mata dia kan…
    thank you deden.

  12. Kok bisa-bisanya orang Indonesia menyebut kaleidoskop sebagai kilas balik, ya??? Para blogger Indonesia, ayo luruskan pemahaman kaleidoskop ini.

    Trims banget infonya.

    Salam kenal

    heheheh kan orang Indonesia sering salah kaprah
    Salam kenal juga
    EM

  13. Wahhhh keren banget potonya Riku…. Hebat deh, kasih 2 jempol buat Riku.

    “Biarkan anak-anak bermain dan berkembang dan juga merasakan kenyataan yang mungkin tidak bagus, sejauh resiko itu masih rendah.”

    Aku setuju banget tante. Sejak nikah, aku mulai rajin ikutin acara di METRO tv “Nanny 911”,banyak banget ilmu yang aku dapat dan salah satunya ya seperti yang tante bilang itu 🙂

    Reti´s last blog post..Selamat Hari Ibu…

    gitu ya…aku ngga tau sih acara itu…
    kalau aku emang dr dulu mungkin bisa dibilang ibu easy going
    Mau makan es krim pagi-pagi…silakan …tapi kalau muntah tau sendiri…
    sejak dia rasakan ngga enaknya muntah pagi2….berhenti tuh minta es krim pagi-pagi hihihi
    malah sekarang udah jarang makan es krim
    manusia itu kalau dilarang malah berbuat…. jadi dikasih aja tapi tanggung jawab sendiri hihihi
    EM

  14. aku juga suka kasih kamera buat anak2ku dan suka amazed dengan hasil jepretan mereka. seperti meliha suatu benda dari point of view anak2. hehehe…

    btw, lay out barunya bagus…
    palagi foto profilnya. imyuttt banget! 🙂

    caroline´s last blog post..Happy Mother’s Day…

    bener caroline…kita bisa tahu apa yang bisa dilihat dari ketinggian mereka kan?
    lay outnya nanti ganti lagi kalau natal sudah habis …
    foto profil iya dulu imut-imut skr amit-amit hihihi
    EM

  15. Mel, keren ya hasil karya Riku, memang betul kalau anak diberikan kebebasan bersyarat, dia akan bener-bener bisa berkreasi. Anakku juga begitu, mereka suka gambar, tapi aku ga suka kotor, jadi mereka ga bebas bereksplorasi, payah ya aku. Suatu hari, mereka ber-3 (tanpa setahu aku), gambar bareng dengan cat air di kamar (tertutup)….luar biasa…keren banget hasilnya, walaupun kamar jadi becek-cek…hehe

    D Laraswati H´s last blog post..Arum dan Kolintang

Tinggalkan Balasan ke Melati Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *