Akhirnya tiba deh waktunya untuk meninggalkan dunia mimpi menuju dunia kenyataan yang mau tidak mau harus dihadapi. Biasanya aku pada hari terakhir menjelang keberangkatan pasti capek. Karena masih mau beli ini itu…tapi kali ini aku menyerah pada waktu saja. Masa bodoh deh. Cuman satu tujuan utama hari ini yaitu membeli rendang di Ntb, Sabang. Waktu aku tanya siapa yang mau anterin…. Chris bilang, “Loh kan bisa minta delivery Mel”
Hmmm jamannya udah beda, sekarang semuanya serba mudah. Tinggal angkat telepon, bisa pesan kemudian diantar. Tentu saja dalam jumlah yang ditentukan mereka dan semuanya beres asal ada uang. Jadi aku telpon saja dan minta diantar, tidak usah buang waktu lagi pergi ke sana. Sementara itu koper juga sudah siap, aku masih santai-santai dengan anak-anak. Sinta dan Fanya juga datang to say good bye. Sayangnya Sinta masuk angin jadi minta dikerok sama Mbak Yati…. aku paling ngga bisa deh dikerok gitu…gitu geli.
Oh ya hari Sabtu kemarinnya sebetulnya Yu Tum juga datang lagi ke rumah, dan memijat 4 dewasa dan 3 anak-anak… duh mana ada dulu aku waktu anak-anak kenal yang namanya tukang pijat heheh. Yang lucu si Riku dipijat kesakitan dia.
Ada yang ketinggalan? Banyak … tapi aku bisa hidup kok tanpa itu….hehehe. Gitu deh kalau menunda sampai saat terakhir. Aku biasanya beli obat-obat di apotik, misalnya benadryl, enkasari, koyok cabe, dll. Tapi karena kemarin sesudah misa di gereja blok B, langsung jemput Dharma di SD-ku itu jadi aku batal ke Apotik. Tapi aku jadinya bisa nostalgia juga ke SD Tarki 1 itu…masih sama seperti yang dulu… tapi aku tidak melihat guru-guru yang dulu mengajar aku (ya udah uzur la yauw). Hmm kapan bisa bikin reuni SD ya? Sebetulnya aku sudah dimarahi Kiki yang jadi contact person utk SD… kenapa tidak kasih tahu bahwa datang hehehe…yah nanti deh tahun depan. Dan yang mengejutkan aku di SD itu sebetulnya adalah bertemu Trisyanto dengan anaknya sedang naik vespa.
“Loh kamu belum balik ke Jepang Mel?”
“Belum…besok sih baliknya” “Kamu ngapain di sini?” (guoblok banget deh pake tanya)
“Ini anak gue sekolah di sini….” “Abis di sini paling dekat dan paling murah”
wahhh….. agak bengong juga aku pada kenyataan bahwa teman aku menyekolahkan anaknya di situ. Uhhhh diingatkan bahwa memang kita udah generasi “tua”. Bahkan Riku sendiri bilang, dia mau sekolah sama Dharma di Jakarta, berarti di SD itu.
Perjalanan ke Jakarta kali ini benar-benar membawa aku kembali pada kenangan-kenangan masa lalu. Bahkan sebelum berangkat ke Cengkareng aku masih sempat scan sekitar 100 foto jadul selama 1 jam…. dibela-belain. Nanti suatu waktu aku akan posting deh dengan kategori JADUL hehehe.
Perjalanan ke cengkareng juga lancar, sampai saat terakhir masih dapat sms dari dadi (thanks for CDs nya dad), ira bowo (yang sedang dalam perjalanan ke Medan) dan lala. Chris bisa antar kita sampai ke pintu ruang tunggu boarding, dan setelah kita masuk ke pintu ruang tunggu itu, langsung bisa masuk ke dalam pesawat. Jadi tidak usah tunggu lama-lama di luar. Tapi sayangnya aku jadi ngga bisa kirim sms untuk kasih tahu ke papa, semua OK. Bahkan sebelum aku tutup HP, masih masuk sms dari Mariko dan Tina yang menanyakan “is there any problem”. Pramugrari JAL banyak yang orang asing, dan ada satu yang cantik yang banyak melayani kita.
Riku tanya, “Ma, kenapa dia orang Jepang tidak pakai bahasa Jepang ke kita? Dia orang Jepang?”
“wah ngga tahu… tanya aja.”
“Mama yang tanya dong”
Ternyata si manis itu orang Thailand, so aku bicara dengan dia pakai bahasa Inggris aja. Dan juga sodara-sodara… di bagian belakang banyak orang Indonesia, kayaknya sih pemagang. Jadi… announce dalam bahasa Indonesia diputar deh. “Suara mama ya?” ….. iya…. ntah sampai kapan suara itu bisa berkumandang di pesawat JAL.
Tujuh jam perjalanan, dan kita mendarat di Narita pukul 7:30 an. sedikit lebih cepat dari rencana. Tapi aku keluar paling akhir dan dengan santai jalan ke Imigrasi. Pertama kali aku ikutin cara baru di Imigrasi Jepang, yaitu dengan scan jari telunjuk kanan dan kiri, serta pembuatan foto di pintu Imigrasi. Mustinya sih di komputer tertulis “Tidak termasuk dalam Black List” hehehe.
Narita selasa pagi itu panas. lebih panas dari Jakarta. dan di layar monitor ada jadwal Hanabi- Festival Kembang Api pada tanggal 23 Agustus nanti. Hmmm biasanya agustus penuh satu bulan aku tidak ada di Jepang, jadi tidak sempat melihat hanabi. Namun kali ini masih bisa (kalo mau berdesak-desakan dan berpanas-panasan).
Well, Tokyo I’m Home. TADAIMA.