Game Center

14 Agu

Satu-satunya hiburan untuk Riku adalah Game Center. Karena susah meng-arrange jalan-jalan ke luar kota, atau tempat rekreasi lainnya, terpaksa deh Opa atau saya mengantar dia ke Game Center yang ada di dekat rumah. Kalau di Jepang tentu saja Riku tidak pernah saya ajak ke game center… mumpung di Indonesia, masih kebayar kalau dia mau main sepuasnya.

Kemarin sekitar jam 3 siang, opa, oma dan cucu-cucu jemput Darma dari sekolah lalu mampir ke Amazone di Blok M plaza. Ini ke 4 kalinya aku ke sini, tapi untuk Riku sudah yang ke 5 kalinya. Dia sudah hafal tempat-tempat bermain yang dia suka. 4 chibi (unyil) berlari sana sini coba game yang dia bisa. Segepok koin aku bagi 4 masukkan ke dalam kantong plastik supaya mereka pegang sendiri…. eeee si Oma juga minta bagian hihihi. Duh Oma…mau main apa coba?

Eh tapi karena aku merasa aman tidak harus memperhatikan Riku terus menerus, aku main satu game yang menjatuhkan bola untuk kemudian bola itu akan masuk lubang dengan tulisan angka-angka yang ada. Waktu Riku mulai main di situ, dia hanya mendapat angka 1 atau 3 sehingga tiket (yang nantinya bisa ditukarkan dengan hadiah juga sedikit). Lalu kebetulan pas aku yang tekan tombolnya, dapat 20…… srrtttttt keluar deh berderet tiketnya sebanyak 20 buah. Melihat itu Riku jadi kesal kenapa kok dia tidak bisa banyak seperti mamanya…. Akhirnya aku alihkan dia ke permainan lain. Tapi begitu dia asyik bersama Darma, aku iseng …ah kapan lagi aku main, so aku kembali ke game yang bola tadi…dan aku dapat 20 dan 50 tiket. Memandang 50 tiket keluar itu memang puas ya…makanya anak-anak jadi ketagihan. And u know what, setelah tiket 50 itu keluar, gamenya berhenti tidak bisa dipakai lagi (untuk beberapa saat) hahaha…mesinnya ngambek.

Selain main yang santai begitu, aku juga main basket tuh… mayan juga tuh bisa keringatan. Gini-gini dulu waktu SMP aku sering main basket dan volley loh, meski ngga jago-jago banget. Kemarin max angka yang keluar 36, that means 18 bola!! whew….

Eeeee si Opa liat aku main, mau juga ikut main…. dan si Oma karena masih pegang koin sisa, dia juga ikut main… Lucu juga liat opa dan oma main basket.

Setelah cukup banyak koin yang aku beli, juga sudah capek (capek nunggu dan berdiri) aku ajak semua pulang…jam4:30 tuh. Tahu-tahu ada mesin mainan pendorong permen-permen supaya jatuh mengeluarkan banyak permen, dan ditemukan oleh Darma. Langsung deh Sophie, Riku dan Kei juga berkerubung, pungutin permen-permennya. Daaaaaan ternyataaaaaaa mesin itu korslet deh… soalnya tanpa masukin koin bisa terus dimainkan. JADI, anak-anak maiiiin terus sampai menghasilkan permen satu kantong plastik (dalam hati aku pikir, yah ada untungnya juga deh, meskipun belum balik modal hahaha)


Kalau tidak dihentikan, pasti anak-anak tidak mau berhenti, jadi aku takut-takutin mereka….”Yang punya mesin kalau lihat kalian main terus, dan liat mesin itu rusak pasti marah loh, dan pasti minta kalian bayar loh!… Biasa bayar? ayo PULANG!!!!.


Dengan berat hati mereka pulang deh… but lucu juga hari ini. Riku bilang “Mama, hari ini the best day yah!”. Gimana ngga, dia juga nomor satu di permainan tenis, sehingga kalau Anda pergi bermain ke sana, akan ada tulisan ranking pertama RIK….. Untung deh Riku, soalnya mama ngga bisa ajak kamu ke mana-mana ke tempat lainnya.

Foto-foto selama di Jakarta bisa dilihat di Multiply:

Selamat Ulang Tahun adikku sayang

14 Agu

Bertepatan dengan hari Pramuka, adik keduaku ini berulang tahun. Tina. Bukan singkatan dari Agustina, tapi singkatan dari Martina. Martina adalah nama seorang suster, guru SD-nya mama yang katanya sayang sekali sama mama. Dan kebetulan juga ada seorang kakak mama yang baru meninggal waktu itu yang bernama Tino.

Adik keduaku ini adalah perempuan yang TOMBOY!!! (Aku juga menganggap diri sendiri tomboy, tapi kayaknya masih kalah deh…soalnya dia tidak akan pernah memakai rok, selain ke gereja hehehe)
Kadang kita ledek dia, mungkin karena mama dan papa ingin anak laki-laki maka kamu (anak ketiga) jadinya begitu…dsb.

Nakal!! Pernah adik pertama saya, Novi, waktu itu mencari Tina di TKnya. Cari-cari tapi tidak ketemu, jadi bertanya pada suster…. Dan oleh suster disuruh mencari di atas pohon ….. benar saja, dia ada di atas pohon. )(‘&(%&’%$$# Karena nakalnya sampai mungkin suatu saat ada yang kelepasan mengatakan

“Kamu anak pungut dari tempat sampah. Lihat kamu yang paling hitam kan?”.

Dan suatu malam dia tanyakan pada mama…

“Mama benarkah aku anak yang dipungut dari tempat sampah?”.

“coba lihat tangan kamu… bandingkan warnanya dengan mama. sama tidak? ”

“sama”

“nah sama toh… kamu dibilang begitu karena kamu nakal sih. Tapi kamu tetap anak mama.”

Tapi memang ejekan selalu bertubi-tubi datang. Mungkin dengan maksud bercanda. Sampai kakek kami pernah memanggil dia Tamil Tambi!… kalau dipikir sekarang sadis juga ya. Dan karena dia orangnya cuek, maka semua tidak pernah berpikir itu menyakiti hatinya. Padahal menurut saya, dia sempurna. Satu-satunya di keluarga kami yang jago di bidang olahraga dan musik. Olahraga memang dimulai karena  dia asthma. Basket, SoftBall, Shorinji Kempo.  Dia juga bisa bermain gitar dan piano. Saya katakan bisa, karena dia tidak pernah belajar di kursus.  Musik yang pertama dia kuasai karena belajar dan latihan terus adalah recorder (suling). Secara rutin grup ansamble dari SD kami di bawah pimpinan Pak Cheppy Soemirat berlatih di rumah kami. Sampai dia sering muncul di TV dalam acara Bina Musika.  Dia juga pernah membuat grup band putri dan mengikuti lomba kemudian mendapat juara ke dua. Dia memainkan bass dan vokal. Tidak tahu lagu apa yang dibawakan, tapi saya ingat dia pernah berlatih lagu rock (something begin with one, two, three rock… duh lupa deh)

Selain jago sport dan musik, dia satu-satunya di keluarga kami yang pintar sekali berhemat dan mengelola keuangan. Jadi kalau kami, anak-anak merencanakan untuk membeli hadiah untuk papa dan mama, pasti uang kami di poolkan ke dia untuk di-manage…  Dan satu sifatnya yang sulit sekali saya contoh, adalah gigih sekali berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Dia belajar bahasa Jepang dalam waktu relatif singkat, hanya untuk menyusul saya ke Tokyo, dan mengambil master of Architect di Yokohama National University. Meskipun sudah diberitahukan bahwa dia tinggal “gratis” bersama saya, dan tidak usah memikirkan biaya kuliah, dia gigih mencari beasiswa…. dan akhirnya dapat dari Rotary Club, dan juga -arbaito mengajar bahasa Indonesia, tanpa bantuan dari saya. Murid dia, sama sekali tidak ada hubungannya dengan saya. Kegigihannya ini benar-benar cocok untuk bekerja di Jepang deh…. Dan mungkin karena kegigihannya inilah dia bisa menjadi seorang programmer di sebuah perusahaan asing (USA) di Jepang.

I really love her and her character. Karena itu saya dari kecil lebih bisa share kamar dengan Tina, daripada adik saya yang satunya. Yang pasti saya pernah menangis dan minta maaf ke dia, waktu berkelahi soal sesuatu dan saya pukul dia dengan sapu lidi. Begitu saya lihat kulitnya baret memerah….. duh… what have I done? Aku langsung minta maaf dan dengan tenangnya dia bilang, ” Ngga sakit kok, keliatannya aja seperti sakit…..” Duh adikku ini…..dan kalau dipikir memang dia yang paling banyak dibawa papa ke emergency room, dan paling banyak jahitan di dagu, lutut, dan mungkin bagian tubuh lainnya. Betapa sering dia jatuh, entah dari mobil jeep papa (karena semua meninggalkan dia sendirian dalam mobil, jadi dia loncat sendiri), atau dari pohon  (main ayunan di pohon belimbing, kok bisa terjungkal ya?) … bahkan pernah ketiban daun pintu jati (heran banget deh kok bisa copot tuh pintu yang berat itu)

So, tante Titin~~~, don’t force too much with your work. Hodo-hodoni …. Kai and Riku need you sometimes, jadi sering-sering datang ke Nerima ya. Aku juga kadang butuh bantuan dan dukungan… I remember called her early in the morning, just crying karena stress. Dan dia langsung datang. Amat sangat lain hidup kita ini, jika kita tahu bahwa ada saudara kita selalu di dekat kita. Meskipun agak berjauhan, telepon juga paling sekali sebulan, tapi dengan kesadaran bahwa within 1-2 hours kita bisa bertemu… hidup di negara asing ini bisa tertahankan. Yang pasti lebih cepat daripada 7 jam terbang ke Jakarta.

We love you, and Happy Birthday (don’t count please!!! just enjoy—). I promise I will make a black forest cake for you, as soon as I arrive in Tokyo.