Pengalaman jadi joki

12 Agu

Gara-gara three-in-one, timbullah jenis pekerjaan musiman baru yaitu menjadi joki, untuk melengkapi jumlah penumpang mobil menjadi tiga orang. Biasanya di mulut jalan-jalan yang menuju ke Sudirman-Thamrin itu, banyak calon joki yang mengangkat tangan, menawarkan “diri” untuk menjadi joki. Tak jarang juga ibu yang membawa bayinya…bisa dihitung dua sekaligus deh. Saya tidak tahu mereka dapat “honor” berapa…..

Nah, tadi pagi bapak saya harus pergi ke lemhanas. Andy, adik saya yang akan mengantarkan. Dan dia mengajak Riku supaya bisa lewat three-in-one. Perginya sih berjumlah tiga, tapi setelah papa diturunkan, tinggal dua dong. Jadi adik perempuan saya panggil saya yang sedang kutak-kutik dengan scan untuk ikut pergi melengkapi jumlah tiga orang supaya pulangnya bisa cepat juga.

“Mel, cepet tuh, temanin Andy biar pulangnya bisa bertiga lagi”

“Gile lu, gue belum mandi, pake daster lagi……”

“Ngga papa kan di dalam mobil aja, asal keliatan ada 3 orang. Buruan…mereka udah mau berangkat!”

“Weks, aku ambil tas dan hp dulu. ”

Jadi benar-benar tanpa nyisir, tanpa ganti baju, tanpa mandi, tanpa sarapan, tanpa *** cuman sempat ambil sandal, langsung naik mobil dan berangkat. Sambil aku teriak “Oiii yang di rumah tolong liatin anakku yang satunya….”

Dalam mobil aku duduk samping pak supir ganteng, mustinya aku dianggap pembantu berdaster, sambil ngomel “Jangan sampai aku ketemu temen deh…bisa turun pasaran…”

But ada hikmahnya juga sih aku duduk depan, sambil menikmati pemandangan jalan utama kota Jakarta itu, karena sesungguhnya smapai detik ini setelah mendarat di Jakarta, aku belum beredar di daerah Sudirman menuju Thamrin. Baru lihat ada FX (jangan-jangan singkatan Fransiscus Xaverius nih hehheeh), trus liat ada alfa mart buka 24 jam (hebat juga euy konbini di Jakarta), bener-bener kayak anak desa baru datang ke kota besar celingak-celinguk kiri kanan. Setelah menurunkan papa di Lemhanas, ternyata Andy menuju Kuningan untuk pulang (kayaknya sih dia mau mampir nih). huh tau dia lewat Kuningan yang macet begitu, aku kan bawa laptop…. biar dianggap pembantu keren heheheh. So, bosen dalam kemacetan, aku melanjutkan mimpi yang tadi terputus alias bobo lagi….

Akibat macet smapai di rumah jam 10 pagi…. 2,5 jam di jalan bete banget … coba kalau aku di rumah udah bisa berapa ratus foto jadul yang bisa di scan tuh. Joki yang murah nih karena cuman dibayar pake coca cola di tengah jalan.  (Eh tapi aku sempat telepon teman baikku waktu SD yang bekerja di Kuningan…. untung bawa HP deh)

Selain Joki three-in-one gini, ada juga ya jenis-jenis pekerjaan sambilan yang musiman lainnya, misalnya penyewa payung waktu hujan (eh sekarang bayarnya berapa sih? Dulu kan 500 cukup, sekarang berapa?). Lalu apa lagi ya jenis pekerjaan musiman gitu?

Meniti kenangan #4 – after 22 years

12 Agu

Bukannya mau saingan dengan Lala dalam postingan after 23 years, tapi memang kemarin aku bertemu dengan seorang teman, yang pertama kali kita berjumpa itu memang 22 tahun yang lalu, dan setelah itu berpisah. 1986, pertama dan terakhir… Kami akrabnya hanya 100 jam saja (eh bener ngga ya. Dulu penataran P4 hanya 100 jam saja kan ya?) +Ospek di Rawamangun.

Pertama kali masuk UI 1986, saya bertemu dengan Dadi Lebon (berhubung suka Duren-duren tuh hehehe). Berhubung dia dari CC (Canisius College) dan saya serta Chandra dari Tarki, akrablah kita. Bersama Yota kita membuat geng 4 sekawan sehingga kemana-mana selama kita bersama. Sebetulnya kami menganggap Dadi ini lebih sebagai Bodyguard karena emang bodynya yang guede banget (padahal waktu liat di foto…ngga gede ah). Masih ingat saya, kita bertiga adalah Charlie’s Angelnya dan Dadi adalah Bosney hihihi.

Apa yang menyebabkan kita jadi dekat? tidak tahu…tapi mungkin karena BETE musti dengerin penataran yang ngga ketahuan ujungnya. Sebagai intermezzo, kita cekakak-cekikik dengan buat *geng*, lalu godain orang. Saya masih ingat ada satu cowo yang sering kita godain, atau ‘liatin’ karena si cowo ini putih, manis dan….. bibirnya meraaaaaaaaaah sekali seperti pake lipstik tapi tidak pake tentu saja. Bertiga dengan Chandra dan Yota cekikikan sambil bilang….duuuuh tuh bibir serasa siap untuk dic*um. Dia anak kedokteran, tidak tahu namanya dan bukan anggota kelompok kita. Sayang deh hehehe.

Dan yang surprise kemarin malam adalah Dadi membawa foto-foto jaman baheula itu!!! Dan ternyata sodara-sodara. Peserta penataran berjaket kuning sekitar 20 orang itu PERNAH berkumpul dan datang ke rumah sayah. dan itu saya LUPA….. dalam acara apa kita berkumpul pun saya tidak tahu alias pikun deh. Foto-foto itu juga jadi bukti bahwa, Dadi saat itu lebih gede dari sekarang, dan Imelda saat itu jauuuh lebih  kurus dari sekarang (kayaknya kita tukeran lemak deh hehhehe) Hayooo bisa tebak saya yang mana ngga?

Udah gitu foto-foto itu juga membawa kenangan akan rumah saya yang sudah banyak berubah. Dulu rumah saya tuh gini toh… jadi membawa kenangan deh.

Sempet juga foto di taman depan rumah….huh seperti foto di Cibodas saja…sekarang ngga ada tuh yang kelihatan seluas itu. Dulu taman itu sering jadi lapangan main bola…sekarang sudah tidak bisa karena banyak pohon dan dipagar hiks. Ingat dulu banyak anak-anak laki-laki main bola hujan-hujanan dan mereka mandi di keran depan rumah dengan memanjat pagar!

Di antara 20 orang itu yang saya ingat juga hanya charlie’s angel +bosney, + Abduh (karena sejarah masuk ke FSUI jadi satu fak dengan saya. Waktu Dadi menyebutkan nama-nama yang dia ingat seperti Estherlita, Iwan (yang paling kece tuh…katanya dia naksir Chandra), Yayan,  …….. dsb yang sekarang saja saya lupa hehhehe (ngga diperhatikan sih). Hebat juga ingatan kamu Dadi…. Padahal kita bertemu di Ospek itu dari bermacam fakultas, dan sesudah itu tidak ada kesempatan bertemu lagi. Misalnya saya FSUI tahun 1987 pindah ke Depok, sedangkan FEUI masih tetap di Salemba bahkan sampai Dadi lulus th 1992. (gimana mau ketemu yah)

Tapi memang saya pernah kirim kartu pos dari Tokyo, dan dibalas…lalu 2-3 kali tahun kami saling bertukar kartu natal. Sesudah tahun 1995 putus informasi, dan ketemu lagi akibat teman SMP yang juga FEUI dan ternyata juga teman dekatnya Dadi di fakultas. Jadi deh saya bertemu Dadi hari ini. I’ts a small world afterall.

Penataran dan Ospek UI 1986, satu episode lagi dalam hidup saya yang timbul kembali dari perjalanan saya kali ini. Lucu juga summer 2008 ini karena bisa menjadi semacam tapak tilas bagi saya (kayak orang uzur menjelang **** aja ya tulis autobiografi dan tapak tilas…. but you`d never know….). Kita juga tidak tahu apakah tulisan saya ini akan ada di dunia maya terus atau tidak. Yang pasti kalau saya tidak bayar domain per-tahun maka akan hilang, tidak seperti teman-teman yang pakai wordpress langsung.  Someday, somewhere, somebody will read this…. I hope.

Well Dadi, good luck with your job…dengan posisi yang bagus tentunya…Kalau aku balik lagi maybe kamu udah president director ya hehehe. Salam untuk Yanti-san. And thanks for the dinner at KOI yang artinya ikan koi (koi ada dua arti, ikan koi atau cinta, tergantung kanjinya). Nice place (dan tamunya orang bule semua…sayang ngga ada yang cakep…hehhehe…… )  [pasti aku dimarahin deh jalan sama cowo masih lirik sana-sini hihihi]{alasannya…kan musti scanning setiap tempat yang kita datangi…meticulous observant}