Selera Indonesia

24 Jun

Dua hari ini, hari senin dan selasa, aku menjadi ibu Indonesia. Senin pagi dari jam 5 pagi udah mulai masak. BAKSO!!!! Berhubung di sini ngga ada bakso, jadi kalau mau makan bakso musti ke Restoran Cabe di Meguro, atau buat sendiri. Dan sejak aku tahu resep membuat bakso dari ibu Letty Leksono, aku sudah 5 kali buat. Tapi berhubung dikasih tau ibu Kristin supaya pakai Kemiri dan bawang merah, jadi aku tambahkan kemiri 3 biji dan bawang merah 3 biji. kemiri nya disangrai dulu, lalu bersama bawang merah dan putih aku tumis dulu sebelum masukkan ke adonan. Sedangkan cara masukkan es batu yang ada di resep aku hilangkan, nggak mau repot hehehe. Lumayan juga hasilnya kok. Aku buat dari 1kg daging giling halal Haji Baba yang aku beli dari BUMBU-YA. Kalau lagi mau belanja bahan masakan Indonesia, aku tinggal pesan lewat email, minta dikirimkan dan aku bayar tagihannya lewat transfer bank (kalau aku dengan online).

Perlu Food Processor? Iya. Dulu, aku cuma punya blender/juicer aja. Waktu pakai untuk giling daging tidak bisa halus dan makan waktu banyak sekali, belum lagi mati-mati melulu. Jadi setiap kali mati dipencet tombol restart di bawah, dan itu cukup makan waktu. Selain ada rasa kasihan sama blendernya kerja keras. Kemudian hari Rabu minggu lalu aku beli deh Food Processor lewat amazon. Tadinya pikir pasti mahal, ternyata? Ada yang mahal banget ada yang murah banget. Kalau terlalu murah, malah jadinya takut cepat rusak ya. Jadi aku pilih yang sedikit di atas murah, sekitar 5500 yen (Rp440.000) sambil melihat komentar pembeli terdahulu. Lalu kemarin aku coba….wow. Cepat sekali jadi halusnya. Jadi kalau tidak beli daging giling, bisa juga langsung dari daging block biasa. Berkat FP itu juga aku bisa buat variasi makanan 離乳食 untuk kai. Langsung aku pakai untuk giling daging ayam dan buat bakso ayam sebesar 1 cm. Apalagi bisa potong sayur cepat sekali kan. Langsung jadi deh sup ayam untuk Kai.

Dan hari ini, Selasa, aku masak Ayam Bakar Padang, resep dari Dian yang kebetulan tinggal di Tokyo juga. Kayaknya ayam 800 gr tidak cukup deh. So aku buat 1 kg. Untung aku ada stok semua bumbu jadi lumayan rasanya …bukan lumayan …. enak !! Kayaknya sih kuncinya ada di Kayu manis. Asyik……… bisa buat satu lagi variasi masakan Indonesia. Juga nanti mau dipraktekin kalo aku mudik dan menjadi babu masak di jakarta.

NB 1: dasar guru bahasa jadinya sekalian mau memberitahukan sebuah penemuan baru hasil perbincangan dengan Mariko-san adik Jepang baruku, sedikit lebih tua usianya dari Kimiyo hehehe. Juga sama-sama lulusan BIPA UI, meski beda angkatan. So, teman-teman perhatikan deh betapa bagus bahasa Indonesia mereka (kimiyo sering komentar di sini, kalau Mariko san belum) Mungkin nanti saya akan buat posting khusus tentang mereka berdua ya. OK, penemuannya adalah asal usul kata BABU. Saya katakan pada Mariko bahwa Babu itu berasal dari bahasa Belanda Baboe. Kemudian kita browsing, dan memang benar Baboe adalah kata yang berasal dari bahasa belanda but….. awal mulanya baboe itu berarti gadis cantik(mooi meisje. Van oorsprong Maleis en van oudsher betekent het ‘kindermeisje’). Mengacu pada anak gadis/anak perempuan Indische, melayu. Jadi awalnya bukan berarti pembantu rumah tangga (pramuwisma) . Kata ini mengalami pergeseran nilai. Mungkin kalau masih ingat pelajaran bahasa Indonesia, ada beberapa kata yang awalnya bernilai baik, tapi kemudian mengalami penurunan derajat. Nah, Babu ini juga begitu. Seperti juga kata bibi, yang awalnya berarti tante, kemudian sering dipakai untuk memanggil prt yang berusia lanjut (tidak muda lagi). Jadi bibi jarang atau hampir tidak pernah dipakai sebagai panggilan tante lagi.

Hmmm, so mama dan papa, tunggu saja babu masaknya (bukan bibi masak loh… meskipun dilihat dari segi usia lebih pantas disebut bibi masak) akan datang ke sana ya. Bibi impornya minta satu kamar pakai AC loh. Lalu satu mobil sedan ber AC juga untuk pergi jalan-jalan sesudah masak…. hihihi

NB 2 : Kalau lihat kata selera, jadi teringat merek sambal jadi yang bernama “sambal selera”. Masih ada ngga ya? Aku ingat paling cocok pakai sambal ini kalau makan Kimlo, daripada sambal lampung yang pedes banget itu atau sambal ABC.

9 Replies to “Selera Indonesia

  1. Wah mau deh mampir di rumah makan Imelda..Uhh oishisou..
    Kalau mau bikin bakso, harus ada food prosessor ya ??

    oishii yo…. hehehe. Sebaiknya pakai food processor supaya dagingnya bisa halus sekali. (aku sudah tambah di dalam postingan) Kalau untuk kimiyo daging gilingnya bisa yang campur babi kan. Waktu buat supnya juga bisa ditambah bara niku. motto oishii yo. Kalau mau supnya lebih enak, masukkan juga ceker ayam atau kaldu ayam.

  2. enak neh…jadi pengen laper deh..hehhe
    tapi disana ada oncom ga ya…???

    ngga ada oncom… adanya natto (kedelai busuk) sama-sama busuk sih hihihi warna dan rasa beda.

  3. Ternyata membuat bakso mudah ya Ime-chan…Asalkan ada FP. Bahannya cuma daging giling, bawang dan merica. Wah, jadi kepingin buat bakso sendiri. Soalnya, kalau beli suka curiga mereka pake boraks atau formalin…Apalagi kalau yang belinya dari pedagang keliling di depan rumah…

    iya …dan kanji. lebih bersih lagi. trus bisa variasi diisi telur puyuh rebus, mungkin dikasih sayuran juga bisa heheheh. masalhnya yang dijual-jual itu kan ngga tau dicampur daging apa. Soalnya waktu saya bikin sendiri ngga bisa tuh berwana keabuan-putih gitu. mereka pake apa ya?

  4. hhhmmm …
    once again khas Emiko …
    Mulai dari Bakso … berakhir di Baboe a.k.a Gadis Cantik
    huahahaha …

    Padahal Baboe itu tidak berbakso kan ya hihihi;-))

  5. Bikin bakso ternyata ribet yaa? Kalau di sini gampang, Emi-Chan. Tinggal beli dagingnya, ntar minta gilingin orang di pasar… Lengkap sudah dengan tepung-tepung dan bumbunya… Biaya sekali giling, murah…!!! *nggak sampai ichiman deh kayaknya…eh, apa udah naik yaa.. dah lama nggak bikin soalnya..*

    eh.. btw..
    kentang2nya tuh gimana kabarnyaaa… hehehe…

    haduh lala, kalo di indo ngapain bikin, aku mah mending ke Bakmi GM. masalahnya di sini kan ngga ada. Kentang? masih ada setengah, tadi abis bikin balado kentang …enak loh

  6. Hihi…. Pak Naher iseng aja.
    Tapi saya jadi pengen tau, baboe kan dari bahasa Belanda, nah kalau “bakso” dari bahasa apa sih? Apakah ini makanan khas Indonesia?
    Tapi di atas itu semua, yg penting mah enaq…enaq…enaq…! *saya ga terlalu suka bakso*

       Kayaknya nih loh, saya belum cari sumber yang benar, tapi hipotesa saya bakso =baso, berasal dari salah satu bahasa China. Makanan ini dari China lihat saja hampir semua makanan yang memakai tepung kanji berasal dari china / modifikasinya, seperti siomai, mpek-mpek dll. FYI, di Jepang mie jepang namanya soba kan, kalo dibalik jadi baso !! hihihi suatu kebetulan saja sih.

  7. Bakso..i really love it, ga’ pernah bosen, aplagi bakso Malang, ga’ ada duanya deh…ntar klo ke mlg ku ajak deh..

    OMG, dewiiiiiiiiiiiii, aku tuh paling sukaaaaaaaaaaaa Bakwan Malang …….sayang ngga ada yang seperti dulu yang dijual tukang bakwan malang keliling depan rumahku. Paling skr kalau kangen makan bakwan malang pergi ke T box di daerah wijaya (jkt). So, mungkin saya harus pergi ke malang ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *