Jeepta, the little fire engine

21 Jun

Judul aslinya 「しょうぼうじどうしゃじぷた」. Aku teringat akan Picture Book ini, waktu aku melihat katalog koperasi Tokyo (Coop). Aku selalu belanja mingguan di koperasi ini, karena bisa pesan online. Di situ tertulis bahwa buku ini diterbitkan pertama kali bulan juni tahun 1966. Wow angka keramat 666. hiiiiii. Dan karena saya punya, saya cari buku itu. Tapi pas lihat ternyata bukan 1966, malahan lebih tua lagi yaitu 1963. Buku karangan Watanabe Shigeo – Yamamoto Tadayoshi ini memang terpilih menjadi buku wajib oleh Persatuan Perpustakaan Sekolah Jepang, sama seperti Picture Book Gajah yang pernah saya tulis. Yang buat buku ini menarik adalah, buku yang saya sering bacakan untuk Riku ini sebetulnya adalah buku papanya Riku ketika dia berusia 4 tahun 4 bulan. Tepatnya tahun 1974. Jadi buku itu sudah berumur 34 tahun !!!

So, siapa sih Jeepta ini? Jeepta adalah sebuah kendaraan Jeep yang dimodifikasi untuk menjadi mobil pemadam. Sebagai penghuni Pusat Pemadam Kebakaran kota, Jeepta paling tidak diperhatikan. Karena dia kecil, kalah keberadaannya dengan Noppo-kun, si mobil pemadam yang mempunyai tangga tinggiiiii sekali.  Kalah juga dengan Pampu-kun, si mobil pemadam berbadan besar yang bisa menyemburkan air dengan tekanan yang tinggi. Juga kalah dengan Ichimoku-san, si ambulan yang menghuni Pusat pemadam kebakaran kota, karena Ichimoku -san berguna sekali untuk mengangkut orang yang luka-luka. Noppo-kun, Pamp-kun, Ichimoku-san selalu menyombongkan diri, mengatakan diri mereka yang paling berjasa jika terjadi kebakaran. Mendengar itu ciutlah hati Jeepta. Dia memang bukan apa-apa…… bahkan warga dan anak-anak yang berkunjung ke tempat mereka tidak melihat dengan sebelah mata keberadaan Jeepta di sana.

TAPI suatu hari terjadi kebakaran sebuah pondok di gunung. Jika tidak segera dimatikan, apinya akan mejalar dan menyebabkan kebakaran hutan!!! Kepala Pemadam memerintahkan Noppo-kun untuk berangkat. Tapi…. wait!! Noppo-kun tidak bisa kesana… tangganya tidak bisa mencapai pondok di gunung itu. Pampu-ku….. tidak bisa juga!….dia tidak bisa melewati jalan yang kecil. Ichimoku-san… Tidak perlu, karena tidak ada orang yang luka. “Jeepta….. Berangkat! Tanomuzo…. (Its your turn Jeepta)”.

Dengan sirine yang halus, Jeepta melewati jalan sempit mendaki gunung dan langsung menuju pondok gunung itu. Segera dia menyemburkan air ke arah pondok itu, dan api bisa segera padam. Kekhawatiran akan terjadi kebakaran hutan lenyap. Itu akibat jasa Jeepta.

Keesokan harinya surat kabar memberitakan peristiwa kebakaran itu, dan mengucapkan terima kasih pada Jeepta. Jeepta menjadi pahlawan! Dan sejak itu dia bisa berbesar dada, berbaris dengan teman-temannya di Pusat Pemadam Kebakaran dan dengan gagah menyambut kedatangan pengunjung yang ingin bertemu dengannya. Meskipun kecil, Jeepta berjasa besar.

Anda bisa mengerti bukan, mengapa buku ini ditunjuk sebagai buku wajib? Inti dari cerita ingin mengajarkan anak-anak agar tetap berbesar hati, meskipun kecil dan tidak berguna, suatu saat pasti akan berguna. Buku terbitan Fukuinkan Shoten ini ditujukan untuk anak berusia 4 tahun ke atas seharga 300 yen (tidak tahu sekarang berapa). Saya juga heran di hampir semua buku anak-anak pasti tertulis buku itu cocok untuk usia berapa. Hebat ya, bisa menentukan batasan begitu, sehingga konsumen tidak bingung juga untuk memilih buku mana yang pantas untuk usia anaknya.

Satu lagi Picture Book yang saya rasa bagus untuk diterjemahkan dan diperkenalkan pada anak-anak Indonesia. Tapi….. sulit juga ya, karena saya jarang lihat mobil pemadam kebakaran Indonesia. Apakah canggih? apakah sudah ada jenis-jenis mobil pemadam yang di Jepang ada sejak 1963? Saya benar-benar tidak tahu….

Eittssss, setelah bersitegang dengan suami saya yang mengatakan “seandainya pun mobil pemadam kebakaran seperti Noppo-kun dan Pampu-kun tidak ada di Indonesia, kan bisa memperkenalkan melalui buku itu. Coba cari keterangan keadaan mobil pemadam kebakaran di Indonesia.” Dan saya ketemu Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta yang ternyata mempunyai 132 mobil Pompa dan 8 mobil tangga. Itulah akibat terlalu meremehkan negara kita. Prejudice lagi 🙁 Maaf yah…. Dan semoga mobil-mobil itu masih dirawat dan bisa dipergunakan dengan baik. Amin

10 Replies to “Jeepta, the little fire engine

  1. bagus bukunya…tapi ai mo tanya neh, sebenernya imelda-sensei ni ngapain sih di jepang…??? kerja ato sekolah ato gmn…??? 😀

    waaaah Ai-chan, baca aja tuh di profil, sidebar sebelah kanan ada ringkasannya [Empunya situs ini] hehehe. Kalau mau lebih detil, musti meluangkan waktu 1 jam untuk baca…dan saya butuh waktu seharian untuk untuknya hehehe. I am just an ordinary housewife 🙂

  2. Wow … kreatif kali ye. Nah, gimana kalau langsung dilakukan, diterjemahkan? mBak pasti bisalah. Amin.

    bener pak, kreatif sekali. Ini yang saya rasa kehebatan orang Jepang, bisa kreatif dan sumbernya hanya dari kehidupan sekitar kita saja. Sayang mata orang Indonesia kurang jeli pada keadaan sekitar kita. Dan kalaupun ada mungkin belum dihargai. Terjemahan? heheeh dalam 1 jam juga jadi pak! Masalahnya kan sesudah terjemahin mau diapakan, dan bagaimana menyebarkannya, belum lagi kalau musti urus copyright segala…..

  3. Wah bisa dijadiin bahan pembelajaran n imagine anak2 indonesia nih mbak.. iya diterjemahin aja.. menarik sekali 🙂

    Saya kan narator, saya pernah bercita-cita untuk membaca buku cerita bahasa Jepang, tapi bukan dalam bahasa Jepang…bahasa Indonesia…jadi tidak usah dicetak, tinggal rekam di mpeg (kalau mau lihat gambar di bukunya) atau mp3 untuk suara saja. Biayanya mustinya lebih murah, atau seperti ceritanya Bang Hery tentang Buku bercerita itu.

  4. Nyambung dengan piala Eropa, kita tidak boleh meremehkan siapapun. Di Piala Eropa banyak sekali hasil yang tidak terduga. Juara piala Eropa tahun lalu adalah Yunani, negara yang tidak diperhitungkan sama sekali.
    Piala Eropa kali ini, dari 4 juara grup, hanya 1 yang lolos ke semi final. Kuda hitam Turki mampu mengalahkan Kroasia. Rusia berhasil mengalahkan Belanda.
    Jerman yang kurang meyakinkan di penyisihan berhasil mengalahkan Portugal yang sangat dijagokan.
    Hanya Spanyol yang bisa mengalahkan Italia, itupun dengan adu penalti.
    Moral ceritanya, jangan pernah kecil hati dengan keadaan kita saat ini. Asal kita mau dan komit, kita bisa mencapai apa yang kita inginkan.
    Lho, kok jadi ngelantur komennya..
    Hi hi…abis weekend, udah gatal menulis…

    heheheh…lagi pada demen dan demam bola ya 🙂

  5. Hhhmmm … another good book …
    Gajah ? … ah aku inget … itu yang jaman perang dunia itu kan …

    ah itu buku sedih sangat …

    buku ini buku tua juga ya … 34 tahun … hhmmm …
    Pasti dibuat dengan mutu kertas yang bagus …
    atau ini disimpang dengan sangat baik oleh Papanya Riku …

    hai EM

    Hai mas…. iya khusus yang ini buku tua. selain mamanya Gen yang awet simpannya, Picture Books di Jepang dibuat dari kertas yang tebal dan hard cover, sehingga sulit untuk robek.

  6. Wah…. ada namakuuuu… uhuuuiii… :mrgreen:
    Tapi emang bener Emi-Chan, every creatures were made for specific reasons. Justru keunikan itu dibuat karena memang fungsi-nya beda-beda kan..
    Ah..sok filosofis sekali ya Lala ini.. 🙂

    Mmm… sama seperti Om NH, entah itu mutu bukunya juara atau emang Papanya Riku yang telaten merawatnya.. Jadi malu sama koleksi buku sendiri.. *ah, aku mau beresin lagi aaahhh…. thanks Emi-Chan… aku jadi inget lagi…*

    Ga sabar buat ketemu dirimuh… ^_^
    *Kai sama Riku mau dibawain apa dari Surabaya?*

    gpp sekali-sekali berfilsafat jeng. Koleksi buku? aku juga ngga telaten kok. Kapan tuh aku sempet bikin daftar judul buku novelku yang karangan V Lestari, Marga T dan S Mara Gd. Dari surabya? blinjo udang aja…abis mau minta cingur, susah sapa mau masak hihihi

  7. bukunya bagus bgt!
    Eh mau tanya, kalau di Jepang ada mobil septic tank ga? 😀

    ada tuh mas. cuman di daerah tertentu saja. Namanya Vacuum Car (tentu saja dengan penyebutan Japlish….bakyumu kaa)

Tinggalkan Balasan ke Ersis Warmansyah Abbas Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *