Berat sebelah = かたよる

7 Jun

Tidak seimbang, berat sebelah, terbias, condong pada satu sisi. Itu saya lihat dalam kehidupan mahasiswa Jepang sekarang. Terutama dalam kebiasaan makan. Dan tentunya itu merupakan cerminan dari orang tuanya yang notabene seumuran dengan saya. Yah, mau tidak mau saya harus menerima bahwa ada beberapa mahasiswa saya yang mungkin orang tuanya seumuran dengan saya.

Dalam pelajaran bahasa Indonesia intermediate hari Jumat lalu, kita membaca tentang Pelabuhan Sunda Kelapa. Waktu membicarakan hasil laut, misalnya kerang, ikan, penyu, kepiting, udang, lobster dll. Seperti biasa, saya sering menanyakan kepada murid, “Kamu suka makan apa? suka kerang?” Kebanyakan dari mereka juga tidak begitu suka kerang seperti saya. Memang kerang bukan makanan umum. OK. Tidak apa-apa. Bagaimana dengan udang? Kalau udang, memang ada yang alergi, sehingga tidak bisa makan udang atau Lobster. Hal ini bisa dimengerti. Tapi ada beberapa anak yang mengatakan “tidak suka”. Tentu saja setiap orang punya kesukaan terhadap makanan yang berbeda. Lagipula Udang kolesterol tinggi, dan mahal…jadi kalau tidak suka ya apa boleh buat. Tapi yang membuat saya heran adalah jawaban “tidak suka ikan baik mentah maupun ikan bakar”. Nah loh.

Continue reading

enggan kupergi = 後ろ髪を引かれる

7 Jun

ushiro gamiwo hikareru adalah suatu keadaan waktu kita berat meninggalkan sesuatu. Perasaan tidak ingin pergi saja. Tapi harus. Nah hari Kamis lalu aku rasa seperti itu. Enggan ku meninggalkan Kai di penitipan.

Dari pagi aku sudah bata-bata mempersiapkan bento, baju untuk Kai dibawa, baju sekolahnya Riku, masih musti print script untuk studio. Kasih bangun Riku, lalu ganti bajunya Kai…uhhh rasanya sibuuuk banget. Dari kemarinnya aku sudah bilang pada Riku bahwa Kamis pagi kita harus keluar rumah jam 8:30. Dan untung saja dia inget, dan bener-bener baik. Jam 8:30 dia sudah pakai sepatu dan tunggu di depan pintu. Padahal aku masih buat susu untuk Kai, seandainya dia nangis selama perjalanan. Saat itu aku bilang “Untung mama ada Riku, Kalau tidak ada Riku pasti mama bingung nih” (maksudnya untuk memuji). Lalu dia bilang “Riku juga, Untung ada mama, kalau tidak ada mama, aku tidak lahir”…duhhh anakku.

Continue reading