Bahasa Anjing

20 Nov

Memang aku sudah menulis tentang BowLingual di posting sebelum ini, yaitu sebuah alat untuk menerjemahkan apa yang “dikatakan” oleh seekor anjing menjadi bahasa manusia biasa. Tapi tentu saja tidak bisa semua yang disalakkan oleh anjing itu bisa diterjemahkan oleh BowLingual. Bahkan di ulasan di majalah TIME dikatakan, coba saja, kalau pun terjemahan itu tidak benar, disarankan untuk membawa anjing itu jalan-jalan saja. Andai saja ada orang yang bisa mengerti bahasa Anjing, mungkin ada banyak pesan yang bisa diketahui.

Hampir setiap hari Sabtu, aku menonton acara televisi Chanel TV Nihon (chanel 4) acara “Tensai! Shimura dobutsuen” (Jenius! Kebun Binatang Shimura). Shimura Ken, terkenal sebagai seorang pelawak, tapi terus terang aku tidak suka melihat lawakan dia, sejak dulu, sejak aku datang ke Jepang. Berlainan dengan temanku Setyawan yang nge-fans berat padanya. Yang aku paling tidak suka dia sering memukul kepala orang. Lawakannya kasar menurutku. Tapi di program TV ini, dia yang penyayang binatang mengumpulkan cerita-cerita mengenai binatang. Sekaligus dengan bintang-bintang tamu yang lain menceritakan bagaimana mereka bergaul dengan binatang. Salah satu yang aku suka, Shimura mempunyai “teman” dekat seekor simpanse yang pintar. Belum lagi ada corner acara mengenai bayi-bayi binatang…. duhhhh cute sekali! Karena papa Gen hari Sabtu juga sering bekerja dan pulang malam, aku dan anak-anak sering menonton acara ini bersama.

Kemarin ada acara yang menampilkan seorang Amerika bernama Heidi. Konon wanita yang mantan polisi ini bisa mengerti bahasa binatang terutama anjing. Dia sadar mempunyai “bakat” ini sebelum bekerja sebagai polisi, tapi dia tidak gubris dan bekerja sebagai polisi. Dalam melaksanakan tugasnya sering dia “dibantu” oleh anjing-anjing yang ada di sekitar penjahat yang harus dia tangkap. Lalu setelah dia keluar dari kepolisian, dia mengasah bakatnya dengan bergaul dengan berbagai macam binatang. Nah, dalam program TV itu, dia mengunjungi akuarium dan bisa “bercakap-cakap” dengan berbagai binatang.

Yang akhirnya aku rasa terharu sekali, dia bisa menjadi “perantara” dengan menanyakan apa yang diinginkan anjing itu kepada pemiliknya. Terutama ada keluarga yang kematian putri pertamanya. Putri pertama ini yang memelihara si anjing. Putri ini meninggal karena tertabrak, dan anjing itu tiba-tiba tidak bertemu dengan tuannya, kecuali waktu sebelum pemakaman. Enam bulan setelah upacara pemakaman itu si anjing tiba-tiba menjadi kurus sekali. Stress. Nah ini yang ingin ditanyakan oleh si Bapak, apakah anjing itu stress karena tidak tahu bahwa si Putri meninggal? Ternyata dari “pembicaraan” Heidi dan anjing ini, diketahui bahwa si anjing sudah mengerti bahwa si Putri meninggal. Tapi dia stress justru karena khawatir terhadap putri kedua yang waktu itu berusia 3 tahun, yang mungkin tidak bisa menerima kematian kakaknyLalu si Bapak juga bilang bahwa si anjing sering tiba-tiba melihat ke arah mereka seperti mau mengatakan sesuatu. Sebenarnya apa sih yang mau disampaikan. Lalu hasil “pembicaraan” Heidi dan anjing diketahui bahwa, pada saat-saat itu si anjing mau memberitahukan bahwa dia merasakan kehadiran si Putri almarhum. Lalu Heidi berkata,” Anjing ini paling suka boneka beruang”, dan ternyata boneka beruang itu adalah boneka dari Putri almarhum. Mungkin “bau” dari si Putri masih tercium kuat dari boneka itu.

So pasti dong, aku menangis mengikuti acara ini. Payah deh…hehehe. Cuma memang kalau dipikir-pikir apa benar si Heidi ini bisa bicara dengan binatang. Jangan-jangan itu cuma akal-akalan pembuat program TV itu. Atau dia sudah tahu lebih dahulu ceritanya sehingga bisa dibuat sedih-sedih. Mana ada sih orang yang bisa berkomunikasi sedetil begitu dengan binatang, sampai bentuk boneka, atau kondisi rumah/kamar disampaikan dengan detil. Tapi terlepas dari benar tidaknya kemampuan Heidi, penyayang binatang terutama anjing, pasti berlomba-lomba ingin “bercakap-cakap” dengan binatang peliharaannya. Loh, kok seperti dukun ya? hehehe.

Bisa melihat foto-foto Heidi dan binatang di website Nihon Terebi