o.b.a.k.e

1 Nov

Tadi dini hari, Kai terbangun menangis dan mencari aku di kamar studioku. Begitu bertemu denganku, dia langsung berkata…..”obake….”
Aku menentramkan hatinya, “Tidak ada obake, yang ada mama”.
Entah sudah beberapa hari ini dia sibuk dengan kata “obake”. Pasti dia dengar di penitipan, karena kami tidak pernah mengatakan hal itu.Dan waktu Kai mengatakan “Obake”, Riku pasti mengatakan “Obake tidak ada!” (karena….dia juga takut …hihihi)

Obake adalah setan atau hantu… Dan terus terang saya tidak suka cerita setan/hantu di Jepang karena mereka banyak bermain dengan penggalan kepala berdarah-darah, tangan juga terpotong, wajah hancur. Mungkin ini disebabkan karena cara bunuh diri di Jepang itu lebih memakai pedang yang merobek perut. Atau terjun dari gedung tinggi. Jarang yang memakai cara bunuh diri yang “manis” seperti minum baygon, atau gantung diri.

aku bukannya ngeri karena hantunya, tapi malah eneg liat darah-darahnya
aku bukannya ngeri karena hantunya, tapi malah eneg liat darah-darahnya

Satu lagi yang perlu saya informasikan, kalau di Disneyland atau atraksi rumah hantu lainnya (dulu sekali pernah masuk di Dufan, sekarang masih ada ngga ya?)  kita menaiki kendaraan, lalu dibawa masuk melewati course yang ada. Nah, kebanyakan atraksi rumah hantu di Jepang itu kita harus BERJALAN sendiri dalam gelap. Jadi kalau terpaku tidak bisa bergerak, ya tidak maju-maju. Karena itu cocok sekali sebagai tempat nge-datenya pasangan-pasangan remaja (asal yang cowonya berani aja, kalo ngga ya …malu-maluin hahahaha)

Nah kembali ke Kai…. ternyata dia cukup takut dengan obake, dan tidak mau dibacakan sebuah buku Picture Book, yang paling terkenal di Jepang, yang menceritakan tentang obake. Judulnya “Nenai ko dareda”, “Mana anak yang tidak tidur?”… jadi ceritanya kalau tidak tidur, anak-anak akan dibawa pergi oleh obake…. yang lucu sih gambarnya hehehe.

Nenai ko wa dareda..... dibaca dengan suara bergetar, di tempat tidur, sambil matikan lampu hihihihi, yang ada anak-anak malah tidak bisa tidur :-)
Nenai ko wa dareda….. dibaca dengan suara bergetar, di tempat tidur, sambil matikan lampu hihihihi, yang ada anak-anak malah tidak bisa tidur 🙂

Jam berdentang…. dong…dong…dong….

Siapa yang masih bangun jam segini?

Burung Hantu?

Kucing hitam?

Tikus yang nakal?

Atau… pencuri?

Bukan….bukan…. tengah malam adalah waktunya HANTU

Ehh… ada yang masih bermain tengah malam begini?

Jadilah hantu

dan terbang ke dunia hantu….

Dulu Riku waktu kecil juga tidak mau membaca buku ini, tapi begitu berumur 4 tahun, dia justru mau menunjukkan keberaniannya dengan minta dibacakan.

(Terus terang aku juga suka takut kalau anak-anak, terutama balita bilang, “obake”, karena konon mereka masih murni sehingga bisa melihat apa yang tidak kita lihat…. Seperti keponakanku yang berkata, “Ma, itu om kok duduk di kamar tamu terus sih….?” hiiiiiiiiiiiiiiiii)

Kamu takut hantu? Ibuku selalu berkata, “Jangan takut pada orang yang sudah mati, justru kita harus takut pada mereka yang hidup, karena yang hidup lebih jahat…. bisa berbuat apa saja”. Dan… Ibuku termasuk yang bisa melihat hihihihi.

di Jepang perayaan halloween tidak semeriah di Amerika/Eropa

BTW, ada ngga ya Picture Book, atau cerita tentang hantu untuk anak-anak dalam bahasa Indonesia?

Pergilah kesialan, datanglah keberuntungan

3 Feb

Hari ini adalah hari Setsubun, yaitu hari sebelum hari “awal” sebuah musim. Setsubun juga diartikan sebagai “pembagian” musim. Nah setsubun hari ini adalah awal memasuki spring, musim semi. Nah, di awal musim seperti ini, diadakan upacara untuk mengusir setan (ONI) dengan cara:

1. melempar kacang kedelai ke arah luar. Diharapkan dengan lemparan kacang ini sang setan (ONI) akan lari dan membawa pergi kesialan bersamanya. Sambil melempar kacang ke arah luar rumah biasanya kita akan berkata, “Oni wa soto, fuku wa uchi (Setan pergilah, keberuntungan datanglah)”. Anak-anak biasanya akan memakai topeng Oni yang dijual di pasaran, dan sambil bermain melemparkan kacangnya. Anak-anak akan mengambil kacang kedelai (selain yang dilempar) sesuai umurnya. Jadi kalau umur 9 tahun, mengambil 9 butir kacang untuk dimakan. Dengan makan kacang kedelai ini, diharapkan badan menjadi kuat dan tetap sehat serta tidak terkena masuk angin, penyakit yang umum di musim dingin.  Dalam acara televisi yang saya tonton beberapa waktu lalu, dijelaskan bahwa ONI dimaksudkan sebagai penyakit dan untuk menyembuhkannya memakai kacang yang merupakan sumber protein. Yang lucunya, saya membaca bahwa di daerah Hokkaido, Jepang utara dan Kyushu selatan, yang dilempar adalah kacang tanah. Alasannya, kacang tanah yang masih berkulit itu sesudah dilempar dapat lebih mudah dikumpulkan dan dimakan. Iya sih, kalau mau mengumpulkan kacang kedelai yang sudah dilempar sulit juga. Biasanya ibu-ibu akhirnya mengumpulkan pakai sapu saja, kemudian langsung dibuang ke tong sampah.

2. makan Ehomaki, yaitu sejenis roll sushi (norimaki) yang khusus dimakan pada hari setsubun. Roll ini agak besar dan juga sering disebut Marukaburi. Konon, di hari sebelum setsubun, kita harus makan sushi ini dan sebelumnya tanpa bersuara mengajukan permohon (seperti wish upon a star aja deh). Mewakili 7 dewa, yang disebut Shichifukujin, 7 macam “lauk” diisi dalam nasi sushi untuk kemudian dilinting. 7 jenis lauk itu adalah kanpyo (sejenis mentimun yang dikeringkan), ketimun, jamur, rumput laut, unagi (belut) dan abon denpun, telur dadar, atau yang lainnya. Kalau dipikir, dengan nasi dan lauk begini mewah memang badan bisa menjadi kuat ya.

Kadang-kadang di sekolah akan muncul orang berkostum ONI, datang dan mengganggu anak-anak. Kemudian anak-anak akn melemparkan kacang ke arah ONI itu. Di penitipan anak atau TK biasanya banyak anak yang takut dan menangis. (wajar ya) Di jepang Oni biasanya berwarna biru dan merah.
Kadang-kadang di sekolah akan muncul orang berkostum ONI, datang dan mengganggu anak-anak. Kemudian anak-anak akn melemparkan kacang ke arah ONI itu. Di penitipan anak atau TK biasanya banyak anak yang takut dan menangis. (wajar ya) Di jepang Oni biasanya berwarna biru dan merah.