Pemakan segala?

16 Mar

Aku jadi terpikir, apa betul orang Jepang pemakan segala? Yang bukan hanya “biasa” dimakan oleh manusia, tapi juga segala macam yang “tidak terpikirkan” bahwa itu bisa dimakan?

Dari dulu kita tahu bahwa orang Cina pemakan segala…. tapi kalau menurutku “segala” di sini berkisar pada “semua bagian tubuh makhluk hidup yang bergerak atau tepatnya binatang”. Konon, otak monyet bisa dimakan dan bahkan menjadi obat kuat. Aku sendiri pernah shock melihat sup kodok utuh di televisi… hmmm aku menganggap diriku sebagai pemakan segala, tapi kalau kodoknya masih berbentuk kodok begitu? tunggu dulu deh. Kalau sweekee kan cuma kakinya aja, jadi anggap saja makan burung dara.

Nah, aku berpikir apakah pantas orang Jepang dianggap sebagai pemakan segala? Umumnya mereka tidak mau makan “jerohan” sapi, meskipun ada masakan “motsu nikomi” yang berarti rebusan usus dengan bumbu miso. Kalau kangen dengan soto babat dulu, jaman aku mahasiswa (belum punya dapur sendiri) , beli deh motsu nikomi ini di resto/ tempat minum nomiya yang murah bernama “Tengu”. Kasih bubuk cabe banyak-banyak, dan terhibur deh kerinduan akan masakan Indonesia.

Memang orang Jepang baru-baru saja berkenalan dengan masakan yang terbuat dari daging setelah jaman Meiji. Kebiasaan makan daging yang dihasilkan dari peternakan dibawa oleh warga asing, dan Kaisar Meiji sendiri yang menghapus “Pelarangan Makan Daging” yang dikeluarkan Kaisar Tenmu tahun 675.  (Sumber : http://detail.chiebukuro.yahoo.co.jp/qa/question_detail/q1219644977) Karena berabad-abad orang Jepang tidak mengenal “daging” (hasil peternakan) maka masakan Jepang menggunakan bahan yang ada disekelilingnya yaitu dari tanaman dan laut (ikan dan tumbuhan laut).

Nah di situlah aku bisa berkata, bahwa memang Jepang “ahli” dalam mengolah apa yang ada kemungkinan untuk bisa diolah. Aku sudah pernah tulis tentang akar bunga teratai RENKON yang bisa dimakan dan enak! Akar yang keliatannya tidak menarik, kasat dan mungkin orang Indonesia bilang, “duuuh kok manusia makan akar gituan sih” bernama GOBOU, sering nangkring di meja makan orang Jepang.

lihat tuh, akar kayak gini dimakan! Ini namanya Gobou

Atau tidak usah jauh-jauh, rumput laut dan ganggang laut saja, yang pasti tidak terbayangnya masuk ke dalam perut orang, merupakan bahan makanan terpenting dalam kehidupan orang Jepang. Sushi Roll (makisushi) tidak afdol tanpa dibalut “sesuatu berwarna hitam seperti kertas” yaitu NORI. Sup Miso juga lebih lezat rasanya jika dimasukkan ganggang laut yang bernama WAKAME. Dan tumbuhan dari laut ini banyak mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh. Aku pernah dengar bahwa zat besinya saja 40 kali lipat bayam!!! Yang aku heran kenapa di Indonesia, yang juga merupakan negara bahari tidak ada makanan atau bahan makanan yang terbuat dari rumput/ganggang laut kecuali agar-agar? Salada dari berbagai jenis rumput laut itu yummy sekali loh!

Tulisan hari ini aku potong di sini karena sebetulnya dengan judul ini saja bisa menjadi thesis. Aku tergerak untuk menulis ini karena komentar dari Mas Goenoeng pada foto yang saya upload di facebook: “daun sakura bisa dimakan, Mbak Imel? *melongo*”

Sakura mochi (kiri) dan Doumyouji (kanan). Daunnya daun sakura yang bisa dimakan.

Ya, daun sakura bisa dimakan. Tentu saja tidak semua jenis, waktu aku cari katanya Sakura jenis Oshima, daunnya dibubuhkan garam (mungkin diperam lebih tepat untuk pengolahan ini ya?) . Jangankan daunnya, bunganya pun bisa dimakan kok. Dicuci, diberi garam, seperti diasinkan, lalu masukkan dalam teh hijau, atau sup bening, atas nasi, atau….. berbagai jenis masakan sampai menjadi hiasan untuk kue. Dan bisa dimakan! Silakan lihat sajian foto makanan dengan tema sakura yang aku dapat di website sebuah restoran (http://www.villa.co.jp/cook/2009/04/28.html)

semua PINK…. cocok untuk Pink lover!

Hidangan lengkap memakai sakura dan nuansa sakura  dari sebuah restoran

Lalu minumnya bir SAKURA!!! dari asahi. Kalau ini sih bukan terbuat dari sakura, tapi seasonal aja.

limited edition

Pergilah kesialan, datanglah keberuntungan

3 Feb

Hari ini adalah hari Setsubun, yaitu hari sebelum hari “awal” sebuah musim. Setsubun juga diartikan sebagai “pembagian” musim. Nah setsubun hari ini adalah awal memasuki spring, musim semi. Nah, di awal musim seperti ini, diadakan upacara untuk mengusir setan (ONI) dengan cara:

1. melempar kacang kedelai ke arah luar. Diharapkan dengan lemparan kacang ini sang setan (ONI) akan lari dan membawa pergi kesialan bersamanya. Sambil melempar kacang ke arah luar rumah biasanya kita akan berkata, “Oni wa soto, fuku wa uchi (Setan pergilah, keberuntungan datanglah)”. Anak-anak biasanya akan memakai topeng Oni yang dijual di pasaran, dan sambil bermain melemparkan kacangnya. Anak-anak akan mengambil kacang kedelai (selain yang dilempar) sesuai umurnya. Jadi kalau umur 9 tahun, mengambil 9 butir kacang untuk dimakan. Dengan makan kacang kedelai ini, diharapkan badan menjadi kuat dan tetap sehat serta tidak terkena masuk angin, penyakit yang umum di musim dingin.  Dalam acara televisi yang saya tonton beberapa waktu lalu, dijelaskan bahwa ONI dimaksudkan sebagai penyakit dan untuk menyembuhkannya memakai kacang yang merupakan sumber protein. Yang lucunya, saya membaca bahwa di daerah Hokkaido, Jepang utara dan Kyushu selatan, yang dilempar adalah kacang tanah. Alasannya, kacang tanah yang masih berkulit itu sesudah dilempar dapat lebih mudah dikumpulkan dan dimakan. Iya sih, kalau mau mengumpulkan kacang kedelai yang sudah dilempar sulit juga. Biasanya ibu-ibu akhirnya mengumpulkan pakai sapu saja, kemudian langsung dibuang ke tong sampah.

2. makan Ehomaki, yaitu sejenis roll sushi (norimaki) yang khusus dimakan pada hari setsubun. Roll ini agak besar dan juga sering disebut Marukaburi. Konon, di hari sebelum setsubun, kita harus makan sushi ini dan sebelumnya tanpa bersuara mengajukan permohon (seperti wish upon a star aja deh). Mewakili 7 dewa, yang disebut Shichifukujin, 7 macam “lauk” diisi dalam nasi sushi untuk kemudian dilinting. 7 jenis lauk itu adalah kanpyo (sejenis mentimun yang dikeringkan), ketimun, jamur, rumput laut, unagi (belut) dan abon denpun, telur dadar, atau yang lainnya. Kalau dipikir, dengan nasi dan lauk begini mewah memang badan bisa menjadi kuat ya.

Kadang-kadang di sekolah akan muncul orang berkostum ONI, datang dan mengganggu anak-anak. Kemudian anak-anak akn melemparkan kacang ke arah ONI itu. Di penitipan anak atau TK biasanya banyak anak yang takut dan menangis. (wajar ya) Di jepang Oni biasanya berwarna biru dan merah.
Kadang-kadang di sekolah akan muncul orang berkostum ONI, datang dan mengganggu anak-anak. Kemudian anak-anak akn melemparkan kacang ke arah ONI itu. Di penitipan anak atau TK biasanya banyak anak yang takut dan menangis. (wajar ya) Di jepang Oni biasanya berwarna biru dan merah.