Morning Stroll

27 Jul

Kalau di Jepang, hanya pada hari Minggu Riku bisa berjalan-jalan di luar. Hanya untuk berjalan ke dry cleaning  dengan bapaknya, lalu mampir ke taman-taman yang banyak tersebar di dekat rumah kami. Atau kadang-kadang drive sampai suatu tempat dan jalan-jalan. Tidak pernah ada kebiasaan jalan pagi. Tentu saja itu juga karena setiap hari sibuk dengan pergi ke TK dsb. Tapi meskipun sedang libur pun, tidak bisa pada hari biasa. Karena saya tidak bisa menemaninya. Begitu keluar apartemen kami, langsung jalan sedang sehingga benar-benar berbahaya jika anak-anak keluar sendiri.

Selama liburan di Jakarta setiap hari Riku jalan pagi dengan Opanya. Kadang ditemani Kei-chan anaknya Novi. Dua hari yang lalu, karena Kai juga sudah bangun pagi, kami semua berjalan pagi di depan rumah. Hmmm andaikan suasana hijau di depan rumah saya ini ada di Jepang juga. Mungkin memang saya harus pindah dari apartemen yang sekarang. Dan mencari perumahan yang masih terletak di bagian dalam wilayah saya. Saya tidak mau pindah dari Nerima-ku. Karena wilayah ini amat sangat memperhatikan kesejahteraan dan pendidikan bagi anak-anak. Setiap bulan ada tunjangan dari pemerintah daerah sebesar kurang lebih 5000 yen (400.000 rupiah) per anak. Belum lagi tunjangan kesehatan gratis sampai dnegan anak itu berusia SMP. Lingkungannya juga masih asri, dengan ladang-ladang sayur di sekitar kami. Desa dalam kota, demikian kami menyebutkan wilayah ini. Nerima-ku terkenal sebagai penghasil Daikon (lobak).

(Di dalam taman pembatas ada ayunan dan sedikit tempat bermain minimum. Masih jauh dari cukup, tapi daripada tidak ada…. Dulu waktu saya kecil, sama sekali tidak ada ayunan atau space bermain seperti ini.)

(riku di depan mobil pulisi endonesah hehehe….–kanan adalah foto kolam ikan yang kering sejak maraknya demam berdarah dan setelah gempa meretakkan dasarnya (ingat postingnya Mas trainer yang mana yah….) )

(Dengan 5 cucu nya Opa…rumah kami penuh dengan mainan, teriakan anak-anak dan kadang tangisan manja atau berkelahi…heboh deh pokoknya. Karena itu kami menamakan rumah kami TK mtb. )